Thursday 29 September 2016

Definisi Nama - Korelasi Nama dan Penyakit

Aloha~
Sudah lama baru ngepost lagi, sudah rindu sebenernya, otak ini sampe pusing ngejelimet mikirin dan inget-inget mau post apa haha. Kadang ide yang muncul itu gak selalu langsung ditulis jadi numpuk di otak dan sambil diinget-inget pas buka ms word biar tinggal copas aja di blog wkwk.

Postingan ini sebenernya lebih kayak klarifikasi eh gak deng tapi curhat kenapa banyak akun milik shalsa yang justru jadi shalsa amalia sedangkan nama aslinya adalah Shalsa Nurhasanah. Dan karena perbedaan nama ini membuat orang-orang seringkali salah tulis nama saya, pernah suatu ketika ada tugas kelompok dan editor kelompok itu adalah salah satu teman kelas dan nahasnya nama di PPT jadi shalsa amalia, dan juga pernah di buletin PEKA nama saya berubah jadi shalsa amalia.. Alasan mereka karena bingung sama nama saya hahaha (salah siapa coba shal? salah lo lah suruh siapa bikin orang-orang pusing wkwk). Dan lucunya, pernah salah satu teman SD yang komen karena nama di BBM saya itu shalsa amalia, sampe debat kusir malah wkk

Oke,  jadi gini, sebenernya nama saya saat ini adalah Shalsa nurhasanah, dan dulu dari saya lahir sampai saya berumur 5 tahun nama saya adalah Shalsa Nikmatia Amalia. Lucu kan ya namanya? imut-imut gimana gitu wkk 
Sejak menyandang nama Shalsa Nikmatia Amalia, orang tua saya seringkali bawa saya keluar masuk Rumah Sakit, ICU lah UGDlah malah sampai dirawat dan pernah suatu ketika hilang harapan hidup emm..
Sewaktu saya berumur sekitar 1 tahun dan belajar memakai roda bayi untuk belajar jalan, ibu saya cerita bahwa saya hiperaktif dan justru asik ngebut pakai roda haha (masih kecil udah sotoy), kemudian saya jatuh dari roda bayi dari ketinggan 30cm ruangan keluarga menuju dapur, tapi sedihnya jatuh saya itu membuat kepala saya berdarah dan langsung di bawa ke rumah sakit karena orang tua saya takut saya mengalami gegar otak. kemudian saya dirawat beberapa hari untuk pemulihan, dan alhasil saya ga bisa pakai roda bayi lagi (mungkin orang tua saya trauma haha).

Kemudian, masih diumur balita saya sering mengalami step/stuip alias panas tinggi yang menyebabkan kejang otot dan membuat saya gak bergerak dengan mata melotot, karena seringkali stuip maka seringpula saya dibawa ke rumah sakit dan diberi obat. 

Penyakit terakhir yang parah yang pernah menyerang saya adalah Demam berdarah dengue (DBD), penyakit ini membuat saya dirawat sekitar 2 minggu di rumah sakit Salak. DBD ini membuat saya memasuki masa kritis dan membuat dokter angkat tangan dan meminta orang tua saya tabah, karena infusan tidak bisa masuk ke kulit saya. pertama dokter memasang infus di tangan saya namun ada penolakan dan membuat tangan saya bengkak, kemudian dipasang di kaki tapi terjadi pembengkakan sehingga opsi terakhir dokter memasukan infusan ke kepala saya dan tetap terjadi pembengkakan. 
Karena sudah gak ada harapan lagi, orang tua saya berusaha menahan nangis karena waktu itu kakek saya sempat bilang ke ibu saya kalau seandainya saya meninggal maka mayat saya ingin dibawa di rumah kakek, Kakek ingin saya untuk terakhir kalinya ada dirumahnya. Meskipun ibu saya sudah keluar ruangan karena tidak tahan melihat kondisi kritis saya, namun almarhum kakek saya tetap berada disamping saya untuk menemani dan meminta saya untuk mengikuti beliau baca doa alfatihah, kemudian saya ikuti kakek baca doa dan kakek meminta dokter mulai memasukan infus ke tubuh saya dan alhamdulillah berhasil dan saya melewati masa kritis. beberapa hari kemudian saya pulang dan satu keluarga besar mengadakan syukuran dan berdoa supaya ini terakhir kalinya saya keluar masuk rumah sakit, karena selain biaya rumah sakit itu cukup mahal, hal trauma serupa gak ingin terulang lagi. beberapa keluarga besar bahkan memberikan kado ada yang beri saya baju daleman, dan CD anak-anak yang dibungkus kertas koran sampe tebel (Sumpah ini nyusahin bukanya wkwk) but over all saya selalu inget ini karena rasa sayang mereka terhadap saya. penggantian nama ini karena orang dulu percaya bahwa nama lama saya tidak cocok dan kepanjangan sehingga membuat saya sakit-sakitan. Tapi saya gak terlalu yakin sama kepercayaan ini.

Setelah mengganti nama tersebut saya udah gak pernah masuk rumah sakit lagi, meskipun masih suka sakit tapi gak pernah masuk rumah sakit. Dan entah mungkin karena kecerobohan saya ini seringkali membuat saya terluka bahkan sampai saya udah kuliah -__- . Dulu sewaktu saya SD saya sering tertusuk paku dan lidi baso, keserempet becak dan motor, nabrak tembok sampe jatoh, jatoh dari tangga, jatoh tiba-tiba pas lagi jalan dan waktu saya masuk kuliah TPB alias tingkat 1 saya jatuh di solokan dan membuat sendi pergelangan kaki saya bengkok dan bengkak alhasil gak bisa buat saya jalan [sumpah ini malu karena nangis di tempat umum saat jalan dan ini di asrama pas dijemput ibu :( ]
Pernah juga sih saya mengalami gejala tipes sampai waktu tes darah ke rumah sakit untuk jalan pun saya pegangan tembok. Jadi gejala tipes ini muncul bersamaan radang lambung dan pembengkakan amandel. Yup saya juga punya radang lambung dimana saya gak boleh terlalu banyak stres, makan pedes dan makan aneh-aneh. Badan saya lemas, pusing, gak bisa makan, dan gak bisa ngomong. ksrena sakit ini, saya gak bisa mengikuti ujian tengah semester sewaktu SMA, sampai sampai kakak kelas yang duduk disamping saya bilang "cepet sembuh ya biar gue ada temennya "
Sakit saya ini menghabiskan waktu seminggu di rawat di rumah, dan membuat saya harus mengikuti ujian susulan yang soalnya essay semua :(

Sebenernya, sampai sekarang pun saya masih suka sakit meskipun gak separah dulu yang sering keluar rumah sakit untuk dirawat paling saya cuma sering ke dokter karena darah rendah, radang amandel, dan radang lambung ( ini muncul ketika banyak pikiran, banyak tugas+kegiatan dan ketika mau atau lagi masa ujian). Karena seringnya saya sakit dan punya kekebalan tubuh yang rendah makanya ibu saya seringkali terlalu khawatir dan masih menganggap saya seperti anak kecil.

intinya sih, jangan terlalu percaya banget sama hubungan korelasi definisi nama dan anak yang sakit-sakitan, karena mereka gak punya hubungan apa-apa wkwk, toh saya sampai sekarang pun masih sering sakit yaa meski gak sampai dirawat. Meskipun saya sampai sekarang masih suka nama shalsa amalia, makanya jangan aneh karena media sosial saya hampir semuanya Shalsa amalia bukan shalsa nurhasanah. Meskipun nama nurhasanah ini dari idenya nenek saya yang artinya "Cahaya kebaikan" dan nenek saya berharap Shalsa itu bisa menyebarkan kebaikan ke semua orang, tapi saya masih ingin mengingat dan mengenang masa kanak-kanak saya yang bernama shalsa nikmatia amalia. Saya ingin mengingat masa dimana keluarga besar saya masih hidup, masih ada kakek, nenek, uwa dan ayah. 

Dan sudah hampir 22 tahun umur saya, sudah sepatutnya saya berterima kasih kepada sang pencipta, Allah SWT yang kasih saya kesempatan untuk menghirup udara di bumi ini dengan gratis. Karena bisa aja waktu saya DBD, Allah panggil saya tapi alhamdulillah saya masih disuruh bertakwa. Jadi saya sering menampar diri saya dengan surat Ar-Rahman. Inget ya sha.

Well, kepanjangan ya? yaudahlah ya biarin.. semoga yang baca ga bosen