Saturday 30 April 2022

First memories While I am Getting hurt


First time main ke timezone dengan perasaan hancur. Untuk pertama kalinya tatapan mata menyesal itu terlihat lebih tulus sekaligus menyakitkan karena memposisikan gue di tempat paling bodoh di seluruh dunia

Pas banget lagu tak lagi rindu
"Kembali terjadi. Kau mainkan hati
Tuk kesekian kali. Kau ingkar akan janji

Kau ubah segala. Cerita yang ada
Terbayang di asa. Yang kau bilang slamanya

Tak akan ada lagi percaya. Hilang sudah rasa di dada

Bila nanti ku pergi
Jangan kau pinta ku kembali
Karna ku tak ingin terluka lagi"

Beresin kamar, hati yang berantakan

Menjelang lebaran, gue berusaha beresin kamar karena beberapa hari ini sangat sangat bwrantakan. Gue buang buangin barang yang pernah gue simpen dan udah ga berguna. Tapi suatu hari gue menemukan selembar kertas tulisan tangan yang gue bacain historical di depan pasangan gue. Gue kira udah gue buang, tapi ternyata masih ada. Baca lagi itu membuat gue membuka memori menyakitkan lagi yang bikin jleb. Gue kembali mempertanyakan isi pikiran dan hati dia kala itu, yes aku kembali ke masa lalu dan ga hadir lagi di masa kini. 

Dulu waktu masih sekolah SD pernah baca hikayat soal pembohong yang bikin orang lain panik dan ingin nolong, tapj karena dia yang terlalu sering berbohong  akhirnya bikin banyak orang gak percaya lagi sama dia meskipun dia minta tolong dengan serius. Terlalu banyak berbohong membuat orang jadi sulit percaya.

"saat kepercayaan hilang akibat suatu kebohongan, untuk mengembalikannya bagaikan mendaki gunung yang terjal, butuh ketulusan dan komitmen yang tinggi"

Gue kadang suka berpikir kenapa masih sulit buat mempercayai setiap kata yang dia ucapkan, gue memikirkan apakah itu bernilai tulus atau engga, jujur atau engga. Otak gue terus mengolah dan menjaga diri supaya hati ga tersakiti (lagi). Gue juga benci harus melalui proses panjang dan jadi PR baru untuk percaya lagi. Karena ini berarti gue sekeras tenaga untuk berhenti berpikir bahwa semua manusia gak bisa dipercaya. 

Niatnya beresin kamar tapi justru hati yang berantakan

I see Me In so many perspektive

Pernah ga sih ngerasa ketika nonton film berkali kalo di waktu berbeda, ternyata kita punya perspektif baru sesuai dengan experince yang kita alami seiring berjalannya waktu?
Because I do dan film itu adalah The Intern

pertama kali nonton film The Intern, tertarik karena Ada Anne yang mana bikin gue cinta banget sama dia. Di sisi sosoknya mirip gue banget. Wanita ambis dan berpikir bahwa bersikap baik itu melelahkan, karena gue ga suka basa basi. Gue memahami dia sebagai seorang wanita karir yang ingin punya waktu buat anaknya termasuk anter anaknya sekolah. Tapi sayang, di sekolah anakmya banyak ibu ibu julid yang memandang wanita karir itu gabisa apa-apa karena fokus mereka hanya kerja. Dari gue jaman kuliah, temen gue paham betul, ambisi gue itu adalah wanita karir. I dont need love life to fullfill my life saat itu, so setelah momen putus jaman kuliah, gue ga merasa desperate ga punya pacar. Justru itu momen gue bahagia tanpa harus merasa malu dan kesepian. Gue bahagia dengan terus nambah skill, kenal banyak orang dan bisa pergi kemana mana sendiri. Bagi gue saat itu, memikiki pacar berarti menambah beban hidup di saat gue sedang bahagia dengan hidup gue. Gue sangat ambis, lulus kuliah kerja di media yang biss bikin karir gue jadi redaktur, gue juga ambis buat punya perusahaan sendiri. Tapi waktu semakin berlalu yang akhirnya bikin gue sadar, I want have children tapi sayang gue gak bisa membelah diri untuk punya anak, tapi punya pasangan bisa melelahkan. So saat itu gue tetap memilih jomblo dan sering berantem sama ibu yang menginginkan gue punya pacar karena gue yang sesibuk itu.

sosok jules yang mandiri yang selalu bilang I can do it by my self itu yang selalu gue katakan ke semua orang. Ibu pernah bilang "kamu ga pengen punya pacar apa? Nanti kalau kamu capek pulang kerja, ada yang bisa jemput kamu, ada yang bisa ngajak main kalau bosen". Gue selalu jawab dengan gampangnya "ada ojol kenapa harus punya pacar, aku hanya perlu punya uang untuk bisa pesen ojol. Dan jalan ga harus sama pacar kan? I have so many friends "men" untuk bisa gue ajak jalan dan makan atau nonton. I dont need kehidupan romansa yang melelahkan. Disini tujuan hidup gue masih gimana caranya gue sukses dan bisa jalan2 keliling dunia"
dan sosok ben ini gue temukan di adek gue yang selalu gue mintain advice dan dia juga suka ngasih saran yang sama. "Lakuin sesuatu kalau lu ingin melakukannya kak. Kalau gak mau jangan lakuin."

Seiring berjalannya waktu dan gue semakin berumur, kisah jules yang ini hit me so hard. Perasaan seorang wanita ketika tau pasangannya selingkuh dan merasa aneh karena dia udah sukses, udah berusaha balance antara keluarga dsn pekerjaannya. Tapi tetep ada celah si pasangan selingkuh. Apa yang kurang? Karena jules ga merasa dia merasa kurang. 
pertanyaan ben juga hit me so hard. Bukan menyalahkan diri sendiri apa yang salah dengan diri kita sampai bikin pasangan selingkuh. Tapi justru bingung apa yang dia cari dan ga dia dapetin padahal kita udah totalitas. Be a good girl padahal dia nyari bad girl atau challenging itu gak habis pikir karena ga habis pikir aja.
Rasa frustasi jules pun pernah gue alami, cari tutorial hidup di google berharap ada sstu artikel yang ngasih jawaban. Bisa gak sih orang yang selingkuh itu kapok dan ga selingkuh lagi? Atau bisa ga sih hubungan membaik setelah perselingkuhan terjadi? Bagaimana cara sembuh dsri trauma trauma menyakitkan itu? Sayangnya artikel google tidak membantu, kita tetep disiruh memilih sendiri jalan mana yang mau kita ambil. Karena semua punya resikonya. Tapi dibalik tetep ingin mempertahankan hubungan karena percaya your spouse more than that, dimana berharap bahwa otaknya bekerja dengan baik dan kembali setia. Sayangnya kita kayak jules dengan rasa frustasinya, sebagai manusia biasa tentu akan sangat marah dan benci bangetm itulah rumitnya hidup dan hubungan dua manusia yang terikat atas dasar cinta.

Persis kayak ben, apa yang kita lakukan punya karir besar, sibuk di pekerjaan dan menata karir ga serta merta pantas diperlakukan buruk entah itu dikasarin atau disakiti karena perselingkuhan. Bahkan orang yang cuek sama pasangannya pun gabisa dengan alasan dia soalnya cuek dan ga perhatian makanya gue cari tempat nyaman lainnya dan gue selingkuh. Itulah kenapa dalam menjalin hubungan kita perlu fullfill diri kita dulu sebelum orang lain, biar ga cari tempat lain ketika pasangan kita ga sebaik ekspektasi kita dan melakukan perselingkuhan.

yang pernah ngalami peristiwa yang dialami jules, gue rasa butuh ben dalam hidupnya sebagai penasehat hidup. Jules yang rela meninggalkan perusahaan yang dibangunnya biar hubungannya kembali membaik dan suaminya berhenti selingkuh itu cuma ilusi. No! Apapun yang kita lakukan, perubahan, pengorbanan yang kita lakukan ga akan pernah bisa bikin orang berhenti melakukan hal buruk pada kita kalau dia sendiri gak mau berhenti. Jadi menurut ben, terlepas Jules mau tetep menerima suaminya balik dan mengembalikan hubungan, jules ga pantes buat melepas perusahan yang dia bangun hanya agar suaminya berhenti selingkuh! CATET! Mau kita ngasih seluruh dunia agar pasangan kita ga selingkuh, kalau dsri dirinya gak mau berhenti selingkuh, makw dia gakan berhenti selingkuh. Cinta boleh, berkorban atas dasar cinta agar orang setia mencintai kita dsn menjadikan kita satu satunya itu yang gak boleh. Apalagi girls dont ever give your virginity ketika pasangan lu cari cewek buat diajak tidur dengan harapan dia berhenti ajak cewek2 diluar sana bobo bareng! Mustahil.
Terakhir, men why you need to see your spouse yang udah cinta banget sama lu nangis nangis frustasi hanya kelakuan dan kesenangan lu sesaat. Lalu balik dan bilang menyesal. Disini gue ga paham isi otak pria pria cem ini. 

Seiring berjalannya waktu gue melihat perspektif baru untuk gue melihat ke dalam lewat jules dan ben. Jangan pernah berhenti untuk menjadi versi terbaik diri sendiri bukan buat agar dia stay dan berhenti selingkuh. Tapi buat diri kita 

control your expectation

Mencintai seseorang itu dipenuhi ekspektasi yang tinggi juga ga cuma tentang hubungan tapi juga orang tersebut. Kata pepatah ekspektasi yang terlalu tinggi bisa membunuhmu. Dalam mencintai pun begitu

Satu satunya hal menyakitkan adalah berharap kepada manusia. Bukan karna orang itu yang gak baik, tapi gue berusaha menyadari bahwa dia hanya manusia biasa yang bisa bikin kecewa. Itulah manusia gak sih? Makanya katanya jangan pernah menggantungkan diri dan hati kita ke manusia, karena sungguh amat melelahkan.

Tapi rasa kecewa yang kita alami itu muncul karena kita berharap, kita terlalu keburu bahagia dan pikiran kita melampaui masa kini. Mengambil prinsip stoicism yang dalam beberapa tahun terakhir gue pelajari. tindakan, omongan, perilaku yang diluar diri itu gak akan pernah bisa kita kendalikan. Termasuk pilihan orang lain yang ternyata menyakiti dan membuat kita kecewa. Karena kita berharap orang lain itu berperilaku sesuai apa yang kita lakukan ke dia. Dan kecewa itu hanya feeling yang sifatnya datang dan pergi. Tapi gabisa gue abaikan karena gue gamau mengabaikan perasaan gue, dan gue juga gamau pretend Im okay padahal ga baik2 aja hanya karena ingin jadi wanita baik dan pendamping yang pengertian. My happiness is important too. Sayangnya kebahagiaan itu muncul salah satunya dengan jujur. 

Jadi inget dulu beberapa tahun sebelum pandemi dan di saat menjadi manusia belum se hype sekarang, aku pernah ikut event yang mendatangkan vidi aldiano dan mas adjiesanputro. Mas adjie pernah bilang " dalam konteks mencintai, pasti ada ekspektasi kayak aku mencintaimu supaya kamu mencintaiku. Aku memahamimu agar kamu memahamiku, padahal cinta yang tulus itu memberi bukan transaksi", tapi so sorry level mencintai gue belum yang I do everything for you, so do everything what u want because I love you. Gue masih memiliki ekspektasi bahwa pasangan gue bisa tulus mencintai gue juga, bisa meluangkan dan memprioritaskan gue juga, bahkan bisa setia juga. 

Tapi sesungguhnya, setelah banyak kejadian yang menimpa gue, gue sekarang belajar untuk pelan-pelan untuk menurunkan ekspektasi. Ketika seseorang gabisa setia, berarti level dia ada di level bawah yang mana ga akan relate sama prinsip hidup gue yang monogami. Ketika seseorang gak bisa memberikan waktunya fully buat gue, berarti ada hal lain yang jadi list prioritas utama dia dan bukan gue. Mengacu lagi sama stoicism, ketika gue bukan prioritas, atau ketika pasangan berpaling its mean enough for waiting. Berarti gue bukan orang yang tepat buat dia dan dia pun bukan orang tepat buat dia. Hidup terkungkung batas ekspektasi yang menjerat itu melelahkan. Sekarang gue lagi di tahap ingin hidup damai lagi, bukan berhenti nangis, bukan berhenti ga punya masalah, tapi gue ingin kembali membalikkan fokus ke diri gue. Apa yang gue mau, apa yang gue bisa dan apa yang sedang ingin gue jalani. Sambil menurunkan ekspektasi bahwa pada dasarnya hubungan dengan manusia itu melelahkan memang.


Nemu kalimat ini yang ternyata kutipan dari spongebob, gue jadi realize bahwa cukup kendalikan yang memang bisa diri kita kendalikan. Orang lain di luar kendali kita. 
Kita ga akan bisa bikin orang lain setia dengan kita kalau dia memang ga memilih buat setia
Kita ga akan bisa bikin orang lain punya perilaku dan tutur kata baik tanpa menyakiti kalau dia ga memilih itu
Kita ga akan bisa mengubah sikap orang lain terhadap kita

Jadi dari pada fokus untuk mempertahankan mengendalikan apa yang harus orang lain lakukan ke gue, gue coba turunkan ekspektasi gue. Dia adalah manusia biasa yang bisa salah, bisa gagal lagi untuk berubah karena gue bukan Tuhan yang bisa ngatur kehidupan atau langkah yang diambil orang lain. Tp cukup fokus membalikkan ke diri sendiri. Kalau ternyata setia hal yang sulit pasangan kita lakukan, gue punya pilihan buat stay dengan rasa ikhlas dan sabar. Kalau sabar dan ikhlas sulit gue jalani maka gue lebih baik pergi. Gue bilang ke diri gue, pisah karena memilih kedamaian ke diri sendiri bukan hal yang salah. Jadi kalau pasangan gue someday cheating on me, pisah akan gue ambil meskipun udah punya anak. Karena gue udah gabisa menghormati tipe pria yang lebih memilih berpaling dengan mudah. Sedangkan gue gabisa menjalani hubungan tanpa rasa hormat di dalamnya.

Dan hei you, my self you always can do everything, I trust you ❤
Janji ya kamu harus bisa kontrol ekspektasi kamu ke orang lain. 

People going crazy

Gatau dari mana pemikiran ini bermula, tapi orang-orang yang dapet perlakuan buruk tanpa tau alasan salahnya dimana, dikasarin tiba-tiba lalu society bilang "udah minta maaf aja. Percaya aja. Apa salahnya minta maaf. Jangan ribut malem-malem berisik, sebagai seorang istri harus sabar blablabla"
Kek pen bilang, sini lu gantiin posisi dia. Enak banget komennya. Tapi serius, suaminya gilak. Main kasar tiba2. Dan polisinya lebih gila, korban abis dikasarin disuruh minta maaf biar cepet kelar?
Emosi banget jir

Kalau Gue, gue tidak akan memaafkan orang yang melakukan perilaku kasar ke gue, kalau seandainya suami gue naudzubillah kasarin gue bikin luka dan trauma secara fisik. Ga akan gue bikin hidup dia tenang. Karena keluarga gue ga pernah sedikit pun ngasarin gue. Jadi kalau ada sosok pria janji udah bahagiain gue depan keluarga, depan Tuhan tapi dia ingkar. So sorry, gue lebih memilih ga akan mau hidup sama dia dan memilih perceraian meski dibenci sama Allah. I deserve better right? Termasuk better life secara raga dan batin. Jangan pernah mau sakit jiwa bertahan dalam hubungan abusive hanya karena takut sendirian atau kesepian. Gue selalu bilang berkali kali ke diri gue untuk ga pernah takut sama kesepian dan kesendirian, karena hidup itu sendiri sementara. Mungkin kita besok mati, i dunno. Tapi jangan pernah membiarkan diri untuk mati dibunuh perlahan sama orang lain. 

Dan sesungguhnya selain pria yang tukang selingkuh gue membenci pria yang main kasar. Gue ga paham sama tipe cowo begini, apa ngerasa hebat ya? Lebih kuat lebih punya banyak tenaga? Gatau yang pasti sakit jiwa

Tuesday 26 April 2022

Penuh kenangan

Kemarin diingatkan kembali 1 tahun lalu menghabiskan waktu berdua dan percaya aku satu satunya yang dibikin bahagia. Tapi ternyata semua sebelum terlihat bodoh

Aku gatau setiap memori bersama itu dia anggap apa ya? 
Setiap kali mengulang waktu yang penuh dengan memori, sebelumnya aku merasa bahagia. Sekarang gatau apa yang dirasakan, lebih ke campur aduk. 

Aku pengen percaya setiap kalimat yang dia ucapin, aku pengen percaya tatapan mata penuh penyesalan. 

Ternyata...


Kadang ada momen aku mikir ketika orang melakukan kesalahan lalu menyesal dan minta maaf. Kayak case closed, tapi yang jadi korbannya justru harus terus berdamai dan punya banyak PR. Ketika proses memaafkan udah selesai, masih banyak PR beresin trauma dan rasa sakit karena gak mudah. Sekali kegoyang dikit ambyar lagi kan berabe.

Ku kira udah clear udah pengen let it go dan baik baik aja. Tapi ketika ada nomor familiar muncul rasanya tremor lagi, kesel lagi walaupun berusaha percaya tapi bagian dalam diri bisikin untuk ga dibegoin lagi biar ga bego. Malem-malem duduk diem saling mengabaikan gak enak, tapi aku mencoba regulasi segala perasaan apa yang lagi muncul, pikiran apa yang muncul. Karena segala kalimat yang keluar awalnya membuat aku ga percaya, aku takut mimpi aku bener. Aku takut salah ambil langkah lagi untuk percaya. Terlalu sakit sampe percaya tuh kayak susah nemuin tempat. 

Ternyata still hurt, ternyata sewaktu waktu gampang kesenggol dan runtuh. Dan kembali mempertanyakan "kenapa ya orang mudah menjalani sesuatu tanpa pikir panjang. Kenapa orang dengan mudah memilih tindakan tanpa mikir apakah itu nyakitin orang lain atau engga" 

Mau percaya tapi diri gue meminta gue untuk ga percaya. Untuk ga jatuh dan dibodohi lagi. 

PR gue banyak ya ternyata, bangun diri biar lebih kuat buat lebih percaya tapi dipatahin lagi, lalu gue bangun diri lagi biar lebih kuat dan inginnya percaya lagi tapi gue takut sewaktu waktu dipatahin lagi. 

Friday 22 April 2022

When Uncouncius mind telling me something..

Beberapa hari ini something wrong happen, otak gue kayak ngasih sinyal ke diri gue entah karena traumatic momentnya masih terus muncul atau karena gue terus mempertanyakan pertanyaan tapi gak pernah gue tanyakan ke dia. 

Gue beberapa hari lalu mimpi gue sama dia berakhir di pernikahan sampai kita punya anak yang lucu 3 tahun laki laki. Kita bahagia tapi sayang, hubungan gue dan dia harus berakhir. Gue memutuskan untuk cerai, dan di mimpi gue, gue mengantarkan anak ke rumah dia buat qtime sama dia. Tapi saat mengantarkan anak, gue ga tatap mata dia, persis momen ketika gue kalau marah atau kecewa sama dia, gue gamau tatap mata dia. Tapi di satu sisi harus pretend okay di depan anak. Dalam mimpi gue rasanya berat banget.

Hal yang terjadi sama gue terus membuat gue mempertanyakan konsistensi dan keinginan dia apakah emang dia mau dan bisa sama gue terus. Gue juga gatau kenapa otak gue ngasih sinyal mimpi kayak gitu terus. Bahkan tadi malem gue mimpi sakit hati lagi sama dia. Disaat gue udah taruh kepercayaan lagi ke dia, tapi dengan mudah dihancurin. Di dalam mimpi itu, gue ngeliat dia masih kontekan sama cewek lain tapi lewat akun instagram lain yang sengaja dia buat. Gue rasa ini ketakutan gue karena melihat pola dia yang lalu yang menghancurkan gue segitu dahsyatnya, jadi mau belajar percaya juga tetep susah karena perbuatan dia bikin gue susah percaya. Gue hanya takut kalau dia beneran melakukan itu tapi masih ingin mempertahankan gue. Sehingga setiap kali ada perubahan kecil dari diri dia membuat gue selalu ingin mundur karena gue mengira konsistensi yang dia lakukan itu berakhir.

Selesai mimpi perasaan gue campur aduk, ada perasaan takut, jadi penuh cemas, ada perasaan marah. I am happy with him but I am not happy with him. Dua hal yang berjalan barentan. Gue happy karena dia yang menunjukkan rasa sayang ke gue dan keseriusan. Tapi Iam not happy with him karena berjalan dengan kehati hatian, gue merasa ga aman kalau kalau dia begitu lagi. 

Gue selslu ingin menggenggam masa depan, gue ingin memastikan masa depan gue baik. Sehingga gue takut untuk melangkah, gue takut salah langkah dan gue takut salah menilai karena rasa cinta gue ke dia. Tapi yang pasti yang gue tau, gue masih trauma dan masih luka. Ga gampang menyembuhkan luka itu. Tapi semoga bisa pulih dan kembali ke sedia kala ❤
I know it just dream, tapi sebenernya ada yang mau disampaikan lewat mimpi. Gue sedang sibuknya menjalani hidup sambil menjalani hubungan gue tapi jauh di lubuk hati gue, gue waswas dan ga merasa aman, ga pernah merasa aman lagi semenjak kejadian januari itu. Ketika gue ga berantem bukan bersrti gue baik baik aja, memaafkan dan melupakan seolah itu ga berdampak apa-apa bagi gue. Sayangnya perbuatan dia sangat berdampak pada gue atas kekacauan emosi dan pikiran yang muncul. Gue harus ekstra usaha untuk mendapatkan kestabilan diri gue lagi.

Bisa jadi mimpi itu bentuk proyeksi dari rasa takut kita, hal yang sering kita ingat atau skenario jika itu terjadi pads hidup kita di dunia nyata.
Mimpi yang muncul sometimes itu bukan cuma bunga tidur, tapi respon alam bawah sadar yang paham betul soal emosi kita. Ada cara kerja otak disana. Kayak kata dr andreas ini : 

Semoga itu cuma mimpi, semoga dia ga selicik dan sejahat itu. Karena kalau dia kayak gitu. Gue gatau harus benci dia dari sudut mana dan gue gatau harus melihay kebaikan dia dari mana.


Mencintai Dengan rasa hormat

Gue selalu mencari orang yang bisa gue jadikan pasangan dengan memenuhi poin yang gue nilai, salah satunya dia bisa jadi orang yang gue hargai. Gue hanya bisa hidup sama dia kalau gue bisa menghargai dia. Kalau engga berarti udah saatnya walk away.

Minggu lalu, gue diajak ke acara bukber club yang dia dirikan saat kuliah dan dia disana sebagai founder. Beberapa orang menyapa dia dan excited melihat kedatangan dia. Aniwei aku suka gaya baju dan warna yang dia pakai saat itu. First time dateng dan dikenalkan secara langsung dan ngobrol bahkan ada anak-anak yang diminta buat jadi panitia WO dan adek kelasnya excited bahkan nanya kapan. Di saat itu gue berpikir sejenak dalam benak gue muncul sekelebat pertanyaan "dia beneran serius gak sih sama gue?". Meski udah menjalani hubungan yang lama dan sebelumnya gue percaya akan keseriusan dia. Tapi sekarang justru gue jadi mempertanyakan lagi "tau dari mana pria itu serius mau menikah sama kita? Why?". Apa memang karena kepercayaan gue udah hancur dan gue lagi menata ulang kepercayaan gue terhadap dia ya yang membuat gue terus mempertanyakan dia.

Karena poin yang gue liat salah satunya adalah pria itu harus gue hormati dan kemarin hilang sudah hormat gue ke dia karena kesalahannya. Tapi akhir-akhir ini gue melihat keseriusan dia dalam menjalani hidupnya. I mean, dia punya effort, dia juga bisa passionate tapi sayang seringnya ga konsisten jadi bentuknya semangat di awal. Gue hanya berharap semua langkah baik yang dia ambil sifatnya konsisten. Dia harus tau tujuan dia dan tujuan itu harus baik sehingga gue bisa menghormati dia dg segenap hati gue.

Di saat acara bukber itu, gue melihat dia senyum ngeliat adek-adeknya. Gue jadi tau alasan dia selalu dateng ke acara ini, disaat gue manusia ambis yang never get enough selalu merasa udah bukan kolam dia lagi untuk datang ke sana, udah saatnya dia ada di kolam yang lebih besar. Tapi dia bahagia meski gue juga tau dia merasa udah bukan waktunya dia lagi disana apalagi ngurusin segala tetekbengek dunia kuliahan. Gue melihat sesuatu dari dia yang gak ada dalam diri gue, "feel enough". Gue selalu melihat kolam yang besar, terus melihat kolam besar sehingga gue gak pernah santai dalam hidup gue, ga pernah puas karena gue melihat ke atas dan gue merasa yang gue lakukan itu masih kurang. Sedangkan dia selalu bangga dengan smallest things yang dia buat, di saat gue merasa itu hal kecil. I never feel bless karena memang obsesi ambis ini terus ada, gue merasa harus terus berlari karena pencapaian gue gak pernah cukup. Gue jadi mempertanyakan ke diri sendiri, pencapaian apa yang bikin gue merasa cukup yah? 

Lalu akhir akhir ini gue ga tau kenapa dia bener-bener flip dan ambis banget cari tempat les. Its good things sih memang, dan gue sangat bangga dengan itu. I never expected dia harus jadi orang A sehingga gue bisa bangga atau dia harus punya barang-barang mewah sehingga gue bisa bangga, atau dia harus punya posisi manager director sehingga gue bangga. No. Gue bangga karena dia yang konsisten. Seandainya gue ketemu dia bukan di saat dia ngurusin ayahnya, gue rasa dia akan jadi orang yang gue lewatkan, karena sampai di pertemuan tiga gue belum click dan justru pengen kabur terus, gue merasa kita gak akan cocok untuk menjalin hubungan. Tapi gue selalu melihat konsistensi dia. Di sela waktunya yang sempit dia ngurus dna bulak balik kesana kemari. Gue tau dia pun capek tapi dia lakuin terus karena dia sayang keluarganya. Di saat dia kayak gitulah gue merasa hormat ke dia dan ingin jadi bagian dari keluarganya. Tapi saat menjalani itu gue melihat dia selalu fokusnya orang lain bukan diri dia. Gue ingin dia menjalani hidup dengan fokus utamanya diri dia baru gue. Gue ingin dia menjalani hidupnya dengan baik untuk dirinya, keluarganya maupun gue. Sehingga ketika baik yaudah luar dalam akan baik. Bukan hanya kesan baik yang dimunculkan. 

Gue melihat dia selama ini memunculkan persona pria baik, tanggung jawab, setia, selalu ingin membahagiakan. Jadi ketika aslinya terbongkar, rasa hormat gue itu sempat hilang. Tp bukan berarti dia gak baik, dia baik cuma gue merasa setiap omongannya cuma pemanis aja karena lain di lidah lain di tingkah laku. Gue ingin dia menjalani hidup dia yang utama itu dulu dengan baik. Bukan cuma baik untuk dilihat orang lain baik, tapi baik karena emang dia baik. Sehingga bukan jadi people pleaser. Gue juga sempet ada pertanyaan di otak gue "dia mau menikah sama gue karena mau menyenangkan orang tua dan keluarganya karena keluarganya yang suka gue, atau karena dia memang mau menikah sama gue ya? Karena pencarian dia berhenti sampai di gue?". Karena gue gak mau jadi beban atas permintaan sekeliling dia, gue pengen gue jadi pilihan dia karena memang dia ingin memilih gue.

Beberapa hari ini, gue melihat dia passionate buat belajar bahasa inggris. Gue seneng banget liatnya. Karena pada dasarnya gue suka ketika seseorang passionate, seseorang ambis untuk mengubah hidup dia jadi lebih baik. Gue selalu percaya he more than that, dia lebih dari yang dia tau dan mampu. Selama dia konsisten. Dia coba cari beberapa tempat les inggris dia compare harga dan kurikulum sampai rela telp gue buat minta saran. Gue senang merasa dibutuhkan untuk diskusi karena gue senang dia mau berubah jadi lebih baik. Gue selalu berpesan sama dia untuk terus on track di jalan yang benar karena ketika jalan dia lurus, insya Allah satu persatu keinginan dia akan terkabul. Gue pun ingin dia sukses, karena gue percaya dia sukses. Gue sangat suka membantu dia dan kalau emang dia akan jadi lebih dari gue, lebih pintar, lebih bagus karir dan gajinya. Gue akan merasa bangga sama dia. Basically gue memang suka pria pintar tapi down to earth, gue suka diajak diskusi dan diajak bareng-bareng dari nol. Karena gue butuh pria yang gue hormati, tentu aja pria setia. Karena kalau ga setia, hilang sudah rasa hormat gue ke dia. Gue bisa diajak bareng bareng, gue butuh balasan sesimple setia dan menjadikan gue satusatunya dan gak mengecewakan aja, diluar itu bonus, kalau ternyata dia sukses karirnya dan bisa ngasih gue ini itu gue anggap bonus. Gue juga butuh konsistensi dia dalam hidupnya dan juga dalam mencintai gue. 

Ketika gue mendoakan dan ngasih semangat ke dia, itu from truly deeply my heart banget. Gue ingin hidup dia baik, gue selalu bangga sama dia tapi dia sering kali gegabah. Gue berharap perubahan dia konsisten, gue berharap dia ingin hidup dia berubah demi diri dia dulu, abis itu buat keluarganya. Gue berharap dia meninggalkan jejak buruk dia dan melangkah maju dan bukan mundur lagi sampai bikin gue ga menghormati dia. Karena gue gabisa menikahi pria yang gak gue hormati, dan rasa hormat gue muncul ketika dia konsisten, gak mudah berpaling apalagi tergoda untuk jalur simple. Semoga setiap langkah yang dia ambil mulai sekarang dia pertimbangkan dengan matang.

Thursday 21 April 2022

Bitter Life

Kemarin scroll twitter dan nemu curhatan cewek yang ketemu cowo di bumble manis banget di awal dengan iming-iming rayuan gombal seribu kata tapi bikin depresi di akhir. Katanya awalnya manis banget, bener-bener pengen ngajak serius, tapi akhirnya hs dan ternyata itu cowo main dating apps lagi, manipulative dan pergi gitu aja. Sampai akhirnya terlalu geram, bikin si cewek ini spill di twitter. Jadi emang ini cowo main dating apps, menggombal seribu jurus kata buat ngajak cewek-cewek hs. Damn banyak cowo begini di dating apps. Pesan saya, tiati ah kena penyakit menular seksual, masuk sana sini.

Geram banget dari dulu sama tipikal cowo begini. Deketin cewek manis-manis bilang mau seriuslah, gak mau main-mainlah, mengumbar janji nikah trus ketika ceweknya udah terperangkap diajak hs dan ditinggalin. Pengen teriak depan kupingnya pake toa "how dare you?!". Kok ada orang gak ngotak ya? Kenapa otaknya gak dipake buat hal yang lebih baik gitu. Yang lebih ngeselinnya lagi adalah, dia bilang gini "aku mau berubah, aku gamau begini, aku juga Islam". Wtf, apa hubungan lu ngaku islam anjir bilang mau berubah. Berubah ya berubah gak pake alasan islam. Berubah ya karna lu pengen berubah, jadi orang lebih baik. Dan perubahan itu butuh tekad yang kuat, pertanyaannya mampu ga lu bos?! *serius emosiii bacanya rasanya pengen lempar hp gue saking gedegnya sama tu cowo*

Tapi sayang, ketika si cewek ini spill perbuatan pacarmya di twitter dia masih menanti perubahan dan tekad baik si cowo buat dinikahin. Awalnya dia bilang buat pelajaran cewek2 di luar sana, tapi di akhir dia bilang masih sayang. Tapi di chat sama cowonya dia bilang dia pengen spill biar cowonya hancur karena dia juga hancur lalu dia bunuh diri. Akhirnya thread dia ini bikin kecaman netizen twitter yang jari jarinya pada pedes. Banyak yang bilang "jangan ngarep serius kalau ketemu cowo di dating apps, kalau pacaran consent yaudah sih sama2 mau sama2 enak ketika sex kenapa jadi playing victim, bucin boleh bego jangan". Gue ga paham sama orang-orang ini, oke kalau memang ini cewek salah pake spill pacarnya yang brengsek di twitter dan berperilaku sebagai korban. Faktanya memang si cewek ini korban manipulasi cowonya. Dan untuk yang memang menganut paham budaya barat di indonesia tentang sex for fun, sometimes ga perlu juga judge si cewek ga sih? Bener2 yang komen gak ada empati.

Tapi gue juga ga setuju soal revenge dengan spill di twitter kelakuan cowonya yang bejat. I mean, kalau hati kita udah hancur diselingkuhin ga perlu nambah kehancuran lagi dengan membuka peluang dihakimi netizen gak sih? Kalau ga terima, spill lah ke keluarga pasangan lo karena biar sosok bejatnya ga ditutupi sosok alim yang dikenal keluarganya. Kalau emang mau begitu. Kalau gak mau, tutup pintu jangan buka lagi, karena peluang diselingkuhin lagi itu ada. Pertanyaannya, yakin gak mau menjalani resiko besar itu? Nikah gak akan bikin orang yang bejat lalu jadi berubah 180 derajat. Orang berubah ya karna dia pengen berubah. Bisa jadi orang tersebut terpaksa baik berubah depan kita kan tapi dibelakang masih main cewek. Jangan pernah mau menikah sama orang yang bahkan gak berinvestasi ke diri kita, capek. Kasian diri kita, hidup sendiri aja udah capek ini ditambah hidup sama orang yang gak menghargai kita, double capek. Why you need to marry with bastard?

Aniwei gue baca ini di kereta posisinya ada pasangan gue dan bikin gue merenung sesaat. Sensasi traumatic moment muncul lagi tentunya. Seketika gue memalingkan pandangan gue dan dalam hati "I am afraid to trust you again". Tapi Im so proud of my self karena bisa ambil jarak sama emosi untuk kemarin. Gue hanya gak bisa memastikan masa depan, sayangnya. Gue meyakinkan diri gue untuk "jika memang gagal, maka akan gagal and that's okay. Kamu lebih kuat dari kegagalan itu. Dan jika dia kembali berpaling, udah saatnya berhenti menyakiti diri untuk berharap maka lepaskan".

Gue sangat membenci pria yang main dating apps, michat, main game dengan tujuan berkhianat. Its mean coward, mereka ingin terus menggenggam kenyamanan mereka akan masa depan yang lebih baik tapi mereka gabisa berhenti untuk bermain. Dan itu tandanya bukan pria dewasa. Karena manusia punya akal tau apa yang baik dan buruk. Kalau emang udah ga cinta, bilang. Kalau bosan, bilang. Kalau emang ga serius, ya bilang. Kenapa memilih berkhianat dan keukeuh sama bohong demi kebaikan? Gue juga sangat amat membenci pria yang nyari cewek lain untuk dia tiduri tapi mempertahankan ceweknya untuk dinikahi. Why? Dan sesungguhnya gue penasaran isi pikirannya. Berkhianat ya berkhianat aja. Selingkuh ya selingkuh aja. Itu tanda belum siap berkomitmen. Dan anehnya nih cowo2 jaman sekarang, terlalu mengumbar deketin cewek dengan "aku cari yang serius, gak mau main-main" oh damn mudahnya ketikan tangan ya.

Saking bencinya, gue rasanya ingin banget cowo2 begini hilang dari muka bumi. Setiap kali liat cerita cowo2 yang begini, bawaannya emosi. Dan gue juga benci banget cewek2 yang di indosiar, terlalu baik. I mean i dont like it, kenapa ada orang baik seperti itu? Diperlakukan kasar tapi cuma bisa berdoa dan nangis. Diperlakukan gak baik tapi cuma bisa nangis dan keputerlah lagunya rossa "kumenangism.. membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku". Dulu gue membayangkan seandainya gue diperlakukan gak baik, yang gue akan lakukan adalah membuat dunia tau betapa busuknya dia. Now, I just need ketenangan dari segala kusutnya hati, pikiran dan menata dan mengolah segala trauma yang muncul. Katanya ya jangan terlalu membenci, nanti gak ada jarak dan justru bikin kita jadi seperti yang kita benci. Damn hurt ya. Hidup hidup gini amat.

Tapi dari segala overthinking akibat liat curhatan cewek twitter itu. Gue menyadari banyak hal :
1. Dont trust too much apalagi ke manusia. Layaknya iman, perasaannya pun naik turun. Tapi sayang itu di luar kendali kita. Yang dalam kendali kita hanya "mampukah menghadapi naik turunnya perasaan manusia itu? Kalau mampu stay, kalau engga leave"

2. Gak ada satupun di dunia ini yang bisa mengubah perilaku orang lain, even dia cinta kita. Ibu yang melahirkan kita aja gak bisa mengubah kita. Ketika seseorang gak berubah, berarti ya itu diri dia yang asli dan gak bisa kita handle jadi tinggalin aja. 

3. Menikah gak akan merubah sifat seseorang. Justru yang terlihat malah lebih buruk iya. Nethink memang, tapi beneran. Gausah berharap nikah bisa di treat kayak cinderella yang ketemu pangeran. Apalagi cowo2 di drakor yang fiksi 🥲. 

4. Dengan siapapun kita menikah, pasti akan ada masalah. Jadi tanya ke diri sendiri. Siap gak menghadapi masalahnya? Kalau gak siap kamu punya pilihan buat pergi

5. Kalau lagi awal pacaran dalam 6 bulan pertama jangan percaya itu sifat aslinya. Mungkin itu hanya kamuflase dan cara kerja otaknya aja, aslinya liat di satu tahun. Bisa ga konsisten terus kayak gitu? 

6. Terserah apapun budaya yang kamu anut, budaya baratkah atau timur. Yang pasti, semua ada konsekuensi. Dan ketika menganut budaya barat yang bersrti sex before married, gausah bawa2 agama di mulut doang. Jangan mentang-mentang Tuhan lo ga keliatan trus enak enak ngelakuin tapi ketika ketauan nyesel dan bawa2 agama. Hellaw, masih waras?

7. Semua orang berpeluang untuk berselingkuh. Karena selingkuh itu pilihan. Sayangnya orang yang udah pernah selingkuh punya peluang 6x lebih tinggi dibandingkan orang yang belum pernah selingkuh. Makanya orang tersebut perlu sering intropeksi diri, perlu sadar sama setiap langkah yang dia akan lakukan. Makanya ada istilah one cheater always be cheaters. Karena bukan mereka ga menyesali perbuatan selingkuhnya, karena kecanduan dan candu kalau dihentikan butuh effort dan awareness sama isi pikiran. Tanya ke diri sendiri kalau gue melakukan A bisa mengarah ke selingkuh gak ya? Kalau gue melakukan B bisa akhirnya berujung selingkuh gak ya?

8. Dont ever make a promise that u can keep. Berjanji akan selalu setia, berjanji gak akan menyakiti, berjanji akan menjadikan pasangan satu satunya dalam hidup. Berjanjilah untuk selalu menepati janji yang udsh terucap

9. Kalau akhirnya menikah tapi diselingkuhin, dikasarin its okay kok buat pergi. Cerai memang dibenci Tuhan tapi jangan menyakiti diri dengan terus ada dalam hubungan menyakitkan ketika diri kita ga sanggup. Tuhan kan ga suka kita terus menyakiti diri sendiri. Jadi cerai juga bisa jadi best choices.

10. Libatkan terus Tuhan dalam setiap langkah, karena banyak banget bisikan setan dan kita terlalu lemah untuk ga pegangan sama siapapun. Jadi pegangan aja sama Tuhan untuk biar dikuatin dan dilapangkan hati dan tentunya diberikan ketenangan. Karena hidup ga tenang itu melelahkan

dan untuk siapapun yang pernah disakiti orang orang yang pernah singgah atau masih membuka peluang dengan harap 1% perubahan. Yakinlah kamu kuat. Ketika dia melakukan kesalahan, atau kamu melakukan kesalahan coba tenangkan diri ambil jeds untuk ga memikirkan dia, tapi pikirkan diri kamu sendiri. Diselingkuhi sakit memang, memberikan segalanya buat orang yang kita sayang tapi diabaikan gitu aja sakit memang, tapi jangan pernah membunuh diri sendiri karena itu. Kasian diri sendiri udsh lelah menjalani hidup dan tambahan masalah belum lagi overthinking yang menjadi jadi. Kalau gak sanggup jalan sendirian, trust me diskusi sama profesional membantu banget. Ya masalahnya tetep ada, faktanya tetep tersakiti tapi setidaknya ada orang yang bisa objektif membantu mengurai isi pikiran. 

Wednesday 20 April 2022

Revenge?

Beberapa hari ini jadi lebih banyak memperhatikan segala isi pikiran yang terus berusaha ingin didengar. Dengan segala kekusutan hati dan pikiran ini, ternyata cukup amazed dengan diri sendiri bisa berhasil aware atas pikiran yang muncul. Tapi bukan berarti udah ga trauma, udah ga sakit atau udah lupa kayak memori menyakitkan volatil gitu aja. Bukan itu

Pernah suatu ketika ingin rasanya balas dendam atas segala perlakuan tak mengenakan yang bikin gak hanya isi hati kacau tapi juga pikiran dan hari. Sebagai manusia yang gak sempurna dan jauh dari kata manusia baik, ada juga keinginan jahat untuk balik menyakiti dan melihat seberapa sakit orang itu, biar sadar kalau perlakuannya udah jahat dan bikin trauma. But I realized, sisi jahat ini membuat gue sadar bahwa luka masih menganga dan memang gak mudah buat memaafkan. 
Tapi gue berhasil melawan keinginan itu, hanya jika seseorang jahat, melakukan hal keji dan bikin kita sakit bukan berarti kita perlu melakukan hal yang sama bukan? Gue memutuskan untuk komunikasi batas mana yang boleh gue lakukan dan hal yang bisa melanggar sebuah hubungan. Gue gamau hubungan gue menjadi bentuk balas dendam atas perlakuan dia ke gue. Not because I am good person dan diingat sebagai seseorang yang "baik" maupun "tulus", gue hanya gak mau membuat prinsip yang gue bangun akhirnya runtuh gitu wjq. Anggaplah itu bentuk gue belajar self love dan menghargai diri gue. Gue percaya dengan gue menghargai diri gue, gue pun akan menghargai orang lain. Dengan gue memegang prinsip dan terus on track, gak mengkhianati diri gue, gue pun gak akan mengkhianati orang lain.

Di saat proses gue belajar aware apa yang terjadi dengan diri gue, belajar mendengar segala isi pikiran gue yang kusut, hati yang terluka dan kondisi tubuh yang minta diperhatiin. Gue menyadari satu hal tentang memaafkan, traumatic moment dan memegang kendali masa depan. Chaos memang, berkali kali ambyar lagi. Tapi so what? That's life bukan? 

Otak manusia memang terdesain untuk berusaha ngasih sinyal agar kita gak terluka lagi dan bentuknya lekat banget sama overthinking. Aniwei bagian otak mananya, pernah dibahas sama dr jiemi tapi sayang gue lupa. Tapi setiap kali sinyal trauma, overthinking muncul dan itu menghasilkan kondisi fisik jari ngetuk meja, panas dingin, jantung berdebar dan kaki gabisa diem, gue menyadari bahwa gue lagi gak baik-baik aja. Proses membawa diri ke masa kini itu berat tapi berhasil dan gue berusaha untuk ga push diri gue untuk bisa balik ke gue sebelum terluka. Karena faktanya gue terluka and that's okay.

Trust me, gue ga sebaik itu sehingga mudah memaafkan dan ikhlas. Bahkan gue gatau cara ikhlas itu gimana. Tapi gue mikir akhir-akhir ini, bertahun tahun gue mencari definisi kebahagiaan dan melepaskan untuk menerima kenyataan bahwa gabisa selalu bahagia, sehingga tujuan gue akhirnya bukan mencari kebahagiaan lagi melainkan ketenangan. Pergi konsul ke profesional karena merasa something wrong, gue ga pernah tenang buat tidur malem, gue ga pernah tenang buat melakukan sesuatu, isi pikiran kusut dan berisik dan akhirnya setelah bertahun tahun, gue mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan sekaligus. I met my partner, my loves one, of course Im happy with him. Stiap saat rasanya gue selalu jatuh cinta sama dia sampai suatu ketika gue kecewa dan gue marah, lalu hidup gue ga tenang lagi dan ga bahagia lagi. Sampai akhirnya gue mikir, kenapa sosok "shalsa" yang bertumbuh bertahun tahun harus acak acakan lagi hanya karena seseorang yang udah menyakiti sedemikian rupa bahkan sampai bikin gue hilang bahagia dan ketenangan? Sampai mau menyakiti balik? Its not you shalsa, please stop. Revenge gak akan pernah bisa membalikkan kondisi ketenangan dan kebahagiaan sebelum moment gue tersakiti dan terluka, gak akan pernah. Revenge hanya akan membuat gue puas sesaat dan akhirnya menyesal, kenapa harus melakukan sesuatu yang akhirnya akan disesali?

Dan tentu saja pikiran gue selalu mengajak gue berkelana jauh ke depan dengan pertanyaan "what if", "bagaimana jika.." kekacauan isi pikiran ini ditenangkan kalimat dr jiemi yang selalu gue putar berulang "mikirin gimana nanti gak akan merubah fakta, tapi bisa merubah perasaan". Isi pikiran gue bilang gini "bagaimana jika setelah gue maafkan berkali-kali, lalu dia gak kapok dan kembali berkhianat karena merasa gue terlalu mudah?". Segala ketakutan itu membuat pikiran gue memikirkan jauh ke depan dan gak melihat sosok orang yang ada di samping gue. Faktanya, gue tersakiti karena perbuatan dia benar. Faktanya dia berkhianat memang benar. Tapi memikirkan "bagaimana jika" gak akan pernah merubah fakta dia udah berkhianat. Gue gabisa undo atau menghapus memori pengkhianatan itu.

Gue gabisa dengan mudah bilang kalau udah fully maafin. Atau bilang udah bisa 100% percaya dan gak trauma. Karena faktanya Im still trauma, tapi setudaknya gue bisa tau kondisi dan moment gue trauma untuk ambil jeda melihat ke dalam diri untuk menenangkan diri. Bertahun tahun belajar tenang, gue berharap kalau ketenangan akan tetap gue bisa dapatkan pelan pelan sampai akhirnya bisa fully ikhlas. Capek ternyata menggenggam sesuatu terlalu erat, banyak ketakutan dia melakukan hal itu lagi dan banyak keresahan memposisikan gue terlihat bodoh karena terlalu percaya. 

Gue jadi inget kalimat nasehat ibu di tahun lalu "kalau ada orang yang jahat, bikin hati kita sakit gausah dibales. Doain yang baik baik untuk orang itu". Gue tau rasanya sakit trauma dikhianati kayak gimana, awalnya gue pengen mendoakan dia bisa kena karmanya tapi setelah gue pikir pikir perasaan dan trauma itu gak mudah hilang, jangan sampai dia atau orang yang dia sayang mendapatkan perlakuan yang sama atas bentuk pengkhianatan, kasian karena rasanya gak enak. Sakitnya gak cuma di perasaan dsn pikiran aja tapi disekujur tubuh dan itu bikin capek banget. Kayak energi habis terkuras gitu aja. Karena gak gampang terus terusan belajar berdamai jatuh bangun buat liat lukanya biar sembuh, gak gampang dealing sama kondisi trauma atas hal hal yang melelahkan. Yang melelahkan itu traumanya, dan gue gak mau orang yang gue sayang merasakan hal yang sama. Bukan berarti gue pantas diperlakukan gak baik, tapi gue percaya bahwa setiap air mata dan rasa sakit yang muncul saat ini tuh sebenernya ada rencana Allah yang lebih besar yang lebih indah buat gue. Mungkin salah satunya mengajak gue buat belajar arti ikhlas dan memaafkan. 

Katanya, balas dendam terbaik yaitu memperlihatkan sisi terbaik kita sampai akhirnya pelaku menyesal udah berbuat jahat sama kita. Tapi gue cuma mau kembali mengembalikan fokus ke dalam diri gue sambil terus belajar untuk tenang. 

Karena Ketenangan berarti melepaskan, hal yang dia lakukan memang gak baik dan bukan hal yang pantas untuk dilakukan. Faktanya dia memang pernah menyakiti, faktanya memang gue tersakiti. Tapi bukan berarti gue terus menggenggam masa depan sampai lupa bahwa gue hidup di masa kini. Meski too soon to forgive dan it not easy to healing, tapi gue percaya bahwa selama gue tetap berusaha, gue akan tetap mendapatkan ketenangan seperti tujuan gue sejak tahun tahun lalu. Bonusnya adalah dia yang berubah menjadi lebih baik because I know he more than that. Tapi kalau engga kunjung berubah, gue hanya manusia biasa yang ingin diperlakukan sebagaimana gue memperlakukan orang lain, kalau engga berarti udah saatnya putar haluan.

Terus menerus membenci bikin gue kelelahan menjalani hidup. Bener ternyata kata montana, forgiveness is designed to set you free. Gue hanya gak mau hidup dalam penjara kebencian dengan kondisi terikat seluruh tubuh. Gak balas dendam itu pilihan gue untuk lebih menghargai hidup gue dan perasaan sayang gue ke dia. Sekarang gue cuma bisa pasrah kalau ternyata kalimat cheaters always be cheaters itu benar adanya. Gue yakin gue tau yang terbaik di masa depan untuk hidup dan diri gue.

Monday 18 April 2022

Memories

Menjalani hubungan bertahun tahun ternyata aku memendam keinginan "aku" buat seneng sama dia. Akhirnya itu memberikan efek questioning banyak hal termasuk perasaan dan pikiran dia terhadap aku. Simple tapi ketika berulang jadi bikin hubungan gaenak karena memposisikan aku yang demanding. Aku menyadari satu hal, bahwa aku ga terisi. Sama dia itu bahagia tapi ada bagian dari diri aku yang kosong.

Pertengkaran yang terjadi membuat gue sadar bahagia itu adanya di dalam diri sendiri, dan bahagia itu dibentuk. Mau dia ngasih 24k emas, mau ngasih tas bermerk, mau ngasih waktu 24 jamnya, mau dia ngasih seluruh dunia kalau akunya ga bahagia maka ga akan bahagia, dan kita gak akan pernah bahagia.

Dulu, aku selalu minta bunga dan dia mempertanyakan apa cinta ditunjukin hanya harus lewat bunga. Tapi ternyata satu tangkai bunga menyenangkan dan bikin ketagihan. Tapi satu buket bunga dengan wajah memelas penuh khawatir yang sampe sekarang aku inget itu, ga menyenangkan dan ga bikin ketagihan justru bikin luka. Karna pada akhirnya jadi bucket bunga yang aku lempar juga karna terlalu sakit.
Sometimes its just not about flower, tapi memories.
Aku bukan terobsesi sama bunganya tapi memories dan kenangannya. Bunga membuat aku ngerasa dicintai, diperlakukan manis dan menjadi bagian dari dunianya dan tatapan mata saat kasih bunga itu membuat aku merasa jadi orang paling spesial yang dicintai. Karena bukan soal bunganya, tapi makna yang aku ambil dari bunga yang aku harapkan dari dia. Aku pengen jadi dunianya, aku pengen jadi satu satunya tempat yang ingin dia tinggali

Lalu pernah aku list hal-hal apa yang ingin aku lakukan sama pasangan yang ternyata harus aku redam untuk berusaha mengerti kalau dia gamau dan gak bisa karena berbagai kondisi. Aku dulu pengen banget punya memori bisa photobox sama pasangan, tapi dia bilang dia terlalu tua untuk itu jadi gak pernah photobox. Sampai akhirnya di awal februari, ketika kita lagi ke timezone dan dia nanya "mau main apa lagi?" Aku nunjuk photobox. Dalam benak aku "why not? Kalau ini pertama dan terakhir kalinya. Kali ini aku mau egois dan mau melakukan hal yang aku suka dan pengen". Dia akhirnya mau photobox, dia mau melakukan hal yang dia pernah bilang kalau dia gamau photobox karena terlalu tua untuk itu. Bahkan hasil fotonya ditaruh di dompet dia. Dan aku juga pernah punya checklist salah satunya bisa main timezone sama pasangan. Karena dulu sama gebetan sama temen cowo aja suka melakukan hal2 kayak gini. Masa sama orang yang pengen dijadikan suami ga pernah melakukan hal menyenangkan kan? Dan ternyata aku bahagia menciptakan memori baru sama dia.

Di awal kenalan sama pasangan, dia selalu bilang dia banyak melakukan hal romantis sama mantannya dulu. Intinya bucinlaah. Sebagai manusia yang menyukai hal perbucinan, jelas dong kalau di compare jadi kesel, kenapa pas bagian aku gak gitu? Tapi lagi-lagi fokus jawabannya adalah bukan di usianya lagi. Memaksa dia melakukan hal yang dia gak suka memang gak baik, makanya perlu kompromi ya kan? 
Aku juga punya salah satu obsesi pengen banget liat dia nyanyi at least nyanyi buat aku. Tapi karena alasannya lagi lagi usia aku menahan diri dan berpikir nanti ajalah pas nikahan (adanya di masa depan yang mana gak ada yang tau ini beneran kejadian atau engga. Dan bentuknya harapan, kalau gak kejadian bisa bete dan kecewa). Tapi di awal februari dia nyanyi, bukan lagu buat aku tapi aku seneng dan bangga liat dia.

Lalu aku juga pernah pengen banget liburan bareng pasangan, pengen bisa staycation bareng. Aku ngajak main ke luar kota, bahkan bareng temen2 juga gappa, kalau takut gaenak sama pandangan orang lain. Tapi dengan alasan dia yang sayang uangnya dan mending buat nambahin pernikahan yang mana aku setuju. Tp aku redam lagi keinginan dia berharap mengerti semua alasan dia, sampai ada fakta lain yang menyakitkan bikin aku ga cuma kecewa sama dia tapi juga benci kenapa ngasih alasan yg terkesan baik tapi menyakitkan faktanya, dan bikin aku benci sama diri sendiri karena pengen jadi cewek pengertian dan mengerti segala hal salah satunya gabisa staycation dengan alasan mending cepet halal tapi justru bikin kecewa dan nyakitin bertubi tubi. Aku jadi mempertanyakan lagi ketulusan dia terhadap aku, jangan-jangan gak pengen staycation cuma gaenak sama pandangan orang lain terhadap kita.

Karena hal ini aku ngerasa bikin aku jadi banyak demanding karena terlalu kecewa dan terus mempertanyakan tentang dia, tentang usaha dia. Padahal disini aku juga salah karena ga coba buat jujur komunikasi dan bilang apa yang aku mau. Aku bisa bilang "aku pengen kita liburan bareng, aku pengen staycation aku pengen ngabisin waktu sama kamu" dan ketika dia ngasih alasan logis buat nolak aku bisa tetep buat bujuk dia kan tapi aku milih meredam semua. Aku mempertanyakan dan jadi menyesal mencoba pengertian sama setiap alasan dia karena justru yang dia kasih malah kecewa. I am demanding these days dan bikin hubungan kita gak baik baik aja bahkan ke titik lelah.

Aku pernah ngerecord dia lagi nyanyi trus dia bilang dia gak suka di record malu akhirnya aku matiin. Di bulan feb - march aku berpikir dan menyesal melakukan yang terbaik buat kita dengan meredam yang aku pengen dengan harapan semua hal buat pernikahan. Ga perlu staycation, kalau udah nikah kan bisa liburan puas. Ga perlu photobox kalau mau nikah kan bisa prawed. Aku sering meredam dan iyah iyah padahal ga mau, akhirnya ga jujur ke diri sendiri dan ke pasangan lalu membentuk aku yang gak pernah puas dan ga menghargai dia. Akhirnya yang kita dapet cuma pertengkaran tiada henti.

Aku jadi ngerasa ucapan morning greeting, update dia dimana dimana itu kayak cekikan buat aku yang ngerasa something wrong. Akunya kelelahan karena ga pernah jujur apa mau aku, dianya kelelahan karena aku ga pernah puas. Akhirnya bikin hidup segan mati tak mau. Bahayanya posisi kayak gini bikin jenuh dan memperbesar peluang orang lain masuk karena bonding kita kurant kuat.

Aku sekarang sadar, aku butuh memori sama dia yang terekam buat inget betapa cintanya aku sama dia dan dia pun begitu. Sekarang aku sering record memori sama dia lalu aku edit edit. cheezy memang. Tapi hal kecil kayak gini matters bukan? Kita semua menginginkan pernikahan, tapi pernikahan adanya di masa depan. Menjadi good planner buat masa depan itu baik tapi memperkuat cinta di masa kini juga penting. Aku sekarang merasa bahwa apapun yang terjadi di masa depan, sekalipun pada akhirnya dia cuma bagian dari memori aku pengen punya memori baik tentang dia dengan harapan sampai pernikahan dan awet sama dia. Tapi terlalu fokus menggengam masa depan ternyata bikin aku kelelahan dan menangis tiap hari, akhirnya aku ga bahagia sama dia.

Tapi Saat ini aku pengen bahagia, mengukir semua memori indah sama dia. Tapi bukan berarti memori sebelum sekarang ini ga bahagia. Aku bahagia nonton bareng sama dia, main sama anak-anak, makan bareng dsb. Tapi kemarin aku merasa terlalu kuat keinginan kita menuju pernikahan, menuju halal tapi bonding di masa kini kurang kuat, semua hal terasa rutinitas bukan excitement lagi. Aku ngerasa aku bukan orang yang dia cari pertama kali dia liat hp, aku ngerasa ada orang lain yang mengambil atensi dia, aku bukan orang yang bisa dia ajak melakukan hal gila dan nackal, karena bukan aku yang dia gombalin. Makanya aku merasa tercekik menjalani hubungan sama dia sampai aku sadar untuk mengubah haluan dan tujuan. Aku pengen banyak punya memori dia adalah tangan yang aku genggam, dia pundak yang sering jadi sandaran, dia wajah yang bikin aku kesel sekaligus ketawa, dia yang dengan kelembutannya sering nyuapin aku, dia yang dengan lahapnya makan masakan aku dan dia sosok yang selalu aku rindukan. Dengan bonus pernikahan dan hidup sampe akhir hayat sama dia. 

Seperti intro blog ini
"You never know the true value until it become memory"
Aku pengen menjadikan dia memory yang indah yang pernah ada dan gak ada penyesalan. I mean kalau amit-amit gak berakhir baik, dia orang yang pernah mengukir hal indah sama aku. Aku pengen bahagia sana dia dan mengukir banyak memori bareng dia. Hopefully lancar rencana kita, udah ga ada lagi hal menyakitkan dan gila yang membuat aku depresi berhari hari. Aku bener bener pengen menjadikan dia orang yang aku syukuri tiap harinya karena keinginan mengukir memori sama dia yang kuat.


Gimana rasanya diduain?

Gimana rasanya diduain?
Ada pertanyaan sejenis itu tapi lebih lengkapnya
"Gimana rasanya diduain sama club favorit?" Dan pertanyaan ini keluar dari oppa alias kakak ketemu gede favorit akuh, foundernya hallyuvibe. Orang terbaik yang pernah aku kenal dalam hidup. Pokonya lav banget ❤💜

Tapi aku jawab pertanyaan itu dengan "Rasanya cuma bisa pasrah. Soalnya mau jeles jg gabisa ka 🤣"
Yah apanya yang mau dijelesin gak sih dari duain sama club favorit? Jadi ga jeles juga sebenernya, karena aku lagi nonton korea juga pasti hebring apalagi klo liat wajah paripurna tak bercela dari oppa korea, beuh pingsan ajalaah.

Kata kakakku itu dia bilang "ngga si lucunya kan w tau shalsa tuh maunya selalu difokusin dan dinomorsatukan"
Wkwkwkwkwk bener sih kalimat dia. Gak salah emang kenal sama orang bertahun tahun itu bikin orang jadi kenal sama kita. Tapi seketika ngakak kok bener banget yah. Aku tipe yang emang pengen jadi nomor satu dan fokus satu, pokoknya jadi prioritas kalau engga ya bete 🤪

Tapi kan bukan berarti saingannya bola ga sih? Wkwk
Its just hobby, jadi gak merasa diduain sih. Cuma lucu lucuan aja. Ga sakit soalnya diduain sama bola, lebih sakit diduain sama cewek lain berasa kena serangan jantung mendadak tapi sayang lu menyadari lu masih hidup, ya gitulah kurang lebih rasanya.
Jadi yaa gak merasa dicuekin juga ketika doi fokus nonton bola, fullu dukung kok kalau dia nonton. Dan Kalau udah serumah, ya tinggal ngebucin korea atau ngedrakor aja ketika dia spend waktu 2 jam buat bola. Mayaj dapet 2 episode drakor ya kan? Wkwk

Walaupun aku tipe anak yang pengen jadi prioritas, aku tau bahwa waktu aku sama dia itu gabisa sama-sama terus kok. Dia kerja, akupun. Dia punya hobby nonton, akupun, dia pengen qtime sama temennya, akupun, dia pengen fokus nonton bola, akupun pengen fokus ngeliatin perform bias atau memandangi oppa korea. Intinya kita dua manusia yang dalam kehidupan sendirinya itu punya kegiatan juga. Aku selalu bilang ke diri sendiri, dalam hidup dan kesendirianku harus udah bahagia. Jadi dia pelengkap aja. Bukan kalau dia sibuk A trus aku bingung harus ngapain kalau ga sama dia.
Intinya sih, ga jeles sama hobi nonton bola dia. Cuma khawatir aja kalau kurang tidur buat nonton bola. Lagian apalah arti diduain bola ya kan? Lebih menyakitkan diduain sama orang. Kalau diduain sama orang, baru tuh jleb dari ubun ubun sampe kaki.

Sunday 17 April 2022

Selembar kertas putih

Selembar kertas putih yang terkena tinta hitam akan terlihat tidak sempurna, yang terlihat bercak tinta hitam yang mengotori bagian kertas putih itu
Kamu seperti itu yang ku lihat
Tapi saat ini aku ingin berjalan sambil melihat bagian putih bersih itu
Bukan berarti bercak tinta hitam itu hilang seiring berjalannya waktu
Tapi aku ingin percaya bagian putihmu lebih besar dibandingkan bercak tinta hitam itu
Aku ingin percaya bahwa mempercayaimu dan mencintamu bukan hal yang sia-sia
Aku ingin percaya bahwa tak ada lagi seseorang yang memasuki rumah kita

Saturday 16 April 2022

Ternyata Hanya Kamu

Aku mau percaya tatapan penuh dengan air mata itu
Aku juga mau percaya genggaman tangan kamu yang meminta aku untuk tak pergi
Aku juga mau percaya kalimat cinta kamu
Aku mau percaya kecupan sayang di dahi yang kamu kasih
Memang aku gabisa putar waktu dan berharap kamu yang kemarin tak pernah menyakiti
Tapi nasi udah jadi bubur
Tapi aku ingin percaya perubahan kamu itu bukan hal yang fana
Aku ingin percaya genggaman kamu kembali kuat meski banyak godaan di luar sana
Aku ingin kembali percaya bahwa bersandar padamu tidak akan membuatku kembali jatuh
Aku lelah membenahi kekacauan dan luka akibat perbuatanmu
Tapi rasanya memang Tuhan memberikan rasa sakit untuk membuat aku sadar bahwa mencintai kamu harus melibatkanNya
Aku bahagia berjalan sama kamu
Aku bahagia berbincang hal penting sampai tak penting
Aku bahagia melihat kamu mencapai sedikit demi sedikit keberhasilan dalam hidup
Aku bahagia lihat kamu bahagia
Aku bahagia dengan setiap pesan sapaan pagi hari, telepon siang bahkan malam hari darimu
Aku bahagia setiap kali kamu duduk di samping aku
Aku bahagia dengan kejujuran kata-katamu
Aku bahagia hanya jika aku satu satunya, bukan salah satunya
Bisakah aku kembali percaya dan bahagia bersamamu?

Monday 11 April 2022

Scent Of memory

"Kita ga pernah tau seseorang terasa berharga sampai orang itu pergi dari hidup kita"

Aku rasa itu ungkapan yang gak relate sama aku. Karena tanpa dia pergipun aku merasa dia orang paling berharga. Hari hari sama dia walaupun ada aja perasaan kesel, dongkol, emosi, kecewa marah dsb aku tetep merasa dia sosok penting dan sangat berharga.

Kenangan penuh kenangan sering aku recall dan kebaikan dia, romantisnya dia selalu jadi redaman setiap emosi aku. He's so kind that why I love him. Gak ada satu hari pun yang bikin aku terus jatuh cinta sama dia. Tapi faktanya, jatuh cinta itu karena disebabkan adanya investasi. Karena kita terus menerus investasi dalam hubungan, makanya kita terus menerus jatuh cinta. Aku suka bertanya-tanya, apakah dia sama kayak gitu juga?

Tak perlu setangkai bunga, bahkan semangkuk es krim membuat aku jatuh cinta sama dia. Meski aku selalu meminta bunga, ternyata dikasih bunga atas permintaan maaf menyakitkan ya. I never ask for flowers again. 

Kalau ada pertanyaan, apa yang membuat aku jatuh cinta sama dia. Jawabannya konsistensi. Konsistennya dia membuat aku jatuh cinta, orang yang menghubungi aku sebelum memulai hari, orang yang inget aku di siang hari, orang yang inget aku di malam hari. Lalu ketika konsistennya dia berkurang dan membuat aku jadi sosok "demanding" walaupun ada suatu "instinct" aku merasa bahwa aku harus lebih perhatian karena dia pasti sibuk. Aku redam lagi kebutuhan aku, karena akupun sibuk dan dia juga. Setiap hari, egoku meminta aku buat terus demanding, di saat itu aku menghakimi diri aku buat terus memaafkan dan memaklumi dia. Sampai aku tau, pikirannya teralihkan bukan buat kerjaan bukan buat keluarga tapi buat orang lain. Ada yang dia terus kontak di pagi hari bahkan sebelum kontak aku dan itu menyakitkan. Fakta memudarkan semua pemakluman yang aku berikan. Tapi nahasnya, membuat aku jadi cewek demanding di mata dia, saat ini.

Seandainya dia tau perilaku dia itu kayak ketika melempar batu ke laut. Memang cuma "melempar batu", tapi gatau "efek" dari melempar batu dan seberapa "dalam" batu itu masuk kan? 

Menurut dia semua karena overthinking aku yang bermasalah, tapi bagaimana ini bermula?
Jatuh cintanya aku ke dia membuat aku ingin selalu "do the best" buat dia. Aku suka momen aku belajar masak ke mamahnya, aku suka momen merawat dia atau sekedar ambilin dia makan. Aku suka dia dengan lahapnya makan makanan aku, pokoknya melakukan banyak hal sama dia meski bukan fancy things I love that! Tapi aku jadi merasa aku melakukan hal yang sia-sia. Aku bahkan sering googling bagaimana caranya menyenangkan pasangan, semua itu karena aku di masa lalu sering berantem dan ga mudah appreciate pasangan. Tapi karena aku ingin serius sama dia, aku ingin dia stay aku terus belajar bahkan semudah appreciate dia bilang thank you. Sesibuk apapun aku, mendengarkan cerita dia itu membuat aku candu. Semata-mata karna aku ingin dia stay dan tetep pada satu hati persis lagu noah yang dia kasih waktu itu.
Tapi percayalah, mau kamu kasih dunia, mau kamu kasih apapun milik kamu seutuhnya itu diluar kuasa kamu buat bikin orang buat "stay", dia akan "stay" kalau memang mau "stay", dia akan "faithful" kalau memang mau "faithful". Karena pasangan itu orang dewasa yang udah bisa berpikir maunya dia apa, tanpa perlu dikontrol

Katanya, pilihlah orang yang bisa terus diajak ngobrol kalau buat menikah. Dia begitu makanya aku suka, dibalik kekurangan dia karena aku tau manusia gak ada yang sempurna, aku suka buat terus ngobrol sama dia. Bahkan dengan duduk di angkringan, merasakan angin semilir. Banyaknya ngobrol kita ternyata masih aja ada yang kurang, kita masih belum bisa ngobrol dari hati ke hati, menelanjangi diri dan merasa fragile satu sama lain, itu sebabnya bonding kurang kuat sampai ada yang masuk yang akhirnya bikin aku bingung. Apa yang salah? Apa yang kurang ? Apa yang harus diperbaiki?

Aku pernah ditanya sama adik, batasan apa yang kalau dilanggar oleh pasangan membuat aku feel enough dan pertanda berakhir, aku jawab kdrt dan selingkuh. Karena 2 hal itu terlalu merusak aku luar dalam dan gatau bagaimana hidup penuh dengan trauma.

Tapi seperti surat di ulang tahunku tahun lalu, doa kamu terkabul. Hidup aku menyenangkan ternyata bareng kamu. Itu yang membuat aku mensyukuri banyak hal tentang kamu dan hadirnya kamu di hidup aku. Aku masih terus melihat usaha kamu membalikan kepercayaan yang udah hancur berkeping, tapi dibalik banyak tuntutan aku, kamu adalah hal yang aku syukuri. 

Sunday 10 April 2022

Di Waktu Yang Tepat

Ada momen aku suka recall aku pernah punya keinginan apa aja ya yang di usia 27 ini akhirnya tercapai. Dan akhir-akhir ini kepikiran. Ada satu hal yang dulu cuma sekelebat omongan biasa tapi malah tercapai sekarang. Simple tapi bermakna
Waktu semester 4 - 7 di kuliah dulu, aku sama sekali ga pacaran. Setelah putus diselingkuhin di semester 3, dari semester 4 aku fokus growing. Apa itu bucin ke orang? Nay! Bener-bener melakukan apapun yang aku suka, aku berpikir aku gamau cuma melakukan kegiatan-kegiatan di kampus doang, membosankan. Aku gak suka ada di kolam kecil, aku lebih suka di kolam besar dan ketemu orang-orang hebat. Menurut aku, daripada aku jadi ikan besar dalam kolam kecil, aku lebih baik jadi ikan kecil dalam kolam besar, karena di sana aku bisa tumbuh besar. Aku ngerada butuh dunia baru, aku butuh ketemu orang baru yang bikin aku punya circle baru. Akhirnya aku ketemu dan melalui korpus ipb dimana aku disana jadi reporter dan menjabat pimpinan produksi, aku diundang liputan6.com berkali-kali. Happy banget!

Aku pernah diajak ke ruang redaksi dan ngobrol sama kepala redaksinya bahkan dikenalin sama news anchor ganteng banget. Tapi karena mukanya paripurna banget jadi ampe amnesia nama dan wajahnya itu kayak apa. Tapi yang pasti ganteng banget. Meski introvert, aku suka ngobrol sama orang-orang terutama yang punya posisi wkwkwk tujuannya sih emang networking. Pokoknya tujuannya adalah harus jadi anak paling aktif. Lalu ada undangan lagi, buat ke Terminal 3 soekarno hatta. Saat itu terminal 3 baru selesai proses pembangunnan dan belum dibuka. Tapi udah icip suasana terminal 3. Pergi naik bus liputan 6 dan pulang naik bus. Itu pengalaman terseru sih. Aku ngajak Nisa sahabat di kampus dan Keket seorang fotografer. 
Sebenernya disana aku cuma diminta liputan fashion show, gak dibayar memang (soalnya bukan pers profesional, tapi pers kampus doang) Tapi dikasih makan dan yang utama dikasih pengalaman berharga. But its okay, Iam happy! Disana kenalan sama orang-orang dan foto-foto tjakep. Cuma bisa foto siluet sambil mikir mau bikin caption "Bandara dan udara memisahkan new york dan jakarta" ala cinta dan rangga. Dan di saat foto-foto itu, aku ngeliat pesawat yang lagi parkir, persis di moment foto ini diambil. 
Aku ngomong dalem hati "pengen deh pergi naik pesawat untuk pertama kali, tapi buat bertugas dan itu dibayarin" wkwkwk simple ya? Karena memang dulu bercita-cita jadi wartawan yang bisa pergi kemanapun buat ngobrol sama orang, dapet insight dan nulis berita. Tapi terhalang restu ibu jadi voila aku sekarang digital marketer yang juga sempet pergi buat bertugas naik pesawat wkwkw.
Di tahun 2018 sempet juga ada rencana pergi ke korea buat liburan naik pesawat. Tapi ada kondisi yang gak memungkinkan di rumah yang bikin harus menunda dan sabar. Keinginan naik pesawatnya harus tertunda dan dikabulin sama Allah tanggal 29 Maret kemarin buat terbang ke Solo. Gak lama sih memang karena emang buat bertugas. Tapi ketika lagi recall dan curhat sama adek, kayak such crazy dan amazed aja sama keajaiban doa dalam hati. Bener loh ternyata Allah akan mengabulkan permintaan hambanya di waktu yang tepat. 

Selalu ada pertama kali dalam hidup, dan ya aku pertama kali naik pesawat meski masih pesawat kelas ekonomi dan itu dibayarin. Tapi aku percaya suatu saat aku akan naik yang business *mimpi aja dulu ye kan.
Dan pertama kali merasa take off sampe degdegan takut mati. Funny things sih. Dan Alhamdulillah~ Allah kasih kesempatan lewat cara-cara unik yang sesungguhnya ini tahu bulat bahkan buat kerjaan doang. Tapi aku sih seneng dapet pengalaman baru
Trus aku coba recall lagi bareng adek, apa yang sebenernya sempet jadi list impian lucu-lucuan, tapi terkabul. Salah satunya macbook. Dulu sempet amazed kalau liat orang meeting dan kerja di starbuck bawa macbook. Dan aku merasakannya juga. Beli pake uang sendiri buat bikin happy diri sendiri.

Trus beli mobil, pake uang sendiri meski itu buat ibu. Trus aku pernah juga pengen kerja di perusahaan internasional yang buildingnya besar disana bisa ngomong campur-campur. Masuk liftnya tuh ga semudah itu pokoknya kayak miss independent gitu, eh 2020 tercapai dong. Tapi aku merasa bahwa gak ada yang gak mungkin dalam hidup kalau kita banyak berusaha dan berdoa. Karena pasti akan dikabulkan tapi di waktu yang tepat.

Aku semakin yakin bahwa nanti keinginan terbang ke korea juga akan terkabul. Mungkin gak sekarang, karena uangnya dipakr buat hal lain. Mungkin nanti, mungkin ketika liburan bareng anak. Pokoknya aku percaya sdmua mimpi aku akan terkabul bahkan ketika kita lupa kalau kita pernah mimpi itu. Percaya aja tangan-tangannya Allah dan ketika itu baik, ketika jalan kita lurus lempeng, semesta pasti mendukung. Pasti satu persatu mimpi akan tercapai dan selalu ada pertama kali dalam hidup. Percaya aja. Just wait your time to shine :)