Gue pernah ada di posisi benci marah ke diri sendiri karena salah ambil keputusan dan keputusan itu sesimpel mindahin data internal ke sd card yang justru bikin data ilang dan rusak. Alhasil foto dan video ilang semua. Rasanya sakit. Yang sakit ternyata bukan karena video dan fotonya yang ilang tapi penerimaan diri gue terhadap tindakan bodoh yang dilakukan. Berkali kali ngatain diri sendiri bodoh dan goblok. Rasanya? Sedih, sepi, sakit jadi satu. Toh mau semarah apapun gue gak akan balik datanya.
Gue pernah duduk di pinggir jalan cuma buat merenung "kenapa selalu salah ambil keputusan", I got depression but I survive. Mengakui bahwa ternyata diri gue sebenci itu sama diri sendiri membawa gue ke lautan masalah tiada akhir. Bahkan gue lelah dihakimi lingkungan dan diri gue pun ga hadir. Jadi gue tau rasanya gimana jalan sendirian di terongan gelap. Capek banget. Nangis jadi suatu hal yang hampir ga pernah gue lakukan karena gue merasa nangis itu lemah. Padahal orang yang pura pura kuat itj yang justru lemah.
Banyak pula kejadian foto video ilang dan ga semarah dulu. Cuma kecewa dan yaudah mungkin memang hanya tersimpan di memori otak aja. Trus seiring berjalannya waktu banyak juga benda rusak. Kayak aekarang mac gue rusak dan rasanya pengen benerin tapi belum ada uangnya. Tapi gue berusaha untuk gak marah ke diri sendiri, karena shit always happen. Kalau kata raka kita selalu injak tai sepanjang kita berjalan. Jadi ksrjaan gue sekarang nangis, elap ingus, nangis, abisin tisu. Maap ya pohon aku jadi penyumbang konsumen yang bikin kamu tsrus ditebang.
No comments:
Post a Comment