Mamah bisa dengan mudah nangis depan dia, gue baru bisa nangis ketika dia udah berangkat. Rasanya sedih dan juga kesel sama keadaan. Sedih dia harus berangkat sendiri dan kesel kenapa gue harus ada presentasi hari ini.
Dannyaa ujian ini datengnya buat kita semua. Tapi pengen gitu minta sama Allah, tolong kali ini sembuhin paksu. Kalau memang jadi teguran/balasan, buat dia sadar aja tanpa harus merasakan operasi ke sekian kalinya lagi.
Ibu selalu bilang jadi istri yang selalu doain suami. Doanya harus lebih kenceng.
Dia, si manusia yang bersembunyi di balik ke-laki lakiannya, frustasi sama yang dia alami. Sakit dirawat dan operasi. Lalu karena rasa sakit dan frustasinya yang tidak terbagi sama orang lain lewat cerita, hadir dengan emosian marah marah dan uring uringan. Persis kayak iceberg anger. Kemarahan muncul karena banyak emosi yang menyertai didalamnya tapi bahkan tidak disadari.
Well, gue cuma bisa nangis sendirian dikamar ngebayanginndia pergi sendiri sambil ngerasain sakit.
Mau kasih tau ini ke dia juga gue khawatir dengan respon gaenaknya yang bikin gue badmood. Karna mood gue ngeswing akhir akhir ini. Gue lelah banget secara fisik, dedek selalu nangis melulum kerjaan gue banyak. Paksu yang lagi sakit perlakuannya diterima gue dengan rasa marah juga. Dan bisa bikin badmood dan memilih flight.
Padahal inginnya mah pelukin dia. Dan ciuman dikepala bikin gue rasanya ingin nyusul dan berharap meeting siang ini cancel. Gue menyesal kenapa tadi pagi gue ga pelukin dia yang merasakan sakit.
Ya Allah tolong sembuhkan paksu, biarkan dia sehat lagi, meraih mimpinya, lancarkan karirnya, jadi ayah yang baik, suami yang baik dan pribadi yang makin baik.
No comments:
Post a Comment