Perasaan kalut, marah, sedih, takut, bingung yang gue rasa semua ada di dia. Mamah sering ngepukpukin gue dengan bilang "ya Allah neng kamu masih muda kok udah diujinya begini. Udah mah kerja punya anak masih harus ngurus sakit". Atau ketika ibu yang bilang "semoga cepet sembuh ya. Karena ibu kasian sama ryan kasian juga ke kamunya". Atau ketika temen2 gue yang bahkan ngasih semangat, kasih kue ulang tahun, jadi pendengar baik yang gue sangat bersyukur.
Disaat kayak gini dan penuh rasa khawatir, paksu lebih khawatir lagi ditambah dia kesel kenapa mwnghabiskan banyak biaya untuk berobat. Temen gue ada yang sempet bilang "mungkin penghapusan dosa ketika diuji begini kak". I know that, karena kayak gue pas hamil sangat ringkih. Itu momen gue merasa gue dikasih ujian sambil menghapus dosa gue yang banyak. Mungkin begitupun yang terjadi sama paksu. Mungkin uang yang kita keluarkan sekarang pun merupakan uang yang harusnya kita keluarkan untuk swdekah? Atau uang yang berkali lipat keluar karena pernah untuk hal tidak baik? Gak tau apa hitungan matematikanya Allah. Tapi yang pasti ini titik merenung.
Gue sedih sebenernya, gue pun khawatir apa yang akan terjadi sama kita. Gue pun khawatir dengan kekhawatiran paksu yang hanya terpancar di wajah yang gak tersampaikan. Tapi gue tetep ingin ceria didepan paksu, tanpa mengkhawatirkan uang. Gue ingin tetep ngepukpukin paksu dan bilang "semangaf. Everyrhing will be okay". Padahal ya ga okey juga haha. Pusing soal biaya harian, pusing soal uang yang terus dikeluarkan dan harus gimnaa karena menghabiskan uang banyak. Gue bingung.
Sampai gue menangis liat postingan istrinya dr richard. Dia bilang dinikahin belum punya apa2 di tahun 2012, dan diuji ekonomi besar2 di awal menikah sampai yang suaminya ga ngebolehin istrinya kerja pada akhirnya harus kerja. Dan terus2n diuji sampai teenyata karena buah kesabaran akhirnya sampai di titik kesuksesan. Biaya listrik air puluhan jjta per bulan rumah mewah. Gue bukan terinspirasi usahanya. Gue jadi berpikir bahwa "it will pass. Just believe it". Dan jadi inget semua perkataan ibu "bersabarlah saat diuji. Nanti akan ada masa akan berbalik dan diberi hadiah sama Allah". Gue percaya someday akan better, gue percaya paksu akan sukses. Gue percaya gue akan punya rumah sendiri bareng paksu. Bisa jalan2 keluar negeri bareng paksu dan anak. Bisa punya mobil sendiri. Cuma butuh kesabaran ekstra aja. Kayak dulu gue percaya, gue pengen punya macbook, eh beberapa taun kemudian kebeli. Gue ingin bsa naik pesawat keluar kota keluar negeri tanpa gue keluar duit, eh tercapai. Dan ya memang bener kun fayakun
Gue yang terbiasa penuh pengaturan keuangan, rasanyaa memang berat, gue lebih sering ijin wfh untuk minimalisir uang ongkos yg gede. Uang belanja untuk masak, untuk dedek. Rasanya bikin khawatir juga. Banyaj orang nyuruh gue percaya sama rejeki tapi gue tetep takut. Banyak orang nyuruh gue percaya sedekah yang bisa bikin sakitnya paksu sembuh, rejeki gue bisa berkali lipat ganda. Tapi di otak gue hitung2n matematika tidak bisa. Gue ingin gitu ngadain jumat berkah sedekah buat orang2 buat kesembuhan paksu. Tapi uang belanja aja minus, masa gue sedekah sih? Gitu di otak gue.
Gue khawatir paksu makin parah. Gue khawatir dan sedih. Tapi gue merasa gue gaboleh memancarkan kekhawatiran gue didepan paksu yang membuat dia makin khawatir dan overthinking. Kayak disini yang harus lebih bisa kuat dulu itu gue dan sambil kasih hal2 positif ke paksu sambil nguatin paksu. Walau rasanya kalau dia badmood, marah2 uringan2 ga jelas karena setelah operasi atau karena ketakutan dia sama penyakktnya. Gue rasanya bisa ngebales marah2 juga ke dia.
Gue kayak setiap hari "huft ya Allah :( "
Tolong buat paksu sembuh dan produktif lagi. Biarkan paksu menikmati momeb bersama keluarga kecilnyaa. Aku juga pengen main sama mereka.
No comments:
Post a Comment