Wednesday 20 December 2017

Ikut Berduka Apakah Sama Dengan Mendewakan?

2 hari lalu, seluruh dunia dikagetkan dengan meninggalnya seorang idol yang merupakan main vocal Shinee. Yang lebih mengejutkan lagi adalah ternyata polisi menetapkan sebab kematiannya adalah bunuh diri karena terlalu banyak menghirup monoksida (CO) dari pembakaran briket. Setelah mendengar kabar kematian main vocal shinee seluruh fans kpop terutama fans shinee sangat amat berduka hingga memasang tanda pagar #RIPJonghyun. Dan seiring dengan berdukanya fans ada juga banyak orang yang ternyata terlihat risih dan memberikan komentar negatif atas info berita meninggalnya Jonghyun. Mereka bilang kalau fans tersebut aneh dan udah termasuk kelainan psikis karena mendewakan orang yang bahkan gak kenal diri kita. Bahkan ada yang membawa-bawa dalih agama hingga menyangkut pautkan dengan korban palestina.

Karena risih dengan kata-kata tak pantas yang diucapkan orang tersebut, gue post di story ig tanpa memasang tanpa hastag RIP jonghyun seperti yang orang-orang lakukan dan justru membuat satu orang salah paham dengan berpikir gue mendewakan Kpop dan gue telah berubah. Padahal gak cuma tentang itu, guepun pernah post di story ig ketika ada orang dengan bahasa kasar komen di youtube live aksi yang dilakukan FPI. Bagi gue, komentar mereka itu gak pantes. Gimana negara mau maju kalau orang-orangnya aja terus menerus berpikiran sempit dan berkata kasar di media sosial. 

Actually gue gak pernah peduli apa yang orang sampaikan tentang diri gue, terkecuali saat tingkat emosi gue lagi tinggi. Ya semacam orang nyiram bensin ketika api lagi berkobar, makin gede dong pasti apinya? Dan yang ngomong adalah orang yang baru mengenal gue sekitar 3,5 tahun, sedangkan gue suka Korea semenjak SMP ketika mahasiswa Hongik Korea dateng untuk memperkenalkan budaya Korea ke sekolah gue, lebih lama mana? Tapi dari dulu gue gak pernah mengklaim diri gue sebagai fans yang memiliki kecanduan terhadap dunia kpop. Baru tahun 2017 ini gue suka kpop karena beberapa orang terdekat, tapi gak terlalu fanatik suka boyband/girlbandnya. Bahkan gue gak tau siapa aja nama-nama idol dalam satu bentuk grup mereka. Gue hanya suka salah seorangnya saja guys, gue pecinta super junior pun dulu pernah berpikir kenapa dan apa yang membuat orang-orang marah ketika idolanya alias biasnya adalah orang yang kita suka juga? Gue suka lagunya, tapi gak semua lagunya gue tau. Gue gatau tentang kehidupan mereka atau fakta-fakta mereka apa aja. Gue hanya suka perorangnya saja. Dan super junior ini grup terlama yang gue kenal kenapa lingkungan sekolah gue tergila-gila sama mereka. Kenapa gue suka update lagu kpop terbaru? ya kalau kita ngefollow media yang berbicara tentang kpop pastilah tau. Lagipula gak semua gue tau kok, lagu blackpink aja gue ga pernah tau. Berarti gue bukan kpopers sejati dong? Yup, karena memang gue  mengklaim diri gue sebagai KDramaLovers.

Dan sesungguhnya gue hanya pecinta drama koreanya saja, tapi berhubung udah banyak cast drama yang ternyata seorang idol, maka merembetlah gue suka dunia kpop, tapi gak sampai ngikutin info kpop. Untuk lagu-lagunya? gue lebih suka dengan musik mellow alias lagu ballad yang dinyanyikan beberapa idol atau penyanyi solo korea tapi gue lebih suka soundtrack dari suatu drama. Alasan gue menyukai drama mereka adalah karena scriptwriter pandai menuturkan suatu kondisi nyata menjadi sebuah drama, mereka akan riset terlebih dulu untuk menulis sebuah cerita. bahkan di beberapa drama dengan tema berat seperti kedokteran, detektif atau jaksa maka akan ada penjabaran satu kata asing di clip dramanya. Belum lagi analogi dari sebuah percakapan di drama. Gue yang suka sastra akan sangat mendambakan analogi dari sebuah drama mereka, terlalu indah untuk diabaikan. Terlebih cita-cita gue adalah menjadi penulis.

Kalau dibilang gue mendewakan Kpop, kok di kamar gue gak ada satupun poster atau foto bias? Kenapa gue gak pernah sekalipun beli album kpop dan PO pula? Atau kenapa ketika gue ada uang gue gak nonton konser atau setidaknya ikut dateng ke fan meeting? Kenapa justru gue lebih suka nonton online atau download drama atau minta temen? atau kenapa gue lebih suka download lagu/buka youtube MV dari idola yang gue suka? Itu semua karena tergantung diri kita, mereka yang suka beli album atau nonton konser juga gabisa dibilang mendewakan kpop. Itu hak mereka, uang mereka mau dipake buat beli album atau nonton konser, setiap orang punya prioritas dalam hidupnya, punya cara mencari kebahagiaan dengan caranya masing-masing. mungkin gue cukup bahagia dengan hanya nonton di youtube tanpa harus dateng konser mereka dan prioritas gue ketika punya uang adalah membeli hal yang gue butuhkan yang uang untuk beli hal yg gue inginkan akan gue simpen di tabungan, atau gue yang lebih suka menghamburkan uang buat beli buku karena gue pikir panjang dan memang ingin buat perpustakaan umum. Sama aja dengan ketika orang-orang suka nonton bola dan ikut nonton pertandingan bola, ada hal yang membuat mereka bahagia ada energi yang tersalurkan dengan mereka nonton bola. Atau mungkin saudara gue yang saat ini lagi suka sama slime dan squissy, itu hal yang mereka suka ada hal yang membuat mereka bisa bahagia hanya dengan punya koleksi squissy. Dan contoh terakhir adalah pecinta game online, bahkan yang rela menghabiskan uang ratusan ribu untuk membeli sesuatu yang gak gue paham kenapa. Hobi dan kesukaan milik setiap orang, kita gak bisa menjudge seseorang dengan melihat kesukaan mereka atau apa yang mereka tampilan di media sosial.

Balik lagi ke topik, gue dibilang mendewakan Kpop karena banyak postingan story ig yang tentang berita terupdate korea, drama korea, reality show, sisanya adalah foto kucing, percakapan gue dengan sahabat-sahabat gue, atau artikel yang gue baca. Karena sesungguhnya gue bukan tipe orang yang akan selalu update saat ini gue lagi dimana, apa yang gue lakukan, atau gue sedang bersama siapa. Itu yang selalu people jaman now update kan? Tanpa orang kenal dekat dengan kita, mereka seperti mengenal kita luar dalam. Atau orang yang ikut-ikut update hastag palestina dan gempa padahal mereka gak paham, gak tau apa sebenernya maksud hastag tersebut mereka hanya ikut-ikutan karena temen-temen linimasa medsos mereka menyuarakan hastag tersebut. Banyak yang gak paham apa yang BMKG katakan di siaran persnya, tapi mereka screenshot dan update di medsos. Untuk masalah palestina mereka pun begitu, toh ya kalau mau simpati doakan saudara kita jangan lupa selipkan doa saat kita solat (bagi orang muslim) untuk mereka yang sedang diuji oleh Allah. Bukan malah share di medsos. 

Tapi semenjak berita Jonghyun shinee meninggal karena bunuh diri, orang-orang yang berpikiran sempit justru menjudge dan berbicara dengan kasar dengan mengatakan kematian jonghyun adalah kematian seorang plastiklah, dan yang sedih karena meninggalnya seorang jonghyun itu bodoh, atau berusaha untuk terlihat pintar dan mendakwah tapi salah sasaran kemudian menghubungkannya dengan korban palestina. Hey tolong ya kalian yang sampai saat ini masih berada pada jajaran orang berpikiran sempit harus mengerti bahwa ikut berduka atas kematian seseorang bukan berarti mereka mendewakan orang tersebut dan mengesampingkan korban palestina, bukan berarti mereka yang sedang berduka gak sedih saat melihat saudara kita di Palestina kehilangan haknya atas wilayah di negaranya sendiri. Jangan cuma mau terlihat hebat di media sosial dengan hastag-hastag tersebut, mungkin pada dasarnya manusia memiliki sifat riya alias sombong yang ingin dipuji dan dibilang baik di media sosial. Tapi please jangan seperti itu memandang kematian seseorang dengan cara bergidik jijik dan membanding-bandingkan kematian jonghyun dengan ratusan bahkan ribuan korban palestina. 

Setidaknya harusnya ada terselip sedikit rasa iba atau simpati, atau berhenti untuk menjadikan kematian seseorang sebagai lelucon. Karena iba atau simpati merupakan bentuk humanity. Mungkin ada beberapa fans kpop atau shawol*sebutan fans shinee* yang memang sedang menangis saat ini atau kalian anggap sebagai hal yang gak penting untuk ditangisi, bahkan ada yang sampai mau bunuh diri karena merasa kehilangan seorang yang selama ini membuat mereka bahagia. Setiap orang punya cara tersendiri menghadapi kesedihannya, jangan hakimi mereka. Bahkan mungkin jonghyun pun punya alasan mengapa memilih mengakhiri hidupnya. Walaupun gue menyayangkan sikap fans yang memilih bunuh diri setelah mendengar jonghyun meninggal, tapi stop untuk menjudge mereka dengan kata-kata kasar kalian, karena gak pantes banget diucapkan.

Media sosial itu fana, berhentilah sok tau dan menjudge seseorang yang gak pernah mendakwah atau ikut hastag berduka untuk saudaranya di Palestina melalui medsos berarti gak peduli dengan mereka. Bentuk peduli gak harus dimunculkan dalam dunia fana bernama media sosial.

Friday 10 November 2017

Review Go Back Couple Episode 1



"Drama romantis berujung pernikahan, ini akhir yang bahagia bagi mereka. bagi tokoh utama yang sudah susah payah, pernikahan bagaikan hasil akhir dan ujung dari perjalanan cinta. tokoh utama yang menantikan hari-hari indah telah membuka pintu berkah dan hidup bahagia selamanya"

Drama yang sangat unik, karena mereka mengawali sebuah cerita dari pernikahan menuju perceraian sebuah pasangan suami istri. 

Tokoh Choi Ban Do di episode awal ini aja udah nyebelin banget, ketika sidang perceraian diputuskan dengan gampangnya dia malah bilang "kamu telah sangat menderita setidaknya aku harus menenangkanmu"

Siapa yang gak kesel liat mantan suami kita ngomong dengan nada enteng kayak gitu kayak berasa bahagia udah cerai. Dan terlebih lagi dia malah bilang "aku tidak mampu beli permen karet, tapi aku akan membayar uang tunjangannya. aku tidak mau berutang apapun kepada mu.
 Kita bisa tau ya, meskipun mereka bercerai perasaan mereka untuk anaknya selalu ada. Seo jin ini adalah anak pertama dan satu-satunya. Meskipun sikap Bando jahat sama istrinya, tapi untuk kepada anaknya beda banget
"akankah semua tokoh dalam drama romantis merasakan akhir yang bahagia setelah menikah?"
1 bulan sebelum bercerai
Pada kisah awal percikan emosi dimulai dari sini, Seo jin minta dibukain pintu kamar mandi karena gak mau jauh dari ibunya, padahal sang ibu, Jin Joo lagi buang hajat. Karena gak tega akhirnya bawa Seo jin masuk ke kamar mandi.

Choi ban do sang ayah, ketika baru bangun tidur kaget karena ngeliat istrinya yang lagi BAB bawa seo jin dan meluk seo jin. (lah pak ada alasannya)

Setelah 14 tahun menikah, gak lantas membuat mereka inget anniv jadian atau nikahan kan? padahal di kalender kamar mereka udah dilingkarin tuh. Tapi choi ban donya gak peka, sampe akhirnya istrinya kesel sendiri. Dan nemuin kado anting dia kira itu buat hadiah ulang tahun pernikahan mereka ternyata untuk hadiah pernikahan atasan Choi ban do 😔
Karena kesel, akhirnya Jin Jo nyamperin Ban do sambil nanya kode rumah mereka berapa dan tandanya apa. terus bando jawab bahwa itu ultah pernikahan mereka dan dia baru sadar kalau hari ini ultah pernikahan mereka 😅


 Karena kesal suaminya lupa ulang tahun pernikahan, Jin joo mengancam menjatuhkan notebook kerja milik Ban Do ke air di wastafel. Baginya, notebook itu lebih berharga karena berisi nomor para dokter yang membeli obat di Ban Do serta berisi schedulenya. Karena Jin Joo tak kunjung berhenti mengancam Ban do dengan catatan itu, akhirnya Ban Do mengancam akan menceraikan jin joo kalau sampai catatan itu jatuh ke air.
Setelah mendengar kata cerai yang keluar dari mulut Ban Do, Jin Joo schock dan membuat notebook Ban do terlepas jatuh ke air




Wednesday 25 October 2017

Graduation Day - Be A Great Memory In My Life

18 Oktober 2017


Alhamdulillah akhirnya sudah selesai masa 4 tahun di kuliah. Kadang gak pernah terpikir bisa lulus tepat waktu di departemen yang "bukan gue banget". Berada pada tempat yang bukan passion tapi tetep harus dinikmati, dijalani dengan tabah dan ikhlas 😂. Hari ini akhirnya bisa juga ngerasain pake toga dan berada di tempat yang 4 tahun lalu menjadi tempat berpijak pertama kali dateng ke IPB. Mungkin bisa dibilang, saya termasuk orang yang beruntung karena 4 tahun lalu galau dan sedih ketika gak keterima SNMPTN karena kalah sama nilai rapor temen-temen lainnya. akhirnya memutuskan ikut SBMPTN dan hanya mengisi beberapa soal aja yang dianggap bener [ soal SBMPTN susahnya kebangetan, daripada minus mending pilih soal yang emang dirasa bakal bener deh serius ]. Kemudian pas pengumuman SBMPTN kebetulan saya lagi ada di STAN untuk daftar jadi calon mahasiswa, mana pake jatoh segala dari motor pas mau berangkat ke STAN, gak dianter sama Ibu pula karena Ibu lagi kerja akhirnya di anter Uwa deh. Lutut berdarah-darah, perih, sakit, tapi musti kesana kemari pas di STAN ampe pusing sendiri, terus pulangnya mampir ke anaknya Uwa di bintaro. Pas disana ternyata ada pengumuman SBMPTN tapi takut sih ga lolos jadi gamau buka webnya dulu, sampe banyak temen-temen yang penasaran sama hasil SBMPTN gue ada yang ngehubungin lewat twitter, fb, sms dan nelpon [padahal gue sendiri belum tau, berulang kali bilang sama temen-temen yang ngehubungin gue bahwa gue belum sampe Bogor dan belum sempet ngecek web]. 

Sesampainya di Bogor, di rumah tepatnya sekitar jam 12 malem, akhirnya tengah malem buka web dan alhamdulillah keterima di jurusan Meteorologi Terapan IPB. Sujud syukur tentunya, meskipun gak begitu paham itu jurusan apa ya? soalnya dari buku GO penjelasan jurusan itu tentang cuaca dan di pikiran gue kayaknya asyik bisa tau kenapa terjadi hujan atau angin topan dll kayak di film-film barat. akhirnya saya kabarin teman-teman  bahwa saya alhamdulillah lolos sebagai calon mahasiswa IPB. Tapi ketika sampai di IPB, shock banget jurusannya ko berubah namanya jadi Meteorologi dan Geofisika. What? saya menghindar dari fisika tapi ko ini ada fisika-fisikanya? [ada moral value disini, jadi kalian jangan kebanyakan nonton film karena ekspektasi berbanding terbalik dengan realita 😅]. Dan bener banget jurusan saya itu banyak fisika-fisikanya, kata dosen malah jurusan gue belajar sesuatu hal yang gak bisa diraba, objeknya fluida yang bisa berubah-berubah alias gak tetap, gak terlihat pula. Yang paling saya inget adalah adanya soal-soal pas ujian tentang mengukur jarak matahari ke bumi pada tanggal tertentu, ada juga soal ngukur turbulensi di lapisan batas, ada juga soal tentang kecepatan angin. Pokoknya bikin mumet banget. Sampe bikin frustasi kenapa saya harus belajar itu semua haha, akhirnya semester 7 menemukan titik terang tentang aplikasi dari jurusan ini, dan saya menemukan apa yang mengundang ketertarikan  yaitu tentang lingkungan dan manfaatnya bagi masyarakat, dan di semester itu pula adalah penentuan topik skripsi dan dosen yang ingin dipilih sebagai dosen PS. Kebetulan Pak Perdinan lagi mengajar di kelas dengan topik komunikasi dan klimatologi, dan saya tertarik langsung menemui beliau untuk minta saran harus ngapain dan bagaimana menggabungkan ilmu klimatologi dengan komunikasi. Akhirnya mulai cari-cari di internet dan mulai nulis topik skripsi dan langsung menghubungi beliau untuk jadi dosen PS saya dengan topik tersebut. Akhirnya setelah pengumuman dosen PS alhamdulillah keterima jadi anak bimbingan beliau. Meskipun banyak rintangan dan ketakutan saat bimbingan, tapi beliau cukup care sama anak-anak bimbingannya dan tipe yang menyukai ketika anak bimbingannya tahu apa yang ingin dilakukan atau passion apa yang ingin dicapai maka beliau akan mendukungnya.

Mungkin ketika seseorang berjalan sendirian maka akan terasa sulitnya, tapi meskipun berjalan sendirian tapi di belakangnya ada orang yang terus berdoa dan memberi dukungan maka kesulitan tersebut tidak akan terasa. Dan saya beruntung memiliki mereka yang jadi bagian dari kenangan hidup saya.
1. Keluarga
Kalau dipikir-pikir, semua hal 4 tahun yang saya lalui tentu aja gak pernah lepas dari doa seorang Ibu ya, punya  Ibu luar biasa yang baik, care, selalu mendoakan anaknya dalam sujudnya itulah sosok Ibu yang saya miliki. Ibu gak pernah marah kalau urusan nilai dari semenjak saya sekolah karena baginya, nilai itu tanggung jawab anak-anaknya, makanya anak-anaknya gak pernah diminta/disuruh belajar tapi beda kalau untuk urusan solat. Masuknya saya di IPB pun tak lepas dari doanya Ibu, karena kebetulan sebelum pengumuman, Ibu saya memiliki kesempatan ke Mekkah. Jadi kalau dibuat persentase, doa dan usaha saya mungkin cuma 1%, doa adek dan orang lain 1% tapi 98% keberkahan doa Ibu saya.

" Kun Fayakun [Jadilah maka terjadilah]"

  

Gak ada yang gak mungkin karena bagi Allah semua itu mungkin, maka ibu tipe orang yang selalu bilang kalau langkah kita harus disertai oleh doa. Tak lupa, punya adik-adik baik hati dan selalu doain kakaknya juga meskipun selalu minta traktir kalau kakaknya dapet honor dari kerja 😅. Semoga kalian kita sampai tua nanti sampai punya anak atau cucu tetep bisa selalu bersama, saling menghibur dan saling menolong ya. Semoga kalian bisa menggapai mimpi masing-masing Shalma bisa jadi pengusaha dan desaigner muda bertalenta kan mimpi kita bisa punya butik dan brand busana sendiri ya dan Rizqon bisa jadi dokter ya, semoga saya bisa selalu bahagian kalian ❤.

2. GFM
Foto bersama setelah penyambutan wisudawan di departemen GFM
 
Ketika masuk IPB dan mulai perkenalan di departemen, meskipun setengah hati ada di departemen yang emang "bukan gue banget" ini mengantarkan gue pada temen rasa keluarga. Ketemu temen-temen GFM yang unik-unik, baik, dan lucu, tingkah laku mereka selalu bikin ketawa. Meski terbilang sedikit kegiatan yang saya lalui sama mereka karena kondisi pulang pergi dari rumah ke kampus sedangkan kegiatan bisa sampe malem, tapi untuk dikelas mereka sangat sangat menghibur. Apalagi ketika saya seminar proposal, sidang dan wisuda, hadiah dan ucapan dari mereka-mereka tuh sangat sangat berharga bener-bener mensupport saya. Terakhir farewell party di departemen, pesan dan kesan yang mereka tulis bener-bener bikin speechless, doa dari kalian memotivasi saya untuk tetep menulis dan menggapai mimpi biar jadi penulis. Saranghae GFMers ❤.

Foto bareng Karin dan Irna


3. Korpus
Putri si pemred korpusku semoga makin keren ya ^^

Digna, adeku yang baik hatinya ^^
 
Kuntum korpus 10

Sejak pertama kali jadi calon mahasiswa IPB, salah satu UKM yang mau saya pilih selama kuliah adalah Korpus, karena dari SMA info IPB banyak saya dapet dari twitter korpus. Korpus menjadi salah satu alasan untuk mempelajari tentang jurnalistik meskipun jurusan saya berbanding terbalik, semacam pelarian yang membuat hati bahagia. Ketemu kakak-kakak korpus baik hati yang bersedia membimbing dari aksi corat coret berita saya yang gak bermutu sampe akhirnya jadi bagian direksi dan dapet amanah jadi pimpinan produksi cetak. Dari mulai rapat redaksi, liputan/wawancara, nulis berita/ngedit sampai memimpin rapat redaksi tengah malem di dinginnya lantai SC lama, sampai bagi-bagi koran gratis melakukan semua itu tanpa adanya paksaan sangat menyenangkan meskipun melelahkan. Dengan masuknya saya di Korpus, membuat saya paham dan mengerti banyak hal, ketika otak saya kopong, korpus memberikan banyak informasi, bahkan korpus selalu diskusi dengan 2 sisi, bukan hanya satu sisi korpus berada pada sisi kontra maupun pro. Bahkan dengan banyaknya pengalaman saya nulis di korpus, saya bisa masuk komunitas gensindo dari Koran Sindo dan membuat saya lebih banyak belajar tentang jurnalistik. Banyak banget pengalaman berharga yang saya dapet dari ikut UKM Korpus, meskipun ditengah padatnya kuliah dan banyak laporan, belum lagi sibuk nulis/wawancara buat gensindo yang juga berbenturan dengan deadline nulis berita di korpus, tapi selesai itu semua saya merasa bahagia ❤. Bahkan punya adek kelas yang super baik, kakak-kakak yang bisa jadi tempat curhat, korpus 10 yang bahkan sampe sekarang masih bertahan di korpus dan bareng-bareng pernah jadi bagian direksi. aku terharu punya orang-orang terdekat kayak kalian. 

4. Sahabat

"sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi. dialah ladang hati, yang kau tumbuhi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih. Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Karena kau menghampirinya saat lupa dan mencarinya saat jiwa ingin kedamaian" -Kahlil Gibran

Meskipun banyak kata yang menggambarkan suatu hubungan pertemanan layaknya best friend, teman, atau sahabat. Bagi saya mereka sahabat-sahabat saya. Mereka orang-orang yang selalu menghibur, berbagi dan membuat saya bahagia.
Uli, Shalsa, Alis, Astri

Masih sama mereka

Alis, kembaran aku yang baik hati
 
11 tahun sama mereka, semoga persahabatan kita tetep berlanjut yaa :*

Hesti, sahabat 11 tahun yang ketemu di IPB sekaligus korpus geng ciomas
Saya telah berteman dengan Alis, Astri, Uli, Hesti selama kurang lebih 11 tahun. Uli, Astri dan Alis adalah sahabat dari SMP dan kita sekelas di kelas 7-1. Mungkin dulunya kita kurang deket ya, tapi ternyata lulus SMP, saya dipertemukan dengan Alis yang jadi teman sebangku saya dan absennya berdekatan, anaknya baik banget, solehah, cantik, sabar, tempat curhat terbaik yang pernah ada, bahkan wali kelas pernah sempat salah kasih nilai karena hampir membuat kita disangka anak kembar. Meskipun Astri gak satu SMA tapi justru kita dipertemukan lagi di tempat les GO saat kelas 12 dari mulai makan bareng siomay dan nasi goreng saat istirahat sampe akhirnya lulus GO dan mulai masuk kuliah akhirnya sering hangout bareng. Uli juga sebenernya satu SMP tapi pindah dan udah lost contact tapi ternyata kita dipertemukan di IPB. Dan Hesti, meskipun dulu satu SMP dan gak pernah sekelas, tapi semenjak dia masuk D3 IPB dan ikut Korpus, membuat kita jadi sering bareng-bareng. Berangkat pulang bareng dari kumpul korpus, main makan bareng dan emang rumah kita deket cuma beda perumahan aja. Masih ada lagi temen 11 tahun yang kebetulan gak bisa hadir di acara wisuda kemaren dan gak ketemu di IPB yaitu Yanuar dan Rivaldi. Kayaknya kalau kita kumpul bareng-bareng lucu yaa. Makasih doa, ucapan dan kadonya yaa ❤.
Icha dan Tika ^^

My beloved friend, saranghae ❤
Ketika di GFM, saya ketemu orang yang sama-sama addict sama drama korea dan heboh ketika ngomongin abang Lee min ho, dia adalah Fatika. Mungkin mukanya terlihat judes kalau gak kenal dia banget, padahal orangnya hebohnya minta ampun, dia baik meskipun cerewet, terlihat manja, satu dunia perdrama koreaan pokoknya dan pinter banget sekali baca langsung hafal satu halaman sampai titik koma dan halamannya. Kemudian dipertemukan juga dengan Icha si baik hati yang udah ketularan agak jahat dari Tika wkwk, pinter, pendiem, gak enakan sama orang, sekarang suka nonton drama korea juga gara-gara ditularin drama korea. Dan juga ada Nisa, yang kebetulan wisuda bareng, ini anak baik, gak enakan juga, suka horor sama hobi nakut-nakutin, suka makan pedes sama telat makan padahal punya maag, udah ketularan suka nonton drama korea, eh taunya punya visi misi yang sama pengen kerja di media. Kita dianggap bergeng sama orang-orang tapi kita sahabatan karena emang sama-sama heboh, suka bergosip, hobi nonton drama korea, dan uniknya sifat-sifat kita terbagi dua bahkan dosen bimbingan pun jadi terbagi dua, Nisa sama saya dan Tika sama icha. Kangen maen bareng lagi.
my uul so sweet banget sengaja dateng, semangat ya penelitiannya ^^
Pertama kali masuk IPB, mahasiswa baru diwajibkan untuk masuk asrama. Pertama kali masuk asrama pasti ada awkward moment dan sedikit takut untuk ketemu dan tinggal di satu ruangan yang bahkan kita pasti akan beda paham, beda kebiasaan dan beda segala-galanya. Tapi di kamar 60 A1, saya ketemu sahabat yang asik, baik yaitu Eka, Ulya Ita. Kebetulan Ita wisuda bareng, eka udah wisuda duluan, dan Ulya belum. tapi departemen ulya emang susah :( saya dapet interdept aja pusing apalagi yang emang jurusannya ya. semangaat ulyaa kamu pasti bisa ^^. Banyak banget kenangan di kamar 60, dari mulai curhat-curhatan masalah pacar, orang yang disuka, curhat kesel sama orang, birthday party, sampai curhat pelaku mahasiswa iseng yang mencet tombol alarm kebakaran di CCR yang ternyata temen sekamar sendiri, itu hal terlucu yang masih kita inget sampai sekarang. Bahagia deh pernah kenal sama kalian.
Alis, Fira dan Astri
Saya juga punya sahabat 7 tahun, yaitu Fira. Kenal di SMA kelas 11 dan masuk kelas baru karena siswanya bukan temen sekelas di kelas 10. Karena mata saya punya minus 2 dan mengharuskan saya pakai kacamata, maka saya memilih duduk paling depan, kebetulan belum punya teman sebangku. Dan saya pergi ke toilet sebentar, setelah kembali ke kelas tiba-tiba di meja saya udah ada tas hitam model cowok, saya kira itu tas punya cowok dan ternyata itu tas Fira 😂. Kemudian kenalan dan agak canggung-canggung, dia ini baik, apaadanya, suka galau, kalau ngomong ceplas ceplos, suka korea korea juga. Meskipun pernah suatu ketika keadaan dan salah paham membuat kita harus bertengkar dan menjauh tapi kita dipertemukan oleh wali kelas untuk saling mengesampingkan ego dan baikan. Alhamdulillah baikan dan saling support untuk meraih mimpi dan universitas yang diinginkan, Fira di FKH IPB dan saya di Meteorologi IPB. Universitas yang sama gak membuat kita saling merasa saingan tapi justru saling support dan mendoakan agar lolos masuk IPB alhamdulillah lolos, MPKMB bareng dan lulus sekaligus WISUDA bareng. Sukses terus untuk kita semua ya fir, baru sadar ga ada foto barengan, kangen main bareng :(

5. Adik
Kintan si cantik solehah dan Shalma adek kandung yang bawel tapi menggemaskan

Rara dan Mia adek baik hati yang menyempatkan hadir❤
Saya ini tipe yang suka SKSD (Sok kenal sok dekat) dengan orang lain, termasuk dengan temen adek sendiri. tapi justru membuat mereka dan saya deket kok. Makasih yaa Kintan yang cantik dan sholehahnya bikin ngiri, makasih juga Mia dan Rara yang heboh dan baik hati udah dateng.

Makasih untuk semuanya yang udah kasih doa, dukungan, ucapan, bunga, kado pokonya semuanyaa ku sayang kaliaan ❤

Bonus Picture
foto bersama ibu, uwa dan resi sodara sepupu

dengan Resi

dengan uwa ❤
dengan om firman

Tokoh penting yang menjadi kang bunga, kang potret dan kang barang di hari wisuda

gift wisuda

Adek yang super romantis, masih pagi beliin bunga malah disuruh milih mau yang mana ❤

4 tahun untuk ini

behind the scene prosesi wisuda

BTS

H-1 wisuda

Muka lagi mikir milih siapa antara jung woo depyonim atau chef jung sung padahal besoknya wisuda
 
Foto mainstream lempar toga
Foto bersama pembimbing skripsi