Monday 30 May 2022

Keep Moving

Akhir akhir ini jadi sering lagi muncul emosi ga stabil, gerd kambuh, jadi sering nangis tiba tiba, pikiran tuh full dan hati ga enak. I got some issue dalam diri yang bikin uring uringan bahkan ga selera untuk melakukan yang dulu aku suka, nonton Kdrama. Yang paling kacau sih gerd ya, aku bertahun tahun belajar handle gerd karena stres yang tak terkendali dan berhasil juga untuk ketika stres melanda aku ga mual, sesak napas dan muntah. Entah kenapa bahasa ruminasi yang dibahas dr jiemi muncul lagi dan bikin gerd kambuh. Alhamdulillahnya aku ga insomnia, tidur aku mundr jadi jam 1 atau 2 tp aku ga insomnia lagi, aku ga kesulitan tidur karena pikiran yang full. Jadi kalau dijabarkan adalah pikiran aku berlapis dan bercabang tapi semua karena hati yang akhir akhir ini tergerus. Tp pikiran itu gak tersebar berantakan, dia ada di folder2 yang tepat cuma emang kebuka terus. 

Sebenernya ketika compare masa masa lalu dan dulu aku tuh kayak gimana, pen bilang ke diri sendiri udah hebat banget. Cuma at some moment suka tiba tiba muncul kayak seseugeukan padahal ga abis nangis. But i know, I am still homorraging pain, trauma dan anxiety muncul yang membuat aku ngerasa kayak abis dipukul sana sini di bagian hati. Cuma aku ga mau ngerasa playing victim terus, memposisikan diri sebagai korban terus sampai akhirnya proses ruminasi terus terjadi dan gak bikin aku grow. Cuma melupakan dan ikhlas tanpa rasa khawatir menjalani hari itu suatu hal yang susah. Cuma aku jadi ngerasa aneh karena kayak lagi kebagi jadi 2 orang yang punya pikiran yang beda. 1 yang selalu fokus sama rasa sakit dan terus menerus marah, rasanya pengen teriak, mau kabur terus mau memaki, mau lempar segala barang dan mau nyakitin balik. Sedangkan 1 lagi sisi yang bertumbuh, yang tau gabisa mengubah masa lalu, belajar buat mengatasi gerdnya dengan minum obat lambung dan mengatasi pikiran liarnya dengan bawa hadir di masa kini, meditate. Aku cuma lagi proses berantem dan gatau siapa yang menang, diri aku yang penuh kekecewaan dan kemarahan, atau diri aku yang udah lama bangun ketenangan dan kestabilan?

Dalam proses meditasi aku biasanya membawa diri aku ke moment bahwa aku yang sekarang baik baik aja, meski tanpa trust dan bikin aku muak ke semua orang, tapi banyak orang gak bersalah bahkan orang yang nyakitin akupun dia gak berhak dapet rasa sakit atas aku yang terluka. No one can deserve this kan? Aku harus ingat tujuan aku kenapa aku pengen jadi shalsa yang tenang, stabil emosi dan ga dendaman, karna aku gamau nanti anak aku terluka karena luka yang dialami ibunya. 

Dalam suatu waktu ada momen berpikir what if jalan yang aku ambil kemarin itu beda. Gak peduli apapun segala begging, tangisan, dan penyesalan yang dia tunjukkan. Apakah aku bisa lebih tenang dan bahagia? Ikhlas segala yang terjadi dalam hidup? Apakah aku gak akan nyakitin balik ketika menjalani dengan orang lain? Apakah beneran udah maafin? Atau jangan jangan sebenernya cuma nunggu waktu aja buat mengutuk diri sendiri betapa bodohnya ambil keputusan. But trust me 2018 jadi momen terambyar, sesimple memori hp ilang aku kacau dan mengutuk diri ssndiri salah ambil keputusan. Tp sbnernya bukan soal masalah besar atau kecil. Aku percaya bahwa setiap masalah itu saling berkaitan membentuk bola pikiran yang besar, masalahnya bukan soal memori hp tapi masalahnya adalah kebiasaan mengutuk diri sendiri, aku benci sama bagian diri aku yang negatif yang terus terusan dibenci sampe akhirnya aku looping teris melakukan itu hal yang aku benci. Tapi self awareness ini tuh PR banget, aku againts banyak orang bahkan gak percaya bahwa permasalahannya aku yang benci diri sendiri. 

Dan kalau ditarik mundur, polanya selalu terjadi di bulan Nov, Dec, Jan sampe Feb. Aku ga tau momen aku jadi cepet marah itu kenapa di bulan itu terus. Kenapa harus orang orang sekeliling aku yang kena damprat, mereka ga salah apapun dan itu bikin aku capek. Setelah di telusuri, I am hurting di bulan2 itu. Tp terlukanya udah beberapa tahun lalu, sayangnya otak dan tubuh kita itu pinter banget nyimpen memori yang bahkan ga kita sadari dan udah kita lupain. Sakitnya masih ada cuma kita abaikan aja. Nah sekarang aku ngalamin di bulan beda, yaitu Mei. Curiganya sih Sep, Oktober, desember dan Januari aku ga stabil lagi. Bukan niat ga stabil, karena aku curiga dapet pattern baru yang belum selesai karena lukanya masih basah. Tapi kalau dulu aja aku bisa melalui itu semua, sekarang juga bisa bukan?
 
I mean people always do mistake kan ya? Meski ga mudah buat maafin, tapi membenci bukan solusi kan? Membenci cuma bikin hawa negatif ke diri sendiri. Aku  cuma perlu menemukan kembali fokus aku. Kalau orang lain gak berubah setelah dikasih banyak kesempatan, its not your fault shalsa, jadi kalau nanti kamu tersakiti lagi di masa depan, please jangan mengutuk diri sendiri (lagi). Itu salah mereka yang membuktikan kalau mereka ga mampu memegang janji mereka. Tapi you are so strong, dan mampu melewati semuanya dengan lapang dada.

Ada satu kutipan dari 13 reason why 3 yang aku suka
"Hate is too simple, hate is easy. Love and understanding are harder. But they are how we take care of each other. How we survive. That it can be painful. But we can survive, we can get through it. Maybe we suffer anxiety or depression. But people think all of us do in some ways. How could we not with the world the way it is? We hear a lot of promises that things will get better. Whatever happen keep moving. Get through it. Choose to live. Cause even on the worst day, there are people who love you. There new music waiting for you to hear. Something you haven't seen before that will blow your mind in the best way. Even the worst day, life is a pretty spectacular things"





Saturday 28 May 2022

Thank you, Just Relax

You dont need to focus on anything at all
Just rest and relax
Enjoying this calm state you are in
Remember that feelings such as stress or anxiety are simply just that
Feelings thay are not who you are they not your identity, they simply emotions that come up every once in a while
Instead of resisting learn to welcome your thoughts and feelings. Accept them and then feel how they float away
The more you practice this awareness of your thoughts and feelings the more often you can allow your brain to start establishing and strengthening new pathways that will help you stay more mindful and balanced

I dont know why I feel comfortable and thankful to my brains and my feelings these days after jessica yoga instructor tell audience to be more mindful. Now I just want cry if anthing happen and need to crying. The more I have self awareness, the more happiest I am and be mindful and get peacefull that I really want in my life. Now I want to hug my self often because still breath right now even though storm hit me always :)

Feels Like A Man

Gue kadang banyak menghabiskan waktu buat merenung, salah satunya "kenapa ada laki laki yang suka menyakiti wanita?" Apalagi ada banyak banget issue di luar sana seputar ini. Gue kadang suka mikir apa di balik otaknya pria pria ini ya. Jangan jangan mereka sakit. I dunno

Tapi I found this. I love this
Sebenernya setiap manusia itu perlu punya self awareness yang tinggi. Karena dengan kita aware apa yang terjadi sama kita, apa yang lagi kita pikirin apa yang kita rasain. Kita bisa tau nih kalau pilihan yang kita ambil itu baik atau buruk. Kalau ternyata terjadi pengulangan, dan gak sanggup sendirian mengubah itu tp ada niat baik buat berubah. Maka you need profesional. Seeking help itu bukan berarti lemah, tp berusaha buat minta tolong dan yang menolong kita bukan berarti kuat juga.


Karena dari dulu sejak SD sendirian gada cowo yang fight setelah bapak meninggal. Gue jadi fight sendirian bahkan membentuk diri yang strong di depan gaboleh takut apapun bahkan cenderung ngajak ribut klo diajak ribut, even itu ama cowo2 di jalanan. I dunno tp di otak gue adalah no one can protect me, I need to protect my self. Tp efeknya bertahun tahun kayak gtu bikin capek banget sampai udh ga muak hidup di dunia. Jadi gue selalu berdoa supaya someday bisa ketemu pria yang bisa melindungi gue dan menghormati gue sebagai wanita. Karena gue butuh pelindung juga gue butuh rely on juga. Tapi kadang gue mikir tiap kali rely on pasti disakitin :) hahahaha fak life

merenung dan berdoa

Gue bener bener bingung atas segala masa depan yang akan gue tempuh. Sejujurnya gue ga suka kalau masa depan gue akhirnya gue dikibulin lagi. Atau gue menyesal di masa depan. Gue benci ketika gue gabisa memegang kendali untuk masa depan gue. Gue cuma berharap dalam tiap doa gue gini

"Ya Tuhan, aku sayang dia, aku cinta sama dia. Aku juga menginginkan dia, ada bagian dari diri dia yang sangat aku butuhkan. Tapi pasti Kau tau apa yang paling aku butuhkan. Jadi kalau ternyata bukan dia, tolong pertemukan aku dengan yang terbaik menurutMu. Jauhkan dia sesegera mungkin. Lapangkan hati aku"

Dulu gue berharap dia bisa jadi yang terbaik yang bisa menemani gue, tapi setelah berkali kali kecewa dan kecewa gue juga mengecewakan dia yang akhirnya kecewa sama diri sendiri. Gue jadi sering berpikir bahwa It doesnt going work. Dia hanya akan berbohong, berbohong dan berbohong agar supaya gue gak tersakiti lagi. Padahal yang gue inginkan kejujuran dia sekecil apapun. Kadang ketemu orang yang masih compang camping bolong sana sini hanya akan bikin gue sedih lagi dan lagi karena nyatanya dia akan terus menyakiti. Berharap dia jadi versi terbaik dia tuh kayak berharap supaya orang gak menyakiti kita ga sih? Which is gak ada jaminan. 

Sejujurnya gue takut banget salah ambil langkah, gue takut hidup gue di masa depan berantakan dan jadi gila hanya karena salah percaya sama orang yang karakternya gabisa berubah. Dan menjalin hubungan di saat lu masih terluka bernanah sakit sana sini itu gak baik bukan? Gue bingung harus apa 

Gue cuma pengen sesimple orang yang setara sama gue, yang bisa gue hormati, memegang teguh prinsip monogami, ga berbohong ke gue hanya karena janji ingin membahagiakan atau takut mengecewakan

Gue bahagia bahkan sebelum dengan dia dan saat gue single. So gue percaya bahwa gak ada orang yang bisa membahagiakan diri kita selain diri kita sendiri yang udah bahagia.
Gue ingin dia jadi pelengkap, tapi kalau dia gak bisa membahagiakan setidaknya jangan bohong dan berjanji gak sih? Sejujurnya gue lelah dengan manusia

things I've learned today

Things I've learned today
Ada perasaan berkecamuk, worries, anger, sad, dissapointed, ashamed dan beberapa perasaan yang tak tampak dengan jelas. Masalahnya perasaan negatif ini menghancurkan 1 hari jadi gak tenang dan uring uringan. Lalu aku menyadari satu hal : aku kurang tidur, jam tidurku berantakan, kamarku berantakan, pikiranku berantakan dan menghasilkan kesimpulan hidupku berantakan. Well tidur itu mempengaruhi segala mood juga. Soalnya pernah jg ngobrol sama 1% katanya salah satu alasan emosi gue naik turun adalah selain terluka karena jam tidur gue bermasalah. 

Tapi aniwei hari ini bener2 merasa level kesel memuncak, muak aja sama semua orang, kayak capek banget menghadapi segala rupa manusia manusia. Gue menemukan bahwa ada orang yang bikin kesel, ada orang yang melawan terus menerus sampe memposisikan diri buat mati kudu, ada yang memojokan dan melawan analisis dan idea lalu memposisikan dia paling tau segalanya, dan ada orang yang dengan perilakunya pernah nyakitin memorinya balik lagi tuh menusuk2 sanubari sampe bikin muak

Dan ternyata semua itu bikin gue overthinking, mood gue naik turun ga jelas, uring uringan bahkan ke titik pengen gue diemin semua orang. Karena level muak banget bener bener muak.

Lalu di saat itu ada sisi positif yang nyuruh gue buat do the best aja, bukan buat dipuji, bukan buat disukai dan ditemenin. Bukan buat dianggap pinter sama orang lain. Tapi buat diri sendiri. Nanti tangan tangan semesta mendukung dan membuktikan kalau kita benar, kita baik dan pujian akan datang belakangan tanpa kita berharap. 

Dan ternyata hari ini terbukti gue mendapatkan jawaban semesta. Hal baik datang dan yeah gue senang. Walau masih ada bagian yang luka dan penuh nanah dan bikin gue kembali membenci, gue larikan diri gue buat menangis! Yes nangis. Menyembuhkan loh walau ga banyak, at least gue ga bohong ke diri sendiri

Friday 27 May 2022

Fear

Gue tau orang bisa berubah meski gue ga percaya orang bisa semudah itu berubah. Tapi gue takut disakitin dengan cara yang sama bahkan lebih jahat fi masa depan.

Wake Up And You Can Be happy

Gue kadang mikir, sebenernya bagaimana cara memaafkan? Setiap kali triggering muncul kayak Im done enough capek I cant trust nobody. Tapi gue menyadari bahwa lukanya masih ada masih basah, jadi ketakutan luka belum sembuh di tambah lagi lukanya itu jelas masih terekam di memori otak. 

Suatu ketika bisa dihandle sendiri, suatu ketika lagi gabisa dihandle sendiri dan capek sendirian. Kayak teriak and nobody cant hear me. Kadang cuma pengen waktu berhenti dan segala kebaikan muncul tepat depan gue. 

Kadang ada momen ego muncul dan mengacak ngacak segala pikiran, rasa legowo yang pernah muncul supaya gue bisa berpikir realistis dan gak naif bahwa manusia ga segampang itu berubah, jadi jangan berharap. Tapi ketika pikiran ini muncul, gue jadi marah karena memposisikan diri jadi korban "why me? Why this bad things happen to me? Why they hurting me? Ga cukup puas bikin sakit sekali dua kali sampai trauma, why?"

Tapi satu yang gue sadar kenapa pikiran ini muncul. Karena selain triggering yang dari external, gue kelelahan secara fisik dan psikis, trus ga intens lagi berdoa minta ketenangan ga solat malem lagi karena gue takut soal takdir dan tentunya gue takut gue kayak orang bodoh udah percaya tapi dibegoin berkali kali. Gue takut akan masa depan, gue berhasil merangkul diri gue di masa lalu supaya lebih legowo tapi gue yang kini dan masa depan penuh ketakutan. 


Friday 20 May 2022

Belajar dari rasa sakit

Keegoisan gue akan memilih untuk ga merespon segala bentuk kenalan dari dia sedari awal dia minta kenalan dan ketemuan. Tapi bukan hidup namanya kalau kita ga belajar. 2 tahun itu bukan waktu yang sebentar, berkali kali dealing dengan kondisi capek karena dia yang selalu ada di zona yang sama gak berubah, dan berkali kali membuat gue pengen pergi jauh. 

Tapi tiap kali merenung, gue sadar bahwa bukan karena terlalu sayang/cinta yang bikin gue bertahan sama dia. Gue merasa menemukan diri gue yang lain dengan mencintai dia. Ternyata ada pelajaran berharga yang kita berdua dapat dari rasa sakit. Dia belajar karena udah menyakiti gue, gue belajar karena sering tersakiti oleh dia. Meski gue terus bilang ke diri sendiri bahwa gue gak akan bisa mengubah orang lain, jadi seandainya kalimat dia bilang dia mau berubah demi gue, gue ga boleh kepedean. Karena perubahan itu hal yang sulit. Dalam buku yang gue baca, katanya alih alih bersikeras mengubah pasangan karena tentunya yang akan menderita itu diri kita, coba tanyakan ke diri sendiri "apakah kekurangannya ini menjadi masalah?", "apakah aku bisa menghadapinya jika dia tetap tidak bisa berubah?", "what if worst case terjadi, apa langkah yang akan aku ambil?"

Selama mencintai dia, gue belajar arti ketenangan dari rasa sakit, gue belajar mengenal dan lebih mencintai diri gue dan tentunya gue belajar meyakini bahwa people memang come and go. Pada akhirnya ternyata berharap kepada manusia itu hal yang akan selalu mengecewakan. That's life. Kadang ada momen melihat cermin dan melihat track ke belakang ternyata gue melihat diri gue yang baru. Belajar menyikapi sesuatu dengan tenang, padahal di dalam hati rasanya ingin meledak dan memaki. Gue belajar untuk percaya segala intuisi yang datang karena berkali kali dan hasilnya bener, sampai sekarang gue masih belajar melihat tanda yang dikasih Allah ke gue. Gue juga belajar bahwa terus terusan membenci itu sama aja nyiram diri sendiri dengan air panas yang mendidih, bikin melepuh dan terus terusan sakit di saat yang sama gue belajar untuk menang dari isi pikiran sendiri, pikiran gue untuk balas dendam dan menyakiti dia lebih parah sampai dia sadar kalau dia menyesal menyakiti gue, gue bahagia ternyata gue mampu menang dari isi pikiran psycho sendiri, dia hanya tersimpan dalam pikiran bukan jadi tindakan. Dan terakhir gue belajar melepaskan, dia gakan jadi milik gue kalau memang gak ditakdirkan buat gue bukan? Meski dalam prosesnya sakit banget. Gue sadar menang itu sebenernya adalah melawan diri sendiri. Mampu atau engga? Bukan melawan orang lain. Gue bangga bisa menang secara elegan. Karena hal yang dia lakukan udah terlanjur, marah marah gak akan mengubah fakta, tapi gue bisa jadi orang lebih baik dari itu.

Di saat kita ambil jeda buat menjauh, dia kembali dan menyadari hal baru. Gue bahagia bukan karena dia kembali dan berniat berubah demi gue agar jadi better version dia. Gue bahagia karena dia menyadari hal baru dalam diri dia. Karena gue tau dengan pasti menyadari diri itu hal yang sulit, hal yang pertama dari sebuah perubahan adalah self awareness dan dia melakukan itu. Gue ingin dia bisa lebih peduli dengan diri dia, gue ingin dia lebih sayang dengan diri dia, dan gue ingin dia mudah memaafkan diri dia. Karena ketika kita mudah maafin diri sendiri, lebih peduli dan sayang dengan diri sendiri. Kita gak akan dengan mudah menyakiti orang lain. 

Gue pengen bilang ke diri gue yang lama, makasih udah sampai ke titik sekarang, gak pernah menyerah dan terus berjuang. Berat memang yang dijalani, tapi udah sampai ke titik sekarang itu hal yang luar biasa. Mari kedepannya terus menjadi kuat setiap hari. Kuat menghadapi keadaan, kuat dalam menerima takdir dan kuat bukan berarti gak nangis. You can cry if you want ya shalsa and back stronger :)


Thursday 19 May 2022

Do your best


Kemarin ada acara kantor karena owner kantor ulang tahun, dan culture di kantor gue adalah bagi bagi doorprize ada uang, ada voucher MAP dan ada juga hp iphone terbaru. Dari dulu ga pernah beruntung dapet doorprize. Dan menjelang lebaran kemarin beruntung dapet voucher MAP 1 juta. Ternyata kemarin di acara ultah owner pun dapet uang 100 dolar. Tapi entah kenapa sebelum nama disebut, tangan tuh udah di keyboard buat nulis hadir di kolom chat, kayak ada yang gerakin hati biar ga hangus. Eh bener disebutlah nama gue. Alhamdulillah

Sampe tadi ketemu temen kantor trus dia bilang "kok lu beruntung banget sih, kemarin voucher MAP 1 juta sekarang duit 100 dollar". Disini bukan berbangga diri karena jadi orang beruntung. Tapi takjub sama doa dalam sujud yang langsung dikabul. Dan beberapa hari ini rasanya overwhelm, masalah sendiri udah pusing, uang juga pusing, belum kerjaan dan semuanya berkecamuk dalam pikiran, alhasil cuma bisa bikin nangis tiap solat. Rasanya pengen teriak buat bilang "gue ga sanggup deh ya Allah, kenapa kok gini amat bertubi tubi ya? Sedih tau rasanya, capek fisik hati pikiran bahkan semua jiwa raga aku capek. Rasanya pengen waktu stop aja" lalu berpikir lagi, kalau mau waktu berhenti berarti ada 2 jawabannya gue mati atau dunia kiamat. Dan keduanya ngeri, gue punya mimpi bisa jalan jalan ke korea dan keluar negeri jadi belum pengen mati juga. Kalau kiamat? Belum sanggup aja gitu, masih banyak dosa. 

Trus di saat yang sama, masalah financial lagi diuji banget banget, sampe gue bilang gini cuma dalem hati sekilas "gimana ya caranya bisa dspet uang buat nambah nambah?" Langsung dijawab seketika. Di saat itu gue percaya bahwa hal baik akan mendapatkan hal baik pula, hal buruk akan dapat hal buruk pula. Gue berhenti mendoakan keburukan orang yang udah nyakitin gue, gue bahkan doa gini "Ya Allah, orang itu udah jahat banget sama aku. Aku ga janji bisa maafin, tapi aku pengen maafin bukan karena disuruh orang lain, bukan karena kewajiban seorang muslim yang legowo setelah disakiti bukan juga karena perasaan apapun. Aku cuma pengen belajar damai buat diri aku aja. Tolong bantu lapangkan hati aku atas segala yang pernah dia perbuat. Tapi aku mohon, jangan biarkan karma dan hal buruk terjadi sama dia karena aku yang tersakiti. Kan katanya doa orang yang teraniaya akan diijabah. Tolong kasih aku kelancaran hidup, kelapangan hati, kesabaran dan rejeki yang tak terduga aja Ya Allah tanpa perlu hal buruk terjadi sama dia"

Gue jadi semakin yakin kalimat di journal yang pernah gue tulis tentang "it will be your time soon. Have patience. You will shine when it's your time". Satu per satu hal yang pernah gue ucapkan dalam hati, gue tulis dalam journal gue, kalimat yang pernah diselipkan dalam doa dan obrolan kecil bareng adek, satu per satu lagi di perlihatkan sama Allah. Adek gue pernah cerita kalau di momen tersedih dan tsrendah dia, dia pernah solat dan minta sama Allah "ya allah aku pengen lupa atas segala masalah yang muncul biar ga sedih lagi" dan beneran lupa, jadi dia ga inget lagi masalah yang pernah nyakitin dia. Gue yakin kenapa perasaan gue ga sakit banget kemarin itu dan selegowo itu ya karena tangan tangan Allah bekerja disana. Jadi gue ga perlu ragu bahwa waktu gue akan tiba, hal yang gue harapkan, gue impikan akan terkabul. 

Jadi tiap lagi pusing, overthinking dan rasanya capek. Gue duduk diem merenung sambil mikir "Ya allah aku lagi sedih. Karena hal ini. Tapi ini cuma perasaan doang kan? Besok besok akan tiba waktu aku bisa bahagia"

Di perjalanan tadi, ada satu mobil di belakangnya ada tulisan yang isinya gini 
" Tuhan tak pernah janji langit akan selalu biru. Tapi Dia berjanji akan selalu menyertai"
Hati tuh langsung adem, karena kayak diingetin bahwa setiap langkah gue pasti akan disertai Allah gitu. Manusia itu janjinya ga pernah bisa dipegang, dan berkali kali bergantung akhirnya jatuh lagi yang bikin capek tapi janjinya Allah tuh ga ingkar. Gue jadi sadar bahwa setiap langkah baik akan menghasilkan hal baik. 

Ada suatu titik yang merasa berat memang jadi tulang punggung, segala biaya rumah bahkan adek UKT, mobil bisa bikin engap dan kalau dipikir pikir bisa bikin gerd kambuh. Belum lagi biaya nikah, pokoknya otak kebagi, plus disakitin sana sini. Kayak gue mikir, katanya Allah gak akan menguji hambaNya di luar batas kemampuan hambaNya. Menurut gue, gue udah di luar batas gue nih. Tapi kok terus terusan ya diujinya? Masa iya sih gue mampu? Tapi sekarang gue yakin, bahwa akan ada satu titik gue bisa dapet apa yang gue inginkan suatu hari nanti, gue akan dapat balasannya. 

Jadi pengen tepuk tepuk diri sendiri udah jalan dan nangis nangis sendirian. Tapi mampu setiap hari bertumbuh jadi orang yang lebih baik lagi. Pasti nanti akan jadi orang yang lebih baik lagi, karena ternyata aku mampu membuktikan kalau aku kuat dan aku hebat :) Im so proud of my self ❤



Wednesday 18 May 2022

Menghindari rasa sakit dengan beri rasa sakit

Aku sempet bingung dengan kalimat "aku mencoba menghindari agar rasa sakit kamu gak terbuka lagi"
Kenyataannya, kita gak akan bisa menghindari rasa sakit yang dirasakan orang lain bukan? Yang bisa kita hindari adalah langkah kita agar ga menimbulkan rasa sakit ke orang lain?

Tetep orang lain itu di luar kendali, perasaanya, perilakunya, cara bicaranya. Yang cuma bisa pegang kendalinya adalah diri sendiri.

Di sesi konsultasi dulu sama dr jiemi pernah ada pembahasan tentang orang lain dan rasa sakit hati. Kalau kita sakit hati atas perlakuan, perilaku atau cara bicaranya yang cuma bisa kita lakukan adalah bilang kalau yang mereka lakukan itu nyakitin. Tapi kita gak bisa minta agar kita gak tersakiti. Bahkan perasaan sakitnya ini pun tanggung jawab kita. Jadi gak ada satupun makhluk di dunia ini yang bisa menghindari rasa sakit atas kegiatan yang udah kita lakukan, tapi kita bisa menghindari kegiatan yang ternyata bisa nyakitin orang lain. Misal gak pengen pasangan sakit hati karena kita ketauan bohong. So yang bisa kita lakukan adalah gak berbohong. Adanya di depan buat minimalisir segala risiko kecewa dan rasa sakit bukannya di akhir yang berakhir penyesalan.


Monday 16 May 2022

Mencintai Lewat banyak pintu

Untuk pertama kalinya, gue amazed sama diri sendiri. Karena gue ga mendoakan yang jelek buat orang yang menyakiti gue. Gue justru pengen yang terbaik buat dia. 

Gue takut karma dateng ke diri dia karena udah menyakiti gue sesuai Firmannya Allah tentang segala perbuatan akan mendapatkan balasan setimpal. Tapi gue gamau dia mendapatkan hal buruk di hidupnya karena perbuatannya. Gue ingin dia jadi orang yang lebih baik lagi setiap harinya bukan hanya ingin bikin gue bahagia, tapi agar dia ga terkurung dari segala perasaan negatif tentang dirinya.

Cinta tuh emang gitu ya ? Untuk pertama kalinya memandang orang yang kita sayang dengan perasaan beda. 

Nemu video ust felix yang bilang gini
"Penulis novel tenggelamnya kapal van deer wijck, dia nulis gini cinta itu punya banyak pintu. Ada pintu sayang, pintu cinta dan segala pintu lainnya. Lalu dia bilang cinta itu punya banyak pintu. Tapi pintu yang terbaik adalah lewat pintu rasa kasihan. Lalu saya mikir, maksudnya apa itu rasa kasihan? Masa kita dicintai karena dikasihani? Dan terus terang ada beberapa orang yang pernah mengalami itu yang ngasih tau saya. Gak enak cinta dikasihani. Kenapa? 'Saya mencintai engkau karena saya kasihan sama engkau'. Kayaknya tuh gak enak banget kita dicintai karena kita dikasihani. Tapi ternyata, dikasihani itu adalah pintu cinta paling luar biasa. Kenapa? Karena dia gak berkaitan dengan fisik sama sekali. Dicintai karena kasihan. Kasihan itu sendiri adalah perwujudan rasa cinta Allah kepada manusia. Maka ketika kita berbicara tentang keadaan kita di hadapan Allah SWT. Yang kita harapkan adalah rohmahnya Allah bukan keadilan Allah"

Dulu ibu juga pernah bilang kalau tiap liat bapak pulang kerja malem sampe akhirnya sakit liver tuh setiap malem ketika belum pulang, hati resah gelisah bukan karena takut macem2 sama cewek lain. Tapi takut kenapa napa di jalan. Dan tiap kali bapak tidur, yang ada di hati ibu itu ga cuma cinta tapi rasa kasihan karena bapak yang udah tanggung jawab buat menafkahi keluarga.

Gue sebenernya takut dia melakukan hal yang sama lagi, gue juga takut pilihan gue salah, gue juga takut nasehat orang lain terhadap gue justru yang benar bahwa kalau udah punya tabiat gak baik di masa pacaran maka ga perlu lanjut. Tapi gue ingin percaya meski setidaknya 1% bahwa intuisi gue benar dan dia akan berubah jadi lebih baik meski bukan gue yang merubah dia. Gue cuma perlu mempersiapkan hati kalau ternyata orang gak semudah itu berubah. Gue perlu menguatkan diri dan cari jalan keluar kalau ternyata yang terjadi di masa depan gak ada perubahan atau justru bertambah buruk. Tapi gue sekarang meyakini bahwa I cant change people. Rasa sakit yang pernah dan sedang gue alami that my responsibility, suatu saat pasti bisa sembuh karena gue cukup kuat. 

Tapi bukan berarti gue memaafkan dan mewajarkan segala perbuatan buruk terhadap gue. Tapi ada perasaan di luar sayang dan cinta yang bilang bahwa dia udah melalui banyak hal dan sedang terluka so he hurting me. Dia harus bisa berdamai dulu sampe akhirnya dia bisa jadi his best version. Gue pun hanya akan fokus ke seberapa baik gue buat dapetin orang baik yang bisa disandingkan Allah kepada gue. Gue harus percaya janji janji Allah pada hambanya :)

Makasih ❤


Bersyukur dibalik kekurangan dia, dia bisa jadi orang yang paling diandalkan. Perjalanan bogor bandung yang cukup makan waktu dan bikin dia yang bawa mobil pasti capek banget apalagi kurang tidur. Tapi kondisi gue yang tiba tiba drop karena gerd kambuh bikin harus minum obat lambung dan bikin dia melipir buat nyari obat. Padahal dia pun capek, pergi nyetir 6 jam dan pulang 4 jam pasti ga cuma ngantuk tapi juga badan sakit. 

Gue hanya berharap semakin hari dia semakin menunjukkan hal baik karena intuisi gue yakin dia orang baik, dia cuma kayak orang tersesat aja. Meski banyak air mata, kecewa dan rasa sakit  Tapi gue tetep ingin mensyukuri bahwa dia orang yang juga kasih gue bahagia, orang yang care sama gue, orang yang tulus dan jaga gue banget. Gue berharap, dia tetap menjalani hidup dia yang baik dan ninggalin yang buruk. Gue berharap semakin hari dia akan semakin baik. Gue berharap kebahagiaan sering sering muncul di hidup dia. 

Karena kondisi gue yang hampir pingsan kemarin, gue sampe lupa buat ngomong betapa bersyukurnya gue ada dia di samping gue. 

Saturday 14 May 2022

when you grief you hurt people

Gue percaya kalimat ini "when you grief, you hurt other people", bukan dengan tujuan sebenernya nyakitinya tapi orang tersebut ga mampu mengatasi segala bentuk emosi dalam dirinya. Di dalamnya hampa dan kosong dan inginnya selalu diisi. 
Gue pernah ditanya gini "memangnya bahagia yang kamu mau itu seperti apa?" 
Ternyata gue pernah menginginkan bahagia setiap hari, which is impossible. Misal ada pikiran bahwa dengan menikah gue akan bahagia, dengan punya posisi tertentu gue akan bahagia, dengan hidup bareng dia gue akan bahagia, dengan punya banyak uang gue akan bahagia. Kenyataannya ketika udah sampai ke titik itu, laku gak bahagia akhirnya marah, kecewa dan kesel sendiri. Karena kebahagiaan itu bentuknya subjektif. Kebahagiaan bagi gue dan orang lain tentu berbeda. Gue sempet bingung dengan kenapa orang bisa hanya dengan bahagia dengan melihat orang lain bahagia? 

Lalu ketika berselancar di internet gue menemukan satu vt wanda yang selalu ada buat nolongin temen2 avengersnya kayak pas nolongin hawkeye dan capt amerika. Tp ketika dia yang lagi butuh orang lain, gak ada satupun yang nolongin. Meski sebenernya avengers yang lain juga pasti sedang mengalami kedukaan yang sama, tapi pilihan yang diambilnya beda. Mrs potts juga bisa jadi lagi sama berdukanya kayak wanda, tapi bisa jadi dia dealing sama kedukaannya ya kan? Apalagi di akhir endgame petter bilang ke tony "you can rest now".

Momen terberat dalam hidup itu sebenernya bisa menghancurkan hati seseorang yang gak selesai menghadapi proses grieving akhirnya dia menyakiti orang lain. Karena "people who are hurt can hurt other people. And people who are loved, can love other people". Sayangnya di dalam kedukaannya salah satu avengers, wanda maximoff telah menyakiti orang lain. Tapi sebenernya gak mengherankan. Karena manusia pada dasarnya begitu juga. Ketika lagi proses berdua, sedih, kehilangan emosi yang muncul itu campur aduk dan gak enak banget, prosesnya pun sebenernya ga linear tapi bahkan udah capek capek eh taunya balik lagi ke titik semula. Jadi emang butuh effort banget buat ke titik penerimaan " okay, it happen to me. I am not okay but I will let go and move on"
Marvel selalu punya tempat spesial di hati gue terutama ketika angkat storyline yang ngajarin buat let it go. Waktu itu pijar psikologi pernah bahas kondisi para avengers yang mengalami stage of grief ini. Kayak natasha yang yang denial sampe sering mengalihkan fokus ke hal lain, bagaimana caranya buat tetep sibuk padahal cuma buat gak sedih aja. Atau kayak hawkeye yang marah dan rela jadi pembunuh bayaran karena kehilangan keluarganya. Ada juga hulk yang di tahap bergaining alias tawar menawar akan kesedihan yang dia alami, thor yang depresi sampe kecanduan alkohol. Dan wanda yang di wanda vision diperlihatkan 5 stage of grief yang dia alami. Penonton akan dikasih liat momen kapan aja dia denial, anger, bergaining, depresi and acceptance.

Ketika berselancar di internet gue menemukan netizen yang komen "seandainya captain america gak ke masa lalu dan pensiun. Pasti wanda gak akan kayak gitu. Karena steve care banget sama wanda". Tapi gaes, bukan tanggung jawab steve untuk membuat wanda memilih jadi orang yang baik aja dan gak bikin orang tersiksa di westview atau ketika dia jadi scarlet witch.

Bukan tanggung jawab orang lain untuk membuat seseorang menjadi lebih baik terhadap dirinya dan hidupnya sendiri. Karena toh itu hidup dia dan dia bisa memilih kehidupan seperti apa yang mau dia ambil. Bagaimana menyikapi kekecewaan, rasa sakit dan kehilangan. Pilihan hidup wanda saat itu tentu salah, wanda hanya menginginkan kebahagiaan atas hidupnya apalagi setelah mengalami banyak kehilangan. Tapi kebahagiaan itu bukan berarti bisa menyakiti orang lain. Orang orang yang udah dibunuh scarlet witch dan di westview ga pantes mengalami hal itu. Gak ada satupun manusia di muka bumi ini yang berhak tersakiti hanya karena kita sedang sakit.

Gue percaya bahwa semakin kita mengessmpingkan waktu kedukaan, mengesampingkan segala emosi yang muncul tiap kali rasa sakit muncul, semakin kita sulit untuk acceptance. Justru yang ada semakin banyak kita menorehkan rasa sakit terhadap orang lain. Dulu gue pun mengalami hal yang sama, dengan mudah menyakiti orang terdekat hanya karena gue sakit, hanya karena gue sedih dan mengalami kedukaan. Padahal bukan tanggung jawab mereka buat mengerti bagaimana perasaan gue. That always my job. Tamparan keras gue adalah ke titik gue gamau menyakiti anak gue suatu hari nanti hanya karena gue belum bisa acceptance.

Di dalam series wanda vision, agatha bilang " The only way forward is back". Ketika seseorang mengalami looping sering menyakiti orang lain lalu akhirnya menyesal, sebenernya ada teriakan dari dalam yang perlu diri dia dengar. Ada bagian di otak kita yang mengunci memori padahal belum selesai, tubuh kita perasaan kita sedang sakit, masih merasakan sakit dan semua itu adanya di masa lalu. Satu satunya cara yaitu melihat kembali ke masa lalu dan melihat ke dalam diri, mengapa pola ini terjadi, karena bukan tanpa alasan kita gak bahagia, bukan tanpa alasan kita menyakiti orang lain dan bukan tanpa alasan perilaku kita menyimpang. Tapi seringnya orang gatau ga pernah tau alasannya karena gak pernah coba buat liat ke dalam diri. Lagian siapa sih yang pengen balik ke momen kita merasakan sakit?orang akan lebih memilih untuk menyingkirkan dan melupakan paksa rasa sakitnya kan? 

Gue pernah merasakan itu karena gue bingung kenapa bulan Nov, Dec, Jan dan Feb itu jadi momen emosi gue naik turun. Gue bisa marah dan sedih yang gak ada sebabnya, gue bisa marah sama orang padahal untuk hal sepele. Tapi gue diajarin buat balik ke masa lalu, ada apa di masa lalu. Ternyata gue ga bener2 menerima kenyataan gue pernah disakiti orang lain, karena emang gue bukan tipe orang pemaaf cenderung pendendam malah. Kita emang gak bisa mengubah masa lalu, tapi balik ke masa lalu itu buat menyelamatkan diri sendiri atas luka rasa sakit. Mungkin di momen itu kita ga sempet buat ngepukpukin diri sendiri kan karena sibuk melakukan banyak hal nah momen balik ke masa lalu itu adalah buat hadir untuk diri sendiri. Ini susah, susah banget. Bisa bikin bad mood, sedih berkepanjangan dan marah. Tapi lanjutin aja, kalau ga bisa, butuh orang lain. Carilah bantuan kalau ga mampu.

Karena ya, setiap kali kita menyingkirkan pikiran kita atas momen painful, hati kita tuh masih sakit. Perasaan kita gabisa diubah dari yang sakit hati jadi biasa aja. No big no! Dan karena perasaan pikiran dan perilaku itu saling terkoneksi, di saat itu pula bisa mengubah perilaku kita. Gue pernah dikasih form CBT (cognitive behavior therapy) isinya adalah perasaan apa yang gue rasakan sekarang, trus pikiran gue bagaimana dan perilaku gue kayak apa. Serunya adalah bisa bikin gue sadar bahwa ternyata I am not okay dan ternyata pikiran gue sepenuh itu.

Balik lagi ke wanda. Di series wanda vision, monica rambeau bilang "I lost the person closest to me too. The worst thing i can think of has already happened to me and i cant change it i can undo it. I cant control this pain anymore and i dont think i want to because its my truth". Rasa sakit yang dialami wanda tuh ga cuma dia doamh yang alami. Setiap makhluk di muka bumi ini pun pasti pernah/sedang/akan mengalami kedukaan, kesedihan, kekecewaan dan kehilangan tapi ya hidup itu sendiri pilihan. Pintu mana yang dipilih untuk diambil, segala pengalaman dijadikan pelajaran berharga dan move on atau justru mau tetap obsesi mempertahankan rasa bahagia meski nyakitin orang lain?

Karena seberapa kuat kita menggenggam sesuatu, obsesi buat dapetin sesuatu kalau bukan takdirnya ya gak akan sampai.  Gue jadi menyadari kalimat petuah dari agama yang bilang "semua di dunia ini hanyalah titipan dari Allah karena sewaktu waktu akan diambil". Makanya gabisa tuh menggenggam erat, justru semakin digenggam ssmakin sakit. Bisa jadi orang yang dateng ke kehidupan kita itu justru ngasih pelajaran berharga dan bikin kita jadi best version aja. Tapi sayangnya acceptance itu susah banget. Gue pun masih banyak belajar. Tentunya yang paling nyes adalah ketika wanda di universe lain bilang "percayalah bahwa mereka disayangi". Karena biar wanda let it go dan berhenti menyakiti orang lain hanya obsesi dia dan keinginan yang pengen dia genggam erat. 

Untuk kondisi gue sekarang, gue menyadari bahwa gue ingin berhenti menorehkan rasa sakit dan gue ingin dia berhenti menorehkan rasa sakit juga. Pasti dia lelah, ketika dia bilang semua itu resiko yang harus dia terima dan betapa dia benci diri dia. Gue kasian, karena gue tau rasanya kayak apa. Gue ingin dia bahagia, bukan karena gue ga cinta atau udah ga punya perasaan. Tapi gue sedih melihat dia tersiksa kayak gitu. Gue ingin dia bisa lebih sayang ke diri dia, gue ingin dia lebih care ke diri dia. Gue ingin dia melakukan sesuatu dengan mikir panjang yang nantinya gak nyakitin orang yang di sayang. Karena bahagia dia melihat orang lain, maka ketika dia ngeliat orang yang dia sayang tersakiti, dia pun akan tersakiti. Gue cuma berharap dia bisa menemukan kebahagiaan dan kedamaian dan ga nyiksa diri dia karena melakukan hal bodoh.

Friday 13 May 2022

Hemorraging Pain

Pada akhirnya kemarahan gue yang menggebu membuat gue ingin melepaskan dia. Tapi yang bikin gue marah adalah dia yang berbohong dan menyudutkan gue dengan vokalnya dia. Dia memposisikan gue kayak orang gila yang punya barang bukti tapi kurang kuat sampe bikin dia mengelak. Setelah gue dapet kelengkapan bukti, gue gak tambah sakit bahkan gak keluar air mata. Cuma sayangnya gerd gue kambuh. Awalnya bingung "udah marah minta pisah kok gak sedih? Apa iya bahagia?" Setelah merenung tau jawabannya. Ternyata, ini terjadi karena gue benar dan gue percaya gue benar. Gue ga perlu ngotot marah depan publik buat dapet simpati atas kebodohan dia, tapi gue bergerak buat membuktikan gue benar. Ternyata aku stabil, one good point bahwa gue bisa self awareness, bahkan ketika di titik kecewa berat gue sadar bahwa dengan punya cukup bukti bukan buat spill sana sini kalau dia sejahat itu. Tapi buat membuktikan ke gue bahwa gue benar, intuisi gue benar dan bukti itu justru ga bikin gue benci sama dia. Ini titik terstabil gue karena gue malakukannya buat diri gue sendiri. Tujuan gue adalah mau melepaskan rasa sakit dan berhenti nyakitin dia karena gue yang tersskiti, dan gue mau berhenti membenci dia atas kelakuannya, perilaku dia salah memang itu fakta. Tapi terus membenci bikin gue tersiksa. 

Hidup tuh lucu ya, Allah tuh ngasih banyak pelajaran dan teguran untuk ga mudah membenci sekalipun orang itu menyakiti kita. Sedangkan gue tipe pendendam banget. You hurting me, I'll hurting you more. But not now. I know he still hemorraging pain. Sayangnya memanfaatkan ketulusan gue. Sekarang mau peluk2 diri erat karena ternyata be better person diri gue itu gue mampu. Perjalanan shalsa yang dulu ke yang sekarang banyak berubah. Apa pertanda gue udsh dewasa?

Tapi gue ingin percaya bahwa people change, including me. Masalahnya buat sampe ke perubahan better person itu butuh effort, mawas diri dan self love yang diisi dengan kesendirian dan kesepian. Gue cuma berdoa dia bisa menemukan better version diri dia biar dia ga terlalu membenci dirinya. I know how painful ketika kita membenci diri sendiri rassnya capek tapi ujung2mya looping terus disitu. 

Gue juga gatau apa ini cara semesta untuk menjauhkan gue dan dia. Apa ini tanda kita gak berjodoh kenapa susah banget rasanya buat ke arah pernikahan.jatuh lagi di lubang yang sama. Semoga dia bisa mendapatkan kebaikan, kedamaian dalam hidup dia. Gue berharap hidup dia jadi lebih baik dan dia pun makin jadi orang yang baik. 

Thursday 12 May 2022

kamu adalah rasa yang tepat di waktu yang salah

Mencintai itu kata kerja, perlu usaha dan kerja keras meskipun godaan silih berganti datang. Gak cuma dari dalam diri tapi dari luar juga. Aku bangga dan bahagia bisa terus kerja keras untuk mencintai meski pada akhirnya dikhianati.

Tapi kamu ngajari banyak hal, tentang rasa sakit dikhianati sehingga gak akan pernah aku lakuin itu buat orang yang aku sayang. 

Pada akhirnya kamu cuma jadi kisah di buku diary yang mengajarkan aku besarnya arti mencintai dan melepaskan. Kamu ngajarin aku untuk berhenti termasuk berhenti menggenggam terlalu erat yang akhirnya membuat luka

Kamu kayak lagu fiersa. Kamu rasa yang tepat di waktu yang salah. Kamu sosok yang aku harapkan hadir dalam hidup aku melengkapi hidup aku, tapi sayang ternyata pertemuan kita di waktu yang salah. Kamu belum hadir dengan versi terbaik kamu dan akupun. Jalan kita gak ketemu sampai akhirnya kita cuma menunda perpisahan dan terus saling menyakiti. 

Wednesday 11 May 2022

Liar

Kenapa ya kok hati gue gampang banget segitunya dihancurin? Segampang itukah gue? Ga berartikah semua yang kita rencanakan minggu lalu tanya sana sini? Apa itu artinya memang gue ga berarti sampai terus menerus bohong? 

Manusia biasa

Bulan ini jadi triggering banget setelah pernah tersakiti untuk pertama kalinya di bulan may. 
Tapi bener kalimat dia Love is perfect but human not. Setiap kali ada momen triggering yang tiba-tiba, gue bilang ke diri sendiri bahwa dia hanya manusia biasa yang melakukan kesalahan. Tapi bukan berarti kesalahan dia itu legal dan gue pantas diperlakukan seperti itu. Tapi karena dia manusia biasa yang membuat dia sulit menahan diri untuk menyakiti gue. 

Kata pepatah, people you loved the most can hurt you the most. He did to me. So painful. Seandainya bisa ditampung air mata gue, mungkin udah banyak banget air mata yang tumpah. Tapi gue tau, dia pun tersakiti. Entah karena masa lalu dia atau karena kehidupan dia sampai akhirnya dia hilang arah dan tega menyakiti gue. 

Setiap kali ngeliat dia dan gue sangat tau apa yang udah dia lalui, ingin gue terus peluk dia dan gak gue lepas. Bukan karena gue terlalu sayang sama dia, tapi gue tau rasanya sendirian kayak apa dan kesepian itu kayak gimana. You can smile outside but cried inside. 

Gue juga bukan orang sebaik itu yang bisa legowo dan mudah memaafkan segala hal yang menyakiti gue. Gue cuma berharap suatu hari nanti gue menemukan kedamaian dan bisa melihat kesalahan dia sebagai pelajaran berharga dalam hidup karena dia secara gak langsung mengajarkan gue buat memaafkan, hal tersulit dalam diri gue. Dan gue berharap, suatu hari nanti dia bisa bahagia dengan menemukan jalan hidup yang dia mau, dia bisa bahagia tanpa harus menekan dirinya untuk membahagiakan orang lain. Gue juga berharap, dia gak lagi melakukan hal bodoh yang bisa membahayakan diri dia, bukan cuma secara psikis tapi juga fisik. Gue takut dia sakit

Pray

How come after you cried but at the same time you feel happy and want your loves one have better life, be better person and pray to God hopefully he can get life that he want. 

Aku selalu berdoa semoga kamu selalu menjadi baik dan terus menjadi lebih baik buat diri kamu sendiri :) 

If its not love, then what?

Tuesday 10 May 2022

Rethinking

Ada satu kalimat yang nampar banget. Kalimatnya gini
" untuk kamu yang mau menikah atau ada rencana menikah, coba pertimbangkan lagi keputusan kamu. Karena ketika akad sudah berkumandang gak ada namanya jalur puter balik lagi. Kalau memang tujuan kamu menikah hanya untuk merubah karakter suami atau pasangan kamu dari PENDUSTA jadi BERLISAN JUJUR dari BENALU PEMALAS menjadi PENCARI NAFKAH UTAMA YANG BERTANGGUNG JAWAB, dari LAKI LAKI RINGAN TANGAN SUKA PUKUL menjadi LAKI LAKI LEMAH LEMBUT atau bahkan dari LAKI LAKI YANG SUKA MAIN PEREMPUAN menjadi SETIA. Pada akhirnya itu akan jadi beban yang sangat berat di dalam rumah tangga nanti. Karena jika tidak bisa berubah sesuai dengan ekspektasi kamu yang ada kamu akan menyesal karena kamu berada di dalam lingkaran setan yang kamu buat sendiri"

Kalimatnya sungguh nampar, bikin gue berpikir gue ini di tahap siap menikah dan menerima konsekuensi atas pilihan hidup gue gak ya? Gue selalu bilang ke adek kalau gue takut gagal, bagaimana kalau nanti gue gak bahagia, bagaimana kalau nanti gue tersakiti? Bagaimana kalau pasangan gue ternyata terus menerus menyakiti dan ga menghargai gue sebagai seorang istri? Bagaimana kalau nanti justru ada pihak ketiga yang masuk dalam rumah dan membuat ketidakstabilan emosi gue? Bagaimana kalau pada akhirnya gue gak sanggup berada dalam hubungan itu dan gue menyesal telah ketemu orang yang salah? Bagaimana kalau pada akhirnya gue marah atas keputusan yang gue ambil?

Gue sekarang menyadari bahwa gue tidak akan pernah merubah kebiasaan dan karakter orang lain,GAK BISA. Sedangkan persis kayak kalimat tadi, jauh di lubuk hati gue, gue berharap pasangan gue menjadi apa yang gue inginkan. Berlisan jujur, setia, gak main kasar, tanggung jawab dan suami serta ayah yang baik. Gue juga bingung, mencari tutorial di internet pun gak ketemu. Nanya ke orang yang berpengalaman menikah pun gak ketemu jawabannya, bahkan istikharah gue pun belum mendapat jawaban. Gue bingung, bagaimana kita tau kalau dia adalah orang yang tepat buat gue? Bagaimana caranya agar gue gak ketemu orang yang salah yang di kemudian hari bikin gue stres dan menyesal? Gue harus apa? 

Tadi siang adek cerita kisah ibu temennya yang agak stres. Ibunya ini dari dulu dipukulin suaminya, suaminya tukang judi pokoknya bukan suami yang baik banget. Bertahun tahun hidup dan memendam rasa emosinya itu ternyata bikin si ibu yang sekarang jadi lebih sering nyiksa anaknya, anaknya di tampar bahkann untuk masalah sepele. Temennya adek gue ini justru belum kerja dan lagi stres banget karena gak punya uamg sedangkan dia keterima kerja yang mengharuskan di asrama, tp karna di awal kerja belum di gaji tentunya untuk hidup sehari hari butuh uang dan ketika minta uang di bilang anak gak berguna. Bahkan untuk makan sehari hari si ibu ini memaksa keluarganya makan makanan apapun yg dia makan dan totalnya 300rb per bulan jadi rata rata makan cuma timun di sop bahkan ada momen makan makanan yang sama kayak buat bebek piaraannya. Padahal si ibu imi punya uang, tapi uangmya ditaro di brankas dan kuncimya dibawa kemanapun termasuk ke toilet. Bahkan karena sikap kasar bapaknya ke ibunya ini bikin temen adek ikut bela diri untuk jagain ibunya. Trus sering diminta buat cerai aja, tapi si ibu bilang takut jadi janda. Status takut jadi janda jadi lebih penting dibanding kesehatan mental diri dia dan anaknya. Buat apa ada dalam hubungan toxic gak sih? Capek hati.

Gue jadi inget kisah sang ibu di tokoh Dave pelzer dalam buku A child called it. Ekonomi, perselingkuhan, KDRT bisa jadi salah satu pemicu rasa sakit yang diturunkan ke anak. Dave bahkan jadi sasaran empuk ketika ibunya benci ayahnya. Gue meyakini bahwa hal buruk secara tidak sengaja terekam otak kita dan tanpa sengaja ada rasa benci atas perilaku yang akhirnya kita lakukan di kemudian hari. Dsri kisah dave pelzer yang bikin gue galau sampe seseugeukan ini bikin gue sadar bahwa gue gak boleh berada dalam hubungan gak baik dalam rumah tangga, gak boleh memaksakan diri kalau gue gak bahagia, gue gak mau kalau nanti luka gue ditransfer ke anak gue kelak. Dave bahkan gak hanya dapet bentakan, tapi juga dilempar popok isinya poop adeknya, gak dikasih makan, disuruh berdiri di atas kompor, dikurung dan suruh menghirup amonia dan parahnya ditusuk pisau. Kok bisa ibu kandung begitu? Bisa. Beberapa waktu lalu bahkan kasus ibu kandung yang menggorok anaknya kan? Oh GOD Im so sad 💔

Gue pernah liat lukisan yang kurang lebih seperti gambar di bawah ini. Tapi bedanya di lukisan itu seorang ayah yang dimarahi di kantor lalu dia marahin sang istri dan sang istri marahin anak lalu sang anak berperilaku menyimpang secara emosi. Dalam seminar pra nikah yang dulu pernah gue ikutin dan bintang tamunya fedi nuril, fedi bilang "happy wife happy family". Kebayang ga sih kalau emosi ibu dan istri aja gak stabil dan apa jadinya rumah itu? Rasanya kayak neraka kan? Makanya gue takut menikah, gue takut ketemu orang yang justru bikin gue tambah stres sama hidup, gue takut gak cuma beban fisik yang ditambah tapi batin gue. Dulu gue bahkan lebih memilih gak menikah, hubungan yang gue takutkan. Karena kebayang gak sih? Buat apa lu minta anak orang buat dijadikan istri, kalau pada akhirnya di kemudia hari lu bilang ke istri kalau lu jatuh cinta pada yang lain dan mau nikahin orang itu dan ingin menjalankan poligami? Atau di luar konteks agama, memilih selingkuh berbohong dan pikih cewek lain ketika lu udah memilih satu cewek yang udah terikat agama dan hukum. Capek gak sih? Kayak buat apa menikah kalau pada akhirnya gak cukup satu orang yang menemani hidup lu? Kalau gitu gak perlu komitmen gak sih? Itu tanda gak bisa komitmen bukan? Lebih enak bebas gak terikat agama apalagi hukum bukan? 

Sampai sekarang gue masih mencari jawaban bahwa menikah untuk ibadah itu kayak gimana. Karena gue gatau. Gue gatau bagaimana lu yakin seyakin yakinnya kalau lu mau menghabiskan hidup lu sama orang itu. Dan gue bahkan gatau bagaimana caranya lu bisa tau dia orang yang tepat? Kayak gak ada jawaban pasti, mau dicari ke ujung dunia pun gak ada. Gue kayak di suruh menjalaninya aja dulu. Gue orang yang lebih memilih flight dan kabur gak terima resiko tapi disuruh ada di jalan penuh resiko. Di setiap solat gue kadang gue bertanya "why? Kehidupan apa yang sedang digariskan untuk gue? Gak ada kepastian. Kayak take it or leave it"

Damn seandainya ada jawaban dari segala kegundahan hati ini. Seandainya ada tutorial di google agar gue menemukan jawaban yang tepat untuk segala pertanyaan gue. Kalau kata dr andreas "pertanyaan kayak gue akan disakiti lagi atau engga, gue bakal dibohongin lagi atau engga. Jawabannya gak tau. Yang lebih penting adalah apakah orang itu cukup berharga untuk diberikan kepercayaan dan hati kita. Orang tersebut cukup amankah? Tapi seandainya gagal dan kecewa lagi yang didapat, berarti udah cukup karena kalau yang terlihat hanyalah pola yang sama dsn berulang masa sih rela memberikan kesempatan lagi dengan alasan dia pasti berunah?"

Susah ya hidup

Sunday 8 May 2022

Perjalanan Menuju Reaksi Logis

3 tahun yang lalu gue pernah di posisi dengan reaksi gak logis. Gue marah ketika hujan, gue marah rencana gue batal karena hal hal di luar kendali gue. Bahkan waktu SMA pernah ada momen di jemput mantan pake motor tapi dia bilang mau double date dan nunggu temennya. Dia bikin gue nunggu hampir 2 jam dan temennya ga kunjung otw sampai akhirnya dia yang jemput gue baru sebentar udah hujan turun. Saat itu gue benci banget harus keluar saat hujan dan bikin gue nunggu berjam jam hanya karena temennya pengen double date. Gue marah sama dia sampai dia juga bingung kenapa gue harus marah hanya karena hujan.

3 tahun lalu juga pernah marah sama keluarga gue karena bikin gue nunggu di tempat makan sampe satu jam ketika mereka bilang otw dan bikin kehujanan di jalan. 

Di umur gue yang menginjak 27 tahun, gue sadar bahwa gue jahat banget dulu. I just want what I want, and if I cant get what I want, I really mad. Gitu aja terus muter2 sampe bikin capek sendiri.

Lalu ketika refleksi diri, di awal februari ketika gue menemukan fakta my bf betrayed me. Gue punya kesempatan marah marah kayak orang gila, gue bisa teriak teriak bahkan karena kekecewaan gue juga gak langsung pergi ke kamar dia lempar bunga tapi juga bilang ke mamahnya betapa kecewanya gue. But I am not. Gue dateng mengutarakan perasaan dan kecewanya gue tanpa harus marah marah teriak teriak biar semua orang tau itu udah keputusan dewasa yang gue lakukan. Life is always about choosing right? Kita selalu memiliki pilihan hidup yang mana yang mau kita ambil. Gue bisa memilih untuk teriak teriak kayak orang gila, marah depan mamahnya dan bukan minta penjelasan ke pasangan gue. Tapi gue gak memilih itu. Gue memilih buat kasih tau isi hati gue dan betapa kecewanya gue ke dia. Bukan pilihan untuk menjadi wise tapi memilih untuk menyelamatkan hati gue. Orang perlu tau bagian mana rasa kecewa gue bukan? Gue selalu inget kalimat dr jiemi yang bilang orang gak akan pernah tau kita sakit hati dan kecewa karena apa kalau bukan karna kita yang ngomong. Dulu juga pernah ketika pasangan gue ketauan main dating apps dan gue melihat gak sengaja dari tv. Ketika ada banyak anak2 keponakan dia yang ngajak ngobrol. Sejujurnya hati gue sangat kacau, pikiran gue pun sangat kacau. Tapi gue memilih untuk anak anak gak bersalah ini ga dapet negative vibes dari gue. Gue tetap tenang bahkan buat nanya ke dia. 

Kadang gue berpikir, perjalanan panjang gue buat dapetin shalsa yang sekarang dengan self awareness ini kenapa masih dipertemukan dengan hal hal menyakitkan ya? Kenapa dipertemukan dengan orang yang masih ga menghargai gue sampai masih mencari orang lain? Kadang gue juga berpikir apakah gue belum ketemu "my right person"? Apakah orang yang sama gue ini adalah wrong person dan cuma gue yang memohon untuk memaksa dia the right person ke Tuhan? 

But after all, So many that I learned from the past and now I am not a kind of manusia suci tanpa dosa tanpa pikiran negatif atau iri dengki, tapi satu langkah lebih baik karena udah bisa menyadari segala isi pikiran dan yang muncul di pikiran. Dan bertahun tahun buat sampe ke titik awareness sama pikiran sendiri.Perjalanan pertumbuhan gue yang dulu ke yang sekarang itu bukan perjalanan singkat, banyak sskit hati dan luka juga, banyak rasa kecewa juga. Tapi gue cuma berharap ada orang yang bisa sebanding sama gue dan memegang prinsip yang sama, bisa ga ya? Akan ketemu gak ya, pria yang dibalik ketidaksempurnaan dia, dibalik sisi gak baiknya, dibalik kesempatannya untuk mendua, dibalik kekuataannya untuk menyakiti gue, dia memilih untuk ga melakukannya. Now I am afraid menuju kehidupan baru dan proses healing setelah betrayed, gue juga kasian dengan pasangan gue yang akhirnya menemukan sisi gue yang fragile meskipun karna dia yang bertingkah. Tapi kita ga boleh menyakiti orang lain atas kita yang pernah tersakiti bukan sih? Kayak dia yang datang dengan cerita masa lalu dia yang disakitin diduain, gue ga deserve buat merasakan dampak itu bukan? Ataupun gue yang udah disakitin sama dia, trus dia gue sakitin balik. Meskipun dia pernah menyakiti gue, dia pun ga pantes disakitin balik kan? Gue cuma pengen healthy relationship aja sama dia. I hope so, ending yang baik ada di hubungan gue saat ini. Gue berharap menemukan orang yang tepat

Jadi Orang Yang Terkenang


Pagi pagi buka hp ads notif dari kakak kelas di kampus yang minta dicariin part time yang biasa interview. Tapi yang paling bikin seneng adalah kakak kelas ini bilang "minta cariin orang kayak kamu". Dulu sebelum jatuh kerja di dunia ahensi, dulu pernah bantu-bantu dia ngurusin kerjasama KPPPA, unicef, pemda subang dsb sampe bulan desember 2017 di piarea. Dan dulu seneng banget emang buat interview orang, sampe project ikut ke Subang aja excitednya kayak apa, waktu itu handle project zonasi iklim di Subang. 
Trus pernah juga jadi panitia acara seminar UNESCO, I mean Iam so excited melakukan ini itu yang sibuk. Di benak gue saat itu adalah bagaimana caranya gue sibuk dan jadi orang pinter yang punya networking bagus. Karena gue selalu pengen kerja kesana kemari full of english dan bisa kerjasama dengan bule.

Bahkan saking dulu jomblo happy meski semua orang nyuruh punya pacar, gue tetep asik melakukan kesibukan ini itu. Di awal2 gue kerja, gue masih bisa ngajar privat anak SD, SMP, SMA dan total murid gue ada 6 gue lakukan di weekend. Foto di atas adalah foto bareng anak anak yang kita ajarin tentang iklim dan science di komplek Pi Area. Seneng banget bisa komunikasi sama anak-anak. Tapi gue lebih seneng karena bisa sharing ilmu meskipun sambil bermain.

Di Pi area, meski baru fresh grad dan ditarik dosen buat bantuin kerjaannya, gue diajarin banyak hal. Lucunya, dosen gue ini kalau ngomong pedes tapi gue ga pernah sakit hati sampe bikin trauma gamau ketemu, karena temen gue beneran takut dan gamau ketemu dosen gue kecuali sama gue 😂. Itu definisi cinta kali ya. Secinta itu gue sama dosen gue satu ini, karena keren banget saking sering takjub gue suka ngomong ngasal depan temen temen gue kalau punya suami mau kayak dia, pokoknya yang pinter dan sering keluar negeri wwkwk. Untuk pertama kalinya, tulisan skripsi gue dikomen pedes karena katanya meski sepinter apapun gue nulis di media manapun, untuk abstraknya jelek wkwkwk. Tapi hati gue dulu ko selapang itu ya


Bahkan senengnya, ga hanya pernah nulis di media nasional kayak koran sindo dan melelang buana ke beberapa media. Tapi gue pernah nulis jurnal yang di publikasiin series earth and environmental science journal, senengnya deket sama dosen adalah penelitiannya dibayarin dan publikasi jurnalnya juga dibayarin. Jadi seneng banget ketika searching nama sendiri portfolionya banyak 🥰

Tapi dibalik pengalaman pengalaman berharga yang gue miliki karena kenal kakak kelas dan dosen kuliah gue ini, gue sadar penuh bahwa ternyata sebagai manusia itu kita emang perlu punya sentimen positif. Jadi ketika orang inget sesuatu, dia inget sama kita bahkan bisa jadi orang tersebut jadi pintu rejeki. Ini kayak membangkitkan energi positif di pagi hari. Di saat gue lagi pusing 7 keliling banyak banget pengeluaran tapi tuntutan ngumpulin uangnya juga banyak, gue jadi sadar mungkin its just about time. Sekarang memang gue dikasih pusing pusing 7 keliling, tapi akan ada masa gue bahagia kerena kelimpahan banyak rejeki. Aamiinn

Saturday 7 May 2022

Pilihan Untuk Gak Menyakiti


Ketika gue berkelana di digital dan menemukan satu buku yang lagi gue pengen baca yaitu "what I wish I knew About Love". Satu kalimat yang gue suka yaitu 
"Mencintai itu berarti menyadari bahwa kita punya kekuatan untuk menyakiti orang lain tapi kita memilih untuk tidak melakukannya. Karena gak ada jalan putar balik"

Gue dari dulu sangat berharap bahwa gue menginginkan healthy relationship, dimanapun hubungan yang gue jalani dengan siapapun itu. Tanpa banyak yelling, screaming, judging, cheating, liying dsb. Gue berharap pasangan gue tau dan memegang prinsip untuk gak menyakiti gue meskipun dia punya kekuatan untuk itu, dia punya banyak kesempatan untuk melakukannya. 

Berselancar di social media jadi salah satu hobi buang waktu yang gue lakukan, meskipun terkadang menambah overthinking, tapi banyak juga momen menampar yang menyadari gue.  Ada kalimat dari orang di video tiktok yang bilang "kita gak akan bisa mengubah orang lain. Tp perubahan itu justru datangnya dari diri kita. Karena di saat kita melakukan perubahan, justru perubahan kita itu bisa menginspirasi orang lain. Konflik dan pertengkaran dalam hubungan bukan membuat hubungan menjadi mesra. Tapi justru membuat jarak, dingin dan merusak. Tapi ambillah jeda buat merenung dan intropeksi diri".

Sebenernya merenung dan intropeksi diri ini jadi salah satu aplikasi dari stoicism bahwa banyak hal di luar kendali, termasuk sikap, perasaan, perkataan pasangan. Justru yang dalam kendali hanyalah diri kita. Gue menyadari bahwa jarak gue dengan pasangan itu karena seringnya pertengkaran yang membuat lelah tapi kita sering memendam karena ujungnya pertengkaran doang yang kita dapatkan. Rasa capek ini memunculkan pihak ketiga yang masuk melalui celah. Sayangnya gak pernah kita sadari. Gue baru menyadari juga bahwa bukan cuma dia yang tergoda, gue pun. Chat dengan orang lain jadi lebih ditunggu dan gue harapkan, bahkan momen diajak main sama orang lain sangat gue nantikan. Sayangnya hati gue yang bermain disini. 

Dan dulu pun gue pernah ada di hubungan yang hancur bukan karena ketidakpedulian satu sama lain, tapi gue yang menyerah karena seringnya pertengkaran terjadi, sampai hati gue berpaling. Gue udah gak pernah nunggu dia yang telp atau chat gue lagi dan memamg LDR bukan jenis hubungan yang cocok dengan gue. Kesepian bisa membuat hati gue berpaling. Tubuh gue masih ada dalam hubungan itu, tapi hati gue udah gak disana. Itu sebabnya gue pernah gagal di hubungan yang lalu. Saat ini gue pun sadar, jarak yang terbangun diantara kita bukan hanya memunculkan orang lain dari pihak dia yang masuk, tapi juga banyak pihak lain yang juga masuk ke kehidupan gue. Saat ini gue takut, gue berpaling meski berkali kali gue memilih untuk tidak mengkhianati dia. Karena setiap kali orang ketiga masuk, itu tandanya hubungan dua orang itu memang gak baik dan udah hancur sebelum pihak ketiga masuk. Saat ini, justru gue yang hampir berbohong, hampir lebih banyak mengharapkan orang lain yang mengisi diri gue yang bisa kembali merusak hubungan. Gue mau tetep memilih meskipun gue punya kesempatan dan kekuatan penuh buat berkhianat dan bikin kecewa, gue tetap memilih gak melakukannya. 

Setelah proses merenung ternyata gue pun pernah mengharapkan orang lain ketika menjalani hubungan gue. Gue jadi percaya sama Firman Allah yang ini
"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah pun dia akan melihat balasannya." (QS al-Zalzalah: 7-8).

Perasaan sakit dan kecewa gue pun bisa jadi sepercik hati berpaling. Saat ini mau gue tutup pintu rapat buat menjaga hubungan gue.

Mencintai Dengan Tulus


Lagi ada di satu fase ingin berharap tapi sebagian diri minta gue untuk gak berharap dan gak berekspektasi. Pertanyaan "kamu orang baik kan?" Yang terlontar dari mulut gue aja masih diselipi harapan, doa dan ekspektasi akan perubahan. Gue sangat tau, orang yang bersama gue itu orang yang baik, sangat baik malah, dibalik keras kepalanya. Seandainya hanya keras kepala aja, mungkin gue gakan seragu ini. Pelukan dia terasa tulus, seperti air mata yang dia perlihatkan ke gue. Kecupan hangat dia juga terasa paling tulus yang gue rasa, ngasih sedikit rasa aman di saat gue yang selalu merasa ga aman.

Ada suatu momen harapan itu muncul, walau gue tau berharap sama manusia itu hal yang percuma. Kecewa doang yang akan kita dapetin. Makanya gaboleh menggenggam. Tapi dari lubuk hati terdalam gue sangat berharap, dia melihat ketulusan gue dalam mencintai dia. Meski gue gatau caranya mencintai tanpa pamrih itu kayak gimana, gue gatau caranya mencintai tanpa gue berharap dia melakukan hal yang sama terhadap gue itu kayak gimana. Gue cuma manusia biasa yang berharap, rasa cinta gue berbalas, tanpa kebohongan manis, tanpa pengkhianatan, tanpa air mata. Gue ga pernah minta dibuatkan istana untuk gue tinggal, gue cuma butuh rasa aman tanpa adanya hama dan bangkai yang disimpan diam dalam rumah.

Gue juga berharap gak ada kebohongan kebohongan kecil yang dia sembunyikan, hanya karena takut gue kecewa, takut gue marah atau takut gue sakit hati. Gue hanya berharap pria yang akan hidup sama gue dibalik ketidaksempurnaannya dia, dia tetep memegang kejujuran bukan menyimpan kebohongan meski itu kecil. Bukan orang yang menyembunyikan fakta atau menghapus hal hal yang dia lakukan hanya karna takut ketahuan sama gue. Bukan yang memilih kata manis untuk menyembunyikan rasa lain di hatinya. Gue gak bisa ada dalam satu tempat di hati dia yang dia isi dengan nama orang lain. Kalau memang ada dua nama, gue akan memilih untuk pergi. Karena gue memangkas semua nama lain yang muncul di pikiran dan hati gue. Berkali kali gue ingin berpaling, gue melihat perjalanan untuk sampai ke titik ini banyak menguras air mata dan energi, maka berusaha mensyukuri dibalik ketidaksempurnaan dia, dibalik ketidakcocokan kita sebagai dua insan manusia biasa, gue mencintai dia dengan tulus.

Meski gak ada yang menjamin bahwa hidup gue akan happy ever after kayak kisah princess disney, gue yakin bahwa di depan sana akan banyak ujian yang menanti dan bikin gue untuk lebih kuat menghadapi segala masalah dalam hidup. Gue berharap dalam mencintai dia, ada restu Allah di tengah kita, ada iman yang kita coba pegang. Karena sesungguhnya gue manusia biasa yang mudah terperdaya, gue mudah ditipu. Tapi kalau langkah yang kita ambil di jalan yang benar, mungkin jalan yang kita ambil pun gak akan salah.

Wednesday 4 May 2022

Belajar Waras

Gue menyadari ketika emosi gue bergejolak, naik turun turbulensi dan bisa flip dari happy ke marah sampe benci dan menjadikan gue punya sisi Mr Hyde sekaligus dr jekylls. Dulu gue pikir ini aneh dan benci banget punya sisi baik sekaligus buruk. Karena bingung sebenernya gue ini baik atau jahat? 

Seiring berjalannya waktu gue sadar, gue hanya muak dengan manusia manusia yang bikin gue pesimis sama hidup dan berjalan di dalamnya. Jadi pikiran buruk terhadap manusia manusia di luar sana membuat gue membentuk sisi jahat meski masih ada sisi baiknya. Gue kelelahan menghadapi kerumitan hubungan, manusia dan kehidupan yang gak damai. Gue muak dengan segala problema yang ada dan marah atas cerita cerita menyedihkan di luar sana. Mungkinkah gue ini punya emotional sponge? Mudah menyerap stres atas segala kerumitan atau masalah dari lingkungan.

Bertahun tahun gue capek sendiri. Sampai akhirnya gue menemukan bahwa gue bisa waras dengan membaca buku. Buku membawa gue pada ketenangan yang bikin gue melihat ke dalam.

Sampai sekarang gue terus belajar waras untuk menghadapi segala kerumitan hubungan bersama manusia

Lebih murah dari barang diskonan

Lagi aneh ngeliat fenomena harga mureh lebih dari harga diskonan. Kayaknya malah mahalan pete di pasar 🤪
Gue melihat cewek2 goyang2 sok cantik pake lagu di tiktok, bawaannya pengen gue report terus. Emosi aja gitu liatnya. Apalagi muncul mulu dan yang komen2 juga cowo2 lenjeh yang doyan banget liatin dan nagih banget liat begituan. 

Gue ga paham isi otak cewek2 ini, dilecehin kok seneng? Bodoh apa kurang kasih sayang? 
Dan cowo2 yang liat video video gini di saat udah punya pasangan bahkan punya istri, semoga disadarkan sebelum penglihatannya di ambil sang Maha Kuasa. Ga lucu aja gitu kena azab karna kebanyakan liat cewek goyang2 online? Idih malu sama malaikat pencatat amal buruk
AAAMIIINN

Tuesday 3 May 2022

Lebaran, Doa, Harapan dan Air Mata

Momen lebaran itu momen lu minta maaf sama keluarga dan sama orang lain. Yang paling jleb bagi gue adalah ketika minta maaf sama ibu, trus ibu bisikin doa "semoga lancar semua niat kamu. Bener-bener dapet pasangan yang sayang dan ga macem2. Karna kalau dia nyakitin hati kamu, ibu gak akan sanggup liat kalau kamu hatinya disakitin. Ibu juga udah bilang kan jagain kamu. Ibu bilang juga sama dia, ibu ga takut anak ibu ga dikasih istana atau dibeliin ini itu karna ibu percaya kamu mah bisa beli sendiri, tapi ibu cuma takut anak ibu hatinya di sakitin "

Seketika ketika ibu ngomong gini, merembes mata tuh. Kayak oh gini ya dilepas tuh? Yang awalnya ajang gue minta maaf jadi dipeluk kenceng banget karena Ibu ngerasa gak enak sering bikin gue lembur kerja keras jadi tulang punggung dan harapan Ibu ketika gue ketemu orang yang mau gue jadikan pasangan seumur hidup, Ibu gak mau air mata dan sakit hati gue rasain. Apalagi Ibu tau keputusan menikah itu berat banget bagi gue orang yang dulu memilih gak pengen menikah dan sampai sekarang punya trust issue. 

Tapi dibikin mrembes lagi karena air mata jatuh, setelah adek yang notabenenya udsh kayak sahabat banget, soulmate. Bener bener definisi "I cried you cried". Kalau gue lagi cerita babibu dia dengerin dan ketika dalam curhatan gue, gue nangis dia berlinangan air mata juga. Gemes banget kan?
Ketika momen dia minta maaf karena menjadikan gue satu satunya orang yang punya planing nikah tapi masih harus kerja keras buat rumah, karena dia belum dapet kerja. Trus ketika dia bilang "gue berharap ka R baik sama lu ka. Gue takut lu disakitin, gue tau dia punya sifat yang keras banget, kalau dibilang tulus dukung juga gue ga dukung2 amat, karna lu terlalu baik. tapi kalau dia nyakitin lu. Awas aja idup dia gak akan tenang"
Seketika pengen ngakak dan air mata netes gitu aja. I feel bless banget karena dari dalam hati mereka yang tulus, mereka cuma takut gue disakitin. Bukan cuma gue aja yang takut buat melakukan big step for my life. Mereka pun. Makanya air mata gue ga berhenti karena gue bersyukur punya keluarga kayak gini. Gue rasa momen menikah akan jadi momen gue nangis ga berhenti karena harus menerima kenyataan bahwa gue udah akan satu rumah dengan orang lain dan bukan keluarga gue lagi. 

Dont looking for happiness from others person ya shalsa, your purpose now is to find peaceful. Apapun kondisi dan segala masalah yang menghantam mari kita cari ketenangan dan kedamaian. Kamu yang sekarang aja udah berubah banyak dari shalsa 3 tahun lalu, your better now. Dan akan menjadi lebih baik lagi, lebih kuat lagi. Tapi menjadi lebih kuat bukan berarti ga nangis, menjadi lebih kuat bukan berarti ga fragile. Dan maaf karena ternyata dengan mencintai orang lain, kamu jadi sering diabaikan, ga didengar suaranya, waktunya dipakai untuk orang lain padahal kamu juga pengen me time. Maaf juga udah sering menyalahkan ketika menemukan fakta bahwa kamu disakiti orang lain, tapi lebih dulu menghakimi dan menganggap diri bodoh. Kamu gak bodoh, memberikan kepercayaan kepada orang lain lalu dia broke it itu dia yang salah dan dia yang bodoh. Semangat, inget apapun masalah kamu, kamu selalu bisa handle it. Just be your and be strong because I know you can do it

Gamophobia

Beberapa hari ini terpapar berita dugaan perselingkuhan AS dan AM yang punya jajaran fans gila yang ngeship mereka biar jadian di dunia nyata. Tp sayang AS ini dah punya bini, tapi bininya dihujat sama fans gila tersebut. Dikatain anaknya ga miriplah sama AS, dibilang cemburuanlah dkk..baru kali ini ada isu perselingkuhan tapi yang didukung peselingkuh sama pelakor. Ada masalah kejiwaan sama fansnya nih, bisabisanya ga objektif.

Kayak salah satu line di layangan putus yang pemeran utama disuruh dandan kalau engga suaminya nyari yang lain. Atau banyak juga statement "jadi istri jangan A nanti suaminya bosen dan cari yang lebih2 di luar. Jadi istri harus bisa masak harus bisa service poll, harus bisa semua muanya kalau ga bisa nanti suaminya cari yang lain di luaran sana".
Masalahnya, kenapa yang disuruh harus ABCDZ ini istri doang. Kayak kesannya jadilah perfect jadilah terbaik maka suami kamu ga akan lirik sana lirik sini. Padahal mah yang salah yang memilih berpalinglah. Sebagai orang dewasa yang punya self control harusnya dia bisa tau bisa handle diri sendiri, jadi mau istri baik, mau istri setia, servicenya baik pokoknya all out demi suami dan hubungan, kalau suaminya gatau diri. Maka ujung2nya berpaling. Jadi why you, society harus menyalahkan istri?"

Karena masalah inilah, gue sangat amat takut menikah. Bukan takut ga dikasih nafkah, karena gue yakin gue wanita pekerja keras dan mandiri yang bukan demanding demi minta dibeliin ini itu tanpa gue usaha atau pengennya cuma minta2 doang. Gue cuma takut tersakiti karena memilih mencintai orang yang salah  gue takut gagal dan gue takut akhirnta gue menyakiti orang lain terutama keluarga gue karena sedih melihat gue yg gak bahagia. Apalagi beberapa hari ini ada perdebatan batin tentang menikah dan mencintai. Gue mempercayai bahwa menikah karna cinta doang gak akan pernah cukup buat menjalani pernikahan, menikah karna paras atau harta juga ujungnya juga pudar. Dan bayangan gue akan pernikahan itu sendiri sebenernya udah dark banget. Dari dulu gue mempertanyakan "why orang ingin menikah? Kenapa orang bisa dengan mudah memutuskan, okey gue akan menikahi ini orang?". Gue rasa hal ini tuh karna otak gue berkembang di saat gak punya sosok ayah, tapi di sekeliling gue banyak yang gagal pernikahannya. Jadi gue ga percaya sama pernikahan itu sendiri. Karena ketika lu menikah itu bukan garis finish tapi lu dan pasangan kudu mati matian kerja sama. Kalau engga ya anyep udah hubungan. Apalagi pasti rumput tetangga juga terlihat lebih hijau. Selain gue ga percaya seorang pria bisa cukup sama satu wanita, gue juga jadi ga mempercayai gue untuk ga cari pelarian ketika gue muak sama hubungan dan sosok pasangan itu sendiri. 

Ternyata gue baru tau kalau takut berlebihan terhadap suatu komitmen dsn pernikahan itu disebut gamophobia. Seseorang yang gamophobia biasanya :
1. berpikir bahwa pernikahan hanya akan menambah masalah baru yang tidak dapat diselesaikan dan mereka tidak ingin terjebak dalam suatu hubungan yang dinilai rumit.
2. Berpikir bahwa hubungan akan berakhir buruk, hancur dan gagal
3. Seringkali merasa tertekan saat menjalin hubungan
Etc

Jadi bisa dibilang kena serangan panik mendadak ketika bahas soal pernikahan. Gue bahkan sering bilang ke adek karna ragu sama diri sendiri, gue gak akan kabur tiba2 kan saking takutnya salah milih pasangan? Apalagi ketika lagi trust issue lalu dihadapkan pada pernikahan. Tp adek gue selalu bilang "lo gakan tau kak, hidup lu gagal atau berhasil kalau belum melaluinya. Kalaupun pernikahan lu gagal, setidaknya lu pernah mencoba"
Dan ketakutan gue ini suka muncul di mimpi untuk kayak "its okay, kalau lu gagal pun. Lu ga mati dan lu masih hidup". Bahkan ketika gue selalu bilang gue takut nikah takut nikah. Ibu selalu bilang "kenapa harus takut?" Yang ujungnya perdebatab panjang yang bikin bete. Tapi seiring berjalannya waktu gue sadar ibu cuma pengen yg terbaik sama gue dan gak bikin gue kabur terus.

Terlepas dari istilah gamophobia atau bukan, gue sedang berusaha menjaga jarak dengan pikiran gue untuk menyadari bahwa kalaupun seandainya hubungan gagal, itu bukan karena diri gue yang gagal. Anjirlah gue akhir akhir ini belajar soal legowo terus. Bener2 tanda jadi manusia dewasa banget di saat hidup gue lagi pengen hepi hepi hepi.
Tapi doa gue, gue berharap gak tersakiti lagi. Walau itu ga mungkin ya. Karena manusia tempatnya salah dan berharap manusia gakan menyakiti kita sama aja berharap sama hal yang fana.
Tapi be strong my self. Pokoknya doanya apapun yang terjadi tolong minta dikuatin :)

Sunday 1 May 2022

pernah merasa kesepian?


Pernah, salah satunya adalah november tahun lalu.

Gue masih nyimpen colokan macbook yang bengkok ini ternyata. Tapi dibalik rasa sedih atas bengkoknya ini colokan macbook, ada rasa kecewa gue juga yang muncul. Di saat gue merasa bahwa pasangan adalah orang yang pertama harus gue kasih tau tentang sedihnya gue atas bengkoknya colokan ini, gue mendapati bahwa dia ngasih solusi untuk beli colokan dan gak ada cara lain. Gue bahkan harus nulis story di whatsapp yang bikin temen2 cowo gue respon bahkan ngasih solusi untuk coba buat dilurusin dipanasin pake lilin. Tapi dia jawab kalau kita ga pro yang akhirnya malah kebakar. Dan kalimat ini jadi penutup yang gue melihat bahwa gak ada empati atas sedihnya gue. Dia justru bahas hal lain. Gue perlu chat temen2 cowo gue untuk curhat dan mereka ladenin bahkan ngepukpukin. Segala emotikon sedih dan curhatan gue yang gak jelas mereka ladeni mereka. Gue bahkan merasa rasa kesepian gue di hubungan ini sebenernya bisa bikin gue berpeluang selingkuh. Tapi gue gamau karena gue juga ingin pasangan gue melakukan hal yang sama, yaitu tetap setia.

Gue menyadari bahwa yang dia omongin soal kita bukan pro dan berpeluang kebakaran itu objektif. Tapi disuruh close the door di saat perasaan gue masih sedih dan pusing itu bikin gue kecewa. Gue berpikir apa gue yang terlalu punya ekspektasi tinggi dia akan bantu gue mencoba walaupun kita bukan orang pro yang berpotensi gagal juga kalau benerin colokan mac. Tapi gue sadar betul, kalau kalimat dia itu kayak ga ngepukpukin gue. Gue justru dapet pukpukan dari temen2 cowo gue yang lain. 

Itulah kenapa, waktu itu temen cowo gue pas tau gue sakit covid dia ngasih tau pemakaian obat anti virusnya dijelasin walau ga detail dan ga sedetail pasangan gue. Tapi dia ngasih perhatian untuk gue minum air yang banyak, minum obat yang teratur, gak banyak kerja dan banyakin istirahat. Such a good friend, tapi berpotensi perhatiannya bikin gue ketagihan.

Jadi kalau ditanya pernah merasa kesepian saat menjalin hubungan? Jawabannya pernah. Tapi ketika kesepian melanda gue bilang ke diri gue, gue perlu mengisi hidup gue dengan diri gue dulu. Karna sebaik apapun dia kalau gue ga fulfill diri sendiri dulu, gue akan sibuk mencari kesenangan dengan orang lain. Gue akan jadi lebih suka chatan dan merasa kesemsem sama cowo lain atau gue akan lebih suka ngebisin waktu buat curhat tentang hidup gue ke cowo lain, bahkan gue akan sibuk merindukan cowo lain dan sibuk telpon mereka dibanding pasangan sendiri.