Sunday 26 May 2019

Dear You : Luka

Kamu pergi seolah melarikan diri
Menjauh seperti angin yang sengaja melewatiku Tanpa peduli aku yang seringkali menghardik diri sambil menduga alasan perubahanmu

Kamu seperti bongkahan es di lautan, begitu dingin dan menghancurkanku yang begitu rapuh
Aku tersakiti oleh dirimu
Aku yang hancur karena dinginmu
Padahal aku yang mendekatkan diri kepadamu

Salahku memang, terlalu mencintai hingga lupa diri
Terlalu mencintai hingga seringkali berimajinasi
Terlalu mencintai hingga dikhianati ekspektasi
Bukan kamu yang salah, aku yang salah karena mencintaimu
Bahkan mencintaimu dalam diam saja seperti memberiku energi
Kamu memberiku bahagia dalam menjalani hari-hariku
Aku lupa bahwa kamu manusia biasa, yang bisa mengecewakan
Yang bisa menyakiti lewat perkataan
Yang bisa membuatku menangis meski tanpa kamu sadari

Meski kita berhadapan, namun kita saling bertatapan hampa
Saling membisu, tanpa saling mengacuhkan
Aku merasakan ketidakpedulianmu
Aku merasakan rasa tidak sukamu
Dan aku merasakan diriku yang ingin segera berlari menjauh untuk menangis
Aku kesulitan menerjemahkan tingkah lakumu yang seolah membenciku
Aku ingin tahu alasan dibalik perubahanmu
Tapi mungkin itu akan lebih mengecewakanku

Rasanya aku hanya perlu membiasakan diri. Membiasakan diri sebelum kita saling mengenal. Hingga kini kita menjadi dua orang asing
Kamu hanya terlalu nyaman untuk ku hindari
Kamu terlalu indah untuk ku lupakan

Seandainya benci bisa menjadi caraku melupakanmu. Akan kulakukan.
Namun kusadar, hal paling sulit dari mencintai adalah melepaskan dan merelakan
Tapi melupakanmu menjadi hal yang pasti harus kulakukan
Aku hanya butuh waktu menghilangkanmu dari rasa nyamanku dan kebiasaanku mencintaimu

Sunday 19 May 2019

Harapan Yang Tumbuh, Hati Yang Patah

Pernah ada kamu untuk ku perjuangkan
tetap berharap kamu kumiliki meski sadar diri
aku tak pernah menjadi seorang yang kamu inginkan

Setiap cinta memang memiliki batas
hingga aku mengejarmu hampir saja seperti memelas
Kamu yang begitu kukagumi
hatimu begitu ingin ku singgahi

jatuh cinta tak pernah salah memilih hati untuk dicintai
jatuh cinta terkadang hanya salah memilih waktu yang tepat
sehingga kamu merasa aku mencintaimu adalah jatuh cinta yang salah alamat

aku hanya memiliki harapan tanpa pernah diberikan sebuah kemungkinan
tak ada jalan, maka akan aku cari
tak ada kesempatan, maka akan kutunggu

namun ketika hatimu berkata aku tak perlu mencintaimu
aku takkan berlalu
ketika hatimu berkata aku tak pernah pantas
maka aku takkan memelas

ribuan harapan biarlah menjadi doa yang paling kutangisi
meneriakkan namamu setiap malam hingga air mataku menjadi lautan
tak apa, untukmu aku rela tenggelam dalam air mataku sendiri

mencintai tanpa diberikan sebuah harapan bukanlah sebuah kebodohan
jatuh cinta itu berjuang
patah hati adalah hal yang biasa
luka akan membuatmu dewasa

kehilangan orang yang salah akan membawamu pada seseorang yang tepat
kehilangan tak selamanya menjadi hal yang buruk
tanpa kehilangan, barangkali kamu akan lebih lama membuang waktu berjuang
dan berharap pada hati yang salah

kesalahan dalam mencintai hanyalah ketika sudah tak dihargai
tetapi memilih tetap berjuang dan tak tahu diri
jatuh cinta adalah menghargai diri sendiri
bukan rela menjatuhkan diri

harapan yang pernah tumbuh untukmu
biarlah menjadi satu alasan hatiku patah
kamu tak pernah menyakiti, aku hanya disakiti harapanmu sendiri
kamu tak pernah menjatuhkan, aku hanya merasa sudah dikecewakan
kamu tak pernah meninggalkan pergi
aku hanya merasa kehilangan tanpa pernah merasa memiliki

maafkan aku yang mencintai, tetapi kadang lupa untuk tahu diri
aku hanyalah seorang yang cintanya jatuh dihatimu
jika kamu tak menginginkan, kamu pun tak seharusnya disalahkan
patah hati karena berani mencintaimu, adalah aku yang pantas untuk seutuhnya disalahkan

jatuh cinta bukanlah sebuah pemaksaan perasaan
mencintaimu barangkali Tuhan memang menakdirkanmu menjadi orang yang salah untuk kuperjuangkan
lalu menakdirkan hati yang lain yang mampu kamu terima perasaannya
meski kenyataan itu membuatku merasakan sakit hati

paling tidak, mencintaimu mengajariku menerima dan lapang dada untuk tahu diri
bukan memaksakan perasaanku sendiri
bahagialah, tak apa
mencintaimu aku rela untuk terluka


- Yusuf Hamdhani (Merelakanmu seutuhnya)

.
.
.
Untuk kamu yang selalu aku rindukan
yang menjauh tanpa sebab
yang marah tanpa kutau alasannya



Wednesday 1 May 2019

Dear you : Rindu

Rasa yang tak bersuara itu menyakitkan. Rindu yang menyiksa tak mampu tersampaikan. Tapi melupakan adalah hal tersulit yang bisa kulakukan
.
Aku sepi dan hampir frustasi. Aku khawatir pada diriku yang berimajinasi, seringkali menikmati indahmu dalam angan. Aku takut akan ekspektasi yang mengkhianati. Saat kesendirian menghantui, saat itu pula aku menggila memikirkanmu. Lidahku kaku, aku tak mampu berkata-kata bahkan berbicara lewat tatapan mata saja ku tak sanggup. Tatapanmu seringkali membuat hatiku berdesir. Mencintaimu sungguh menguras energi dan menyiksa batin. Imanmu meluluhkan hatiku yang sempat beku
.
Aku tahu aku masih harus melewati waktu yang menyiksa karena merindu. Aku masih harus melangitkan harapku pada Sang Maha Pembolak balik hati. Meski ku percaya pada SabdaNya yang akan mempertemukan orang yang tepat di waktu yang tepat. Tapi setiap mantra doa yang kurapalkan tidak mudah membuat otakku berhenti memikirkanmu. Setiap kali dinginmu menusuk sanubari. Setiap langkahmu melewatiku bagai angin lalu. Setiap kali kita menjadi asing dan tak pernah tegur sapa. Maka saat itu pula aku belajar menata kembali perasaanku agar tetap utuh seperti semula.
.
Kamu adalah kata yang kutuliskan tiap malam dalam celengan rinduku
Kamu adalah harap yang selalu kusampaikan pada Tuhan untuk hatinya selalu dijaga
Kamu adalah sosok yang membuatku bahkan mencemburui hal yang tak masuk akal
Kamu tetap kamu yang dulu
Tapi kamu yang berjarak membuat kita tak bisa seperti dulu
.
Jadi apakah kita lanjutkan jarak yang menyiksa ini?
Haruskah ku palingkan hatiku untuk berhenti berharap pada hatimu yang samar?
Ataukah ku masih harus bersabar menyelipkan namamu dalam doaku setiap malam?

Dear You : Mencintaimu Menyiksa Batinku

Karena rasa yang tak bersuara itu menyakitkan
Ingin lupa tapi tak bisa
Ingin berbicara tapi lewat tatapan mata tapi tak sanggup
Tapi kamu selalu mengusik diri bahkan sampai mampir dalam mimpi
Hingga membuatku lupa cara untuk melupakanmu

Ah sudahlah berhenti membuatku terbangun di malam hari karena kabar buruk yang tersampaikan lewat mimpiku
Berhenti membuat hatiku berdegup kencang tiap mengingat namamu
Menatap matamu aku tak sanggup apalagi bercanda tawa denganmu lagi

Mencintaimu terkadang membuatku kesal
Mencintaimu menguras emosiku
Menyiksa batinku

Tapi aku tak sanggup menghilangkan perasaanku kepadamu
Harga diriku terlalu tinggi dan membuatku selalu memungkiri perasaanku padamu
Aku merasa tak pantas jika bersanding dengan dirimu

Tapi jarakmu membuatku makin tersiksa
Tatapanmu membuat hatiku berdesir
Kamu adalah kata yang kutuliskan tiap malam dalam celengan rinduku
Kamu adalah harap yang selalu kusampaikan pada Tuhan untuk hatinya selalu dijaga
Kamu adalah sosok yang membuatku bahkan mencemburui hal yang tak masuk akal
Kamu tetap kamu yang dulu
Tapi kamu yang berjarak membuat kita tak bisa seperti dulu

Jadi apakah kita lanjutkan jarak yang menyiksa ini?
Haruskah ku palingkan hatiku untuk berhenti berharap pada hatimu yang samar?