Showing posts with label artikel. Show all posts
Showing posts with label artikel. Show all posts

Friday, 11 April 2014

Pernikahan Dini



Pernikahan dini saat ini mengalami peningkatan di daerah perkotaan serta pedesaan. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa Indonesia adalah negara dengan pernikahan di bawah umur tertinggi ke 37 di dunia dan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. Pernikahan dini di Indonesia dengan rata-rata berumur 10-14 tahun sekitar 22.000/tahun sedangkan pernikahan dini pada umur 15-19 tahun mencapai 1,1 juta. Padahal pernikahan secara umum setiap tahun yaitu 4 juta, jadi ¼ pernikahan pertahun yaitu pernikahan dini. Kenyataannya pernikahan dini memiliki kerugian dari segi fisik dan psikologi.
Pada tahun 2012, 26 dari 1000 pernikahan adalah pernikahan dini, sedangkan data meningkat  di tahun 2013 pada pernikahan dini di perkotaan sedangkan di pedesaan menurun. Padahal informasi di pedesaan tidak sebaik di perkotaan.
“ Pernikahan dini memiliki 2 indikasi, yaitu pernikahan yang diatur pada usia dini dan yang kedua biasanya karena kecelakaan seperti hamil diluar nikah sehingga penyelesaiannya harus digugurkan atau dinikahkan pada usia dini. Hal ini dikhawatirkan karena pernikahan dini akan menurunkan sumber daya manusia terutama bagi perempuan. Sebenarnya Pernikahan dini dari segi emosi belum siap ataupun kesehatan reproduksinya pun belum siap serta tingkat pendidikannya pasti rendah. “ kata Sudibyo Alimoeso selaku deputi KSPK BKKBN.
Ia menyatakan bahwa 50 % perceraian yang terjadi karena pernikahan perempuan yang berusia di bawah 20 tahun, sehingga cepat-cepat untuk menikah dan cepat mula untuk bercerai, belum lagi sekolah yang tidak selesai. Akhirnya kualitas perempuan yang ingin BKKBN tingkatkan menjadi lambat.
“Secara fisik alat reproduksi belum terlalu siap, misalnya diumur 16 tahun dia mendapat menstruasi pertama di umur 13 tahun jadi sekitar sudah 3 tahun setelah menstruasi pertama, dia sudah bisa hamil tapi apakah rahimnnya dan sebagainya siap? Itu belum tentu “ Jelas Rosdiana Setyaningrum selaku Psikolog.
Ia melanjutkan, biasanya jika seorang perempuan yang berusia 16 tahun hamil akan memiliki banyak anak lalu akan ada kerusakan rahim, bisa terjadi kesehatan yang kurang bagus dari ibunya dan juga gizi anaknya. Jika seorang ibu yang terlalu muda dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup maka akan sulit menjaga janin dalam kandungannya. Sehingga bayinya akan lahir dengan kurang gizi, jika bayi yang kurang gizi dalam kandungan, ada kemungkinan IQnya akan kurang. Maka akan berakibat pada generasi penerusnya. Menurut Penelitian di Amerika, mereka sangat menjaga agar tidak terjadi pernikahan dan kelahiran remaja, karena terbukti remaja tidak bisa menjaga anaknya, akibatnya kemungkinan anak mereka bisa terjerumus dalam narkoba dan bahkan menikah muda juga. Secara psikologis, pasangan yang berumur 30-40 tahun saja masih sulit mengontrol emosi kepada pasangan, apalagi pasangan yang berumur 16-18 tahun?emosi mereka masih mudah goyah dan tidak sabar.
Survei membuktikan bahwa tingkat kematian ibu tinggi sebanyak 228/100.000 kelahiran, artinya 1 jam sekitar 2 orang ibu meninggal dunia. Survei terakhir menyatakan kematian ibu menjadi 359/100.000. hal ini dikhawatirkan karena adanya pernikahan dini, kematian ibu dapat terjadi pada seorang ibu yang masih muda.
BKKBN mencoba membuat program yang bernama Program Generasi Penunjang dimana mereka mengunjungi sekolah-sekolah ataupun universitas dan membuat Pusat Informasi dan Konseling yang dikelola oleh remaja maupun mahasiswa itu sendiri. Remaja dan mahasiswa tersebut dididik untuk menjadi konselor sebaya / pendidik sebaya. Hal ini bertujuan karena saat ini remaja lebih nyaman bertanya dan berkumpul dengan sesama remaja tanpa ada orang tua. Dengan adanya program ini BKKBN berharap remaja dapat menghindari seks bebas dan mencoba untuk tidak menikah muda.
Sebenarnya undang-undang Negara kita harus ditinjau kembali karena undang-undang perkawinan agak sedikit bertabrakan dengan undang-undang perlindungan anak. Dalam undang-undang perlindungan anak, anak didefinisikan sampai berumur 18 tahun tetapi undang-undang perkawinan mengizinkan anak yang berusia 16 tahun untuk menikah. Kenyataannya dari 187 negara ada 158 negara yang sudah mengubah undang-undang perkawinan, sehingga usia pernikahan harus diatas 18 tahun. Namun Indonesia masih berkutat di 16 tahun. Usia Ideal menurut BKKBN adalah diatas 23 tahun karena sudah dewasa, serta sudah kuliah dan sempat bekerja, jadi seandainya para ibu akhirnya memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, mereka sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak. Karena seseorang yang memiliki anak tidak hanya mengandung dan melahirkan tetapi ada proses menjadi orang tua dan itu memerlukan kedewasaan.
Orang tua dan sekolah memiliki peranan yang sangat besar karena menjadi pihak yang mengajarkan kepada seorang anak mengenai konsekuensi serta tanggung jawab yang harus diperoleh ketika melakukan sesuatu.
Namun dibalik itu semua kembali kepada diri masing-masing, sudah siapkah kita jika memutuskan untuk menikah dini? Jika iya, kita harus menerima konsekuensi yang terjadi.

Np : Referensi Data BKKBN dan Talkshow IMS
Terima kasih telah membaca

Thursday, 13 February 2014

“Pou” Tamagotchi versi modern



Siapa yang tak kenal Tamagotchi? Permainan digital layaknya binatang peliharaan yang diluncurkan oleh perusahaan Permainan Jepang pada sekitar tahun 1996. Binatang kesayangan bernama Tamagotchi ini kini hadir dalam versi modern bernama Pou pada sebuah aplikasi game untuk android.
Pou adalah aplikasi game android yang berupa Alien yang berbadan lucu dan menggemaskan, sehingga sering membuat orang jatuh hati melihatnya.
Pemilik Pou akan memeliharanya dengan cara memandikan, memberi makan dan minum, memberi ramuan saat Pou sakit serta dapat pula bermain dengannya. Pou juga dapat tidur dan buang air besar. Anda juga dapat mempercantik Pou dengan cara memberi aksesori yang terdapat dalam game tersebut. Pemilik Pou akan cemas jika Ia lupa memberi makan sehingga membuatnya kelaparan.
Game Pou ini sudah didownload lebih dari 490 ribu pengguna Android, begitu pula pada era 90-an Tamagotchi digandrungi oleh pecinta binatang peliharaan digital yang rela membeli mainan tersebut walaupun dengan harga yang mahal. Aplikasi game Pou ini mengingatkan kita pada era 90-an, Pou memang hadir untuk membuat kita bernostalgia pada era 90-an.

Friday, 2 August 2013

Pencapaian Masa Depan Lebih Baik

setelah menapaki langkah bangku SMA tentu saja pelajar harus melanjutkan langkahnya ke Perguruan Tinggi. Hal tersebut di karenakan pelajar SMA tidak di beri keahlian seperti pelajar SMK yang di beri keahlian khusus di sekolahnya. Para pelajar SMK lebih dipersiapkan dengan matang untuk menjadi tenaga kerja. namun banyak pula pelajar SMA yang lebih memilih menunda melanjutkan ke Perguruan TInggi dan memilih menjadi tenaga kerja dengan berbagai alasan, sebagai contoh: kurangnya biaya, salah memilih jurusan, atau mungkin dilema untuk memilih Perguruan Tinggi Negeri yang tepat. Namun untuk masuk ke Perguruan Tinggi yang tepat. Namun untuk masuk ke Perguruan Tinggi, terlebih lagi Perguruan Tinggi Negeri, pelajar akan dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Persaingan ini tidak hanya 1 wilayah namun ada kemungkinannya 1 provinsi bahkan 1 negara. karena pada kenyataannya banyak pula pelajar yang ingin mendapatkan Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Indonesia
Banyak pelajar yang merasa dilema untuk memilih Perguruan Tinggi Negeri yang tepat untuk dirinya. karena untuk memilih Perguruan Tinggi Negeri pelajar harus memiliki Pertimbangan yang dipikirkan dengan sangat matang. Dengan adanya perasaan dilema yang menyelimuti pelajar akan mempersulit untuk memilih jurusan, memilih Perguruan Tinggi Negeri serta jurusan harus didasarkan 3 hal, yaitu cita-cita, keinginan dan tekad serta kemampuan yang dimilikinya. dengan adanya 3 hal tersebut para pelajar akan lebih mudah untuk memilih jurusan yang diminatinya. karena tanpa adanya 3 hal tersebut pelajar akan sulit untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri serta jurusan yang tepat. maka harus memiliki persiapan sangat matang pada saat pelajar di kelas 12, kesempatan ini merupakan kesempatan terakhir untuk pelajar menyiapkan bekalnya untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri karena sesungguhnya memilih Perguruan Tinggi Negeri yang tepat bukanlah hal yang mudah. untuk itu persiapkan diri akan sangat di butuhkan untuk pencapaian masa depan lebih baik.

Wednesday, 26 June 2013

Apa kabar kurikulum 2013?


Apa kabar kurikulum 2013?

Sekitar Dua bulan yang lalu saya mendengar desas desus akan dihilangkannya pelajaran TIK dan akan diganti dengan pelajaran Keterampilan(senibudaya) serta penambahan jam-jam mata pelajaran seperti bahasa inggris menjadi 4 jam dan pendidikan agama Islam. Kebetulan guru privat ngaji saya juga guru di sekolah swasta jadi Ia banyak sekali sharing dan berita akan dihilangkannya pelajaran TIK pun saya pertama kali mendengarnya darinya. Entah apa yang terjadi dalam system pendidikan Indonesia ini, menambah jam mata pelajaran bukan berarti menghapus mata pelajaran yang lain kan?

Apa ada yang salah dengan system pendidikan Indonesia? Bukankah pelajaran TIK itu sangat penting? Apa karena pada zaman sekarang banyak sekali anak kecil yang sudah mengenal tentang teknologi computer? Apa pemutusan penghilangan Pelajaran TIK segampang itu hanya karena zaman sudah modern, anak-anak berkembang menjadi jago IT? Apa hanya anak SMK saja dengan jurusan computer yang boleh berkembang IT nya?

Memang benar pada zaman ini banyak sekali anak kecil yang sudah pintar teknologi computer, tapi dalam pelajaran TIK kita tidak hanya memperlajari hal dasar atau secara umum mengenai computer. Tapi ada materi yang jelas-jelas sangat bermanfaat. Faktanya dengan adanya guru-guru TIK sangat membantu karena sekarang zaman terus berkembang sehingga untuk mendaftar perguruan tinggi saja melalui online. sebagai contoh saya Sebagai alumni SMA yang pernah mengalami kesulitan mendaftar PTN dan human eror peran guru TIKlah yang saya butuhkan. Guru-guru yang bukan bidangnya belum tentu dapat membantu penuh bukan?

Jadi sebenarnya ada apa dengan Pak Menteri pendidikan? Apa ujian nasional tahun 2012-2013 belum cukup membuat protes semua pihak serta mempersulit system pendidikan Indonesia? Lalu sekarang dalam kurikulum 2013 menghilangkan pelajaran TIK? Apa yang akan terjadi jika Indonesia buta teknologi? Tentunya anak bangsa Indonesia tidak dapat bersaing di dunia global karena jika kita buta teknologi bukan? Apakah keputusan ini benar-benar dipikir matang dengan pak menteri?

Pada tanggal 16 Februari 2013 lalu menteri pendidikan dan kebudayaan Mohammad Nuh menjelaskan sosialisasi kurikulum 2013 yang dihadiri seluruh guru Muhammadiyah Se-Jawa Timur. Mohammad Nuh menjelaskan kurikulum 2013 agar para guru mengetahui bagaimana kurikulum 2013. Ia juga menjelaskan alasan mengapa ada perubahan kurikulum. Ia berkata bahwa seiring perkembangan zaman dibutuhkan pondasi yang kuat yang berakar pada kualitas pribadi penduduknya. Pondasi ini berupa pondasi keilmuan dan sikap. Dalam kurikulum 2013 siswa akan diajak untuk observasi, bertanya dan menalar “ kalau sudah kuat pribadinya mau dibentuk apa saja mereka sudah siap “ Kata Bapak Mohammad Nuh. Mohammad Nuh juga menjamin Guru TIK tidak ada yang menganggur meskipun kebijakan diserahkan kembali kepada masing-masing sekolah.

Pelajaran TIK itu penting walaupun ada perubahan kurikulum pada tahun ajaran baru tidak seharusnya salah satu pelajaran ada yang dihilangkan karena pada dasarnya semua pelajaran sama pentingnya bagi siswa bukankah tidak akan seimbang jika akan ada yang dihilangkan sebagai contoh menambah pelajaran bahasa inggris dalam seminggu karena bahasa inggris adalah bahasa internasional dan siswa dituntut untuk bisa berbahasa inggris lalu menghilangkan pelajaran Pendidikan Agama Islam? Apakah itu adil? Dan sekarang dengan adanya pelajaran KTK sehingga menghilangkan pelajaran TIK sungguh tidak fair karena pada dasarnya kita perlu bersaing di dunia global dan dengan adanya teknologi informasi itu sangat membantu. Tapi semua keputusan sudah ditentukan dan apa daya kita mungkin kita hanya bisa memprotes, dan mengkritik. Mungkin ada alasan di balik ini semua. Saya berharap  pak menteri sadar dan saya juga berharap semoga guru-guru TIK yang berstatus PNS maupun guru honorer tidak ada yang menganggur dan mendapatkan jalan yang lebih baik daripada sekarang.

Maaf bila ada kekurangan serta kesalahan terima kasih telah membaca silakan berkomentar J

Sekian dan terima kasih

Salam penulis

Shalsa