Friday 28 September 2012

Argument tentanf tawuran antar Pelajar


Akhir-akhir di berita selalu menayangkan tawuran yang terjadi antara SMA 70 dan SMA 6 Jakarta. Mengapa banyak sekali pelajar yang melakukan tindakan kekerasan yang benar-benar merugikan. Suatu tindakan bodoh yang harus dilakukan. Tindakan yang benar-benar mencoreng nama pihak sekolah, nama keluarga besar bahkan diri sendiri. Harusnya banyak pelajar yang terbuka hatinya bahwa tawuran bukanlah cirri khas pelajar. Sekolah mana pun tidak pernah ada yang mengajari tawuran bukan? Entah apa masalah yang terjadi, namun tawuran memang sudah banyak tercatat merugikan pihak lain, dari korban yang mengalami luka-luka atau bahkan ada yang meninggal.
Mengapa harus bertindak bodoh tanpa berpikir panjang? Apa yang melakukan tawuran akan dibilang jagoan? Tidak, pada kenyataannya masyarakat yang masih berpikir waras akan mengganggap bahwa tawuran tindakan yang memalukan dan tindakan pembodohan.
Mengapa masih saja ada sekelompok pelajar yang melakukan tawuran?
Tawuran ini mungkin saja terjadi karena perselisihan atau mungkin saling mengejek dan masih banyak kemungkinan alasan pelajar melakukan Tawuran. Polisi harus turun tangan menangani sekelompok pelajar yang melakukan tawuran. Sangat menyulitkan bukan?
Tidakkah mereka sadar? Bahwa kita ini bangsa Indonesia dan memiliki moto,” Bhineka tunggal Ika” yang artinya kita meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Kita memiliki dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Perbedaan seperti budaya, kebiasaan, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. itu akan menjadi satu kesatuan karena intinya kita memiliki moto itu. Namun mengapa hanya karena sepele akibat berbeda pendapat, diselesaikan dengan cara tawuran? Tidak ingatkah mereka tentang ini?
Apa dengan adanya perbedaan budaya, kebiasaan, bahasa, ras, suku, agama serta kepercayaan harus melakukan tawuran? Tentu saja tidak. Mengapa hanya masalah berbeda pendapat saja melakukan tawuran?
Dari berita yang saya dapat dari Kompas.com Kemarin (27 september 2012), 54 pelajar asal sejumlah SMK di Bogor juga diamankan aparat Polsek Sukmajaya, Depok, karena diduga hendak tawuran. Saat digeledah, ditemukan sejumlah senjata seperti sabuk dengan bandul gir.
Harus ada tindakan yang benar-benar dapat membuat para pelajar tidak melakukan tawuran lagi, semakin lama tawuran terus menerus terjadi akan menyebabkan pendidikan Indonesia bobrok. Maukah ini terjadi pada negara kita? Kita sebagai penerus bangsa harus membuka hati dan akal kita agar berpikir rasional agar berusaha menjadikan negara kita menjadi negara yang maju dan memiliki bangsa yang cerdas berpikir dan tentu saja didasarkan pada iman yang kokoh. Intinya, perbedaan bukanlah masalah. Harusnya kita bersyukur dengan adanya perbedaan bukankah negara kita memiliki warna? Jangan pernah bertindak bodoh dengan melakukan tawuran. Hargai dirimu sendiri jangan rusak moral bangsa dengan kebodohan
Selamat membaca semoga bermanfaat maaf jika ada kesalahan serta kekurangan. Please give me your comment

Friday 7 September 2012

Dirgahayu Indonesia ke 67


Tak terasa negara kita sudah berumur 67 tahun sejak kemerdekaan pada 17 agustus 1945. Hari ini semua orang memperingati tanggal ini untuk mengadakan upacara bendera merah putih sebagai mengingat jasa-jasa pahlawan yang telah dengan gagah berani merebut kemerdekaan Indonesia, tanpa keberanian mereka mungkin saja negara kita masih dalam jajahan, dan tentu saja karena Allah yang telah berkenan, setiap hal yang terjadi pada kita, kita harus ingat bahwa jika Allah mengijinkan maka kun faya kun-terjadi maka terjadilah. Itulah yang terjadi pada negara kita.

Hari ini semua orang mengadakan upacara, di sekolah saya pun demikian. Sebenarnya upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia ini bertujuan agar kita sebagai bangsa penerus Indonesia selalu ingat tentang sejarah. Kita saat ini dapat bebas melakukan apapun tanpa adanya penekanan oleh pihak penjajah seperti terdahulu adalah karena perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia, dan semua itu karena sejarah. Orang yang melupakan sejarah seperti kacang lupa kulit. Karena orang itu lupa bagaimana keadaan dahulu

Sebagai anak bangsa yang mencintai negara seharusnya untuk mengorbankan diri berdiri paling lama 90 menit-120 menit tidak masalah. Namun untuk merasa ikhlas dan adanya kesadaran rasanya sangat sulit. Apa buktinya? Coba perhatikan ketika kita mengadakan upacara bendera pasti tentu saja ada beberapa orang yang sedang berkasak-kusuk sehingga membuat upacara tidak berjalan dengan hikmat. Tapi, tadi sekolah saya mengadakan upacara peringatan hari Kemerdekaan Indonesia terlihat sangat hikmat namun tentu saja masih banyak kesalahan-kesalahan yang harus diperbaiki lagi untuk selanjutnya. Learn from experience, kesalahan itu untuk diperbaiki bukan untuk diulangi.So, ketika kita berbuat kesalahan jangan hanya mengurung diri dalam kesedihan hati karena kesalahan itu jadi tombak ukur untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, ingatlah bahwa pengalaman akan mendewasakan seseorang

Back to my issue, pengalaman dahulu yang pernah menjadi kesalahan bangsa Indonesia harus menjadi pelajaran yang berharga bagi kita. Maka dari itu, untuk saat ini buatlah negara kita bangga memiliki anak bangsa dan kita sebagai anak bangsa harus menjadi anak bangsa yang memiliki pola pikir sehat dan membuat Indonesia menjadi lebih baik lagi. semangat! Merdeka!

Np : Sebenarnya saya kurang baik untuk menganalisa sejarah tapi saya coba untuk menulis, saya hanya menuangkan apa yang ingin hati dan pikiran saya sampaikan.terima kasih telah membaca. Give me your comment