Friday 7 September 2012

#From Novel Winter in Tokyo


1.      Segalanya tidak sama kalau kau tidak ada. Dan aku baru sadar aku membutuhkanmu
2.      Keiko tidak pernah menyangka satu kata sederhana itu bisa terasa begitu menyakitkan, membuat hatinya mengerut
3.      Seperti mimpi. Yah, mungkin memang mimpi. Mungkin semua itu hanyalah hasil dari imajinasinya yang memang luar biasa hebat
4.      Ia tidak bermaksud berkata seperti itu. Sungguh. Kata-kata itu terasa pahit di mulutnya.
5.      Ia memukul-mukul dadanya dengan kesal. Astaga, kenapa ia merasa sesak? Ia begitu resah sampai ingin meninju sesuatu untuk melampiaskan kekesalannya sendiri. Berusaha menenangkan diri, ia menarik napas dalam-dalam, tetapi hal itu malah membuat hatinya terasa semakin sakit dan seolah-olah akan meledak.
6.      Kesadaran yang tiba-tiba menerjangnya membuat air matanya jatuh lagi dan ia buru-buru menghapusnya. Tetapi kali ini air matanya tidak mau berhenti. Kesadaran itu menggerogoti hatinya yang terasa begitu nyeri.
7.      Seseorang yang sellau melintas dalam benaknya, seseorang yang tanpa sadar selalu dicari-carinya, seseorang yang membuat perasaannya kacau-balau
8.      Kekesalan terbit dalam hatinya dan mulai menggerogoti dirinya dari dalam
9.      memutuskan untuk melupakan perasaannya, mengubur dalam-dalam perasaannya. Setidaknya dengan begitu ia tidak akan merasa sakit hati.
10.  Hal itu sedikit pun tidak membuat perasaanku lebih baik,
11.  Semua tekad dan usaha yang dikerahkannya untuk melupakan laki-laki itu menguap begitu saja
12.  Dengan susah payah ia menarik napas dalam2 dalam-dalam untuk meredakan kekesalan—atau tepatnya, kecemburuan—yang muncul dan menyesakkan dadanya
13.  Harapan yang dihempas kembali ke tanah akan terasa sangat menyakitkan
14.  Kini ia tahu bagaimana rasanya terbangun dari mimpi indah dan dihadapkan pada kenyataan Rasanya menyakitkan.
15.  Dada Keiko terasa berat. Ia menarik napas dalam-dalam karena kalau tidak begitu sepertinya udara tidak masuk ke paru-parunya. Tetapi itu tidak terlalu berhasil. Dadanya masih terasa sesak.
16.  Seharusnya ia tahu. Seharusnya ia sadar. Mimpi tidak akan bertahan lama. Ia bolehsaja hidup dalam mimpi, tetapi cepat atau lambat kenyataan akan mendesak masuk. Dan ketika kenyataan mendesak masuk dan berhadapan denganmu, kau hanya bisa menerima.
17.   

No comments:

Post a Comment