Showing posts with label puisi. Show all posts
Showing posts with label puisi. Show all posts

Sunday, 19 May 2019

Harapan Yang Tumbuh, Hati Yang Patah

Pernah ada kamu untuk ku perjuangkan
tetap berharap kamu kumiliki meski sadar diri
aku tak pernah menjadi seorang yang kamu inginkan

Setiap cinta memang memiliki batas
hingga aku mengejarmu hampir saja seperti memelas
Kamu yang begitu kukagumi
hatimu begitu ingin ku singgahi

jatuh cinta tak pernah salah memilih hati untuk dicintai
jatuh cinta terkadang hanya salah memilih waktu yang tepat
sehingga kamu merasa aku mencintaimu adalah jatuh cinta yang salah alamat

aku hanya memiliki harapan tanpa pernah diberikan sebuah kemungkinan
tak ada jalan, maka akan aku cari
tak ada kesempatan, maka akan kutunggu

namun ketika hatimu berkata aku tak perlu mencintaimu
aku takkan berlalu
ketika hatimu berkata aku tak pernah pantas
maka aku takkan memelas

ribuan harapan biarlah menjadi doa yang paling kutangisi
meneriakkan namamu setiap malam hingga air mataku menjadi lautan
tak apa, untukmu aku rela tenggelam dalam air mataku sendiri

mencintai tanpa diberikan sebuah harapan bukanlah sebuah kebodohan
jatuh cinta itu berjuang
patah hati adalah hal yang biasa
luka akan membuatmu dewasa

kehilangan orang yang salah akan membawamu pada seseorang yang tepat
kehilangan tak selamanya menjadi hal yang buruk
tanpa kehilangan, barangkali kamu akan lebih lama membuang waktu berjuang
dan berharap pada hati yang salah

kesalahan dalam mencintai hanyalah ketika sudah tak dihargai
tetapi memilih tetap berjuang dan tak tahu diri
jatuh cinta adalah menghargai diri sendiri
bukan rela menjatuhkan diri

harapan yang pernah tumbuh untukmu
biarlah menjadi satu alasan hatiku patah
kamu tak pernah menyakiti, aku hanya disakiti harapanmu sendiri
kamu tak pernah menjatuhkan, aku hanya merasa sudah dikecewakan
kamu tak pernah meninggalkan pergi
aku hanya merasa kehilangan tanpa pernah merasa memiliki

maafkan aku yang mencintai, tetapi kadang lupa untuk tahu diri
aku hanyalah seorang yang cintanya jatuh dihatimu
jika kamu tak menginginkan, kamu pun tak seharusnya disalahkan
patah hati karena berani mencintaimu, adalah aku yang pantas untuk seutuhnya disalahkan

jatuh cinta bukanlah sebuah pemaksaan perasaan
mencintaimu barangkali Tuhan memang menakdirkanmu menjadi orang yang salah untuk kuperjuangkan
lalu menakdirkan hati yang lain yang mampu kamu terima perasaannya
meski kenyataan itu membuatku merasakan sakit hati

paling tidak, mencintaimu mengajariku menerima dan lapang dada untuk tahu diri
bukan memaksakan perasaanku sendiri
bahagialah, tak apa
mencintaimu aku rela untuk terluka


- Yusuf Hamdhani (Merelakanmu seutuhnya)

.
.
.
Untuk kamu yang selalu aku rindukan
yang menjauh tanpa sebab
yang marah tanpa kutau alasannya



Wednesday, 7 August 2013

Aku menyukaimu bintang

Aku menyukaimu
aku menyukaimu dalam dekat
senyummu justru menghanyutkanku dalam perasaanku
aku pernah sebelumnya menyakitimu, dan sekarang ada orang lain yang menyakitiku

apakah aku bodoh?
aku menyesalinya
aku tau kau telah memaafkanku
tapi justru ketika aku menatapmu aku melihat betapa jahatnya diriku

ada bintang yang bersinar namun aku abaikan
betapa buruknya diriku
aku bahagia ketika menatapmu tersenyum
kau indah dimataku
aku ingin menatapmu dengan tatapan penuh arti namun ternyata aku melihat kebodohanku yang dulu

kau berada di pulau di seberang itu
namun aku hanya bisa melihatmu
hanya tidak menyentuhmu apalagi menyentuh hatimu
kau berada di pulau itu bersama orang lain

kau terlihat bahagia ketika menatapnya
aku bahagia melihatmu bahagia
namun ada perasaan cemburu yang menyelimutiku

kau begitu indah
bahkan walaupun aku tidak memilikimu
kau tetap indah di mataku

ingin rasanya aku mengatakan perasaanku padamu
namun aku tak bisa, aku tak ingin mengorek luka lamamu
luka itu tentu saja membekas tapi tidak terasa lagi bukan?
karena tiap sel-sel baru akan membelah dan membuat jaringan baru sehingga menutup lukamu

kau terlalu indah untuk kumiliki, sangat indah
terima kasih membiarkanku tetap berada di dekatmu
dan maaf atas perasaanku
aku menyukaimu bintang

Tuesday, 30 July 2013

tembikar

Kau adalah tembikar...
tembikar setengah utuhku
aku memerlukan 1 tahap lagi mencapai titik penyelesaianku
namun aku meminta kesempurnaan darimu

Aku mengubahmu
memintamu menjadi apa yang ku inginkan
apa yang telah kuperbuat?

Aku telah merusakmu
membuat bagian tubuhmu retak
aku menginginkan yang sempurna
tapi apa yang kudapatkan?
aku justru merusaknya

Aku membuat segalanya hancur
aku tidak mendapatkan impianku
kau yang kuat membuatku sadar\
aku telah menjadikanmu rapuh

Aku telah menyelesaikan tahap akhirku
aku menjagamu, merawatmu
dan menyimpanmu di ruangan pribadiku
namun nyatanya keretakan itu
membuat jariku terluka ketika menyentuhmu

Aku melihatmu dengan sedih
apa yang telah ku perbuat?
tembikar impianku justru membuat luka
aku membuat tubuhmu retak
dan aku mendapatkan rasa sakit dua kali lipat dari keretakanmu

Apa kau marah? Dendam? Kecewa padaku?
apa yang harus ku lakukan untuk meminta maaf darimu?
luka itu menjadikanku menahan sakit
terlebih lagi sakit melihatmu terluka

Maafkan aku
jika ada kata yang mewakili seribu kata maafku
maka akan kuucapkan
karena aku sangat menyesal

Created by Shalsa

Friday, 7 September 2012

rapuh dalam ketidakberdayaan


Pernahkah kau berpikir bahwa kalian telah berjalan ditempat yang salah? Berjalan tanpa berdosa dan melupakan masalah awalmu dan kau menemui bahagia dalam perjalananmu? Kau akan terus melangkah dan melangkah, berpikir bahwa itu hal yang benar padahal kenyataannya tidak. Satu langkah dua langkah telah berada dalam genggamanmu tanpa kau sadari bahwa di depan sana ada jurang yang sangat dalam sehingga membuat dirimu  terluka. Kau tak akan pernah menyadari bahwa di depan sana ada jurang jika kau dalam keadaan bahagia, yang hanya ada dalam benakmu hanyalah kebahagiaan itu, Orang yang memberikan bahagia padamu adalah orang yang akhirnya mendorongmu masuk ke dalam jurang. Kau juga tak akan pernah menyadari jika pada akhirnya perasaan menyesallah yang kau dapat. Apakah kau ingin meminta tolong?kepada siapa? Siapa yang akan menolongmu? Tak ada! Tak seorang pun! Apakah kau akan berjuang memanjat tebing dari kejatuhanmu dari jurang itu? Sulit kan? Percayakah kau kini? Perasaanmu itu akan hancur. Siapa ulah dibalik semua ini? Entahlah. Percayakah kau bahwa kini akulah yang mengalami penderitaan ini. Mengapa aku menyebutnya penderitaan? Karena perasaan ini sangat menyakitkan. Aku bahkan tak lagi merasakan oksigen yang masuk ke dalam paru-paruku teratur, aku merasakan hatiku telah dirusak. Ada sesuatu dalam hati ini yang bahkan membuat diriku goyah. Mungkin kau tidak menyadari bahwa saat ini aku sedang menahan diriku agar tidak jatuh ke lantai. Hatiku sakit. Sangat sakit. Hati ini seperti teriris pisau bahkan lebih sakit. Aku mengutuk bahkan mengumpat diriku karena telah masuk ke dalam dunia yang pada akhirnya membunuhku. Apa yang harus aku lakukan? Tuhan, kumohon ambilah rasa sakitku. Aku sungguh tak sanggup bertahan jika seperti ini. Aku bodoh. Mengapa aku terus melangkah dan membuat diriku seperti ini? Saat ini aku hanya menatap langit dengan tatapan kosong. Aku menatap sekelilingku dengan tatapan kosong. Tolong aku keluarkan aku dari keadaan ini. Aku terlalu rapuh sehingga tak bisa memanjat tebing jurang itu. Jurang ini terlalu dalam sedangkan diriku terlalu rapuh tak berdaya.

Wednesday, 15 August 2012

Kenyataan Pahit


Terkadang kita harus mendapati kenyataan pahit yang sebenarnya tak ingin kita lihat dan kita dengar. Namun kenyataan tetaplah kenyataan, tak akan berubah menjadi sesuatu yang kita inginkan. Kenyataan pahit itu akan menjadi sesuatu yang tak ingin kau dekati namun kau jauhi, tak ingin kau dapati namun kau hindari. 

 
Kenyataan pahit itu seperti racun yang menyumbat tenggorokanmu yang akan membuatmu tak bisa berkata apapun, namun hatimu yang dapat berbicara. Namun kenyataan pahit itu akan membuat jantungmu berdetak sangat cepat sekali atau mungkin sangat lamban sehingga kau sendiri tak tahu bahwa tubuhmu bergetar dengan hebatnya sehingga akan membuat dirimu jatuh dengan keadaan tak sadarkan diri dan kau hanya menyesal dan mengumpat dirimu sendiri yang telah berani-berani masuk ke dalam dunia yang kau sendiri tak tahu dunia apa yang telah kau masuki.

Kenyataan pahit akan datang kapan saja bahkan tanpa kau sadari kenyataan pahit akan mendekatimu, menyakiti hatimu perlahan, mengoyak hatimu dan dapat membunuhmu dengan sangat tidak berperasaan. Sehingga kau hanya dapat mengutuk bahkan mengumpat dirimu bahwa dirimu adalah manusia yang bodoh yang begitu saja percaya dengan dunia yang semu yang bahkan dapat menenggelamkanmu ke dasar jurang sehingga kau tak dapat melihat langit biru yang indah.