Friday 25 June 2021

Learn About Self Love

Setelah nonton Hospital Playlist 2, rasanya hati tuh adem dan sekaligus dibikin bahagia terutama atas kehadiran Ikjun yang gak pernah berhenti menghibur. Tapi kali ini ada perasaan yang beda ketika nonton drama itu. Sosok Song Hwa bener-bener terlihat jelas kalau dia menguasai tahap Self love. Song Hwa yang capek hampir seharian di ruang operasi, Song hwa yang koyoan, Song Hwa yang istirahat sebentar di sofa, dan Song Hwa yang bahagia kayak anak kecil setelah makan sepotong kue. Lalu aku menemukan thread dari Season 1 yang bilang Song Hwa dan Pentingnya Self Love. Tahun lalu, aku ga ngeh kalau yang dia lakukan itu full of service buat dirinya sendiri, bentuk dari cara self care dan self love.


Song Hwa yang kalem dan emosi stabil saat menghadapi jadwalnya yang padet itu karena dia udah menguasai Self love. Orang yang bisa menerima orang lain dengan baik karena dia pun sudah menerima dirinya sendiri. Kita diperlihatkan kalau Song Hwa punya kegiatan lain selain kerja, dia bahkan di gereja dan happy dengan jadi penari latar dengan semangatnya. Song Hwa bahkan suka camping sendiri buat menikmati hidup, sekedar pelarian dari penatnya sehari-hari, dan bahkan dia suka bikin kopi untuk dirinya sendiri- sebuah treatment ketika kita mencintai seseorang kita rela memberikan waktu kita untuk orang tersebut melayani dengan penuh hati. Song Hwa bahkan rela beli barang yang menurut orang lain gak penting, tapi dia beli buat hadiah atas dirinya yang udah kerja keras, ketika dia beli barang buat dirinya sendiri, dia jadi bahagia. Song hwa bahkan gak malu koyoan ketemu pasien sampe dikomen sama temen-temennya buat copot koyonya yang nempel di leher, tapi dia memilih bilang anggap aja koyo yang dia pake itu kayak tatoo. Dia gak peduli orang lain berpikir apa tentang dirinya, yang penting dia udah menunjukkan sisi dia yang baik tulus dan balik lagi ke orang lain kalau memang gak suka. Kita gak akan bisa bikin semua orang suka sama kita kan?

Sekarang aku jadi mikir bahagia itu bukan berasal dari hal besar, tapi hal kecil yang bahkan gak pernah kita sadari kalau itu bikin bahagia.

Song hwa tau caranya memperlakukan dirinya dengan baik, tau caranya untuk sekedar dating dengan dirinya sendiri dengan camping dan menyatu dengan alam, atau sekedar istirahat karena lelahnya bekerja, tapi hal yang terjadi di sekitarnya gak membuat mood dia gak stabil atau jadi mudah marah/jengkel. The power of self love!

Lalu aku menemukan foto capture-an dari book judulnya An Apology Letter to My Self. Setelah baca ini, tiba-tiba air mata jatuh dan merasa jahat banget ke diri sendiri. Mungkin aku kesepian, karena aku gak pernah menghidupkan diriku, aku kira aku independent tapi secara emosi aku bergantung, aku terngiang akan janji kebahagiaan yang dikasih orang lain terhadap aku- yang mana itu adalah salah karena gada satupun orang yang bisa membuat kita bahagia kalau diri kita gak bahagia duluan. Atau moment mendahuluan orang lain, memperhatikan orang lain padahal diri ini pun butuh perhatian. Kalimat yang paling membekas "Life isn't about pleasing other people. Life is about living. Doing makes me happy".



Tuesday 22 June 2021

Love & Connection

Aku lagi baca buku kisah Oprah Winfrey, aku dapat buku ini dari seorang teman yang baik yang aku kenal baru banget, tapi dengan hati besarnya dia bersedia mendengarkan aku tanpa judging. Seorang teman yang baik, dia tidak berlari meninggalkan ketika kita terjatuh. Tapi dia berhenti dan menanti kita untuk bangkit. Dia seperti itu, dan aku bersyukur bisa bertemu dia dari sekian banyak manusia di bumi. Setelah pertemuan itu, aku berdoa semoga dia mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian seperti yang dia harapkan juga dari aku. 

Balik lagi ke buku Oprah Winfrey yang judulnya What I Know For Sure, ada bab Connection. Oprah disini cerita bahwa dia pernah wawancara 7 laki-laki tapi memiliki kesamaan yaitu mereka selingkuh dari istri mereka.  Ternyata hal yang mendasari mereka selingkuh adalah mereka rindu untuk dibutuhkan, didengar sehingga mereka mencari validasi dalam bentuk apapun agar mereka dapatkan hal itu. Meski itu artinya mereka menghadirkan orang ketiga. 

Oprah bilang dalam bukunya, pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan yang sama yaitu sama-sama ingin dihargai. Siapapun kita, apapun latar belakang kita, setiap dari kita pada dasarnya memang rindu dicintai, dibutuhkan, dimengerti, diapresiasi agar merasa lebih hidup dan lebih manusiawi.

Tapi sayangnya kita sering mencari yang kita butuhkan itu dari orang lain, didengarkan, dibutuhkan, dimengerti, diapresiasi dsb. Tapi sebenarnya cinta dan approval itu gak bisa kita temukan dari luar, melainkan dari dalam diri. Mungkin kita bisa mendapatkan hal tersebut dari orang lain, tapi diri kita akan merasa ga pernah cukup.

Ketika kita merasa kurang hidup, bosan, merasa kurang intim dengan orang lain entah itu pasangan atau siapapun. Hal itu menunjukkan ada ketidakpedulian terhadap diri sendiri. 

Persis kata Oprah Winfrey dalam bukunya

"if you’re looking for someone to heal and complete you—to shush that voice inside you that has always whispered You’re not worth anything—you are wasting your time. Why? Because if you don’t already know that you have worth, there’s nothing your friends, your family, or your mate can say that will completely convince you of that."

Jika kita mencari apa yang kita butuhkan dari orang lain, atau jika kita menyimpan luka dan kita berharap orang lain untuk menyembuhkan dan melengkapi kita. Semua itu gak akan pernah cukup. 

Kalau kata Oprah sih, Sang Pencipta udah memberikan kita tanggung jawab penuh terhadap hidup kita dan hak istimewa agar kita kuat dan mampu untuk memberikan diri kita kasih sayang, cinta dan intimacy yang bahkan belum pernah kita dapatkan sebagai manusia.

Jadi kita sebagai manusia memang punya pilihan untuk terus maju dalam memberikan cinta kepada diri sendiri. Jangan menyesali masalalu karena tidak pernah mendapatkan cinta dari orang lain entah itu pasangan atau orang tua. Kita memang pantas mendapatkan cinta tapi kita bisa memberikan cinta itu kepada diri sendiri. 

Look inward—the loving begins with you. 

Monday 21 June 2021

Tentang Memaafkan

Suatu ketika aku liat satu video dari TED tentang memaafkan. Speakernya bilang gini 

"So why do it? why forgive? It can't heal you. It won't save you or the other person. It can't make you a good person, at least not all by itself. Because that's not what forgiveness is designed to do. Forgiveness is designed to set you free. When you say 'I forgive you'  what you're really saying is 'I know what you did. It's not okay. But I recognize that you are more than that. I don't wanna hold us captive to this thing anymore. I can heal my self and i dont need anything from you"

Ada suatu diskusi dengan salah satu mentor aku mengenai aku yang overthinking dan mudahnya aku terluka karna perilaku/perkataan orang lain. Rasanya sakit ya ketika kita kecewa atas perlakuan/perkataan orang lain padahal kita udah berusaha yang terbaik untuk orang lain. Kita menjaga perkataan dan perbuataan kita, tapi kenapa kecewa selalu mampir dan menyapa. Tiap kali kecewa, helaan napas panjang selalu bikin air mata turun dan jadi feel sorry sama diri sendiri gak sih? Kok rasanya udah jahat ya ke diri sendiri. Kadang ada moment ingin membahagiakan orang lain sampai akhirnya perasaan diri sendiri diabaikan. Tapi ketika perasaan kita komplain dan pengen ngasih kode kalau diri merasa terluka, diri ini yang kadang lupa untuk ngasih waktu mendengarkan perasaaan yang keluar.

Dan ketika kecewa karena orang lain menyakiti hati kita, rasanya berat buat sekedar memaafkan. Karena ada mode menyelamatkan diri dan otak kita sering kali waswas dan hati-hati agar hati kita yang udah cukup fragile ini gak tersakiti dua kali. Tapi ternyata itu gak akan pernah membawa kedamaian buat diri sendiri ya? 

Persis kata Alex 

"To those who have hurt you, splintered your heart, made you feel small, and rejected you—offer them mercy so that you can learn what true freedom feels like. Gripping on to grudges wastes time and energy. It will distract you from being your best self"

Maafkan orang-orang yang telah menyakiti, yang telah buat hati sakit atau menangis tiap malam. Bukan buat orang tersebut tapi buat diri ini. Karena diri ini layak untuk bebas melepas rasa tidak nyaman, bukan?

Friday 18 June 2021

Two Different Path

Kita berjalan dengan start yang sama, dengan keegoisan yang serupa, dan dengan pengalaman menyakitkan yang serupa. Lalu kita berjalan tanpa bergandengan tangan, karena berpikir kita mampu menghadapi ini sendirian. Karna kita terbiasa mengatasi segala masalah yang datang sendirian, tanpa ada yang mendampingi. Tapi kesombongan itu membawa kita ke dua jalan berbeda, kita dihadapkan pada dua jalan dan kita tidak menyadari bahwa kita saat ini sedang berada di jalan yang terpisah, kita berjalan sendiri-sendiri, jangankan untuk bergandengan tangan, bertegur sapa karna tak saling melihat aja sudah suatu hal yang patut disyukuri. Tapi kita tetap dengan kesombongan dan keegoisan berjalan di jalan yang berbeda. 

Ada moment aku merindukan kamu yang masih bisa aku sentuh, yang masih bisa aku sapa dan lihat meski dari jauh.

Tapi meski kita di jalan yang berbeda, bukan berarti kamu tidak pernah menyapa aku, aku sering menyapa aku, atau meneriakkan namaku. Tapi aku tetap kesepian, karena memang kamu tidak disampingku, karena kita ada di dua jalan yang berbeda.

Tapi apakah mungkin kita bisa ketemu di satu jalan yang sama? Ataukah kita tetap ingin di jalan berbeda dan terus berjarak? 

When Bad Happen In Life

Sebagai manusia pada akhirnya ketika menemukan bad happen in life harus mencapai satu titik memaafkan dan ikhlas ya. Meski bad happen in life itu rasanya nyakitin dan menggores luka lama apalagi kalau bersinggungan dengan trauma yang masih diingat jelas tubuh dan otak kita. Rasanya hancur bisa berkali-kali lipat sakitnya. 


Monday 14 June 2021

overthinking

Kadang ada moment gue membenci pikiran gue yang overthinking, sedangkan overthinking ini mengakibatkan suatu kejadian nyata yang memang dialami, hal yang dikhawatirkan terjadi, hal yang ditakutkan bener-bener ada depan mata. Kayak niat hati buat melindungi hati biar ga terlalu sakit, tapi akhirnya sakit juga because of the truth. 

Tapi dari hal tersebut ada pikiran yang muncul, yang judging dan jahat banget ke diri sendiri

"kan, itulah gue benci otak gue, gue benci banget gue yg terlalu intuitif dan bisa menganalisis segala macam hal. Bisa ga sih lu diem aja, gausah sok-sok-an overthinking. kalau kejadian gimana? Seolah lu bisa melindungi hati dengan lu memprediksi masa depan gtu?"

Akhirnya, malah jadi benci diri sendiri. sedih ga sih? Kayak dunia udah segitu pahitnya dan banyak yang pointed you gitu. Tapi diri lu ikutan sejahat itu sama lu. kejam ga sih? 

Akhirnya gue sadar, ah gue terlalu jahat ternyata sama diri sendiri

Yuk semangat self untuk lebih menumbuhkan cinta ke diri sendiri

Validasi Emosi

Adakalanya merasa stabil, prima, happy, tapi hanya butuh percikan api kecil, trigger kecil untuk bisa bikin down dan hancur lagi. Api kecil itu berkaitan dengan trauma dan stressor. 

segala emosi yang hadir perlu divalidasi, emosi dalam diri yang tidak divalidasi akan membuat diri merasa jauh dari dicintai. Karena emosi itu selalu benar, meski bagi kamu sedih dan bagi orang lain gak sedih, meski bagi kamu itu menyakitkan sedang bagi orang lain tidak, meski bagi kamu masalahnya begitu besar sedang bagi orang lain itu hanya seperempat masalah besar mereka. Emosi dan perasaan kamu valid. Mungkin ada ekspektasi yang tidak bisa dipenuhi oleh orang lain, tapi bukankah kamu tidak bisa mengendalikan orang lain? perlakuan mereka terhadap kamu tidak bisa dikendalikan kan?

Mungkin disana terpenjara dirimu yang masih kecil yang terproyeksi berteriak meminta bantuan, atau sekedar meminta pelukan. Mungkin ada luka yang masih menganga yang kamu abaikan. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk menikmati waktu sendirian dan berdamai dengan waktu. Layaknya ketika jatuh dan terluka, yang namanya luka itu sakit kan yang perlu divalidasi rasa sakitnya. Maka validasilah luka itu

Masa lalu tidak akan pernah bisa dubah, sedangkan masa depan tidak bisa kamu kontrol sesuai kemauanmu. Tapi kamu bisa mengubah masa sekarang. 

It's okay not be okay, berterima kasihlah ke diri, karena tidak berhenti dan menyerah, meski banyak pikiran yang meminta untuk menyerah. Tapi kamu masih standing still. berterima kasihlah karena telah menolong diri dan menyelamatkan diri. Karena sudah bertahan sebuah pencapaian meski underated achievement. Meski beda dengan material achievement tapi untuk mencapai material achievement perlu stay alive dulu.

Don't be expect to be healed by someone else


Sunday 6 June 2021

A Note To MySelf

 "secerah apapun langit, akan ada masanya hujan turun. Hujan yang mengguyur sampai basah kuyup dan membuat diri tak sanggup menahan dingin. Tak apa biarkan hujan turun sampai langit kembali cerah"

it's like raining moment when our darkest mind said  "it's raining. I don't like rain. I wish it wasn't raining. My day would be better if it wasn't raining. My day is ruined. Everyday is like this. It always rain when all I want is for it to be sunny"

" I am trying to make my mind focus on me, but it's hard and it hurt" 

" Ada beberapa hal di dunia ini yang butuh pengertian lebih dari diri kita, karena mereka mungkin tidak mampu mengerti diri mereka sendiri. Jadi memberikan pengertian lebih bukan menempatkan diri jadi pihak lebih lemah dan tersakiti, Tapi justru tanda km orang yang kuat karena selain kamu mampu memahami diri sendiri, kamu mampu membuka hati dengan penuh empati dengan memahami orang lain" 

Fokus terhadap segala sesuatu yang berada dalam kendalimu, yaitu sikap, perilaku, dan respon terhadap suatu hal serta memahami bahwa apa yang dilakukan oleh orang lain tidak dapat kamu kendalikan. kamu hanya perlu berusaha untuk melakukan yang terbaik dan menempatkan diri dalam setiap keadaan, namun pada akhirnya, bagaimana cara orang lain bereaksi terhadap apa yang kamu lakukan sudah bukan menjadi kendalimu dan terkadang pilihan terbaik yang kamu miliki adalah menerima hal tersebut. Semakin keras usaha kamu untuk mengendalikan segala sesuatu yang bukan menjadi kendalimu, maka kamu akan semakin mudah untuk merasa cemas, frustrasi, kecewa, sedih.

 

x

The things to be grateful for ...

6 June 2021

  1. Exercise routine isn't always easiest to do. imagine that i have to wake up early, drag my self to the gym, endure sweaty and uncomfortable feeling such tired and cramp. but the truth is that makes me feel grateful for my self and my body. Yes i did it! 
  2. Belajar menyetir di jalan raya ciapus dan ciomas harapan dengan gang kecil dan berkelok, not perfect driving actually, tapi setidaknya pencapaian dalam hidup aku so far, karena penuh dengan tekanan mental
  3. saturday night with journaling community, belajar grounding dan hidup di saat ini kini, sambil mendengarkan keluh kesah diri, belajar jadi pendengar yang baik untuk diri sendiri dan memeluk diri. ternyata diri ini hanya perlu wadah untuk mengeluarkan unek-unek tanpa ada kalimat judging.
  4. Masih bisa bernapas, karena ternyata tarikan napas dalam itu banyak manfaatnya. Aku baru sadar karena dengan napas bahkan bisa bantu angkat beban saat latihan di gym, bisa membantu kembali fokus saat mau pingsan dan menyalurkan isi pikiran negatif dengan meditasi