Monday 28 March 2022

Thx

Bisa-bisanya kamu hadir saat aku tidak percaya dengan siapapun
Kamu bersaing dengan kenyamanan dan waktu yang kuhabiskan dengan diriku
Kamu datang membawa janji dan bahagia
Tapi selama berjalan banyak memberi luka dan kecewa
Anehnya ku bertahan atas nama cinta
Kamu hebat, bisa jadi istimewa untuk aku yang cinta buta

Sunday 27 March 2022

buktikan

Buktikan padaku bahwa pria setia dan cukup dengan satu wanita itu ada
Karena aku tak percaya

tanpa cinta

Mengakhiri malam dengan lagu tanpa cinta yang jleb juga ternyata, lagu untuk para bucin yang tersakiti

"Bodohkah diriku yang terlalu setia padamu
Di saat kau tak sungguh sungguh
Mencintai aku (mencintai aku)
Menginginkan aku (menginginkan aku)

Aku ingin kau menerima seluruh hatiku
Aku ingin kau mengerti, di jiwaku hanya kamu
Namun bila kau tak bisa menerima aku
Lebih baik ku hidup tanpa cinta"

Yang nyanyi lagu ini tadi malem bikin salfok dengan gaya favorit gue. Topi kemeja item dilipat 3/4 suara bagus. Dahlaaah keren banget ni orang

Friday 25 March 2022

Sisi Baik Terkena Covid19

Januari 2022 something bad happened yang bikin dunia serasa runtuh. Gak bisa tidur, tubuh limbung, kepala sakit, jalan lemas tapi rasanya pengen teriak sambil memaki, bahkan pengen rasanya gampar dan jambak orang lain, bener-bener emosi dan sakit hati. 
Rasanya cuma pengen "lying down" di tempat tidur aja karena isi pikiran aja udah melelahkan. Belum lagi sakit hatinya, terus fase fase nangis yang mana gue gak pengen orang rumah tau kalau gue sedih. Akhirnya covid19 hit me! Setelah 2x gagal dideketin covid, tapi kali ini malah kena.

Akhirnya dengan terpaksa harus ijin ke kantor kalau gak bisa kerja dulu karena covid19. Dan isolasi mandiri di dalam kamar yang bikin siapapun orang rumah gatau kondisi di kamat seperti apa. Bahkan gatau seberapa bengkak mata ini hehehe

Tapi gue percaya emang udah jalannya aja begini. Allah berbaik hati ngasih break buat gue menangisi apa yang perlu ditangisi, biar gue punya waktu sendiri dan gak ke distract orang rumah terutama adek yang pengennya keluar masuk kamar. Dan gue ga kerja karena tentu dengan kondisi pikiran dan sakit hati, mana bisa fokus kerja.

So what I have done? Nangis. Just crying sampe mata bengkak untuk meratapi rasa sakit dan garis hidup yang ditakdirkan. Kurang lebih 4 hari mengistirahatkan diri dari kerjaan dan social. Gue rasa ini kesempatan break dari Allah. Ternyata bener ya ketika udsh berlalu baru kerasa life lesson dari takdir yang dikasih tuh.

Reach Dream Or Follow Desire?

Diingetin google kalau ada orang yang pernah punya mimpi dan gesit untuk meraih mimpinya. Orang yang selalu obsessed untuk menjadi sukses. Bukan talk more do less, tapi bener-bener bisa pergi survey cari apa yang dibutuhin untuk menuju kesuksesan itu. Meski pada akhirnya karena terlalu obsessed sering semangat di awal, banyak bingungnya lalu menurun.

Aku selalu mendukung apapun yang dia lakukan untuk meraih kesuksesan itu. Aku selalu suka apapun yang dia lakukan untuk meraih kesuksesan itu. Karena akupun obsessed person banget lebih tepatnya obsesif kompulsif.

Aku suka ketika bareng sama dia belajar online, kayak waktu itu dia belajar digital marketing dan BD. Karena dia ini orang yang dapet info di permukaan tapi langsung di cari akarnya. Aku sangat amat mengagumi rasa keingintahuannya yang besar. Tapi entah kenapa semangatnya yang bertubi-tubi ini lebih kerasa di awal banget tapi ga konsisten sampai akhir. Aku ngeliat mempertahankan consistency itu kayaknya berat. Tapi iya sih namanya manusia konsisten itu berat kan? Kalau ditilik ke cara kerja otak juga make sense, persis kayak love bombing phase. Dulu ini cuma perasaan, sampai aku pernah menemukan bahwa intuisi aku tentang dia yang semangat menggebu-gebu di awal ini punya bukti. Aku gatau alasannya apa atau apa isi pikirannya, tapi dia lebih milih ga ikut kelas online itu demi mengikuti desire. Bukti ini bikin aku kecewa berkali kali lipat. Kekaguman aku menurun ketika melihat itu kayak "why? There is more important than his dream? Why losing time to study and keep consistency than follow his desire?" Karena rasa marah itu, aku ambil selembar kertas buat memaki pilihan dia dan bilang "gakan sukses kalau kamu kayak gitu" I want shout this statement in front of his face banget.

Kekecewaan yang lebih lebih dari rasa saki hati, karena aku percaya bahwa konsistensi bikin kita bisa menuju kesuksesan. Mau bentuk otot, berarti ngegymnya juga harus teratur. mau langsing dan punya ideal body ya konsisten jaga pola makan. Mau meraih kesuksesan? Berarti konsisten buat terus belajar, jangan mudsh terdistraksi apalagi sama orang yang gak bikin kita bisa meraih kesuksesan itu. Makanya apa yang paling diinginkan? Failed or success?

Kalau mau sukses kuncinya konsisten. Kalau dia aja ga konsisten, semangat aku buat jadi support system pun menciut. Kalau dia mudah terdistraksi dan lebih mengikuti desire, aku yang merasa bahwa he has bright future juga jadi meragu. 

Seinget aku, aku ga pernah punya tuntutan harus punya berapa harta, harus punya posisi apa buat menjalani kehidupan bareng aku. Karena aku bisa kok diajak bareng. Ga harus punya rumah dulu buat menikahi aku, karena aku percaya bahwa dia nanti akan punya rumah. Ga harus punya mobil dulu, karena aku percaya dia pun akan punya mobil buat nganter kemana-mana anak aku. Ga harus punya jabatan buat nikahi aku, karena aku percaya kalau dia akan punya jabatan itu. Tapi nanti as long as dia on track ga belok kemanapun. Aku cuma pengen dia konsisten aja. Konsisten terus meraih mimpinya tanpa mudah kebawa arus apalagi desire orang ga penting yang gak bikin kita bisa meraih kesuksesan.

I know its so hard. Makanya biasanya aku questioning ke diri sendiri misal ada yang ajak main "kalau aku ambil langkah ini, yang aku korbanin berharga banget yaitu waktu. Sebanding gak?"
Aku pengen dia menyadari setiap langkah yang kita ambil itu memberikan efek ke diri kita bahkan masa depan kita. I am so sad ketika dia cerita soal karirnya yang mati, aku sangat tau dia menginginkan karir itu. Dibalik ada atasan yang mematikan karir karyawan, ada kuasa yang lebih besar bukan sih? Kuasanya Allah? I mean, langkah yang dia ambil pernah salah. Mungkin kalau dia ga belok, peluang karirnya juga bisa lebih baik? I dont know sih cuma aku percaya aja bahwa hidup itu penuh resiko dan tricky. Kayak disuruh masuk pintu A / B, menuju kesuksesan atau kegagalan? Tapi di pintu A dan B itu semua punya peluang gagalnya. Tapi dibalik itu semua pasti ada kebaikan-kebaikan yang menyertainya kan? Itulah kenapa harus jalan yang lurus lurus aja

Aku pengen dia sadar bahwa waktu yang dia miliki itu sangat berharga. Waktu buat belajar, waktu menjalin hubungan sama aku, waktu bareng keluarga. Kalau waktu ini dipakai untuk mengikuti desire yang gak menguntungkan di masa depan buat apa?

Aku ga cari yang kaya, rupawan, punya karir bagus untuk hidup bareng. Itu kalimat yang selalu aku ucapin. Aku cari yang sepadan, yang percaya bahwa langkah baik menghasilkan output yang kita inginkan. Aku cari orang yang gak mudah tergoda apalagi membiarkan waktu sempitnya yang berharga untuk berpaling. Aku pengen dia sukses buat dirinya dulu, bukan buat Aku apalagi keluarga kecil dia nanti. Aku pengen dia sadar bahwa dirinya itu penting, maka kalau dirinya penting dia gak akan mau kehilangan waktu berharganya itu. Karena pasti ga akan mau masa depannya abu-abu apalagi kelam. Aku pengen dia penting biar akupun jadi orang yang penting yang bisa dia perjuangkan. Aku pengen dia berubah bukan demi aku doang tapi harus dari dia dulu. Karena dia menginginkan better life, karena dia mau meraih kesuksesan.

Dan aku lebih percaya bahwa gusti ora sare and Karma always come to our life. Menorehkan rasa sakit bersrti harus siap dapet torehan rasa sakit yang sama meski bentuknya beda. Aku suka dia yang semangat belajar, dia mau lebih unggul/lebih pinter/karirnya lebih bagus dari aku juga gapapa, I dont even care aku bangga malah. Aku suka dia malakukan segala sesuatu yang positif untuk masa depannya, karena aku mau ngeliat masa depan dia pun cerah seperti keinginannya. Tapi kalau dia belok lagi, its my time to turn and walk away bukan? There is no hope anymore. 

Aku pengen peluk dia sambil bisikin bahwa" meski kamu orang yang suka take a risk, tapi jangan bikin rugi diri sendiri. Masa depan kamu gak ada yang tau memang, tapi kita punya andil di masa sekarang buat mencapai apa yang kita inginkan di masa depan. Please konsisten bukan buat aku, tapi buat kamu. Sosok support system bisa terganti, tapi diri kamu sendiri ga pernah terganti. Jangan jadikan waktu kamu sia-sia untuk hal yang gak berharga dan hanya buang waktu kamu. Selalu pertanyakan tiap kali ambil langkah 'apakah kamu siap kehilangan orang dan waktu yang berharga karena langkah yang kamu ambil? Apakah kamu siap masa depan kelabu karena salah ambil langkah? Apakah kamu siap membuat diri kamu menemukan kegagalan karena keinginan sesaat?'. iam so sad ketika kamu marah dan bilang gausah peduliin kamu lagi ketika aku mau pergi, mau jadi seperti apa hidup kamu, jangan peduliin kamu. The truth is I do care, sangat peduli. Jangan mau merugi untuk orang yang gak penting buat diri kamu. Cuma wasting time. Aku gamau kamu mengutuk diri kamu karena hanya kurang planning di awal. Aku gamau kamu membenci diri kamu karena kamu yang gak bisa jaga diri. But now I am here to give any support and I really hope it can help you. I promise you that I really walk away if there is somebody come to your mind, heart and life I will go without your permission"

jatuh cinta adalah kepada siapa kita bersedia patah hati

Jangan pernah menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain
Karena cinta adalah kepada siapa kita patah hati maka harus siap terima resiko apapun yang terjadi dibalik mencintai itu
Apakah itu artinya aku harus terima resiko lagi tersakiti di kemudian hari sambil aku mencintaimu setiap harinya?

Thursday 24 March 2022

Apakah Cinta Ini Datang Di Waktu Yang Tepat?

Aku kembali menjalani hari-hari aku dengan normal
Tapi perasaan berat ini terus menghantam
Air mata kesakitan ini selalu ingin ditumpahkan

Aku tak tau bagaimana caraku mencintai dengan benar
Aku tak tau caraku bersikap agar kamu tak berpaling
Aku terus menggenggam hingga rasanya frustasi dan terus menemukan jalan buntu

Napasku berat
Air mata ini juga tak kunjung mengering
Langkahku terus membatu
Inginku berpengang teguh pada janjimu, tapi rasa takut menyelimutiku

Aku ingin mempercayai ketulusan yang terpancarkan dari matamu
Aku ingin mempercayai hadirmu selama ini
Aku ingin mempercayai bahwa manusia bisa berubah, begitupun kamu
Aku ingin mempercayai hangatnya pelukanmu itu
Aku ingin mempercayai raut bahagia yang terpancar itu
Aku ingin mempercayai air mata penyesalan itu

Saat ini, aku sedang membangun kembali pondasiku yang hancur berantakan
Menata kembali isi pikiran kacau yang seringkali memakiku dan menyuruhku melarikan diri
Akupun kembali belajar bagaimana caranya menghargai kamu meski terus menerus gagal karena lukaku

Aku jadi berpikir apakah cara kita mencintai sudah tepat? Apakah kita mencintai di waktu yang tepat?

Coping The Trigger


Dealing dengan traumatic momen itu gak cuma bikin hubungan dalam dan luar berantakan. Tapi juga kayak berjalan di ladang penuh ranjau, yang bisa sewaktu-waktu meledak. Dan itu sangat amat melelahkan. 

Biasanya dia muncul dengan tarikan napas berat dengan hati yang berat tapi tarikan napas ini punya rasa khas yaitu persis kayak orang habis nangis. Padahal ga habis nangis. Lalu ada juga shaking dalam tubuh, kadang menggenggam lengan dengan erat kayak buat pegangan. Dan masih banyak gejala lainnya

Karena Im trying to overcome my trauma while rebuild trust again. Im analyze my self with some question like this :
1. What type of situations are you in?
2. What is happening around you?
3. What kind of emotion are you feeling?
4. What thoughts are you experiencing?
5. What does your body feel like?

Karena faktanya kita tuh gabisa menyingkirkan pikiran, emosi dan sensasi dari tubuh dengan "udah ih apaan sih itu udah berlalu. Move on napah" gabisa menghardiknya buat gak mikirin atau ga ngerasain. So aku melakukan beberapa hal yang menenangkan diri sendiri kayak gini :

1. Deep breathing. Aku coba tarikan napas dan hebusan napas. Biasanya 4 - 7 -8. 
4 ketukan tarikan napas. 7 ketukan saat menahan napas dan 8 ketukan saat menghembuskan napas.

2. Expressive writing : bukan nulis journaling kayak blog gini. Tapi lebih meluapkan sisi dark dari pikiran, bentuknya emosi marah. Aku biasanya mencoba ambil kertas dan mengutarakan kemarahan, kekecewaan dan rasa sakit pada selembar kertas itu. Apapun aku keluarin. Lalu aku sobek dan buang. Dengan harapan rasa marah hari ini, menghilang seiring sobekan kertas yang udah aku buang. 

3. Grounding : belajar untuk ada di masa kini dengan cara kami menyentuh lantai, pantat menyentuh kursi, punggung mrnyentuh sandaran kursi biar inget kalau kita lagi duduk. Lalu coba dengan teknik grounding dengan 
- nyebutin 5 hal depan mata (saat ini ada laptop, hair scentsation, coloring book, botol air minum, hp). 
-Trus cari 4 hal yang bisa disentuh dan dirasa (lagi duduk di kursi dengan dudukan yang suka turun, hp yang panas, meja kayu yang banyak grenjelnya ga rata, botol minum bentuk tabung yang dingin), 
- sebutin 3 hal yang bisa didengar (suara aliran air kolam depan rumah, suara adik di kamar sebelah, tetangga lagi nyapu pake sapu lidi), 
-2 hal yang bisa dicium baunya (baju yang dipakai abis disemprot bau chifon, wangi rambut abis pake scentsation morning dew). 
-1 yang bisa dirasa (cimory strawberry yang tadi diambil dari kulkas)

4. Mindfullness : hadir di masa kini. Biasanya aku coba meditate. Meditasi bukan mengosongkan pikiran tapi lagi merhatiin isi pikiran. Persis kayak kita lagi di pinggir jalan yang liat mobil motor lalu lalang. Aku ga coba buat memghentikan motornya, atau mobil yang melintas. Cukup merhatiin aja dari jauh. Begitupun pikiran yang muncul cukup diperhatiin.
Tapi hari ini coba ambil coloring book dan coba mewarnai buat latihan fokus.

5. Meyakini diri sendiri bahwa
 "it just common reaction to traumatic event. It hurt I know. I know you want it recovery soon, you want your relationship getting better every single day, I know, you want have good ending with your loves one and you doesn't want it failed because he doing the same thing again and hit you so many times because you doesn't like waste your time. But you are here. You have been through bad experience things 2 months ago, you are here forgiving the bad bad bad mistakes that hurting you so much. But trust me, you can get through it. Just breath okay? You'll be okay. Just crying if you want it to"

Are you feeling better? Let's come back to work

Nafas Tercekat

Karena hidup terjerat prasangka, detak jantung , tubuh limbung

Kemudian hancur

Hidup memang lucu

Becoming Okay

If you focus on hurt, you will continue to suffer. If you focus on the lesson, you will continue to grow

it's ok to not be okay, gak mungkin selamanya positif terus. pasti selalu ada batu kerikil dalam kehidupan kita. akui aja, gak apa kalau ternyata lagi gak baik-baik saja. it's ok untuk menjadi berbeda. Dengan kita mengakui kita gak baik-baik aja itu adalah first step of becoming okay 

Percaya bahwa apapun yang udah terjadi, itu memang hanya terperangkap di masa lalu, tapi jangan biarkan itu merenggut harapan masa depan baik yang akan terjadi di depan sana. Jangan biarkan juga dia menyakiti kamu terlalu lama di masa kini. 

Tak ada yang berubah di masa lalu, tak ada yang bisa dipastikan oleh masa depan. Tapi ketika kamu gak baik-baik aja, melipir bentar untuk istirahat. Kalau mau nangis, puaskan diri kamu untuk menangis. Kalau mau khawatir tenangkan diri kamu dan terus yakinkan diri bahwa kamu baik-baik aja.

Suatu hari nanti kamu akan bahagia dan merasa bahwa masa lalu yang menghantam, orang yang menyakiti itu memberikan luka memang, tapi membentuk diri kamu yang lebih baik. Jangan pernah mendendam sama hidup kamu ya. You'll okay


Ketidakmampuan Peran Dalam Cinta Yang Sebenarnya

Pernah gak sih marah yang bercampur kecewa karna suatu masalah yang bukan kita alami, tapi berakhir rasa iba dan sedih yang menyelimuti diri ini. Ini yang sedang saya alami.

Sebuah cerita tentang keponakan yang saya sayang. Bayi berumur 6 bulan yang hadir tanpa dosa tapi dibenci oleh ayah kandungnya. Aku gak habis pikir, bayi lucu yang gak pernah berhenti senyum dan membuat orang lain bahagia karnanya tapi malah dibenci (dibuang) orang lain, terlebih lagi ayah kandungnya.

Mungkin ini karena ketidakmampuan dia untuk sepenuhnya bertanggung jawab menjadi seorang ayah. Tapi yang paling membuat saya marah adalah apakah karna ketidakmampuannya untuk menafkahi lantas harus menyakiti wanita dengan berkata kasar, terlebih lagi membuang anaknya?

Ekonomi emang masalah nomor pertama yang hadir dalam rumah tangga, ini yang aku dengar dari beberapa orang yang udah menjalani pernikahan. Memang sih, uang bukan segalanya dan yang gak bisa membeli kebahagiaan. Bahkan salah satu teman priaku pernah ngasih nasehat untuk tidak selalu mengejar uang. Tapi uang bisa membuat orang lain menghalalkan segala cara meskipun cara itu salah loh. Ekonomi dengan kesehatan mental yang sedang menurun ditambah jauh dari Tuhan bisa membuat seseorang menghalalkan segala cara, meskipun dengan cara terburuk sekalipun.

Untuk temanku yang kenal bertahun-tahun, mereka tau bahwa isu sosial itu hal yang sangat ku suka. Apalagi kalau berkaitan dengan anak-anak. Aku sangat sedih ketika ketidakmampuan orang tua yang seharusnya berperan sebagai orang tua justru lari dari tanggung jawabnya sebagai orang tua. Dan banyak kejadian yang membuat aku jadi berpikir, apakah aku sudah siap menjadi orang tua?

Berita yang menggemparkan beberapa hari lalu, seorang ayah yang memperkosa anaknya sampai hamil dan ingin bertanggung jawab menikahi anaknya? See? Ketidakmampuan si ayah untuk menahan gejolak nafsu dalam dirinya membuat dia kehilangan akal sehat dan akhirnya dia tidak mampu berperan menjadi seorang ayah yang baik untuk anaknya. Dia diberi amanah oleh Tuhan untuk menjaga anaknya, bukan untuk melampiaskan nafsu ke anaknya.

Contoh kedua, pria yang hadir dalam kehidupan wanita memberi kata manis dan rayuan gombal lalu ketika sang wanita terperangkap jatuh hati pada si pria, sampai ingin memberikan apapun untuk si pria. Dia akhirnya memilih pergi menghilang. Tapi si wanita sudah memberikan apapun yang Ia miliki sampai akhirnya depresi menggerogoti dirinya sampai akhirnya memutuskan bunuh diri. 

Contoh ketiga, pria yang merasa hebat dalam menggapai wanita manapun untuk mencari teman sex. Tak perlu cinta, hanya perlu wanita yang mudah untuk sama-sama menjalani hubungan semu. Tapi ingin menjalani kehidupan dr jeckyls dan mr hyde sekaligus. Ingin memiliki masa depan baik bersama sang kekasih tapi gak mau melepaskan sisi kelamnya, alhasil selingkuh cara tercepat dia bisa menjalani keduanya.

Untuk seseorang yang punya trust issue sama pria, aku merasa bahwa bagaimana caranya hidup bersama orang yang akan menjalani hari-hari bersama. Aku juga khawatir bukan menjadi orang tua yang baik karena memilih pasangan yang salah karena terlalu cinta. Aku sangat suka anak-anak, aku merasa diriku yang berantakan aku coba berbagai cara untuk regulasi emosi, kebiasaan dan trauma dengan beberapa konsultasi ataupun cognitive behaviour terapi. Bahkan memantau segala pikiran yang datang melalui meditasi. Aku khawatir menjadi ibu yang buruk yang mudah terbawa emosi, karena peran ini akan lebih berat lagi. Aku juga takut memilih pasangan yang salaj berarti siap memberikan luka kepada anak. Aku gamau transfer luka ke anak. 

Karena anak kita gak bisa memilih dilahirkan oleh orang tua seperti apa, tapi kita bisa memilih ingin hidup dengan pasangan seperti apa.

Ketiga contoh diatas membawa banyak penelitian dan statement bahwa mereka tidak bahagia dengan hidupnya. Mereka merasa kosong dan kesepian, perasaan gak enak yang membuat mereka mencari jalan pintas. Karena cinta itu juga kan didalamnya tak hanya ada rasa nyaman, setia, nafsu tapi juga tanggung jawab. 

Ketika udah datang ke kehidupan seseorang, siapkan bertanggung jawab untuk terus menggenggam tangannya tanpa menggenggam tangan orang lain?

Ketika sudah akad, siapkah menjalani kehidupan bernama pernikahan dan menepati janji ke keluarga untuk on track?

Aku lebih percaya bahwa meskipun kita sebagai manusia itu gak sempurna, banyak cela, trauma masa lalu, tapi ada usaha untuk lebih baik gak dengan berbagai cara? Meninggalkan sisi kelam, melawan keinginan diri sendiri untuk melangkah ke kehidupan baru? Makanya selesaikan masalahmu dengan diri sendiri sebelum menjalin hubungan terutama menikah itu penting.

Tentang Ikhlas

"Ikhlaslah seperti yang surat al - ikhlas yang tidak terdapat kata ikhlas didalamnya"

Kalimat ini bermakna mendalam buat aku pribadi, seperti tamparan yang membuat aku berpikir bahwa seringkali berpikir sudah ikhlas tapi kenyataanya ada yang masih mengganjal dan berat di hati. Bahkan sampai dibahas-bahas sehingga bukan itu bukan ikhlas bukan?
Aku jadi berpikir untuk benar-benar merasa ikhlas dan berlapang dada itu seperti tahapan ilmu tertinggi. Bukan manusia gak mampu, tapi perlu kesiapan hati dan gak terlalu menggenggam.

Masalahnya bagaimana caranya ikhlas?

worry times

Sebagai overthinker tanpa trauma aja udah melelahkan menjalani hari. Jadi bayangin seorang overthinker dengan trauma. Lagi kerja tiba-tiba ada flashback rasa sakit, lagi diem tiba-tiba jantung dag dig dug ga karuan, ga ada kabar tiba-tiba cemas berkepanjangan. Lalu muaranya semua ke sakit fisik. Tiap kali sekelebat "memori pemicu sakit" muncul, yang aku lakuin adalah duduk tenang jauhin hp dan napas.

Bener kata dr jiemi, aku emang butuh napas. Aku gabisa mengalihkan pikiran yang awalnya flashback "rasa sakit" itu muncul trus aku usir gitu aja. Yang ada dia tambah muncul berkali-kali lipat. Aku coba atur napas, deeply breathing. Sambil bilang ke diri sendiri dan pikiran yang muncul "Thank you brain, aku tau kamu cuma mengingatkan kan? Gamau aku sakit lagi kan? Thank you udah menjaga aku. Dan kamu masa lalu, kamu gak akan bunuh aku hanya karena kamu muncul berkali-kali. Aku emang sering banget mengeluarkan air mata, aku juga sering nangis, tapi itu karena aku kuat. Aku bisa menghadapi rasa sakit yang kamu timbulkan. Tapi saat ini aku baik-baik aja". 
Proses menenangkan diri ini kayak sugesti bahwa setan gak bisa bunuh kita. Masa lalu yang menyakitkan itu juga gak akan bisa menyakiti aku di masa kini. I will back stronger of being vulnerable

Setelah banyak cara how to overcome trauma. Salah satu caranya adalah bikin time to worry. Siapin waktu khusus untuk overthinking, untuk worry, untuk berduka. I mean, bilang terus menerus bahwa diri ini masih terluka karena sikap orang lain yang menyakiti juga laam-lama bikin muak ga sih? Kayak cara tercepat bikin orang capek sama kita adalah bikin dia terus menerus kesel sampe muak. 

Ngomong-ngomong soal worry time, aku biasa spend waktu di jam 2 - 3 sore atau 3 - 4 sore. Waktu ini akan tentatif sesuai dengan jam kerja. Di waktu ini biasanya aku akan coba googling "how to full recovery from PTSD" atau nanya ke google dengan harapan nemu jawaban "Can I trust people who betrayal? How to start healing?". Lalu di momen ini akan coba buat nanya ke diri sendiri "Are u okay? Apa perasaan kamu?"

Dan di momen ini biasanya aku coba buat list kekhawatiran aku apa aja. Apa yang aku harapkan, apa yang ingin aku lakukan, dan bertanya bisakah aku bertahan dengan mengambil resiko tersakiti lagi? Apa alasan aku bertahan? Takut sendirian dan kesepiankah atau karena memang melihat bahwa dia orang baik yang bisa berubah?

Bahkan di momen ini karena udah mempengaruhi gejolak emosi yang gak beraturan, mempengaruhi fisik karena lebih stres, insomnia, dari morning person jadi night person dan asam lambung karena stres. Bahkan aku lagi coba check up ke spesialis paru karena merasa suka sesak napas. Tapi trust me, sakit batin itu mempengaruhi sakit fisik. Jadi kalau hasil paru aku baik, itu semua karena stres dan gejolak emosi aku aja yang perlu aku regulasi. Di momen kayak gini, jadi mikir "apakah aku perlu ketemu psikiater lagi? Karena I am completely messy. Aku bahkan capek menjalani hidup aku. Rasanya pengen ngilang atau at least jadi manusia ga berperasaan"

Tiap lagi makan pasti bilang "aku capek"
Lagi kerja, nyender ke kursi bilang "aku capek"
Lagi main hp "duh capek"
Bahkan lagi debat pun bilang "aku capek"
Tapi memang akhir-akhir ini menjalani hidup jadi lebih capek sampe mikir "Ya Allah katanya kan Allah tidak akan menguji kemampuan hambanya di luar batas kemampuan hambanya. Tapi jujur aku capek dan ini di luar batas kemampuan aku. Aku ga perlu naik kelas gapapa. Gausah ditambah-tambah lagi ujiannya. Karena kepala aku mau meledak rasanya. Udahan plis"

Tapi worry time ini pun kadang ke distract dengan banyak hal, jadi ya sebisa mungkin cari waktu buat merenung. Karena aku cuma pengen sembuh aja gitu. Aku pengen melihat masa lalu sambil nyapa "hai" dengan ramah tanpa melibatkan emosi gak enak atau gejala gejala aneh dalam tubuh. Apa ini cara Allah mengajarkan ikhlas, sabar dan bersyukur dengan cara yang kejam yang gak masuk akal nalar aku sebagai manusia kurang iman?

Gerd, Stress And Want To die?

Di tiktok ada fyp perempuan meninggal karena kumatnya asam lambung. Katanya karena depresi dan anxiety yang bikin asam lambung ini naik.
Trust me meski belum sampe meninggal atau masuk IGD karena gerd, tapi aku pernah pingsan di kereta karena gerd. 

Gejala yang aku rasain juga beda-beda. Ada yang cuma mual, panas ulu hati, tenggorokan ga enak, sesak napas, perih di lambung, muntah-muntah, rasanya ditusuk dari punggung ke arah perut, sakit di bagian kanan bawah perut dan macem2 deh pokoknya.

Aku juga pernah saking perfectionistnya dan gak mau gagal. Aku ada jadwal present ke kantor client di slipi jam 10 udah berangkat jam 6 dr rumah, tapi terjebak macet. Sampe tim bilang "jangan telat ya soalnya para petinggi client yang dateng". Tentunya tambahan beban dan gabisa terbang juga kan menerjang kemacetan jakarta, ga punya baling-baling bambu apalagi pesawat jet toh. Dalam kondisi udah makan, tapi karena stres, nyampe kantor client ke toilet dsn muntah. Tapi ini ga sekali dua kali, management stres aku belum berkembang kayak sekarang. Dulu setiap kali ujian di sekolah dan kampus, aku pasti ke dokter 24 jam buat berobat. Sampe dokter udah hafal karena tiap kali ujian pasti aku stres dan bikin gerd kambuh.

Temen adik, yang juga deket sama aku juga meninggal karena gerd. Di saat itu, kondisi udah makan juga tapi aku melipir buat beli minum karena tiba2 kambuh. Aku takut mati karena gerd hahahaha. Funny hah? Padahal semua orang juga akan mati. Padahal dulu juga sempet kepikiran buat mati, tapi takut mati karena gerd.

Dulu jaman sekolah tepatnya pas kelas 10, aku pernah ga ikut ujian selama seminggu karena gerd. Sampe aku cek lab karena buat diri aja susah. Tapi sebagai orang yang merupakan pejuang, aku lebih milih masuk sekolah meski lagi sakit, karena ujian ini tuh nanti nilainya untuk seleksi masuk IPA/IPS. Pas ibu nganter sambil khawatir, aku masuk kelas. Baca beberapa materi dan siap ujian tapi seketika gelap gulita kelas, aku saat itu duduk sama kakak kelas cowo lupa siapa namanya tapi dia baik banget. Sampe dia bilang "cepet sembuh ya gue kesepian nih sendirian disini". Baru buka soal ujian tapi udah mual udah sakit kepala dan pandangan kabur. Sampe dijemput ibu lagi. Alhasil selama ujian seminggu, aku ijin ga masuk.

Aku juga 2021 ngegym, tapi trainernya tau kalau secara fisik emang gampang lemah dan gampang kunang-kunang hampir pingsan. Tapi aku percaya bahwa konsistensi itu menghasilkan kok.

Aku ngerasa selain asam lambung yang seringkali kumat karena stres, aku ngerasa aku insomnia dan tiap mai tidur butuh stress relaxing music atau brainwave yang bikin tenang otak. Tapi lebih sering otak ga tenang. Aku jadi sering ke kantor ga tidur, definetely ga tidur sama sekali, rasanya kayak melayang tubuh ini. Trus kalau malem mau tidur otak tuh berisik banget sampe bikin capek. Aku nyerah melawan sendiri, aku juga nyerah ngadepin banyaknya masalah hidup yang datengnya keroyokan. Im done, depression hit me so hard. 

Curhat sama sahabat gak bikin masalah aku kelar, curhat sama temen juga ga bikin tenang, pikiran tentang pengen menghilang dari muka bumi ini makin menjadi. Sampai akhirnya I met my doctor, jiemi. Dia jelasin tentang kenapa stresnya aku bikin aku seriny kambuh gerd dan bahkan pingsan. Kayak my pain is something that I can bear and handle it. So here Iam, bukan berarti udah gak ngerasa sakit psikis atau ga gerd lagi. Beberapa waktu lalu juga kembali kok. Tapi aku pelan-pelan belajar hadir buat diri sendiri. Ga lucu aku kalau meninggal karena kebanyakan stres dan gerd. Pingsan di tempat umum karena gerd aja udah cukup powerful untuk membuat aku memperbaiki diri. 


Night Prayer

Akhir-akhir ini setiap mau tidur selalu bilang :
Ya Allah, apapun yang bikin aku sakit, apapun yang nyakitin aku, yang memang ditakdirkan untukku. Tolong lapangkan hati ini, bantu aku mengikhlaskan sesuatu 
Dan bantu untuk tenang
Bantu aku untuk tidak terikat dengan masa lalu dan menggenggam masa depan
Setiap kali kekhawatiran datang, bantu untuk tenangkan aku Ya Allah
Bantu aku untuk melepaskan sesuatu yang bukan untukku, bantu aku untuk tidak terlalu menggenggam sesuatu terutama manusia yang sangat dinamis. 
Manusia yang bisa terjatuh lagi di kesalahan yang sama, manusia yang mudah terdistraksi dengan banyak godaan
Bantu aku tidur dengan nyaman tanpa kekhawatiran tersakiti di kemudian hari
Dan kalaupun takdirku tersakiti bantu aku tegas menghadapi keadaan dan menerima
Amiinn

Wednesday 23 March 2022

I want...


I want a lasting relationship. Someone who will be there for me, support me, trust me, stay faithful, loyal to me, honest with me, comfort me, appreciate me and love me.

Someone to talk to about crazy things is good things
Someone imperfect but trying the best that he could
I realized that I really like Alex who loved a man like Beno. Loving but demanding, trying the best, fight for the relationship but tired and sometimes want give up. But the truth is, he like home full of comfortable, warm, the person that I needed to. Not perfect because I am not perfect too. 
But the biggest fear is find person that think he always want a home and always stay at home. Even though the neighbor always have incredible house and offer best pleasure moment.

Sometimes My Brain Always Messy

"Otak lu tidak di desain untuk memikirkan semua hal yang ada di dunia ini ka. Jadi gak perlu memikirkan hal yang gak seharusnya lu pikirkan. Semua udah ada tupoksinya masing-masing" - Adik

Adik tuh orang yang lebih muda tapi lebih bisa menampar dengan kata-kata. Kayak everything is easy ketika gue menganggap everything is messy. Bahwa dunia kacau balau yang perlu diatur biar rapih. Tapi adik jangankan ngomongin soal dunia yang kacau balau, disekeliling dia kacau aja dia lebih ke cuek dan let it flow. Tapi ngobrol sama dia itu menyenangkan kayak bisa menelanjangi diri untuk kerapuhan, keegoisan dan sisi devil gue yang bisa gue ceritakan.

Dia sangat tau bahwa keegoisan gue membuat gue kayak ingin hidup sendiri, keegoisan gue membuat gue sering mengusir banyak orang dari hidup gue, keegoisan gue membuat gue ga mau bergantung ke siapapun. The truth is, manusia gabisa untuk ga bergantung, karena manusia makhluk sosial dan gabisa hidup sendiri.

I hate being overthinker actually, menguras energi. Gabisa bodo amat, jadi control freak termasuk perilaku orang terhadap diri gue. Maybe orang akan berpikir gue demanding, pola pikir gue aneh dan sulit. Jangankan orang lain, gue pun mengakui I am completely messy. Rasanya ya kalau bisa rapihin isi otak ingin gue rapihin biar ga terlalu banyak berpikir. Bertahun-tahun gue belajar untuk menyelesaikan "something wrong with my brain". Belajar ini itu, baca buku, seminar, konsultasi dsb, bukan untuk dinilai pintar oleh orang lain, tapi untuk merapihkan diri. As control freak, tanpa gue mengusir orang lain, orang lain juga akan pergi right? If people want to stay, they will stay.

I want to be healed, tapi faktanya nobody cant heal me.
I want to be happy, tapi If I am not happy with my self orang memberikan dunia dan segala isinya juga akan tetap membuat gue tidak bahagia
I want to be loved full of respect
I want to be cared the I way I care too much to people that I loved


pretty messy of being hurt

Untuk orang yang punya trauma diselingkuhi, selain rasa marah yang suka muncul tiba-tiba, ternyata rasa takut juga selalu menyelimuti. Bukannya gamau memperlakukan hubungan dengan baik, meskipun akhirnya korban yang diselingkuhi memilih hubungan baru atau tetep bertahan di hubungan lama. Keduanya punya potensi rasa takut dan khawatir terluka lagi. 
Korban yang diselingkuhi berperang melawan diri dia, rasa takutnya, masa lalu yang menyakitinya dan traumanya. Meski dilukainya di masa lalu, tapi sakitnya masih membekas. Jadi gausah ditanya sakitnya kayak apa, rasanya capek.

Mau nunjuk-nunjuk marah juga faktanya adalah entah si korban menjalin hubungan baru atau bertahan, mungkin pasangannya yang baru baik, lebih baik dari pasangan yang lama. Dan mungkin juga kalau milih bertahan, pasangannya yang dulu pernah ambil jalan yang salah itu telah tobat dan gak ngulangin kesalahannya lagi karena gak mau pasangannya terluka. Tapi rasa takutnya gak bisa dihindari. Ganti pasangan ataupun bertahan, sama-sama bikin luka.

Akhirnya bikin korban perselingkuhan jadi orang paling jahat, karena udah maafin dan mau moving on tapi masih merasa tersskiti karena masa lalu. Kalau boleh milih juga korban yang diselingkuhi, lebih baik mati rasa, amnesia dan lupa sama rasa sakitnya sih. Karena capek pasti merapihkan pecahan hati yang berserakan. Bangun kembali kepercayaan, rasanya setengah mampus.

Emosi jadi gak stabil, bisa bahagia banget tapi karena rasa khawatirnya itu seketika bisa langsung marah dan sedih berkepanjangan, keputusasaan juga muncul karena putus asa sama diri sendiri dan juga masa lalu yang terus menerus ngejar. Keinginan sendiri dan mengakhiri hubungan juga terus menerus muncul, karena banyak rasa curiga. Bukannya gamau bahagia, siapa sih orang di dunia ini ga pengen bahagia? Siapa orang di dunia ini gak pengen ada sosok orang baik yang menemani dan bisa saling membahagiakan? Tapi lukanya terlalu sakit sampe bikin gejolak emosi yang kayak gelombang. Apalagi kalau ternyata korban diselingkuhi tanpa ada perubahan pasangan, gak ada perubahan sikap, justru si pasangan tambah baik tambah romantis. Jadi ketika kenyataan muncul kalau pasangannya berpaling, yang dikhawatirkan korban adalah "bagaimana jika aku disakitin lagi meski dia udah bersikap manis? Tapi sikap yg berubah juga membuat dia takut disakitin lagi". Masalahnya kekacauannya itu muncul dan gak ada rasa aman. Jadi kalau ditanya "harus apa biar merasa aman" jawabannya gak tau. 

Tapi menurut para ahli, emosi yang menyakitkan yang sering muncul itu emang proses menuju penyembuhan. 
"Tidak jarang satu pasangan/pasangan (biasanya pasangan yang tidak setia) merasa pada titik tertentu bahwa mereka telah membicarakan perselingkuhan itu "cukup" dan bahwa diskusi lebih lanjut tentang apa yang telah terjadi adalah "hanya memperburuk keadaan." Ketika ini terjadi, mungkin ada tekanan halus atau terbuka bagi pasangan yang trauma untuk berhenti berbagi perjuangan emosional mereka. "Mari kita bergerak maju ... kita memiliki minggu yang lebih baik, mengapa kita harus membicarakannya lagi?" seringkali merupakan sentimen pasangan/pasangan yang siap untuk melupakan perselingkuhan. Menghentikan komunikasi sebelum waktunya akan mematikan proses penyembuhan"

Tapi untuk pasangan yang trauma, tentu bukan hal yang mudah. Mereka juga tau gak baik mengungkit terlalu sering karena itu ada di masa lalu dan seharusmya hidupnya di masa kini. Tapi terlalu menyakitkan. Meski paham betul kalau justru kayak ga menghargai usaha yang dilakukan pasangan peselingkuh di masa kini. Tapi bukan gamau menghargai, tapi terlalu capek. Kayak kenapa sih harus ada luka? Kenapa harus disakiti? Kenapa harus melalui rasa sskit itu?


"What has happened has happened. Let’s face it. Give a second chance. Not that the act is right, but if the person is really sorry, forgive, so that you can have a sound mind as well. Life does go on, you will love again and that happiness will once again be yours. The pain might not be gone but it will be less and it will be manageable."

Tuesday 22 March 2022

tired

I think Im just tired
Mau nunjuk-nunjuk ke depan muka juga ga punya tenaga. Bener-bener capek
Capek ngilangin luka
Capek nangis juga
Capek sama yang lagi dijalanin
Dan capek juga kalau salah ngomong

I am Happy

Pernah ga sih merasa happy ketika melihat orang lain juga bahagia? Dulu gue ga percaya bahwa melihat orang lain bahagia itu bisa memberikan kebahagiaan buat kita. Tapi sekarang aku gitu

Kemarin aku ngeliat orang lain bertumbuh ke arah lebih baik, menjalani kebiasaan baru yang membuat dia bahagia. Dan ternyata itu membuat aku juga bahagia. Aku bisa fully dukung dia 1000% bahkan untuk mencapai kesuksesan itu dan aku bangga. Karena proses mengubah orang rebahan ke duduk aja mungkin bisa jadi setengah mampus kalau orangnya yang gak mau berubah ga sih?

Dan aku tipe orang yang suka banget bikin orang grow. Adek aku dia termasuk cewek pemalas yang hobinya rebahan - tidur -main hp, sama sekali gak punya hobi. Sampe gue merasa bahwa kok ada manusia yang selalu menghabiskan waktunya cuma tidur doang? Padahal banyak yang bisa dilakukan selain tidur. Lalu karena aku anaknya ambis banget, aku pernah ajak dia les toefl privat berdua doang. Trus dia orang yang selalu aku support buat bisa bahasa inggris karena aku percaya dia mampu. Dia pemalu dan self doubt banget, jadi selalu ga pernah ngutarain apa yang ada dipikirannya kalau di forum besar, padahal aku percaya dia mampu dan pinter. Lebih pinter dari aku malah, kalau aku tipe yang rajin makanya bisa pinter. Waktu akan sia-sia kalau ga dipake buat belajar apapun. Kalau dia, selama kuliah aja jarang dengerin dosen. Tp dia emang pinter. Trus sekarang lagi rajin dengerin tiktok live belajar bahasa inggris. Kayak hepi banget bisa liat grow.

Dan kemarin pun liat kesayangan aku belajar hal baru, ngasih liat dunia baru yang mungkin belum familiar buat dia sampe akhirnya dia bisa. Aku selalu bangga sama pencapaian orang meski itu cuma 1 langkah. Ngeliat mata dia berbinar karena artikel yang di postnya diliat orang lain aja, aku hepi. Aku hepi liat dia hepi, dan aku hepi liat dia bertumbuh. Aku sangat hepi karena waktunya gak cuma dipake buat tiduran, nonton tv, bosan dan kesepian atau cari pelarian. Aku bangga karena dia membuktikan dia hadir dengan wajah baru.

Ternyata alasan kita bisa happy melihat orang happy itu ada alasan ilmiahnya loh. Karena otak menghasilkan hormon dopamin yang salah satunya bisa ditingkatkan dengan cara doing something. Ketika otak dia menghasilkan hormon dopamine, otak aku menghasilkan hormon oksitosin yang membuat bahagia melihat dia bahagia.
Aku berharap, meski gak bisa dikasih kebahagiaan terus menerus karena kan kesedihan dan kebahagiaan akan datang silih berganti. Aku cuma berharap, langkah yang dia ambil ini bener-bener konsisten dan bisa terus menambah poin plus, bukan cuma buat aku tapi buat diri dia dan hidup dia. Aku berharap bisa mengubah kebiasaan lama dia yang buruk yang mau ditinggalkan dengan membuat kebiasaan baru. Aku suka liat dia happy kayak itu, meski peranku disana ga terlalu banyak, hanya support system. Aku pengen jadi warna buat hidup dia dan pengen dia pun jadi warna buat hidup aku. Aku pengen jadi orang yang gak cuma ada di belakang atau samping dia sambil dia melihat mimpinya di depan dan jalan menuju mimpinya tapi dia lupain aku. Aku juga pengen jadi bagian dari mimpi dia, bukan orang yang gak keliatan posisinya karena hanya ada di belakang atau samping dia aja. Aku juga pengen di depan. Karena kalau dia jalan menuju mimpi dia tapi gak peduliin aku bahkan ga inget aku lagi, buat apa aku tinggal ga sih? 

Tapi intinya sih aku gatau aku di masa depan akan jadi apa, akan seperti apa, aku juga gatau di masa depan dia akan jadi apa dan akan seperti apa. Aku belajar buat menghidupi masa kini dengan bahagia atas pencapaian dia dan melihat dia bahagia. I am trully deeply happy for you 

Sunday 20 March 2022

How To Overcome Trauma PISD

PISD itu kepanjangan dari Post Infidelity Stres Disorder, sejenis trauma kayak PTSD tapi spesifik after Infidelity. Caranya gimana? Nah ini beberapa tips dari para ahli
1. Normalize your experience:  
karena pikiran obsesif itu seringkali muncul dan mengganggu dan susah buat mengesampingkan itu. Jadi ya emang harus normalize itu sampai bisa merasa aman dengan diri sendiri dan hubungan

2. Writing. 
Menulis itu menyembuhkan, segala yang ada di otak itu kusut jadi perlu coba dirapihkan dengan cara dituangkan dalam tulisan. Menulis ini juga jadi salah satu cara buat mengeskplorasi diri jadi segala hal yang terjadi dalam hati dikeluarkan dalam bentuk unek2 yang tertulis, biar lebih plong. Kalau kata dr jiemi sih karena pikiran, perasaan dan perilaku itu saling mempengaruhi dan yang gak bisa diubah adalah perasaan. Jadi yang bisa diubah cuma perilaku dan pikiran. Salah satu mengubah pikiran adalah dengan cara menuliskan semua isi otak.

3. Schedule worry times
Karena trauma ini ngasih efek flashback memori menyakitkan yang ada di masa lalu tapi mengubah diri yang ada di masa depan termasuk keputusan yang akan ditempuh di masa depan. Jadi biasanya akan lebih sering worry. Nah peneliti ngasih tips buat sediakan waktu buat worry setiap hari dan konsisten tapi ga lebih dari 1 jam. Waktu ini dipake buat khawatir, obsesi, dan meninjau kembali gambar yang membuat frustrasi. Karena kalau ini dilakukan konsisten, worry time ini akan mulai berkurang intensitasnya, karena udah disalurkan.

4. Change the channel
Katanya gini "Bayangkan pikiran Anda sebagai sesuatu yang dapat dikontrol dengan remote control. Setiap kali Anda diliputi oleh gambar/pikiran yang tidak diinginkan, ubah saluran ke sesuatu yang lebih diinginkan (mungkin kenangan positif dengan orang lain, harapan masa depan, visualisasi sesuatu yang berbeda)." Tiap kali gue khawatir dan ambil jeda buat menjauh sebentar, gue liat kenangan indah sama pasangan, banyak banget yang kita lewati sebagai orang saling sayang. Dan it works

5.Try to predict and prepare for flashbacks
Katanya gini "Cobalah untuk memprediksi dan bersiap untuk kilas balik:  Cobalah untuk mengidentifikasi 'pemicu' untuk kilas balik dan jika mungkin cobalah untuk merencanakannya terlebih dahulu. Cobalah untuk melibatkan pasangan yang berkhianat, memvalidasi pengalaman Anda di sepanjang jalan, dan membantu menulis ulang naskah (yaitu memiliki pengalaman yang lebih diinginkan dikaitkan dengan pemicunya)". Beratnya disini adalah, ga merasa sendirian dan harus melibatkan pasangan.

6. Replace raging or unhelpful thoughts with more calm and helpful thoughts
Katanya tiap kali kita merasa ads pikiran mengganggu, mungkin pikiran marah dan membenci. Coba buat ganti dengan helpful thoughts untuk mengingatkan diri sendiri apa gunanya marah dan membenci itu?

7. Self-Soothing techniques
Cari cara menenangkan diri. Tiap kali flashback muncul, jangan dilawan tapi ingatkan diri bahwa pengalaman itu udah lewat dab begitupun flashback yang menyakiti hati. Coba dengan deep breathing, relaksasi otot, olahraga, meditasi, pijat, doa

8. One day at a time/one moment at a time
Selalu ingatkan diri untuk hidup di masa kini. Tapi jangan berkecil hati ketika sampai detik ini belum juga sembuh atau ketika udah merasa baik-baik aja tapi merasa kemunduran. Its okay. 

9.Obtain appropriate support/do not isolate
Korban perselingkuhan itu biasanya akan lebih sering menarik diri dengan mengisolasi diri karna berbagai alasan. Meskipun ada perasaan ingin isolasi diri, jangan pernah menarik diri dari dunia. Justru untuk mendapatkan kedamaian, perlu adsnya dukungan yang bisa membantu untuk diri kita keluar dari kabut gelap yang menyelimuti kita. Bacalah buku-buku yang berhubungan dengan topik tersebut bila perlu. Terlibat dalam aktivitas yang pernah dinikmati.

10. Counseling
Mungkin bisa mempertimbangkan untuk ketemu konselor. "Menemui seorang konselor tidak menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan Anda atau bahwa Anda 'gila'. Menemui seorang konselor dapat memberi Anda individu yang tidak memihak di sudut Anda, seseorang yang dapat membantu Anda melewati proses penyembuhan dengan cara yang tidak terlalu menyakitkan. Proses penyembuhan tentu akan menyakitkan, tetapi seorang konselor dapat membantu Anda mempelajari beberapa alat yang dapat membuat prosesnya lebih mudah dikelola. Jika Anda sedang mengupayakan rekonsiliasi, konseling pernikahan juga merupakan pilihan yang tidak boleh diabaikan"

Marriage Or Wedding?

Semua orang yang tau kalau kita punya pasangan, pertanyaannya pasti bermuara ke "kapan nikah? Jangan lama-lama ya ga baik". I mean kalimat mereka ga salah, karena pacaran doang gak ada ujungnya juga percuma. Tapi kebayangan gak sih marriage itu kayak big step yang menentukan hidup kita mau dibawa bahagia atau sengsara? Entah ini terlalu logis atau terlalu worry dan menganggap bad things dari marriage itu sendiri.

Sekitar awal bulan Feb, salah satu temen gue habis lamaran. Pacarannya justru baru sebentar sampai akhirnya memutuskan menikah, walaupun kenalnya udah cukup lama sebagai teman. Temen gue ini ulang tahun, makanya gue ucapin selamat ulang tahun dan doa2 penyerta lainnya. Karna dia abis lamaran, gue mendoakan semoga lancar menuju hari H. Tapi entah kenapa balasannya bikin sedikit bete. Atau mungkin gue yang sensitif banget ya? Dia nanya kapan nikah, jangan lama-lama kalau bisa biar samaan sama dia di 2022. Sejujurnya gue bingung sama budaya disini atau gue yang gak cocok ya? Atau gue yang terlalu takut sama "marriage" itu sendiri. Pernah juga di grup besar grup kelas waktu kuliah dulu, temen ada yang nikah trus karena kita ngucapin happy wedding dan dia berterima kasih, dia melanjutkan "kalian juga cepetan deh nikah", gue seketika bengong "why? Kenapa orang yang udah ada di jalan pernikahan ini justru kayak nyuruh orang-orang itu cepet-cepetan, kayak kalau engga cepetan nikah, keburu kiamat gitu"

Lalu ada lagi yang baru pacaran tapi udah ngebet cari satsetsatset WO lebih gesit malah. Masih honeymoon phase tapi berani banget memutuskan sampai akhirnya bilang "gausah percaya kalau menuju pernikahan itu banyak masalah dan cobaan. Akan lebih sering berantem, soalnya gak menuju pernikahan juga sering berantem kok. Jadi itu cuma mindset yang salah". Pengen ketawa miris tapi pedih juga karena gue merasa banget sih cobaannya sampe bikin di titik bingung sama garis Tuhan. Mungkin dia masih menikmati fase bulan madu yang isinya butterfly in stomach, trust me 6 bulan - 1 taun dan udah ga disokong hormon bahagia, balik ke sifat asli. Bahkan di jam kerja temen gue ini suka tiba2 ngechat buat sekedari nanya "mau bikin berapa pax?". Aduh plis deh, otak gue aja sekarang lagi mumet ini disuruh mikirin berapa pax, baju gimana, lokasi dimana. Kalau bisa ngomong, meledak ini pala sakit stresnya. 

Gue hanya bingung ini gue yang emang punya luka dsn trauma jadi berpikirnya negatif aja sampe takut melangkah. Atau temen gue ini yang lebih hepi-hepinya sampe ga berpikir logis?

Banyak case malah yang udah pacaran lama 7 taun, udah lamaran, tapi gagal nikah karena pihak cowo selingkuh. Banyak juga yang udah sebar undangan tapi gagal juga. Jleb banget ga sih? Bikin konsep pernikahan, udah happy-happy taunya sakit hati sampe depresi. Tapi gue pernah denger dari interview mamanya shabira yang udah bikin undangan tapi pasangannya selingkuh, dia bilang gini "lu kalau ketemu masalah kayak gini, kesimpulannya ada 2. Pertama Tuhan sedang menguji lu menuju pernikahan. Kedua Tuhan sedang memberitahu lu bahwa dia bukan orang yang tepat. Dan jawabannya ada di diri kamu sendiri. Sebetapa yakinnya kamu dalam menghadapi hubungan"

Beberapa tahun lalu, sahabat gue cewek dia mau nikah sampe curhat kalau dia kepergok calon suaminya karna chatan sama banyak cowo sampe di hack whatsappnya. Lalu dia penuh ragu buat melangkah sampe pas akad dia nunggu kedatangan gue karena "takut". Damn gue rasa gue gitu deh "takut sampe bisa bikin rasanya mau kabur".

Dan ujian dalam hubungan tuh macem-macem, sahabat gue itu bilang ada yang tiba-tiba masa lalu dateng, lawan jenis banyak yang ngedeketin, masalah keluarga dan keluangan dsb. Kalau sahabat gue itu masa lalu dan cowo-cowo baru jadi sering chatan. Karena kata sahabat gue ini, pernikahan itu kan hal baik, dan setan banyak yang gak suka, jadi berusaha menggagalkan rencana menuju hal baik itu.

Sebenernya bukannya gue gamau komitmen, atau gue gak sayang sama pasangan gue. Tapi gue cuma takut dan khawatir. Bukan cuma sama dia tapi sama diri gue sendiri. Emang ada ya cinta yang bertahan selamanya? Tanpa rasa bosen dan muak? Gimana kalau akhirnya jenuh? Gimana kalau ternyata rumput tetangga lebih hijau? Gimana menyikapi rasa sskit yang ditimbulkan kalau-kalau pasangan atau jangan-jangan kita yang memutuskan berpaling. Bahkan gue aja khawatir jadi kayak pemeran cewek di film unfaithful dan malah mengecewakan anak. Atau justru dapet pasangan yang gak setia kayak yang sekarang nih lagi rame.

 Maksudnya, ketika udah terikat maka gada jalan puter balik ga sih? Gimana kalau akhirnya kita bukan jadi manusia yang gak sempurna doang tapi orang tua yang gak baik dan ngasih luka ke anak. Gue ga tega aja gitu. 
Dan di sekitar gue itu banyak pernikahan yang gagal yang justru ngasih luka ke anaknya. Gue ga tega kalau gue meyakiti anak gue nanti. Tapi gue juga gamau memaksakan diri bertahan ketika pasangan gue menyakiti gue terutama mendatangkan orang lain ke kehidupan kita. Gue bukan orang seikhlas dan sesabar itu bahkan ga sebaik itu. 

Bahkan di sela-sela gue curhat ke adek, trus ibu denger nih soal kegelisahan gue. Bisa-bisa disemprot karena takut buat melangkah itu sendiri. Gue cuma berharap kalau ujian dateng, tolong jangan sampai gagal. Gue juga ga berharap happy ever after kayak kehidupan princess disney kok, tapi gue cuma berharap ga salah memilih seorang pendamping. Gue juga berharap ketika hubungan gue ga lagi baik-baik aja, gue maupun dia ga memilih orang lain terutama lawan jenis buat mengadu. I mean I love him, and I know his feeling too he loves me too, I know our relationship not perfect. Katanya cara liat seseorang sayang sama kita yaitu liat perilakunya, dan dia baik perilaku dia baik. I am just completely messy because of my trauma. Bukannya gamau nikah sama dia, tapi takut aja sama pernikahan itu sendiri dan takut memilih orang yang justru ngasih luka.

Word Cloud

Pengen nonton dramanya Park Min Young yang Forecasting Love And Weather tapi takut. Takut gejolak emosi yang bikin mood swing. Sekarang sensitifnya bisa berkali-kali lipat. 
Jadi cuma bisa nonton sekilas2 aja di twitter dan tiktok. Persis kayak series layangan putus kemarin, ga sanggup nontonnya.

Triggering


Kalau masih tersakiti dan ketemu triggering walaupun kecil tapi efeknya bisa bikin hancur pertahanan diri tandanya lukanya masih basah. Masih sakit.

Beberapa hari yang lalu nemu postingan ini di twitter. Ada cewek ganjen chat cowo yang udah punya pacar buat menggoda. Pas baca itu rasanya sensi banget, pengen bakar gedung rasanya. Kesel banget sama ceweknya dan kesel juga sama cowonya. Kok tega banget ngetik seenak jidat, jadi pengen doain jarinya putus, trus si cewek jadi gembrot kayak yang di Harry potter ibu-ibu bapak-bapak yang tiba-tiba jadi gembrot dan melayang di udara. I am so sorry khayalan ini setinggi tingginya emang wkwk. Pikiran liar imajinatif ini emang suka muncul. Apalagi kalau bikin hati panas, beuh.

Setelah baca itu rasanya kesel pengen mengumpat, kayak kok ada ya cewek rendahan gitu, dan kok ada ya cowo gatel gatau diri gitu. Tapi ya memang ada. Buanyak. Trus tiba-tiba ada perasaan gaenak dan sekelebat memori muncul sampai liat nama orang yang pernah telponan sama aku. Rasanya damn hurt babe. Tapi bukan berarti itu bisa bikin dia menyembunyikan nama yang pernah nyakitin aku gitu. Bukan gitu cara kerjanya. Kayak rasa sakit aku valid, emosi aku valid. Cuma butuh dipukpukin aja di validasi. Siapa yang pengen jadi orang rese dan cewek posesif sih? Ga pengen kan? Tapi emang ga aman tuh menyelimuti aku gitu.

Di hari yang sama aku coba buat menenangkan diri, menjauh buat belajar untuk nanya "are you okay" ke diri sendiri. Alhasil, kembali lagi tuh momen dulu pas lagi hancur hancurnya. Nangis ga berhenti kayak rasanya sakit banget. Benci banget ga sih trauma segitunya ya efeknya. I am so messy. I mean dia bersih saat ini, tapi aku masih kebawa sama masa lalu, bukannya gamau move on. Tapi suka tiba-tiba muncul flashback tapi ngancurinnya bisa sedahsyat itu. Aku suka mengutuk diri aku yang selemah itu juga. Tapi aku takut dan sakit. Jadi triggering kecil itu bisa bikin hancur-hancuran. Rasanya pengen bilang gitu ke Allah "ambil rasa sakitnya dong ya Allah, aku capek kena trigger kecil doang tapi efeknya kok gitu" tapi jadi inget kalimat dari drama Its okay to not be okay "orang yang tumbuh dengan semua kenangan menyakitkan akan menjadi lebih kuat, bersemangat dan mudah menyesuaikan diri". 

Meskipun di memori aku udah perlahan terhapus detailnya tapi tubuh aku inget rasa sakitnya. Jadi ketika triggering kecil muncul, bisa bikin aku kembali ke momen itu lagi. Gatau sampai kapan. Hopefully aku bisa full recover walaupun sekarang pincang *mari tarik napas dalam*
I am fragile but strong enough
I am bad but kind person
I am selfish but caring person
I need love but I am independent
I am dr jeckyls but I am mr Hyde too

Keluar Dari Zona Aman


Setiap orang tentu punya ketakutan dan hal yang dia benci dalam hidup. Akupun punya, salah satunya adalah kegagalan. Gagal itu hal yang paling aku benci, dalam apapun. Gagal dalam karir, pendidikan ataupun percintaan bahkan untuk sesimple pilih menu makan siang yang udah effort pilih ternyata gagal. Akhirnya membuat aku ga pengen keluar dari zona nyaman. Gamau untuk melangkah lebih jauh karena rasa takut itu. 

Pernah ada suatu percakapan bareng temen deket cowo, mereka seneng karena kenyataan hubungan cinta aku yang akan melangkah ke jenjang pernikahan. Tapi kalimat aku ke mereka "tapi aku takut", kalimat yang bikin orang-orang bingung apa yang harus ditakutkan. Lalu aku jawab "gimana kalau pada akhirnya hubungan pernikahannya gak baik, gimana kalau gagal? Gimana kalau ternyata memilih orang yang salah?". Tapi ada untungnya sih punya temen cowo yang concernya mereka adalah berpikir logis, meskipun banyak yang gak validasi ketakutan yang muncul sih. Tapi setidaknya mereka menyadarkan bahwa "kalaupun gagal yaudah. Tapi coba dulu. Jangan mundur sebelum berperang"

Setiap keputusan simple sampe hal besar, semua bermuara di kata what if I cant avoiding failure? Gimana kalau kegagalan itu layaknya kematian yang menghampiri kayak di film final destination? Mau lari kemanapun, mau memanipulasi dan coba trik apapun kematian tetep dateng. Nah aku takut bangrt tuh sama kegagalan.

Dulu saking takutnya sama kegagalan, aku pernah nangis sepanjang jalan stasiun MRT bundaran HI dan daerah tokopedia. Nangis karena ternyata gagal dateng tepat waktu sehingga buru-buru sampe ke lokasi, panik dan ga fokus buat jawab pertanyaan, interview bahasa inggrisnya jadi kacau dan takut gagal. Bener-bener kayak orang galau nangis abis diputusin pasangan. Padahal sih karena ga perfect aja. Ya walaupun pada akhirnya gagal, tapi pikiran akan kegagalan itu udah duluan ada di otak. Terus aku juga takut pas pulang ke rumah dan diomelin karena keukeuh pergi interview.

Lalu karena menyadari kelemahan, ketakutan ini, aku coba keluar dari zona nyaman dan zona aman. Aku coba challenge diri sendiri untuk keluar dan mencari hal lebih baik. Langkah besar yang diambil yang pertama yaitu, pindah kantor. Sejujurnya aku takut kantor baru akan jadi tempat yang gak lebih baik dari kantor lama. Dan setelah mencoba, kurang lebih aku gagal ternyata. Ga seindah itu juga kehidupan kantor baru. Walaupun aku jadi lebih grow lebih banyak ilmu, tapi ternyata ga bikin aku aman dan nyaman juga.

Pada dasarnya karena aku takut gagal, aku lebih suka ada di zona aman. Gak mau terima resiko pokoknya. Aku kalau pilih makanan, pasti yang aman yang aku rasa udah ketaker gimana rasanya, kalau gagal ya ga sakit-sakit banget buang uang gitu. Trus kalau beli baju pasti warna, model yang itu itu aja karena takut jadi sia-sia dan ga dipake.

Sekarang aku lagi coba untuk belajar dari hal terkecil banget untuk keluaar dari zona aman. Sekitar 2 minggu yang lalu aku makan di Imperial Dimsum, aku kalau makan berat lebih suka makan nasi dibandingkan mie. Karena kalau kenyang kan ga akan pengen makan lagi gitu, jadi aku ngerasa aman. Tapi aku coba tantang diri aku untuk ambil menu mie bukannya nasi. Hasilnya ya ga failed banget, enak malah dan kenyang.

Aku juga suka beli blazer bukannya jaket, tapi aku coba beli jaket jeans dan mencoba style baru. Keluar dari zona nyaman. Rasanya bukan "aku banget" tapi ternyata seru mencoba hal baru.

Minggu lalu juga coba beli menu di mcd kentang dan eskrim. Biasanya makan es krimnya itu kalau ga cone, ya sundae atau dibikin ga pake toping apapun. Tapi aku coba mcflurry oreo, which is ga aku suka. Rasanya aneh ada grenjel-grenjelnya. Tapi aku makan pada akhirnya.

Dan aku juga tipe yang belanja barang elektronik itu ke toko langsung. Aku takut kalau barang aku ga nyampe dan aku gagal bahkan rugi. Tapi aku tahun 2021 berhasil beli hp online. Degdegan banget. Tapi aku berhasil

Aku juga lebih suka mengurung diri di kamar, apalagi karena ada kucing di rumah dan aku selaku takut untuk duduk di kursi, takut jadinya gatel di tubuh aku. Tapi sekarang intensitas duduk di kursi jadi tinggi. Aku buka pintu kamar lebar-lebar. I mean langkah aku udah baik kan ya? Pelan-pelan jalan keluar rumah. Padahal aku sering cemas, sering lebih pilih jalan kabur agar gak terluka, lebih sering cari tempat aman dan yang pasti-pasti aja. Tapi hidup itu sendiri aja resiko, keputusan yang diambil emang cuma kasih jawaban di masa depan soal "better atau failure". 

Aku sekarang lagi belajar ngepukpukin diri aku ketika menemukan kegagalan atau gak sesuai dengan eksprktasi aku juga belajar buat raih tangan aku sendiri untuk ambil langkah besar meskipun gak tau di masa depan ada apa yang menanti, ada berapa kegagalan yang akan aku hadapi. Sejujurnya takut dan cemas buat menjalani hidup. Tapi I can heal right? Some trauma on the past bring me to stay on secure and comfort zone. Pelan-pelan kita coba keluar ruangan kamu untuk ketemu dunia luas, jangan mengurung diri terus untuk merasa aman ya. Meskipun masa lalu menyakitkan, menakutkan tapi masa depan gak ada yang tau. Kalaupun kembali menemukan titik menyakitkan lagi, kamu punya diri sendiri dan percaya bahwa kamu bisa mengambil keputusan baik buat hidup kamu dan diri kamu.

Prinsip Hubungan

Ada beberapa prinsip yang aku pegang dalam menjalin hubungan :
1. Sebelum memulai denganku, maka kamu perlu melepaskan masa lalumu, lepaskan semua orang yang pernah ada di masa lalumu
2. Kau tak perlu selingkuh, kalau bosan mari sudahi hubungan ini
3. Perlakukan aku sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Kamu baik, aku akan memperlakukan kamu lebih baik. Kamu tulus aku akan membalasnya dengan sepenuh hati. Kamu setia akan ku tutup rapat semua pintu buat orang lain. 
4. Jangan pernah berbohong denganku sekecil apapun itu meskipun hanya untuk diriku bahagia. Aku lebih menghargai kejujuran pahit daripada kebohongan manis
5.kalau kita sedang bertengkar dan menjauh, aku lebih berharap kamu gak mencari kenyamanan dari lawan janis manapun dan membuka peluang orang lain masuk ke rumah kita
6. Mari saling membahagiakan, bukan jadi gelas kosong buat mengisi aku atau kamu. Tapi jadi gelas yang sama-sama terisi
7. I didn't fall in love with you because you have everythjng of I was lonely. I fell in love with you because after getting to know you, I realized that I wantes to make you a permanent part of my life
8. Aku tak suka bersaing dengan wanita lain untuk memiliki kamu, aku tak punya banyak waktu untuk membuktikan aku hebat dan menang setelah bersaing dengan wanita penggoda. Silakan tinggal kalau mau bersamaku, silakan pergi jika wanita itu lebih menarik
9. Aku lebih memilih menangis karena terlalu setia dan terlalu tulus tapi disia-siakan daripada nangis karena menyesal telah menyia-nyiakan orang tulus. Karena setia itu sulit, orang lebih baik lebih pintar lebih rupawan banyak tapi komitmen untuk setia tak banyak. 
10.aku manusia yang tidak sempurna, banyak yang lebih cantik, baik, pintar dariku. Rumput tetangga lebih hijau dan indah, tapi kamu tak pernah tau ketika kamu menginjakkan kaki ke rumput tetangga itu ada berapa banyak kotoran disana atau berapa lama dia hijau dan indah. Meski aku tak sempurna akan kupastikan apapun keadaanmu aku ada dan tak akan meninggalkan selama kamu menjunjung tinggi kesetiaan.
11. Aku tak akan membiarkanmu kerja sendirian, termasuk dalam hal mencintai. karena aku pekerja keras

Saturday 19 March 2022

Karena Kamu, Aku mencinta


Pernah gak sih berpikir ketika ketemu seseorang dan ngerasa cocok banget sama dia. Tapi pernah terlintas dipikiran "kok dia dateng sekarang ya?". Karena I do

Di awal kenal sempet terlintas "kenapa sosok pria baik ini datang sekarang ya? Di saat aku bahkan ga peduli dengan pernikahan, di saat aku gatau caranya bersikap baik kepada pasangan, di saat aku gatau caranya ngambil hati calon mertua"
Karena memang pernikahan itu di benak aku yang dulu gak pernah kepikiran. Tapi ya dia terlalu indah dan diajak nikah sama orang yang treat kita better rasanya gimana sih? Bingung kan

Aku pernah berpikir kalau aku manusia yang banyak kekurangan tapi keluarganya sangat baik dan menerima aku, dia juga baik. Dia orang yang aku rasa hadir sebagai pelengkap hari-hari aku. Sebagai orang yang pernah krisis kepercayaan dengan pria, dia hadir untuk membuktikan bahwa ada healthy relationship, ada kok hubungan yang seimbang, ada hubungan tanpa aku harus mengemis perhatian didalamnya. Aku suka bareng sama dia karena aku ga perlu mengemis perhatian dan waktu karena di waktu sibuknya dia akan kasih. Dia orang yang selalu update apa aja yg dia lakukan di hari-harinya. Dia orang yang bukan cuma ngomong doang tapi dia buktikan dengan perilaku.
Contoh simplenya, dia pernah sangat amat sibuk karena bulak balik ke RS, tapi dia meluangkan waktu telp di jalan ketika otw ke RS. Orang yang bukan cuma say hello pagi hari doang atau ketika dia mau kontek doang. I mean I love him because he can treat me better. 

Tapi lambat laun, aku sadar dibalik itu semua, dia cuma manusia biasa yang gak luput dari salah. Dan ada kesalahan-kesalahan yang sulit termaafkan dan butuh effort lebih dari dia untuk building trust. Tapi kalau ditanya, orang seperti apa yang ingin aku habiskan waktu aku selama hidup? Orang seperti apa yang aku butuhkan? Orang seperti apa yang bisa membawa luka dan tawa? Dia seorang. Dia luka sekaligus bahagia.

Dulu setiap pembicaraan dengan teman pria aku selalu tanya "tau dari mana seseorang itu baik? Tau dari mana kalau kita mau menghabiskan hidup kita sama dia? Tau dari mana kalau dia orang yang tepat buat berjalan dalam pernikahan? Gimana kalau ternyata justru gagal setelah menjalani hidup sama orang tersebut?" Jawaban mereka kurang lebih adalah kalau gagal yaudah, tapi orang yang tepat itu kerasa di hati "click" dan mereka mostly menyarankan untuk terus berjalan ke arah pernikahan. Karena kalau bukan jodoh, dia akan lepas dengan sendirinya.

Lalu aku berpikir akankah cinta ada selamanya? Akankah hubungan kita hambar dan menjenuhkan? 
Akankah ketika sudah bosan bertengkar sampai akhirnya mencari pelarian dan pundak lain untuk bersandar?
Aku juga bahkan khawatir karena aku orang yang flight alias lebih sering menghindar, aku takut lebih memilih pergi dan berpaling karena terlalu lelah.

Aku juga jadi takut ketika aku memundurkan langkah membuat kamu juga memundurkan langkah sampai membuat kita semakin menjauh
Ada banyak alasan kenapa aku bisa jatuh cinta sama dia
Seperti kata dia "kamu representasi paling indah dari kata saling"
Meski momen dia sangat dekat dan momen sangat jauh sering datang bergantian
Bahkan sampai pernah merasa kita ada di jalan yang berbeda, dia di jalannya, aku dijalanku

Kukira memiliki pria romantis yang bisa aku pamerkan ke seluruh dunia akan membuat aku jadi wanita paling beruntung dan bahagia
Tapi aku salah
Dia ada, dia baik, dia ga neko-neko, dia memiliki prinsip yang sama, dia komitmen dan dia menjadikan aku satu-satunya untuk hidup dia. Itu yang bisa membuat aku bahagia

Dia orang yang mengisi otak aku karena jadi orang yang aku khawatirkan, karena dia terlalu peduli sama orang lain dan lebih mengesampingkan dirinya demi orang lain, orang yang selalu pengen aku genggam tangannya, orang yang mau aku peluk sambil bilang "Its okay", orang yang mau aku hapus air matanya dan mau aku temani di saat terpuruknya. Dia baik, sangat baik. Tapi dia juga jahat karena menorehkan luka.

Pikiran jahatku rasanya pengen dia tersakiti dan merasakan perih sama yang pernah aku rasa. Tapi itu jahat, meski aku gak sebaik itu. Tapi aku ga sejahat itu. Mungkin dia memang belum menemukan kedamaian dan mungkin dia pun pernah punya luka yang sebenernya belum dia sembuhkan tapi terus dia abaikan. Aku cuma berharap dia bisa menemukan kedamaian, bisa pulih dan menjalani hidup dengan baik. Tapi aku gak mau hidup dengan menjadi sasaran empuk atas luka dia sampai dia menorehkan luka berkali-kali ke aku. Jadi sambil dia menemukan kedamaian, aku juga harus jadi pribadi baik yang juga bisa belajar ikhlas pernah disakiti.

Friday 18 March 2022

Kenangan Bapak


Hari ini ku berkunjung ke cinta pertamaku, orang yang pertama kali membuat aku terluka menahun karena kehilangan. Ayahku. Bukan karena hadirnya yang membuat luka, tapi tak ada lagi sosok dia yang bisa ku lihat. Dia yang mengajarkan arti untuk tak terlalu menggenggam erat. Dia juga yang mengajarkan aku untuk belajar ikhlas

Setiap hari aku seperti membuka lapisan memori kenangan seperti kotak pandora. Banyak hal mengejutkan setiap ku buka satu persatu. Sampai ke titik melepaskan. Dulu aku merasa menutup kotak pandora itu, tak melihat luka adalah cara tercepat buat melanjutkan hidup. Ternyata aku salah. Sembuhnya aku adalah dengan melihat dengan jelas lukanya, membaginya dengan orang lain yang ku percaya, ku obati sambil ku syukuri setiap momennya.
Tapi karena kehilangannya bukan lagi luka yang berat buatku, mengingat momen menyakitkannya bukan lagi membuatku pilu. Tapi justru itu yang membuatku seperti sekarang. Unik ya manusia selalu bertumbuh, akupun bangga sama diriku, sosok anak yang penuh luka hingga menjadi sosok wanita dewasa tak sempurna.

Biar ku ceritakan proses berdukaku yang menahun. Aku dulu orang yang percaya time can heal, waktu kan mengobati segala rasa sakit. Tapi sayang, bukan waktu yang mengobati tapi cara kita bersamai waktu yang bisa mengobati. Kita gak bisa cuma duduk diem aja sampai akhirnya gak akan merasa sakit tiap mengingat. Bukan gitu cara healing. Tapi perlu ada effort untuk melihat segala luka dan duka didalamnya.

Desember 2006 adalah momen yang membuat aku terluka. Rumah sakit, kursi roda, tidur, buah sawo, kacang ijo, lagu ruang rindunya letto, buku harian nayla itu hal yang pernah ku hindari karena setiap kali flashback yang berkaitan sama hal itu muncul, aku merasakan sakit tak tertahankan. Bulan desember adalah hari di saat ayahku keluar rumah sakit dan hari-hari dimana kami menjalani hari-hari terakhir bersamanya. 

Sirosis hati menyerang tubuhnya di usia yang muda, hingga membuatnya keluar masuk rumah sakit. Saat itu seingatku diagnosa dokter adalah pembengkakan empedu dan mengecilnya hati jadi fungsi organnya udah rusak. Karena sakit parahnya itu, dokter menyerah karena katanya obat dokter hanya memperpanjang waktu kami bersamanya. Hingga akhirnya ada pengobatan alternatif yang kami coba, sayang gak berlangsung lama. Karena bener kalimat "obat hanya memperpanjang waktu" setelah mencoba pengobatan alternatif dan stop obat dari dokter. Kami menghadapi kematian depan mata.

Sebelum detik terakhir, kami merasakan kejanggalan. Bukan kesurupan, tapi karena fungsi otaknya bapak yang terganggu. Entah apakah karena kerusakan hati atau memang ada penyakit lain, aku masih terlalu kecil untuk mengetahui apa yang terjadi. Aku cuma inget bahwa kekhawatiran dari orang rumah selalu ada ketika bapak menghilang. Iya hilang dari rumah sampe bikin kita bingung cari dimana

Ada momen ternyata bapak lagi solat di sebelah pos lapangan gak jauh dari rumah, ada momen bapak ternyata pergi, tanpa sadar. Kerusakan organnya membuat bapak gak bisa berpikir jernih dan melakukan hal aneh salah satunya solat di tempat lain.

Depan rumah kami itu ada pohon kedongdong tinggi tapi buahnya manis. Suatu hari, bapak minta dibelikan buah-buahan, ada sawo dan mangga manalagi muda. Aku makan mangga manalagi dan kedongdong aku cocol ke sambel. Tepat di depanku ada bapak pake sarungnya. 

Lalu karena bapak minta sawo, diapun makan sawonya. Malam hari tepat di depan kamar mandi bapak kambuh lagi, melakukan sesuatu tanpa sadar. Aku di saat iru lagi begadang menjahit karena tugas seni budaya. Aku cuma bingung apakah kerusakan di otaknya parah banget sampai sering kambuh gak sadar melakukan sesuatu dan itu flip secara tiba-tiba. Di depan kamar mandi, bapak pegang gayung dengan mata tertutup sambil berdiri dia cuma bilang "Allah, Allah, Allah" gak ada nama lain yang dia sebut termasuk ibu, tapi cuma Allah.

Akhirnya ibu bawa bapak ke kasur untuk rebahan. Padahal awalnya memang bapak ke kamar mandi buat ambil wudhu. Karena aku begadang ngerjain tugas seni budaya, di saat itu ada sinetron yang pemainnya Naysila mirdad dengan soundtracknya yaitu ruang rindunya Letto. Tapi sebelumnya aku nonton Buku Harian Nayla. Aku begadang dengan tugasku di ruang TV sambil aku ngerasa keanehan lagi. Bapak terus menerus tiduran - duduk -tiduran - duduk di kasur kayak orang yang gak tenang. Tapi kondisinya beda, aku cuma merasa karena udah hal yang gak aneh, akhir-akhir ini bapak kondisinya sering melakukan sesuatu hal diluar kebiasaan bapak dan itu pun gak sadarkan diri. Aku baru tau setelahnya ternyata bapak cemas meninggalkan kita semua, meninggalkan anak yang masih kecil dan ibu yang gak kerja apapun.

Aku ketiduran dengan tugasku yang belum selesai, besoknya aku bangun ternyata bapak koma. Kondisinya tiduran tapi masih bisa respon dengan air mata. Saat itu ibu masak kacang ijo dan nyuruh aku buat suapin bapak. Aku coba suapin sambil bilang "aku sayang bapak. Bapak mau pergi bukan?" Tapi responnya cuma keluar air mata. Gimana rasanya kalimat kita gak dijawab dengan kalimat dari mulutnya langsung, justru dijawab dengan air mata? Bayangin aja rasanya.

Lalu ibu coba telp budhe, kakaknya bapak. Lalu budhe tanya emang kenapa bisa gitu kondisinya tiba-tiba, ibu bilang kemarin minta beliin sawo. Dan aku gatau sawo ini emang menurut ilmu beneran punya efek atau emang cuma jalannya Tuhan aja gitu. Budhe bilang "kalau orang sakit parah gaboleh dikasih sawo". Disitu perasaan kita kalut, terutama ibu. Ibu ngalamin trauma bertahun-tahun kita gak pernah makan sawo, liat sawo aja takut. Padahal lukanya ada di masa lalu, tapi traumanya di bawa sampai bertahun-tahun. Kadang aku mengagumi cara Allah menciptakan otak dan tubuh yang menyimpan memori termasuk luka, jadi meski ingatannya udah samar, tubuh kita ingat dan ngasih respon gak enak. Itu cara kerja trauma.

Setelah dikagetkan dengan kalimat " orang sakit gaboleh makan sawo", budhe akhirnya dateng dari jakarta ke bogor. Kita semua doa buat bapak, kita memaksa diri buat ikhlas, kalau emang bapak mau pergi dan gak terlalu lama ngerasain sakit. Malam harinya aku pindah tidur di ruang TV sambil nonton buku harian nayla dan ketiduran. Tiba-tiba aku mimpi ada di tanah luas dan ada 2 bapak-bapak menggali kuburan dan aku tanya "pak ini dimana ya?" Lalu mereka jawab "ini kan kuburan bapaknya neng. Nanti bapak neng akan dikubur disini". Aku freezing di mimpi itu dan ada goyangan yang bangunin aku buat bilang "sha bapak udah meninggal". Rasanya aku ga napas untuk sesaat. Aku ga nangis cuma masih mencerna kenapa bisa mimpi gitu. Sampai sekarang aku benci ketiduran, apalagi kalau di ketiduran itu aku mimpi, jadi takut akan jadi kenyataan.

Bapak meninggalnya dini hari di hari jumat. Tapi sampai subuh tubuhnya ga kaku bahkan cenderung masih ada suhu orang hidup dan lemas. Sampai om aku cari kaca buat didekatkan ke hidungnya, khawatirnya emang masih hidup. Tapi saat itu, dipikiranku "Ya allah hidupkan kembali bapak", harapan besar seorang anak kecil yang padahal kalau dipikir-pikir organnya pasti udah hancur, logikanya gak akan hiduplah. Akhirnya setelah proses mandi dan disolatkan bapak disemayankan di daerah dramaga deket kakek nenek.

Karena anak pertama, saat itu usia aku 12 tahun alias kelas 6 SD kayaknya belum ujian nasional. Aku diminta buat menghubungi semua orang termasuk temennya bapak yang merupakan ayah dari temen aku yang tinggalnya di Subang. Saat itu aku bilang "fina, bapak aku udah meninggal". Tapi kata 'meninggal' itu bikin napas sesak. Jangan tanya rasanya seperti apa, kayak patah hati pertama ditinggal bapak dan di usia aku yang masih kecil.

Hari hari kita jalani dengan coba tegar meski gatau harus apa. Tapi life must go on kan? Meski sakit dsn terluka bahkan membuat kita dihantui trauma berkepanjangan. Pada akhirnya kita harus berdamai bukan?

Bertahun-tahun ga makan sawo, ibu lebih parah karena ibu yang ngasih sawonya jadi ada perasaan bersalah sampai kita semua ga dibiarkan makan sawo. Lalu aku juga jadi benci ketiduran. Tiap kali denger lalu Letto ruang rindu dan Sinetron buku harian nayla muncul flashback bapak bapak bilang "Allah Allah" depan kamar mandi, bapak yang bangun - tidur -bangun - tidur ga tenang dan air mata bapak.

Aku bahkan pernah di posisi marah sama Allah karena tega banget bikin aku jadi yatim di usia muda, bikin aku cuma bisa denger orang-orang dengan bangga cerita tentang ayahnya aku cuma bisa diem, bikin aku bahkan sedih karena gak ada yang bisa bilang ke calon suami aku "untuk jagain selalu aku, ga nyakitin aku dan jadi imam yang baik" bahkan ga ada bapak yang bisa menikahkan aku nanti jadi wali. Momen ditinggal bapaknya atau sekelebat flashback detik kematian bapak udah ga jadi rasa sakit lagi. Cuma yang sakit adalah ketika menyadari bahwa "seandainya aku kenapa-kenapa, seandainya ada pria yang jahat nyakitin aku segitu hebatnya, gak ada orang yang maju marah atau mukulin pria itu karena udah bikin aku nangis". Itu sih yang berat, masa kini dan masa lalu. Tapi aku lagi proses belajar mengikhlaskan, bukan karena bapak yang gamau tinggal dan hadir di masa sekarang, atau Allah yang jahat bikin aku gak punya pria yang bisa melindungi aku. Tapi mungkin itu cara Allah bikin aku kuat. I am strong enough, Allah aja percaya aku pun harus percaya bukan?

Dan proses traumatic itu gambarannya kayak Wanda masuk ke pintu-pintu rasa sakit ketika dia masih kecil, ketika dia kehilangan sodaranya, ketika dia kehilangan vision. Tapi memori itu terkubur di bagian otak cuma rasa sakitnya masih ada. Sampai kadang buat menghilangkan rasa sakit, kita menciptakan ilusi agar terbebas dari rasa sakit. Wanda menciptakan ilusi vision untuk terhindar dari rasa sakit.
Karena rasa sakit itu hal yang selaku kita hindarkan. 
Pada akhirnya adalah harus berdamai sama rasa sakitnya. 
Kayak abis jatuh lukanya harus diliat, diobatin dengan rutin dan di cek berkala agar ga infeksi. Proses pengobatannya itu sakit, siapa yang tahan lagi sakit berdarah dikasih alkohol/betadine kan? Yang kita mau cepet tertutup luka itu.

So hi my self, you are strong enough. Percaya ya ❤