Thursday 17 March 2022

Traumatic moment

Setelah melewati fase-fase stage of grief Denial - Anger -Bargaining -Depression - Acceptance
Kirain prosesnya akan berakhir yaudah. Tapi bisa balik lagi ke Anger, bahkan bisa ke fase panic, loneliness fear. Dan itu aja bulak balik.

Karena gue tipe yang harus tau gue kenapa dan cara dealingnya seperti apa untuk menumbuhkan self awareness. Jadi salah satu dokter bahas trauma dengan analogi seekor hewan
"Ngomongin trauma maka kita perlu ngomongin hewan. Rusa sebelum ngeliat adanya macan datang, badannya ngasih sinyal ada macan entah dari bau dsb. Ketika badannya ngasih sinyal, rusa akan orienting. Kepalanya tegak lalu mencari dimana ada ancaman. Kalau dia ngeliat ada ancaman. Rusa tersebut akan lari menyelamatkan diri. Jadi itu bukan dimulai dari melihat tapi dari sensasi didalam. Ketika kita habis mengalami trauma, sensasi gak aman akan muncul dari dalam. Contoh ga merasa aman, lalu cek handphone cara kerjanya sama dengan orienting rusa. Buat orang yang mengalami trauma, sekalipun melihat bahwa sebenernya aman, sensasi di dalam itu gak aman dan menganggap itulah realita. Maka dari itu sebelum proses maafin maka belajar merasa aman di badan sendiri dulu, sensasi ga aman ini butuh diregulasi ulang. Setelah itu baru ngomong maafin biar proses di badan dan pikiran ga chaos. Karena khawatirnya kalau chaos jadi berpikir ketika ga aman berarti dia macem-macem, pasti selingkuh. Padahal belum tentu. Itu karena proses traumatic dan menyakitkan"

Dan kemarin muncul lagi sensasi ga nyamannya, sensasi ga aman kali ya. Rasanya tuh buat napas aja berat. Karena bad memoriesnya itu sama. Jadi rasa sakitnya masih ketinggalan tuh di masa lampau. Damn hurt babe. Sebel banget kalau udah kayak gini tuh. Jadi rasanya capek ketemu moment yang bikin looping. 

Tapi katanya emang dont rush yourself, karena menyembuhkan trauma ga semudah membalikkan telapak tangan. Memori di pikirannya udah sedikit berkurang, tapi sayang tubuh gue masih mengalami bad memoriesnya. Jadi triggeringnya muncul, mampu bikin porak poranda. 

Setelah riset sana sini, cara yang paling tepat buat healing adalah tidur cukup, makan sehat, cari support system, me time, melakukan hal-hal menyenangkan dan bersabar.

Ada kalimat yang aku suka
“Infidelity is an awful event, but it doesn’t have to be devastating. It actually has a silver lining. Infidelity — as awful as it is to experience, as awful as it is to happen — can actually be a good thing to help people change their lives.If treated appropriately, it can actually enrich people’s lives and make them more resilient and make them better in the long run.”

No comments:

Post a Comment