Tapi perasaan berat ini terus menghantam
Air mata kesakitan ini selalu ingin ditumpahkan
Aku tak tau bagaimana caraku mencintai dengan benar
Aku tak tau caraku bersikap agar kamu tak berpaling
Aku terus menggenggam hingga rasanya frustasi dan terus menemukan jalan buntu
Napasku berat
Air mata ini juga tak kunjung mengering
Langkahku terus membatu
Inginku berpengang teguh pada janjimu, tapi rasa takut menyelimutiku
Aku ingin mempercayai ketulusan yang terpancarkan dari matamu
Aku ingin mempercayai hadirmu selama ini
Aku ingin mempercayai bahwa manusia bisa berubah, begitupun kamu
Aku ingin mempercayai hangatnya pelukanmu itu
Aku ingin mempercayai raut bahagia yang terpancar itu
Aku ingin mempercayai air mata penyesalan itu
Saat ini, aku sedang membangun kembali pondasiku yang hancur berantakan
Menata kembali isi pikiran kacau yang seringkali memakiku dan menyuruhku melarikan diri
Akupun kembali belajar bagaimana caranya menghargai kamu meski terus menerus gagal karena lukaku
Aku jadi berpikir apakah cara kita mencintai sudah tepat? Apakah kita mencintai di waktu yang tepat?
No comments:
Post a Comment