Thursday, 24 March 2022

Coping The Trigger


Dealing dengan traumatic momen itu gak cuma bikin hubungan dalam dan luar berantakan. Tapi juga kayak berjalan di ladang penuh ranjau, yang bisa sewaktu-waktu meledak. Dan itu sangat amat melelahkan. 

Biasanya dia muncul dengan tarikan napas berat dengan hati yang berat tapi tarikan napas ini punya rasa khas yaitu persis kayak orang habis nangis. Padahal ga habis nangis. Lalu ada juga shaking dalam tubuh, kadang menggenggam lengan dengan erat kayak buat pegangan. Dan masih banyak gejala lainnya

Karena Im trying to overcome my trauma while rebuild trust again. Im analyze my self with some question like this :
1. What type of situations are you in?
2. What is happening around you?
3. What kind of emotion are you feeling?
4. What thoughts are you experiencing?
5. What does your body feel like?

Karena faktanya kita tuh gabisa menyingkirkan pikiran, emosi dan sensasi dari tubuh dengan "udah ih apaan sih itu udah berlalu. Move on napah" gabisa menghardiknya buat gak mikirin atau ga ngerasain. So aku melakukan beberapa hal yang menenangkan diri sendiri kayak gini :

1. Deep breathing. Aku coba tarikan napas dan hebusan napas. Biasanya 4 - 7 -8. 
4 ketukan tarikan napas. 7 ketukan saat menahan napas dan 8 ketukan saat menghembuskan napas.

2. Expressive writing : bukan nulis journaling kayak blog gini. Tapi lebih meluapkan sisi dark dari pikiran, bentuknya emosi marah. Aku biasanya mencoba ambil kertas dan mengutarakan kemarahan, kekecewaan dan rasa sakit pada selembar kertas itu. Apapun aku keluarin. Lalu aku sobek dan buang. Dengan harapan rasa marah hari ini, menghilang seiring sobekan kertas yang udah aku buang. 

3. Grounding : belajar untuk ada di masa kini dengan cara kami menyentuh lantai, pantat menyentuh kursi, punggung mrnyentuh sandaran kursi biar inget kalau kita lagi duduk. Lalu coba dengan teknik grounding dengan 
- nyebutin 5 hal depan mata (saat ini ada laptop, hair scentsation, coloring book, botol air minum, hp). 
-Trus cari 4 hal yang bisa disentuh dan dirasa (lagi duduk di kursi dengan dudukan yang suka turun, hp yang panas, meja kayu yang banyak grenjelnya ga rata, botol minum bentuk tabung yang dingin), 
- sebutin 3 hal yang bisa didengar (suara aliran air kolam depan rumah, suara adik di kamar sebelah, tetangga lagi nyapu pake sapu lidi), 
-2 hal yang bisa dicium baunya (baju yang dipakai abis disemprot bau chifon, wangi rambut abis pake scentsation morning dew). 
-1 yang bisa dirasa (cimory strawberry yang tadi diambil dari kulkas)

4. Mindfullness : hadir di masa kini. Biasanya aku coba meditate. Meditasi bukan mengosongkan pikiran tapi lagi merhatiin isi pikiran. Persis kayak kita lagi di pinggir jalan yang liat mobil motor lalu lalang. Aku ga coba buat memghentikan motornya, atau mobil yang melintas. Cukup merhatiin aja dari jauh. Begitupun pikiran yang muncul cukup diperhatiin.
Tapi hari ini coba ambil coloring book dan coba mewarnai buat latihan fokus.

5. Meyakini diri sendiri bahwa
 "it just common reaction to traumatic event. It hurt I know. I know you want it recovery soon, you want your relationship getting better every single day, I know, you want have good ending with your loves one and you doesn't want it failed because he doing the same thing again and hit you so many times because you doesn't like waste your time. But you are here. You have been through bad experience things 2 months ago, you are here forgiving the bad bad bad mistakes that hurting you so much. But trust me, you can get through it. Just breath okay? You'll be okay. Just crying if you want it to"

Are you feeling better? Let's come back to work

No comments:

Post a Comment