Dulu pernah juga gue ingin bahagia selamanya karena suatu momen, padahal ga bisa tsay!
Kalimat gue gini "guekemarin abis nonton konser, mereka nyata depan gue, kok hari ini gue gak bahagia lagi?" Padahal hari ini dan kemarin itu akan jadi hal yang beda. Gue gabisa bahagia karena momen kemarin, makanya kenapa bahagia itu diciptakan.
Layaknya pagi berganti malam, percayalah kebahagiaan itu kayak gitu. Hari ini bisa bahagia lalu besoknya derita, tapi besoknya lagi bahagia. Cukup percayai aja bahwa ketika jalan hidup kita lurus lempeng gak melenceng, you can find happiness.
Meskipun sejujurnya masih ya suka terikat ke pertanyaan bagaimana caranya bahagia? Tapi lambat laun sedikit-sedikit bisa terima kenyataan bahwa gue gakan selalu menemukan kebahagiaan dalam hidup, orang di sekeliling gue pun bisa khilaf menyakiti dan gak bikin gue bahagia. Tapi gue tau kan apa yang gue mau?
Tapi ternyata ya gue beberapa bulan ini sedang mencintai menggebu-gebu sampai lupa diri sendiri, karena isinya gue menggantungkan kebahagiaan dari pasangan gue. Gue selalu berpikir bahwa he's too perfect dan merasa dicintai sepenuh hati sampai gue lupa sama logika. Gue lupa bahwa manusia gak ada yang sempurna. Sejujurnya gue lupa sama mimpi gue dan diri gue ketika gue bangun mimpi kita. Gue kesampingkan diri gue. Yang terlihat jelas sih, gue rela berhenti nonton drakor ketika dia chat/telp. Karena itu tadi, gue kecanduan sama dia. Apapun dari dia bikin gue bahagia, tapi ketika dia gak ada, gue jadi uring-uringan. Lalu ketika ditampar realita, rasanya kurang lebih kayak iron man di hantem bulan sama thanos.
Gue jadi suka berpikir, kenapa ya ketika mencintai seseorang bisa jadi oleng gitu. Jadi put happiness kita di dia gitu. Kayak pokoknya dia itu bahagiain gue terus, rasanya kayak hidup gue bergantung sama dia. Gak ada satu hari pun gue gak mikirin dia. Padahal pas awal menjalin hubungan gue biasa aja. Jadi ternyata bener kalimat ini "mencintai sewajarnya aja". Karena sebaik apapun pasangan kita, sesayang apapun dia, sesetia apapun dia, dia bisa kasih bahagia sekaligus luka. Admit it aja.
Ada satu kutipan buku yang gue suka dengan judul On marriage
"Love one another but make not a bond of love. Fill each other's cup but drink not from one cup. Give one another of your bread but eat not from the same loaf. Sing and dance together and be joyous. But let each one of you be alone. Even as the stringw of a lute are alone though they quiver with the same music"
Mencintaimu itu bikin aku bahagia
Dicintai kamupun aku bahagia
Tapi mencintai kamu terlalu berlebihan membuat aku luka karena kecewa
Jadi aku mau mulai mencintai kamu sewajarnya aja
No comments:
Post a Comment