Diingetin google kalau ada orang yang pernah punya mimpi dan gesit untuk meraih mimpinya. Orang yang selalu obsessed untuk menjadi sukses. Bukan talk more do less, tapi bener-bener bisa pergi survey cari apa yang dibutuhin untuk menuju kesuksesan itu. Meski pada akhirnya karena terlalu obsessed sering semangat di awal, banyak bingungnya lalu menurun.
Aku selalu mendukung apapun yang dia lakukan untuk meraih kesuksesan itu. Aku selalu suka apapun yang dia lakukan untuk meraih kesuksesan itu. Karena akupun obsessed person banget lebih tepatnya obsesif kompulsif.
Aku suka ketika bareng sama dia belajar online, kayak waktu itu dia belajar digital marketing dan BD. Karena dia ini orang yang dapet info di permukaan tapi langsung di cari akarnya. Aku sangat amat mengagumi rasa keingintahuannya yang besar. Tapi entah kenapa semangatnya yang bertubi-tubi ini lebih kerasa di awal banget tapi ga konsisten sampai akhir. Aku ngeliat mempertahankan consistency itu kayaknya berat. Tapi iya sih namanya manusia konsisten itu berat kan? Kalau ditilik ke cara kerja otak juga make sense, persis kayak love bombing phase. Dulu ini cuma perasaan, sampai aku pernah menemukan bahwa intuisi aku tentang dia yang semangat menggebu-gebu di awal ini punya bukti. Aku gatau alasannya apa atau apa isi pikirannya, tapi dia lebih milih ga ikut kelas online itu demi mengikuti desire. Bukti ini bikin aku kecewa berkali kali lipat. Kekaguman aku menurun ketika melihat itu kayak "why? There is more important than his dream? Why losing time to study and keep consistency than follow his desire?" Karena rasa marah itu, aku ambil selembar kertas buat memaki pilihan dia dan bilang "gakan sukses kalau kamu kayak gitu" I want shout this statement in front of his face banget.
Kekecewaan yang lebih lebih dari rasa saki hati, karena aku percaya bahwa konsistensi bikin kita bisa menuju kesuksesan. Mau bentuk otot, berarti ngegymnya juga harus teratur. mau langsing dan punya ideal body ya konsisten jaga pola makan. Mau meraih kesuksesan? Berarti konsisten buat terus belajar, jangan mudsh terdistraksi apalagi sama orang yang gak bikin kita bisa meraih kesuksesan itu. Makanya apa yang paling diinginkan? Failed or success?
Kalau mau sukses kuncinya konsisten. Kalau dia aja ga konsisten, semangat aku buat jadi support system pun menciut. Kalau dia mudah terdistraksi dan lebih mengikuti desire, aku yang merasa bahwa he has bright future juga jadi meragu.
Seinget aku, aku ga pernah punya tuntutan harus punya berapa harta, harus punya posisi apa buat menjalani kehidupan bareng aku. Karena aku bisa kok diajak bareng. Ga harus punya rumah dulu buat menikahi aku, karena aku percaya bahwa dia nanti akan punya rumah. Ga harus punya mobil dulu, karena aku percaya dia pun akan punya mobil buat nganter kemana-mana anak aku. Ga harus punya jabatan buat nikahi aku, karena aku percaya kalau dia akan punya jabatan itu. Tapi nanti as long as dia on track ga belok kemanapun. Aku cuma pengen dia konsisten aja. Konsisten terus meraih mimpinya tanpa mudah kebawa arus apalagi desire orang ga penting yang gak bikin kita bisa meraih kesuksesan.
I know its so hard. Makanya biasanya aku questioning ke diri sendiri misal ada yang ajak main "kalau aku ambil langkah ini, yang aku korbanin berharga banget yaitu waktu. Sebanding gak?"
Aku pengen dia menyadari setiap langkah yang kita ambil itu memberikan efek ke diri kita bahkan masa depan kita. I am so sad ketika dia cerita soal karirnya yang mati, aku sangat tau dia menginginkan karir itu. Dibalik ada atasan yang mematikan karir karyawan, ada kuasa yang lebih besar bukan sih? Kuasanya Allah? I mean, langkah yang dia ambil pernah salah. Mungkin kalau dia ga belok, peluang karirnya juga bisa lebih baik? I dont know sih cuma aku percaya aja bahwa hidup itu penuh resiko dan tricky. Kayak disuruh masuk pintu A / B, menuju kesuksesan atau kegagalan? Tapi di pintu A dan B itu semua punya peluang gagalnya. Tapi dibalik itu semua pasti ada kebaikan-kebaikan yang menyertainya kan? Itulah kenapa harus jalan yang lurus lurus aja
Aku pengen dia sadar bahwa waktu yang dia miliki itu sangat berharga. Waktu buat belajar, waktu menjalin hubungan sama aku, waktu bareng keluarga. Kalau waktu ini dipakai untuk mengikuti desire yang gak menguntungkan di masa depan buat apa?
Aku ga cari yang kaya, rupawan, punya karir bagus untuk hidup bareng. Itu kalimat yang selalu aku ucapin. Aku cari yang sepadan, yang percaya bahwa langkah baik menghasilkan output yang kita inginkan. Aku cari orang yang gak mudah tergoda apalagi membiarkan waktu sempitnya yang berharga untuk berpaling. Aku pengen dia sukses buat dirinya dulu, bukan buat Aku apalagi keluarga kecil dia nanti. Aku pengen dia sadar bahwa dirinya itu penting, maka kalau dirinya penting dia gak akan mau kehilangan waktu berharganya itu. Karena pasti ga akan mau masa depannya abu-abu apalagi kelam. Aku pengen dia penting biar akupun jadi orang yang penting yang bisa dia perjuangkan. Aku pengen dia berubah bukan demi aku doang tapi harus dari dia dulu. Karena dia menginginkan better life, karena dia mau meraih kesuksesan.
Dan aku lebih percaya bahwa gusti ora sare and Karma always come to our life. Menorehkan rasa sakit bersrti harus siap dapet torehan rasa sakit yang sama meski bentuknya beda. Aku suka dia yang semangat belajar, dia mau lebih unggul/lebih pinter/karirnya lebih bagus dari aku juga gapapa, I dont even care aku bangga malah. Aku suka dia malakukan segala sesuatu yang positif untuk masa depannya, karena aku mau ngeliat masa depan dia pun cerah seperti keinginannya. Tapi kalau dia belok lagi, its my time to turn and walk away bukan? There is no hope anymore.
Aku pengen peluk dia sambil bisikin bahwa" meski kamu orang yang suka take a risk, tapi jangan bikin rugi diri sendiri. Masa depan kamu gak ada yang tau memang, tapi kita punya andil di masa sekarang buat mencapai apa yang kita inginkan di masa depan. Please konsisten bukan buat aku, tapi buat kamu. Sosok support system bisa terganti, tapi diri kamu sendiri ga pernah terganti. Jangan jadikan waktu kamu sia-sia untuk hal yang gak berharga dan hanya buang waktu kamu. Selalu pertanyakan tiap kali ambil langkah 'apakah kamu siap kehilangan orang dan waktu yang berharga karena langkah yang kamu ambil? Apakah kamu siap masa depan kelabu karena salah ambil langkah? Apakah kamu siap membuat diri kamu menemukan kegagalan karena keinginan sesaat?'. iam so sad ketika kamu marah dan bilang gausah peduliin kamu lagi ketika aku mau pergi, mau jadi seperti apa hidup kamu, jangan peduliin kamu. The truth is I do care, sangat peduli. Jangan mau merugi untuk orang yang gak penting buat diri kamu. Cuma wasting time. Aku gamau kamu mengutuk diri kamu karena hanya kurang planning di awal. Aku gamau kamu membenci diri kamu karena kamu yang gak bisa jaga diri. But now I am here to give any support and I really hope it can help you. I promise you that I really walk away if there is somebody come to your mind, heart and life I will go without your permission"
No comments:
Post a Comment