Wednesday, 1 May 2019

Dear you : Rindu

Rasa yang tak bersuara itu menyakitkan. Rindu yang menyiksa tak mampu tersampaikan. Tapi melupakan adalah hal tersulit yang bisa kulakukan
.
Aku sepi dan hampir frustasi. Aku khawatir pada diriku yang berimajinasi, seringkali menikmati indahmu dalam angan. Aku takut akan ekspektasi yang mengkhianati. Saat kesendirian menghantui, saat itu pula aku menggila memikirkanmu. Lidahku kaku, aku tak mampu berkata-kata bahkan berbicara lewat tatapan mata saja ku tak sanggup. Tatapanmu seringkali membuat hatiku berdesir. Mencintaimu sungguh menguras energi dan menyiksa batin. Imanmu meluluhkan hatiku yang sempat beku
.
Aku tahu aku masih harus melewati waktu yang menyiksa karena merindu. Aku masih harus melangitkan harapku pada Sang Maha Pembolak balik hati. Meski ku percaya pada SabdaNya yang akan mempertemukan orang yang tepat di waktu yang tepat. Tapi setiap mantra doa yang kurapalkan tidak mudah membuat otakku berhenti memikirkanmu. Setiap kali dinginmu menusuk sanubari. Setiap langkahmu melewatiku bagai angin lalu. Setiap kali kita menjadi asing dan tak pernah tegur sapa. Maka saat itu pula aku belajar menata kembali perasaanku agar tetap utuh seperti semula.
.
Kamu adalah kata yang kutuliskan tiap malam dalam celengan rinduku
Kamu adalah harap yang selalu kusampaikan pada Tuhan untuk hatinya selalu dijaga
Kamu adalah sosok yang membuatku bahkan mencemburui hal yang tak masuk akal
Kamu tetap kamu yang dulu
Tapi kamu yang berjarak membuat kita tak bisa seperti dulu
.
Jadi apakah kita lanjutkan jarak yang menyiksa ini?
Haruskah ku palingkan hatiku untuk berhenti berharap pada hatimu yang samar?
Ataukah ku masih harus bersabar menyelipkan namamu dalam doaku setiap malam?

No comments:

Post a Comment