Saturday, 28 May 2022

merenung dan berdoa

Gue bener bener bingung atas segala masa depan yang akan gue tempuh. Sejujurnya gue ga suka kalau masa depan gue akhirnya gue dikibulin lagi. Atau gue menyesal di masa depan. Gue benci ketika gue gabisa memegang kendali untuk masa depan gue. Gue cuma berharap dalam tiap doa gue gini

"Ya Tuhan, aku sayang dia, aku cinta sama dia. Aku juga menginginkan dia, ada bagian dari diri dia yang sangat aku butuhkan. Tapi pasti Kau tau apa yang paling aku butuhkan. Jadi kalau ternyata bukan dia, tolong pertemukan aku dengan yang terbaik menurutMu. Jauhkan dia sesegera mungkin. Lapangkan hati aku"

Dulu gue berharap dia bisa jadi yang terbaik yang bisa menemani gue, tapi setelah berkali kali kecewa dan kecewa gue juga mengecewakan dia yang akhirnya kecewa sama diri sendiri. Gue jadi sering berpikir bahwa It doesnt going work. Dia hanya akan berbohong, berbohong dan berbohong agar supaya gue gak tersakiti lagi. Padahal yang gue inginkan kejujuran dia sekecil apapun. Kadang ketemu orang yang masih compang camping bolong sana sini hanya akan bikin gue sedih lagi dan lagi karena nyatanya dia akan terus menyakiti. Berharap dia jadi versi terbaik dia tuh kayak berharap supaya orang gak menyakiti kita ga sih? Which is gak ada jaminan. 

Sejujurnya gue takut banget salah ambil langkah, gue takut hidup gue di masa depan berantakan dan jadi gila hanya karena salah percaya sama orang yang karakternya gabisa berubah. Dan menjalin hubungan di saat lu masih terluka bernanah sakit sana sini itu gak baik bukan? Gue bingung harus apa 

Gue cuma pengen sesimple orang yang setara sama gue, yang bisa gue hormati, memegang teguh prinsip monogami, ga berbohong ke gue hanya karena janji ingin membahagiakan atau takut mengecewakan

Gue bahagia bahkan sebelum dengan dia dan saat gue single. So gue percaya bahwa gak ada orang yang bisa membahagiakan diri kita selain diri kita sendiri yang udah bahagia.
Gue ingin dia jadi pelengkap, tapi kalau dia gak bisa membahagiakan setidaknya jangan bohong dan berjanji gak sih? Sejujurnya gue lelah dengan manusia

No comments:

Post a Comment