Tuesday, 3 May 2022

Gamophobia

Beberapa hari ini terpapar berita dugaan perselingkuhan AS dan AM yang punya jajaran fans gila yang ngeship mereka biar jadian di dunia nyata. Tp sayang AS ini dah punya bini, tapi bininya dihujat sama fans gila tersebut. Dikatain anaknya ga miriplah sama AS, dibilang cemburuanlah dkk..baru kali ini ada isu perselingkuhan tapi yang didukung peselingkuh sama pelakor. Ada masalah kejiwaan sama fansnya nih, bisabisanya ga objektif.

Kayak salah satu line di layangan putus yang pemeran utama disuruh dandan kalau engga suaminya nyari yang lain. Atau banyak juga statement "jadi istri jangan A nanti suaminya bosen dan cari yang lebih2 di luar. Jadi istri harus bisa masak harus bisa service poll, harus bisa semua muanya kalau ga bisa nanti suaminya cari yang lain di luaran sana".
Masalahnya, kenapa yang disuruh harus ABCDZ ini istri doang. Kayak kesannya jadilah perfect jadilah terbaik maka suami kamu ga akan lirik sana lirik sini. Padahal mah yang salah yang memilih berpalinglah. Sebagai orang dewasa yang punya self control harusnya dia bisa tau bisa handle diri sendiri, jadi mau istri baik, mau istri setia, servicenya baik pokoknya all out demi suami dan hubungan, kalau suaminya gatau diri. Maka ujung2nya berpaling. Jadi why you, society harus menyalahkan istri?"

Karena masalah inilah, gue sangat amat takut menikah. Bukan takut ga dikasih nafkah, karena gue yakin gue wanita pekerja keras dan mandiri yang bukan demanding demi minta dibeliin ini itu tanpa gue usaha atau pengennya cuma minta2 doang. Gue cuma takut tersakiti karena memilih mencintai orang yang salah  gue takut gagal dan gue takut akhirnta gue menyakiti orang lain terutama keluarga gue karena sedih melihat gue yg gak bahagia. Apalagi beberapa hari ini ada perdebatan batin tentang menikah dan mencintai. Gue mempercayai bahwa menikah karna cinta doang gak akan pernah cukup buat menjalani pernikahan, menikah karna paras atau harta juga ujungnya juga pudar. Dan bayangan gue akan pernikahan itu sendiri sebenernya udah dark banget. Dari dulu gue mempertanyakan "why orang ingin menikah? Kenapa orang bisa dengan mudah memutuskan, okey gue akan menikahi ini orang?". Gue rasa hal ini tuh karna otak gue berkembang di saat gak punya sosok ayah, tapi di sekeliling gue banyak yang gagal pernikahannya. Jadi gue ga percaya sama pernikahan itu sendiri. Karena ketika lu menikah itu bukan garis finish tapi lu dan pasangan kudu mati matian kerja sama. Kalau engga ya anyep udah hubungan. Apalagi pasti rumput tetangga juga terlihat lebih hijau. Selain gue ga percaya seorang pria bisa cukup sama satu wanita, gue juga jadi ga mempercayai gue untuk ga cari pelarian ketika gue muak sama hubungan dan sosok pasangan itu sendiri. 

Ternyata gue baru tau kalau takut berlebihan terhadap suatu komitmen dsn pernikahan itu disebut gamophobia. Seseorang yang gamophobia biasanya :
1. berpikir bahwa pernikahan hanya akan menambah masalah baru yang tidak dapat diselesaikan dan mereka tidak ingin terjebak dalam suatu hubungan yang dinilai rumit.
2. Berpikir bahwa hubungan akan berakhir buruk, hancur dan gagal
3. Seringkali merasa tertekan saat menjalin hubungan
Etc

Jadi bisa dibilang kena serangan panik mendadak ketika bahas soal pernikahan. Gue bahkan sering bilang ke adek karna ragu sama diri sendiri, gue gak akan kabur tiba2 kan saking takutnya salah milih pasangan? Apalagi ketika lagi trust issue lalu dihadapkan pada pernikahan. Tp adek gue selalu bilang "lo gakan tau kak, hidup lu gagal atau berhasil kalau belum melaluinya. Kalaupun pernikahan lu gagal, setidaknya lu pernah mencoba"
Dan ketakutan gue ini suka muncul di mimpi untuk kayak "its okay, kalau lu gagal pun. Lu ga mati dan lu masih hidup". Bahkan ketika gue selalu bilang gue takut nikah takut nikah. Ibu selalu bilang "kenapa harus takut?" Yang ujungnya perdebatab panjang yang bikin bete. Tapi seiring berjalannya waktu gue sadar ibu cuma pengen yg terbaik sama gue dan gak bikin gue kabur terus.

Terlepas dari istilah gamophobia atau bukan, gue sedang berusaha menjaga jarak dengan pikiran gue untuk menyadari bahwa kalaupun seandainya hubungan gagal, itu bukan karena diri gue yang gagal. Anjirlah gue akhir akhir ini belajar soal legowo terus. Bener2 tanda jadi manusia dewasa banget di saat hidup gue lagi pengen hepi hepi hepi.
Tapi doa gue, gue berharap gak tersakiti lagi. Walau itu ga mungkin ya. Karena manusia tempatnya salah dan berharap manusia gakan menyakiti kita sama aja berharap sama hal yang fana.
Tapi be strong my self. Pokoknya doanya apapun yang terjadi tolong minta dikuatin :)

No comments:

Post a Comment