Lagi ada di satu fase ingin berharap tapi sebagian diri minta gue untuk gak berharap dan gak berekspektasi. Pertanyaan "kamu orang baik kan?" Yang terlontar dari mulut gue aja masih diselipi harapan, doa dan ekspektasi akan perubahan. Gue sangat tau, orang yang bersama gue itu orang yang baik, sangat baik malah, dibalik keras kepalanya. Seandainya hanya keras kepala aja, mungkin gue gakan seragu ini. Pelukan dia terasa tulus, seperti air mata yang dia perlihatkan ke gue. Kecupan hangat dia juga terasa paling tulus yang gue rasa, ngasih sedikit rasa aman di saat gue yang selalu merasa ga aman.
Ada suatu momen harapan itu muncul, walau gue tau berharap sama manusia itu hal yang percuma. Kecewa doang yang akan kita dapetin. Makanya gaboleh menggenggam. Tapi dari lubuk hati terdalam gue sangat berharap, dia melihat ketulusan gue dalam mencintai dia. Meski gue gatau caranya mencintai tanpa pamrih itu kayak gimana, gue gatau caranya mencintai tanpa gue berharap dia melakukan hal yang sama terhadap gue itu kayak gimana. Gue cuma manusia biasa yang berharap, rasa cinta gue berbalas, tanpa kebohongan manis, tanpa pengkhianatan, tanpa air mata. Gue ga pernah minta dibuatkan istana untuk gue tinggal, gue cuma butuh rasa aman tanpa adanya hama dan bangkai yang disimpan diam dalam rumah.
Gue juga berharap gak ada kebohongan kebohongan kecil yang dia sembunyikan, hanya karena takut gue kecewa, takut gue marah atau takut gue sakit hati. Gue hanya berharap pria yang akan hidup sama gue dibalik ketidaksempurnaannya dia, dia tetep memegang kejujuran bukan menyimpan kebohongan meski itu kecil. Bukan orang yang menyembunyikan fakta atau menghapus hal hal yang dia lakukan hanya karna takut ketahuan sama gue. Bukan yang memilih kata manis untuk menyembunyikan rasa lain di hatinya. Gue gak bisa ada dalam satu tempat di hati dia yang dia isi dengan nama orang lain. Kalau memang ada dua nama, gue akan memilih untuk pergi. Karena gue memangkas semua nama lain yang muncul di pikiran dan hati gue. Berkali kali gue ingin berpaling, gue melihat perjalanan untuk sampai ke titik ini banyak menguras air mata dan energi, maka berusaha mensyukuri dibalik ketidaksempurnaan dia, dibalik ketidakcocokan kita sebagai dua insan manusia biasa, gue mencintai dia dengan tulus.
Meski gak ada yang menjamin bahwa hidup gue akan happy ever after kayak kisah princess disney, gue yakin bahwa di depan sana akan banyak ujian yang menanti dan bikin gue untuk lebih kuat menghadapi segala masalah dalam hidup. Gue berharap dalam mencintai dia, ada restu Allah di tengah kita, ada iman yang kita coba pegang. Karena sesungguhnya gue manusia biasa yang mudah terperdaya, gue mudah ditipu. Tapi kalau langkah yang kita ambil di jalan yang benar, mungkin jalan yang kita ambil pun gak akan salah.
No comments:
Post a Comment