Friday, 13 May 2022

Hemorraging Pain

Pada akhirnya kemarahan gue yang menggebu membuat gue ingin melepaskan dia. Tapi yang bikin gue marah adalah dia yang berbohong dan menyudutkan gue dengan vokalnya dia. Dia memposisikan gue kayak orang gila yang punya barang bukti tapi kurang kuat sampe bikin dia mengelak. Setelah gue dapet kelengkapan bukti, gue gak tambah sakit bahkan gak keluar air mata. Cuma sayangnya gerd gue kambuh. Awalnya bingung "udah marah minta pisah kok gak sedih? Apa iya bahagia?" Setelah merenung tau jawabannya. Ternyata, ini terjadi karena gue benar dan gue percaya gue benar. Gue ga perlu ngotot marah depan publik buat dapet simpati atas kebodohan dia, tapi gue bergerak buat membuktikan gue benar. Ternyata aku stabil, one good point bahwa gue bisa self awareness, bahkan ketika di titik kecewa berat gue sadar bahwa dengan punya cukup bukti bukan buat spill sana sini kalau dia sejahat itu. Tapi buat membuktikan ke gue bahwa gue benar, intuisi gue benar dan bukti itu justru ga bikin gue benci sama dia. Ini titik terstabil gue karena gue malakukannya buat diri gue sendiri. Tujuan gue adalah mau melepaskan rasa sakit dan berhenti nyakitin dia karena gue yang tersskiti, dan gue mau berhenti membenci dia atas kelakuannya, perilaku dia salah memang itu fakta. Tapi terus membenci bikin gue tersiksa. 

Hidup tuh lucu ya, Allah tuh ngasih banyak pelajaran dan teguran untuk ga mudah membenci sekalipun orang itu menyakiti kita. Sedangkan gue tipe pendendam banget. You hurting me, I'll hurting you more. But not now. I know he still hemorraging pain. Sayangnya memanfaatkan ketulusan gue. Sekarang mau peluk2 diri erat karena ternyata be better person diri gue itu gue mampu. Perjalanan shalsa yang dulu ke yang sekarang banyak berubah. Apa pertanda gue udsh dewasa?

Tapi gue ingin percaya bahwa people change, including me. Masalahnya buat sampe ke perubahan better person itu butuh effort, mawas diri dan self love yang diisi dengan kesendirian dan kesepian. Gue cuma berdoa dia bisa menemukan better version diri dia biar dia ga terlalu membenci dirinya. I know how painful ketika kita membenci diri sendiri rassnya capek tapi ujung2mya looping terus disitu. 

Gue juga gatau apa ini cara semesta untuk menjauhkan gue dan dia. Apa ini tanda kita gak berjodoh kenapa susah banget rasanya buat ke arah pernikahan.jatuh lagi di lubang yang sama. Semoga dia bisa mendapatkan kebaikan, kedamaian dalam hidup dia. Gue berharap hidup dia jadi lebih baik dan dia pun makin jadi orang yang baik. 

No comments:

Post a Comment