Friday, 27 May 2022

Wake Up And You Can Be happy

Gue kadang mikir, sebenernya bagaimana cara memaafkan? Setiap kali triggering muncul kayak Im done enough capek I cant trust nobody. Tapi gue menyadari bahwa lukanya masih ada masih basah, jadi ketakutan luka belum sembuh di tambah lagi lukanya itu jelas masih terekam di memori otak. 

Suatu ketika bisa dihandle sendiri, suatu ketika lagi gabisa dihandle sendiri dan capek sendirian. Kayak teriak and nobody cant hear me. Kadang cuma pengen waktu berhenti dan segala kebaikan muncul tepat depan gue. 

Kadang ada momen ego muncul dan mengacak ngacak segala pikiran, rasa legowo yang pernah muncul supaya gue bisa berpikir realistis dan gak naif bahwa manusia ga segampang itu berubah, jadi jangan berharap. Tapi ketika pikiran ini muncul, gue jadi marah karena memposisikan diri jadi korban "why me? Why this bad things happen to me? Why they hurting me? Ga cukup puas bikin sakit sekali dua kali sampai trauma, why?"

Tapi satu yang gue sadar kenapa pikiran ini muncul. Karena selain triggering yang dari external, gue kelelahan secara fisik dan psikis, trus ga intens lagi berdoa minta ketenangan ga solat malem lagi karena gue takut soal takdir dan tentunya gue takut gue kayak orang bodoh udah percaya tapi dibegoin berkali kali. Gue takut akan masa depan, gue berhasil merangkul diri gue di masa lalu supaya lebih legowo tapi gue yang kini dan masa depan penuh ketakutan. 


No comments:

Post a Comment