Monday, 30 May 2022

Keep Moving

Akhir akhir ini jadi sering lagi muncul emosi ga stabil, gerd kambuh, jadi sering nangis tiba tiba, pikiran tuh full dan hati ga enak. I got some issue dalam diri yang bikin uring uringan bahkan ga selera untuk melakukan yang dulu aku suka, nonton Kdrama. Yang paling kacau sih gerd ya, aku bertahun tahun belajar handle gerd karena stres yang tak terkendali dan berhasil juga untuk ketika stres melanda aku ga mual, sesak napas dan muntah. Entah kenapa bahasa ruminasi yang dibahas dr jiemi muncul lagi dan bikin gerd kambuh. Alhamdulillahnya aku ga insomnia, tidur aku mundr jadi jam 1 atau 2 tp aku ga insomnia lagi, aku ga kesulitan tidur karena pikiran yang full. Jadi kalau dijabarkan adalah pikiran aku berlapis dan bercabang tapi semua karena hati yang akhir akhir ini tergerus. Tp pikiran itu gak tersebar berantakan, dia ada di folder2 yang tepat cuma emang kebuka terus. 

Sebenernya ketika compare masa masa lalu dan dulu aku tuh kayak gimana, pen bilang ke diri sendiri udah hebat banget. Cuma at some moment suka tiba tiba muncul kayak seseugeukan padahal ga abis nangis. But i know, I am still homorraging pain, trauma dan anxiety muncul yang membuat aku ngerasa kayak abis dipukul sana sini di bagian hati. Cuma aku ga mau ngerasa playing victim terus, memposisikan diri sebagai korban terus sampai akhirnya proses ruminasi terus terjadi dan gak bikin aku grow. Cuma melupakan dan ikhlas tanpa rasa khawatir menjalani hari itu suatu hal yang susah. Cuma aku jadi ngerasa aneh karena kayak lagi kebagi jadi 2 orang yang punya pikiran yang beda. 1 yang selalu fokus sama rasa sakit dan terus menerus marah, rasanya pengen teriak, mau kabur terus mau memaki, mau lempar segala barang dan mau nyakitin balik. Sedangkan 1 lagi sisi yang bertumbuh, yang tau gabisa mengubah masa lalu, belajar buat mengatasi gerdnya dengan minum obat lambung dan mengatasi pikiran liarnya dengan bawa hadir di masa kini, meditate. Aku cuma lagi proses berantem dan gatau siapa yang menang, diri aku yang penuh kekecewaan dan kemarahan, atau diri aku yang udah lama bangun ketenangan dan kestabilan?

Dalam proses meditasi aku biasanya membawa diri aku ke moment bahwa aku yang sekarang baik baik aja, meski tanpa trust dan bikin aku muak ke semua orang, tapi banyak orang gak bersalah bahkan orang yang nyakitin akupun dia gak berhak dapet rasa sakit atas aku yang terluka. No one can deserve this kan? Aku harus ingat tujuan aku kenapa aku pengen jadi shalsa yang tenang, stabil emosi dan ga dendaman, karna aku gamau nanti anak aku terluka karena luka yang dialami ibunya. 

Dalam suatu waktu ada momen berpikir what if jalan yang aku ambil kemarin itu beda. Gak peduli apapun segala begging, tangisan, dan penyesalan yang dia tunjukkan. Apakah aku bisa lebih tenang dan bahagia? Ikhlas segala yang terjadi dalam hidup? Apakah aku gak akan nyakitin balik ketika menjalani dengan orang lain? Apakah beneran udah maafin? Atau jangan jangan sebenernya cuma nunggu waktu aja buat mengutuk diri sendiri betapa bodohnya ambil keputusan. But trust me 2018 jadi momen terambyar, sesimple memori hp ilang aku kacau dan mengutuk diri ssndiri salah ambil keputusan. Tp sbnernya bukan soal masalah besar atau kecil. Aku percaya bahwa setiap masalah itu saling berkaitan membentuk bola pikiran yang besar, masalahnya bukan soal memori hp tapi masalahnya adalah kebiasaan mengutuk diri sendiri, aku benci sama bagian diri aku yang negatif yang terus terusan dibenci sampe akhirnya aku looping teris melakukan itu hal yang aku benci. Tapi self awareness ini tuh PR banget, aku againts banyak orang bahkan gak percaya bahwa permasalahannya aku yang benci diri sendiri. 

Dan kalau ditarik mundur, polanya selalu terjadi di bulan Nov, Dec, Jan sampe Feb. Aku ga tau momen aku jadi cepet marah itu kenapa di bulan itu terus. Kenapa harus orang orang sekeliling aku yang kena damprat, mereka ga salah apapun dan itu bikin aku capek. Setelah di telusuri, I am hurting di bulan2 itu. Tp terlukanya udah beberapa tahun lalu, sayangnya otak dan tubuh kita itu pinter banget nyimpen memori yang bahkan ga kita sadari dan udah kita lupain. Sakitnya masih ada cuma kita abaikan aja. Nah sekarang aku ngalamin di bulan beda, yaitu Mei. Curiganya sih Sep, Oktober, desember dan Januari aku ga stabil lagi. Bukan niat ga stabil, karena aku curiga dapet pattern baru yang belum selesai karena lukanya masih basah. Tapi kalau dulu aja aku bisa melalui itu semua, sekarang juga bisa bukan?
 
I mean people always do mistake kan ya? Meski ga mudah buat maafin, tapi membenci bukan solusi kan? Membenci cuma bikin hawa negatif ke diri sendiri. Aku  cuma perlu menemukan kembali fokus aku. Kalau orang lain gak berubah setelah dikasih banyak kesempatan, its not your fault shalsa, jadi kalau nanti kamu tersakiti lagi di masa depan, please jangan mengutuk diri sendiri (lagi). Itu salah mereka yang membuktikan kalau mereka ga mampu memegang janji mereka. Tapi you are so strong, dan mampu melewati semuanya dengan lapang dada.

Ada satu kutipan dari 13 reason why 3 yang aku suka
"Hate is too simple, hate is easy. Love and understanding are harder. But they are how we take care of each other. How we survive. That it can be painful. But we can survive, we can get through it. Maybe we suffer anxiety or depression. But people think all of us do in some ways. How could we not with the world the way it is? We hear a lot of promises that things will get better. Whatever happen keep moving. Get through it. Choose to live. Cause even on the worst day, there are people who love you. There new music waiting for you to hear. Something you haven't seen before that will blow your mind in the best way. Even the worst day, life is a pretty spectacular things"





No comments:

Post a Comment