Tuesday 10 October 2017

K-Movie Silenced "Ketika keadilan Di Bungkam"

source : DramaKoreaIndo.com
Korea menyuguhkan film menggugah hati yang diadaptasi dari kisah nyata, yaitu Silenced. Film ini bercerita tentang tiga murid sekolah bernama Ja Ae yang merupakan sekolah untuk siswa kebutuhan khusus. Tapi nahasnya sekolah yang seharusnya tempat untuk mencari ilmu justru dijadikan tempat pemuas nafsu beberapa pihak sekolah. Rintihan tak berdaya dari korban akibat dari kekerasan fisik hingga kekerasan seksual membuat kebenaran tak juga terungkap, seolah membuat penonton bergidik ngeri dan geram akibat tingkah laku para pengajar.

Film yang disutradarai Hwang Dong Hyuk ini membuka cerita dengan suara kereta yang melintas dan tabrakan dari mobil yang dikendarai oleh Kang In Ho (Gong Yoo). Kang In Ho merupakan guru seni yang harus pindah ke daerah Mujin karena mendapat rekomendasi dari Profesor yang telah mengenalnya. Namun setibanya di Mujin, ia harus menerima kenyataan kondisi mobilnya yang harus dilarikan ke bengkel, kemudian disana Ia bertemu dengan Seo Yoo Jin (Jung Yoo mi) yang merupakan seorang aktivis HAM. Hari pertama Kang In Ho menginjak sekolah dan bertemu si kembar identik Kepala Sekolah dan Kepala Administrasi mengharuskan Ia harus membayar biaya 50 juta Won untuk dapat bekerja di sekolah tersebut (mungkin salah satunya karena ada biaya asramaya). Dengan keadaan finansial yang rendah mengharuskan ibu dari Kang In Ho harus menjual rumahnya agar anaknya dapat bekerja di sekolah Ja Ae.

Saat mengajar, In Ho berusaha untuk berbaur dan mendekatkan diri kepada muridnya. Namun banyak yang tidak menggubrisnya. Bahkan Ia melihat siswa yang memiliki banyak luka di tubuhnya adapula murid yang aneh dikelasnya. Ia juga pernah mendengar suara aneh di kamar mandi toilet namun ketika mengungkapkan keanehan yang dirasakan oleh In Ho, pihak sekolah hanya mengatakan bahwa tidak ada apapun yang terjadi dan keanehan itu karena murid yang sering berteriak malam hari karena kondisi mereka yang bisu dan tuli.

Suatu  hari In Ho melihat salah satu murid yang duduk di jendela, karena kekhawatirannya maka In Ho menghampiri anak itu. Anak itu bernama Yoo Ri (Jung In Seo), namun Yoo ri justru terlihat ketakutan karena disentuh In Ho padahal niatnya hanya ingin menjauhkan Yoo ri dari jendela agar tidak jatuh. Setelah yakin bahwa In Ho bukan orang yang jahat, Yoo Ri membawa In Ho ke suatu tempat. Ternyata di ruangan tersebut, In Ho mendapati kepala asrama sedang menenggelamkan kepala Yeon Do (Kim Hyun Soo) di mesin cuci. Bahkan In Ho juga harus menerima kenyataan ketika mendapati salah satu guru sedang memukuli Min Soo (Baek Seung Hwan).

Satu per satu kejadian memilukan ditemukan oleh In Ho, bahkan In Ho mengetahui bahwa Yeon Doo telah mengalami kekerasan seksual oleh kepala sekolah. In Ho bersama Seo Yoo Jin berusaha membawa kasus mereka ke kantor kepolisian namun tidak menemukan jalan keluar, justru birokrasi memusingkan membawa mereka harus bulak balik. Hinggga akhirnya kasus tersebut ingin diliput oleh media agar diketahui oleh masyarakat luas. Namun para pelaku kekerasan terlihat cukup pintar untuk menghindar dari jeratan hukum bahkan mereka menyuap oknum polisi dan memilih korban yang merupakan murid yatim piatu dan yang memiliki keterbelakangan mental.

Bahkan hingga akhir pun, kebenaran tak kunjung menjadi pemenang. Karena keluarga korban Yoo Ri dan Min Soo tergiur uang yang ditawarkan keluarga pelaku kekerasan, sehingga menyelesaikan kasus tersebut dengan jalan damai. Sakit dan hancur tentunya perasaan mereka, tak bersuara namun mereka ingin rasa sakit yang dialami dapat didengar oleh orang. Bahkan rasa dendam menyelimuti Min Soo karena selain sebagai korban kekerasan fisik dan seksual, adiknya yang mengalami kekerasan fisik dan seksual melakukan bunuh diri dengan sadis yaitu tabrakan kereta. Min Soo akhirnya menemui sang guru untuk membunuhnya, namun nahasnya justru Ia dan sang guru tewas tertabrak kereta.

Tentu saja diluar sana hukum lebih sering tajam ke bawah dan tumpul ke atas, uang lagi-lagi mengalahkan kebenaran yang harusnya diungkapkan. Para pelaku kekerasan dan pemerkosaan hanya diberikan hukuman ringan dan bebas seolah mereka tidak bersalah.

Adegan demi adegan disuguhkan bahkan saya sebagai penonton merasa hati saya terkoyak atas tingkah laku biadab sang tokoh antagonis. Bahkan tokoh anak kecil Yeon Doo, Min Soo dan Yoo Ri berhasil meyakinkan penonton untuk merasakan ketakutan dan menderitanya mereka sebagai tuna rungu dan korban kekerasan yang tidak bisa menceritakan kisah pilu mereka ke masyarakat.

Silenced memang hadir sebagai bentuk audio visual novel Dogani karangan Gong Ji Young yang tak lain merupakan kisah nyata. Kasus kekerasan dan pemerkosaan yang terjadi di Gwangju yang merupakan sekolah untuk anak-anak tuna rungu. Sebanyak 6 guru termasuk kepala sekolah merupakan tersangka dari kasus tersebut, miris tentunya. Namun karena lemahnya hukum, para pelaku bebas dan hanya diberikan hukuman percobaan. Kasus ini memang terjadi pada tahun 2005 dan tidak banyak tindakan lanjutan yang dilakukan oleh penegak hukum untuk mengadili pelaku kekerasan seksual tersebut. Namun semenjak film Silenced dirilis dan membuat masyarakat korea gempar, alhasil membuat pemerintah Korea merevisi undang-undangnya. Dua bulan setelah film tersebut dirilis pula, Sekolah Gwangju akhirnya resmi ditutup dan beberapa guru yang terbukti bersalah akhirnya dihukum 12 tahun penjara.

Bagi saya, luar biasa memang dampak sebuah film ini. Film sebagai bentuk audio visual yang berfungsi menghibur justru dapat menguak kebenaran dari kasus mengerikan ini. Film dapat membuat perubahan dari sebuah undang-undang negara. Kisah pedih memilukan mereka memang berhak didengar dan diketahui oleh masyarakat luas. Saya sangat berharap perfilman Indonesia dapat juga seperti ini. Banyak kasus pemerkosaan dibawah umur yang juga terjadi, mungkin bisa dibuat filmnya agar mengetuk banyak hati masyarakat.

Rate : 9.5/10

Bonus picture :
source: doramax264.com

source : asianwiki.com



source : mykoreanlove.wordpress.com

No comments:

Post a Comment