Thursday 11 February 2021

Benteng Pertahanan Diri

Bagaimana rasanya terpenjara dalam sepi, bahkan untuk menepi saja tanpa seorangpun menemani
Bagaimana rasanya mengunci diri dalam benteng kokoh yang dibangun seorang diri tanpa membiarkan orang lain masuk menemani
Bukankah kesepian rasanya seorang diri?
Mengapa menjauh agar tidak tersakiti
Mengapa menghindar agar tidak terluka
Mengapa keras agar orang lain tidak melihat kamu menangis?
Bukankah manusia emang lemah? Bukankah tidak apa untuk menangis? Bukankah wajar jika seseorang datang dan menyakiti? Bukankah wajar kita terluka?
Mengapa takut mencinta agar tidak terluka
Mengapa takut mencintai agar tidak tersakiti
Menginginkan bahagia tapi tanpa mau melewati rasa sakit.
Bukankah manusia tumbuh bersamaan dengan luka yang ada?

Pelan pelan biarkan orang lain masuk ke dalam kastilmu
Melewati benteng kokoh yang telah kamu bangun bertahun-tahun, dengan rasa sakit, dengan kecewa, derita dan air mata
Jangan biarkan mereka memanjat benteng kokohmu dan ketika masuk lalu kamu usir mereka dengan begitu kejamnya. Aku tau itu hanya rasa takutmu terluka dan kecewa.
Jangan biarkan mereka menerobos masuk dan memaksamu keluar dari kastilmu tanpa meminta ijin darimu

Tak apa kamu masih berada di dalam kastil dengan selimut bulumu dan secangkir coklat panas. Tapi biarkan mereka masuk, terbuka dan ramah dengan mereka yang ingin mengenalmu. Jangan biarkan dirimu meratapi nasib kesepian seorang diri sampai ajal menanti.


No comments:

Post a Comment