Monday 8 March 2021

letter for my self

Hi, kamu, diriku
Maaf untuk selalu memaki, menghardik dan membenci kamu. Untuk hal kecil maupun besar yang bahkan terlalu malu untuk menghadap orang lain. Semakin besar rasa maluku, semakin benci aku terhadap kamu. Semakin kesal aku terhadap kesalahan, semakin besar raca benciku. Aku lupa bahwa kamu adalah sosok yang selalu ada, sosok yang sudah bekerja keras dan menanggung banyak beban. Aku seringkali lupa, berdiri denganmu tapi tidak pernah merasa puas dan menjadi utuh. Yang aku lakukan hanya kecewa, marah dan membenci. Aku tidak pernah memaafkan kamu diriku, disaat aku berusaha mencintai kamu. Bagaimana aku bisa mencintai jika maaf saja tidak pernah ku lakukan dengan tulus?
Disaat aku merasa sepi dengan hidupku, disaat aku tak mampu berdiri dan hanya ingin menangis sambil memikirkan bagaimana jika aku menghilang dari radar bumi ini. Pikiran jahatku terhadap kamu diriku, tidak pernah sekalipun aku meminta maaf dengan tulus. 

Telinga yg aku pakai untuk mendengarkan keluh kesah orang lain, tangan yang aku gunakan untuk menggenggan tangan orang lain, pelukan hangatku, aku menyadari tidak pernah sekalipun aku melakukan itu ke kamu. Nyatanya aku memang kejam, aku kejam terhadap diriku sendiri. Bagaimana caranya agar aku mencintai kamu,diriku? Pikiran ingin menghilang datang lagi, entah kenapa, aku hanya terlalu lelah untuk berjalan tapi pikiranku tidak pernah mau mengerti dan berhenti kasak kusuk membuat aku kelelahan.

Temanku bilang, aku sudah melangkah cukup jauh dan itu bagus. Aku tidak jalan ditempat. Keberanianku membuktikan bahwa aku berhasil mengambil satu langkah maju, tapi kenapa aku masih saja membenci kamu? 

Aku tidak pernah menyadari bahwa aku tidak pernah memvalidasi setiap perasaanku, aku terus menerima label dari orang lain. Menyerap segala emosi mereka, membuat aku marah pada kamu. Pantas saja aku selalu lelah, karena bukannya memaklumi dan validasi segala perasaan km. Aku justru validasi label orang lain. Kenapa temanku justru merasa kasian kepadaku, tapi aku sendiri engga? Ternyata diriku menyedihkan.

So happy women day, diriku. Kamu berharga, kamu pantas dicintai dan dihargai, diakui perasaannya dan dimengerti. Aku berjanji, akan belajar mencintai kamu, untuk perlahan untuk berbaik hati memeluk dan selalu ada. Terima kasih sudah berjalan sejauh ini.

No comments:

Post a Comment