Monday, 1 July 2019

Luka

Rasanya sesak. Amarah yang terpendam. Aku kira aku mulai bahagia dan melupakan sebuah luka. Tapi ternyata ku salah. Luka itu selalu disana. Masalah itu ga pernah hilang.
Aku yang berusaha menutupi seolah luka itu tak pernah ada
Lucunya dia kembali mengoyak batinku
Membuatku hampir kembali menyerah
Meruntuhkan dinding yg ku bangun
Ku kira dinding itu kuat. Tapi nyatanya rapuh
Layaknya diriku
Aku menangis
Terluka karna amarah yang tak bisa kuredam
Di saat seperti ini rasanya ku butuh seseorang
Aku butuh pelukan atau sekedar sosok yang seperti buku diary, setia mendengarkanku
Aku ingin menangis. Tapi harga diriku terlalu tinggi

No comments:

Post a Comment