Friday 10 July 2020

Berteman Dengan Kegelapan

Entah kenapa tapi tadi malem kebangun dengan mimpi buruk. Mimpi buruknya bikin aku nangis seketika, bukan nangis kejer tapi air mata yang keluar disertai rasa degdegan di hati. Pokoknya perasaan yang gak enak banget. Lalu ketika menenangkan diri dengan kalimat "hey itu semua hanya mimpi" akhirnya aku tenang dan kembali tertidur.

Tapi setelah pagi hari, aku bangun dan bingung "kenapa ya ko tubuh kayak lelah abis nangis", sambil kerja terus isi pikiran tuh kayak benang kusut yang belum terurai sempurna. Lalu inget, ternyata tadi malem mimpi buruk. Tapi mimpi apa? ingatan akan mimpinya samar banget tapi setelah aku paksa otakku buat mengingat ternyata aku mimpi ditinggalkan dengan sebuah hubungan. Rasa takut yang menghantui diriku setiap hari ternyata mampir ke dalam mimpi. Aku mimpi punya sahabat dekat dan aku bahagia menjalani hariku, tapi ternyata sahabatku itu tertabrak mobil dan meninggal dengan tragis. Mimpinya kejam, bahkan sore tadi aku mengutuk otakku yang menjadikan kekhawatiranku menjadi sebuah mimpi buruk yang menjadikan sesak.

Tapi aku sadar, mimpi buruk dan ingatan yang tadi menghilang yang juga saat ini disertai rasa hampa ternyata sebuah alarm. Aku kelelahan secara fisik dan psikis. Akhir-akhir ini pekerjaanku memaksaku untuk 10x lebih teliti dan menuntut untuk sama sekali gak melakukan kesalahan. sedangkan pikiranku berkelana dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Secara fisik aku kelelahan, bahkan kamis kemarin aku demam, entah karena efek hormon sehingga emosiku kembali tidak stabil. Atau emang ambang lelahku udah mencapai maksimal.

pekerjaan yang banyak ditambah pikiran yang tak pernah berhenti bikin khawatir ini membuat aku hari ini merasa hampa dan kosong. Aku merasa ga semangat, lelah fisik dan gatau apa yang aku mau dan harus aku lakukan. Tapi aku tetap kerja untuk memenuhi rasa tanggung jawabku. Aku seperti zombie. Merasa hampa dan kosong tapi tetap berjalan dan beraktivitas seperti biasa.

Rasanya aneh. Aku merasa kegelapan mengambil alih lagi. Padahal setelah aku tahu bahwa depresi itu memiliki pola, harusnya bulan ini bukan bulan aku merasakan depresi. Tapi dia hadir lagi, meskipun tanpa menghakimi. Aku cuma takut dan khawatir. Tapi aku sadar bahwa ini alarm untuk diriku. Ternyata akhir akhir ini aku hanya kelelahan, kerja tanpa jeda, kesal dengan semua hal tapi hanya kubiarkan hadir dalam pikiranku. Saat ini emang lagi bulan padatnya kerjaan, karena harus bikin report semester dan monthly belum lagi kerjaan printilan yang banyak dan gak pernah habis. Rasanya semua energiku dikuras habis. Plus aku selalu di rumah waktu yang ku habiskan hampir 99.9% di dalam kamar. jelas aku merasa bosan dan hampa. Mungkin aku butuh udara bebas. Dan aku kurang olahraga tentunya, seperti kata dr Jiemi. Olahraga itu harus aku lakukan. Aku juga udah lama ga melakukan mood tracker, meluangkan waktu 5 menit untuk bernapas alias fokus dengan napas alias meditasi.

Bener kata dr Jiemi, ternyata gada cara lain selain berteman dengan kegelapan, dia bisa hadir kembali. aku gabisa langsung sembuh dengan cepet ketika dr jiemi aja butuh bertahun-tahun menerapkan midnfullness.

Alarm ini sebagai tanda bahwa aku lupa menyayangi diriku, aku fokus dengan memenuhi kewajiban, merasakan ketakutan seorang diri. Aku bahwa mencari lagi arti bahagia itu apa. Aku melupakan sesi konsul dengan dr jiemi Ardian. Atau ini waktunya aku kembali psikoterapi?

Apapun itu aku harus bisa berteman dengan kegelapan.
semangat, diriku.


Bogor
10 July 2020

No comments:

Post a Comment