Akhir-akhir di berita selalu
menayangkan tawuran yang terjadi antara SMA 70 dan SMA 6 Jakarta. Mengapa
banyak sekali pelajar yang melakukan tindakan kekerasan yang benar-benar
merugikan. Suatu tindakan bodoh yang harus dilakukan. Tindakan yang benar-benar
mencoreng nama pihak sekolah, nama keluarga besar bahkan diri sendiri. Harusnya
banyak pelajar yang terbuka hatinya bahwa tawuran bukanlah cirri khas pelajar.
Sekolah mana pun tidak pernah ada yang mengajari tawuran bukan? Entah apa
masalah yang terjadi, namun tawuran memang sudah banyak tercatat merugikan
pihak lain, dari korban yang mengalami luka-luka atau bahkan ada yang
meninggal.
Mengapa harus bertindak bodoh tanpa
berpikir panjang? Apa yang melakukan tawuran akan dibilang jagoan? Tidak, pada
kenyataannya masyarakat yang masih berpikir waras akan mengganggap bahwa
tawuran tindakan yang memalukan dan tindakan pembodohan.
Mengapa masih saja ada sekelompok pelajar yang melakukan tawuran?
Tawuran ini mungkin saja terjadi
karena perselisihan atau mungkin saling mengejek dan masih banyak kemungkinan
alasan pelajar melakukan Tawuran. Polisi harus turun tangan menangani sekelompok
pelajar yang melakukan tawuran. Sangat menyulitkan bukan?
Tidakkah mereka sadar? Bahwa kita
ini bangsa Indonesia dan memiliki moto,” Bhineka tunggal Ika” yang artinya kita
meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu
kesatuan. Kita memiliki dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Perbedaan seperti budaya,
kebiasaan, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. itu akan
menjadi satu kesatuan karena intinya kita memiliki moto itu. Namun mengapa
hanya karena sepele akibat berbeda pendapat, diselesaikan dengan cara tawuran? Tidak
ingatkah mereka tentang ini?
Apa dengan adanya perbedaan
budaya, kebiasaan, bahasa, ras, suku, agama serta kepercayaan harus melakukan
tawuran? Tentu saja tidak. Mengapa hanya masalah berbeda pendapat saja
melakukan tawuran?
Dari berita yang saya dapat dari
Kompas.com Kemarin (27 september 2012), 54 pelajar asal sejumlah SMK di Bogor
juga diamankan aparat Polsek Sukmajaya, Depok, karena diduga hendak tawuran.
Saat digeledah, ditemukan sejumlah senjata seperti sabuk dengan bandul gir.
Harus ada tindakan yang
benar-benar dapat membuat para pelajar tidak melakukan tawuran lagi, semakin
lama tawuran terus menerus terjadi akan menyebabkan pendidikan Indonesia
bobrok. Maukah ini terjadi pada negara kita? Kita sebagai penerus bangsa harus
membuka hati dan akal kita agar berpikir rasional agar berusaha menjadikan
negara kita menjadi negara yang maju dan memiliki bangsa yang cerdas berpikir
dan tentu saja didasarkan pada iman yang kokoh. Intinya, perbedaan bukanlah
masalah. Harusnya kita bersyukur dengan adanya perbedaan bukankah negara kita
memiliki warna? Jangan pernah bertindak bodoh dengan melakukan tawuran. Hargai dirimu
sendiri jangan rusak moral bangsa dengan kebodohan
Selamat membaca semoga bermanfaat
maaf jika ada kesalahan serta kekurangan. Please give me your comment