Wednesday 3 October 2012

Pelangi Kerinduan


Perlukah aku memanggilmu dalam gelap malam dan mengirimkan lagu tidur untukmu? Apakah Kau akan bahagia ketika mendengar pernyataanku bahwa aku merindukanmu? Merindukanmu tiap saat dan tanpa alasan. Aku merindukanmu walau aku tak tahu bagaimana perasaanku ketika aku bertemu denganmu nanti. Ternyata waktu datang begitu cepat. Aku akan tetap menunggu jika itu yang kamu inginkan. Aku akan menunggumu sambil terus merindukanmu. Batin Nayla
Nayla menatap fotonya bersama Ryan. Ia sangat menantikan waktu dimana ia akan melihat Ryan kembali didekatnya lagi. Ryan sedang pergi ke Solo untuk menyelesaikan tugas Ayahnya yang tertunda. Ia sangat sedih mendengar kenyataan itu, membuat dirinya harus merindukan lelaki itu tanpa bisa menemuinya. Ia hanya bisa membayangkannya. Sebelumnya Ryan meminta Nayla untuk menunggunya selama dua minggu setelah hari kepulangannya Ia akan menceritakan semua hal yang harus Nayla ketahui, namun dengan syarat selama dua minggu itu mereka benar-benar tidak boleh saling menghubungi. Heran mendengar permintaan Ryan Ia tetap menyanggupinya.
Namun dengan kenyataan itu Nayla benar-benar sangat merindukan lelaki itu. Mengapa harus memberikan permintaan bodoh, pikirnya
Jam 11 kurang 15 menit
Nayla telah menunggu lama di Bandara Soekarno-Hatta. Menunggu kehadiran seseorang yang sangat Ia rindukan. Waktu-waktu sangat berharga tidak ingin Ia melupakannya. Ia harus menagih janji yang pernah Ryan ucapkan. Nayla merupakan wanita yang memiliki rasa penasaran yang tinggi. Namun mengapa lelaki yang ditunggunya tak kunjung datang? Apa pesawatnya delayed ? Benarkah, jika itu benar terjadi Ia benar-benar ingin berteriak mengeluarkan amarahnya. Dengan perasaan jengkel Ia berdiri dan mencari-cari sosok yang sangat Ia rindukan itu.
Tiba-tiba ada yang menutup matanya dengan telapak tangan. Ia berusaha melepaskannya dan berbalik. Terkejut melihat apa yang ada dihadapannya, Ryan. Senyuman hangat terpancar dari lelaki itu.
“ Apa kabar Nay? “
Nayla membalas tatapan itu, namun Ia segera ingat perasaan jengkelnya yang sudah menunggu lama di Bandara. Ryan pandai membaca situasi yang tergambar di raut wajah Nayla. Sontan Ia berlari meninggalkan Nayla, tanpa memedulikan tatapan orang lain mereka seperti mengenang masa-masa dimana mereka menghabiskan waktu bersama, berkejaran dan saling becanda.
Dalam perjalanan pulang, Ryan melihat taman Kompleks Adipura yang menjadi tempat bersantai semua orang, Ia menarik Nayla ke bangku taman di samping taman Bunga.
“ Kamu ngapain sih ngajak aku ke sini? “
“ Duh, kamu bawel deh, aku kan kangen sama taman ini, aku terlalu sibuk di Solo sampai-sampai aku capek dan sangat membutuhkan relaksasi dan taman ini pasti bisa membuat aku relaks. “
Nayla mengangguk. Ada pertanyaan yang sangat mengganjal di hatinya. Ia harus menanyakannya
“ Apa sih yang mau kamu ceritain ke aku? Terus kenapa kamu harus minta kita ga saling menghubungi? Kamu ga tahu ya, Tiap pagi, siang, sore sampai malam aku inget kamu terus. Tapi aku ga bisa melakukan apa-apa. Jangankan bertemu kamu, ngehubungi kamu aja ga boleh. Huh “
Ryan hanya tersenyum mendengarnya
“ Terima kasih “
“ Untuk apa? “
“ Karena masih menungguku. Boleh kutanyakan sesuatu?”
“ Ada apa?”
“ Apa yang menguatkanmu?”
“ Aku ga mengerti maksud kamu Yan “
“ Apa yang menguatkanmu hingga menungguku sampai saat ini?”
Nayla berpikir sejenak dan memberikan jawabannya
“ Aku selalu percaya bahwa setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan yang diusahakannya. Apa kamu tahu? Aku sangat penasaran tentang cerita yang kamu janjikan. Katanya kamu mau ceritain setelah kembali? Sekarang aku tagih janji kamu “
Ryan berdiri dan berlutut dihadapan Nayla
“ Aku selalu merindukanmu setiap saat dan tentang itu, aku ingin bilang tentang perasaanku. Aku sayang kamu Nay. Will you be mine? “
Terkaget dengan apa yang sudah diucapkan Ryan. Ia sibuk berpikir. Karena tidak ada respon dari Nayla Ryan meneruskan
“ Aku meminta kita tidak saling menghubungi karena aku mau kamu tetap menatapku walau tidak adanya aku di samping kamu. Aku mau aku yang selalu ada di hati kamu. “
Nayla menarik napas panjang
“Waktu itu aku yakin, entah kapanpun itu, entah besok, lusa, sebulan kemudian, setahun kemudian ataupun selama mungkin aku akan mendapatkan apa yang telah ku usahakan. Aku akan mendapatkan jawaban dari pertanyaanku selama ini. Aku selalu bertanya-tanya apakah perasaan kamu sama seperti apa yang aku rasain. “
“ So, apa jawaban kamu? “
“ I will “
Ryan tersenyum mendengarnya. Ryan menatap mata Nay, berusaha meyakinkan hatinya dan juga Nayla.
 “ Terima kasih atas usahamu untuk membuatku tetap menatapmu dan terima kasih telah menungguku “
Ryan menggenggam tangan Nayla dengan perasaan lega telah mengeluarkan isi perasaannya terhadap Nayla. Tak tau kelak ataupun dulu, Aku hanya tahu aku begini, Aku hanya tahu aku di sini, dan kini aku melihatmu, batin Ryan
Nayla melirik  ke arah kakek nenek yang sedang duduk berdua menikmati masa terindah mereka berdua. Kemudian Nayla tersenyum dan memalingkan pandangannya ke taman bunga di depannya.
“ Ryan, apa kamu ga pernah iri pada mereka?”
“ Mereka? Siapa?” menatap wajah nayla dengan senyum bahagia, melihat wajah wanita yang sangat dicintainya itu sudah cukup merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
Nayla kembali dari lamunannya dan menunjukan keberadaan kakek nenek yang ia maksud. Sambil terus memerhatikan wajah Nayla, Ryan mengikuti pandangannya yang tertuju kepada kakek nenek yang sedang menikmati udara pagi hari.
“ Kakek nenek itu, mereka terlihat sangat bahagia. Menikmati masa hidup mereka, saling setia, dan sangat romantis. “
“ Mengapa harus iri? Bagiku ini cukup bahkan memiliki kamu sudah lebih dari cukup”
“ Apa kamu tahu, bahwa aku selalu merindukanmu dan perasaan ini membuatku bersyukur. Aku selalu berharap dapat terus seperti ini, merindukanmu dalam jarak dekat, menatapmu dan melihatmu tersenyum “
“ Aku pun demikian. Kalau begitu, belajarlah meredam rasa rindumu itu, agar rasa rindumu tak lebih dari rasa syukurmu. Kita sedang memperjuangkannya bukan? Perasaan ini sedang kita perjuangkan agar tak pernah hilang di telan masa. Bukankah itu yang paling penting?”
Nayla terkejut dengan apa yang didengarnya. Kata termanis yang ia temukan dalam lontaran kalimat orang yang sangat dicintainya. Kemudian air mata Nayla tumpah begitu saja, air mata senyum penuh kebahagiaan. Keindahan selalu datang pada akhirnya, datang menghampiri cinta yang telah menunggu lama.


No comments:

Post a Comment