Perlukah aku memanggilmu dalam gelap malam dan
mengirimkan lagu tidur untukmu? Apakah Kau akan bahagia ketika mendengar
pernyataanku bahwa aku merindukanmu? Merindukanmu tiap saat dan tanpa alasan.
Aku merindukanmu walau aku tak tahu bagaimana perasaanku ketika aku bertemu
denganmu nanti. Ternyata waktu datang begitu cepat. Aku akan tetap menunggu
jika itu yang kamu inginkan. Aku akan menunggumu sambil terus merindukanmu. Batin Nayla
Nayla menatap
fotonya bersama Ryan. Ia sangat menantikan waktu dimana ia akan melihat Ryan
kembali didekatnya lagi. Ryan sedang pergi ke Solo untuk menyelesaikan tugas
Ayahnya yang tertunda. Ia sangat sedih mendengar kenyataan itu, membuat dirinya
harus merindukan lelaki itu tanpa bisa menemuinya. Ia hanya bisa
membayangkannya. Sebelumnya Ryan meminta Nayla untuk menunggunya selama dua
minggu setelah hari kepulangannya Ia akan menceritakan semua hal yang harus
Nayla ketahui, namun dengan syarat selama dua minggu itu mereka benar-benar
tidak boleh saling menghubungi. Heran mendengar permintaan Ryan Ia tetap
menyanggupinya.
Namun dengan
kenyataan itu Nayla benar-benar sangat merindukan lelaki itu. Mengapa harus
memberikan permintaan bodoh, pikirnya
Jam 11 kurang
15 menit
Nayla telah
menunggu lama di Bandara Soekarno-Hatta. Menunggu kehadiran seseorang yang
sangat Ia rindukan. Waktu-waktu sangat berharga tidak ingin Ia melupakannya. Ia
harus menagih janji yang pernah Ryan ucapkan. Nayla merupakan wanita yang
memiliki rasa penasaran yang tinggi. Namun mengapa lelaki yang ditunggunya tak
kunjung datang? Apa pesawatnya delayed ? Benarkah, jika itu benar terjadi Ia
benar-benar ingin berteriak mengeluarkan amarahnya. Dengan perasaan jengkel Ia
berdiri dan mencari-cari sosok yang sangat Ia rindukan itu.
Tiba-tiba ada
yang menutup matanya dengan telapak tangan. Ia berusaha melepaskannya dan
berbalik. Terkejut melihat apa yang ada dihadapannya, Ryan. Senyuman hangat
terpancar dari lelaki itu.
“ Apa kabar
Nay? “
Nayla membalas
tatapan itu, namun Ia segera ingat perasaan jengkelnya yang sudah menunggu lama
di Bandara. Ryan pandai membaca situasi yang tergambar di raut wajah Nayla.
Sontan Ia berlari meninggalkan Nayla, tanpa memedulikan tatapan orang lain
mereka seperti mengenang masa-masa dimana mereka menghabiskan waktu bersama,
berkejaran dan saling becanda.
Dalam
perjalanan pulang, Ryan melihat taman Kompleks Adipura yang menjadi tempat
bersantai semua orang, Ia menarik Nayla ke bangku taman di samping taman Bunga.
“ Kamu ngapain
sih ngajak aku ke sini? “
“ Duh, kamu
bawel deh, aku kan kangen sama taman ini, aku terlalu sibuk di Solo
sampai-sampai aku capek dan sangat membutuhkan relaksasi dan taman ini pasti
bisa membuat aku relaks. “
Nayla
mengangguk. Ada pertanyaan yang sangat mengganjal di hatinya. Ia harus
menanyakannya
“ Apa sih yang
mau kamu ceritain ke aku? Terus kenapa kamu harus minta kita ga saling
menghubungi? Kamu ga tahu ya, Tiap pagi, siang, sore sampai malam aku inget
kamu terus. Tapi aku ga bisa melakukan apa-apa. Jangankan bertemu kamu,
ngehubungi kamu aja ga boleh. Huh “
Ryan hanya
tersenyum mendengarnya
“ Terima kasih
“
“ Untuk apa? “
“ Karena masih
menungguku. Boleh kutanyakan sesuatu?”
“ Ada apa?”
“ Apa yang
menguatkanmu?”
“ Aku ga
mengerti maksud kamu Yan “
“ Apa yang
menguatkanmu hingga menungguku sampai saat ini?”
Nayla berpikir
sejenak dan memberikan jawabannya
“ Aku selalu
percaya bahwa setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan yang
diusahakannya. Apa kamu tahu? Aku sangat penasaran tentang cerita yang kamu
janjikan. Katanya kamu mau ceritain setelah kembali? Sekarang aku tagih janji
kamu “
Ryan berdiri
dan berlutut dihadapan Nayla
“ Aku selalu
merindukanmu setiap saat dan tentang itu, aku ingin bilang tentang perasaanku.
Aku sayang kamu Nay. Will you be mine? “
Terkaget
dengan apa yang sudah diucapkan Ryan. Ia sibuk berpikir. Karena tidak ada
respon dari Nayla Ryan meneruskan
“ Aku meminta
kita tidak saling menghubungi karena aku mau kamu tetap menatapku walau tidak
adanya aku di samping kamu. Aku mau aku yang selalu ada di hati kamu. “
Nayla menarik
napas panjang
“Waktu itu aku yakin, entah kapanpun
itu, entah besok, lusa, sebulan kemudian, setahun kemudian ataupun selama
mungkin aku akan mendapatkan apa yang telah ku usahakan. Aku akan mendapatkan
jawaban dari pertanyaanku selama ini. Aku selalu bertanya-tanya apakah perasaan
kamu sama seperti apa yang aku rasain. “
“ So, apa jawaban kamu? “
“ I will “
Ryan tersenyum mendengarnya. Ryan
menatap mata Nay, berusaha meyakinkan hatinya dan juga Nayla.
“ Terima kasih atas usahamu untuk membuatku
tetap menatapmu dan terima kasih telah menungguku “
Ryan menggenggam tangan Nayla dengan
perasaan lega telah mengeluarkan isi perasaannya terhadap Nayla. Tak tau kelak ataupun
dulu, Aku hanya tahu aku begini, Aku hanya tahu aku di sini, dan kini aku
melihatmu, batin Ryan
Nayla melirik ke arah kakek nenek yang sedang duduk berdua
menikmati masa terindah mereka berdua. Kemudian Nayla tersenyum dan memalingkan
pandangannya ke taman bunga di depannya.
“ Ryan, apa kamu ga pernah iri pada
mereka?”
“ Mereka? Siapa?” menatap wajah nayla
dengan senyum bahagia, melihat wajah wanita yang sangat dicintainya itu sudah
cukup merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
Nayla kembali dari lamunannya dan
menunjukan keberadaan kakek nenek yang ia maksud. Sambil terus memerhatikan
wajah Nayla, Ryan mengikuti pandangannya yang tertuju kepada kakek nenek yang
sedang menikmati udara pagi hari.
“ Kakek nenek itu, mereka terlihat
sangat bahagia. Menikmati masa hidup mereka, saling setia, dan sangat romantis.
“
“ Mengapa harus iri? Bagiku ini cukup
bahkan memiliki kamu sudah lebih dari cukup”
“ Apa kamu tahu, bahwa aku selalu
merindukanmu dan perasaan ini membuatku bersyukur. Aku selalu berharap dapat
terus seperti ini, merindukanmu dalam jarak dekat, menatapmu dan melihatmu
tersenyum “
“ Aku pun demikian. Kalau begitu,
belajarlah meredam rasa rindumu itu, agar rasa rindumu tak lebih dari rasa
syukurmu. Kita sedang memperjuangkannya bukan? Perasaan ini sedang kita
perjuangkan agar tak pernah hilang di telan masa. Bukankah itu yang paling
penting?”
Nayla terkejut dengan apa yang
didengarnya. Kata termanis yang ia temukan dalam lontaran kalimat orang yang
sangat dicintainya. Kemudian air mata Nayla tumpah begitu saja, air mata senyum
penuh kebahagiaan. Keindahan selalu datang pada akhirnya, datang menghampiri
cinta yang telah menunggu lama.
No comments:
Post a Comment