aku menyadari banyaknya celah sempit diduniaku. celah sempit yang tak terjamah oleh orang lain. celah sempit itu banyak namun banyak pula yang tak menyadari atau lebih tak peduli, memiliki dunia yang lebih indah dapat menyebabkan manusia lupa diri. kulit sawo matang yang pekat, pakaian seadanya, kaki yang terus berjalan melewati teriknya matahari yang menyelimutinya. dengan sendal japit yang dipakainya Ia terus menelusuri jalanan. aku berpikir dengan rasa kesalku yang tak terbendung lagi ketika perutku keroncongan dan teriknya matahari diatas yang serasa membakar tubuhku. aku ingin pulang, berada dengan duniaku namun ternyata betapa egoisnya diriku ketika aku baru menyadari ada banyak celah sempit yang justru telah menelusuri panjangnya kehidupan, dengan keringan bercucuran di tubuhnya. membawa gerobak dengan melawan panasnya matahari.
berhentilah mengeluh dan mulainya bersyukur akan kehidupanmu
No comments:
Post a Comment