Asmarani Rosalba
atau lebih akrab dikenal Asma nadia (42) adalah penulis Indonesia berbakat yang
memulai mimpinya dari sebuah pintu kulkas. Wanita kelahiran Jakarta, 26 Maret
1972 ini menceritakan perjalanannya hingga mencapai kesuksesan saat ini pada
seminar Explosains di Auditorium Sylva, IPB.
“ mimpi saya
berawal dari pintu kulkas. Karena dulu keluarga saya miskin, tapi om saya
sering bawa oma ke berbagai Negara. Sehingga banyak tempelan magnet-magnet dari
berbagai Negara di pintu kulkas. Saya seringkali memandangi pintu kulkas hingga
berjam-jam tanpa berani menyentuhnya, sebenarnya ingin menyentuh tapi takut
jatuh dan pecah. Jadi Cuma bisa memandanginya saja, dan mimpi saya berawal dari
sana, “ tutur Ketua Forum Lingkar Pena dalam materi seminarnya.
Ibu dua anak ini
mengaku pernah menjadi mahasiswa IPB namun hanya hingga tahun kedua, Ia memutuskan
pergi meninggalkan bangku kuliah karena kondisinya yang seringkali
sakit-sakitan dan harus mendapatkan perawatan maksimal di rumah sakit karena
gegar otak yang dideritanya. Perawatan yang Ia alami berlangsung secara terus
menerus hingga 10 tahun di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Terlahir di
keluarga kurang berada tidak membuat orang tua Asma nadia berhenti memberikan
pengobatan, di sela-sela perawatannya dirumah sakit seringkali ibunya datang
membawakan buku bacaan agar tidak membuatnya bosan berada di rumah sakit.
“ Walaupun
miskin ibu saya selalu dengan sabar menemani saya di rumah sakit, bahkan saya
lebih sering berada di rumah sakit dibandingkan sekolah. Ibu saya seringkali
membelikan buku agar tidak bosan. Saat ini baru saya tahu bahwa untuk
membelikan saya buku beliau harus mengorbankan makan siangnya dan sekarang
beliau punya penyakit maag yang sangat parah. “ Ujar penulis novel Assalamualaikum, Beijing.
Ibunda dari
Putri Salsa dan Adam Putra Firdaus mengaku bahwa dokter yang merawatnya
menyuruh untuk keluar dari IPB karena kondisinya yang semakin parah, dan Ia berpikir
Ia sudah kehilangan jalan untuk memberikan kebanggan kepada orang tuanya. Namun
ternyata menulis merupakan jalan pintas karena tidak memerlukan modal yang
cukup banyak, tidak perlu sarjana, tidak perlu cantik dan bahkan tidak perlu
surat kelakuan baik.
Bahkan saat ini wanita
yang dikenal sebagai Happy Hijabi sudah menghasilkan 49 buku yang best seller 4
diantaranya pernah difilmkan seperti, Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa
Jendela, 17 Catatan Hati Ummi, dan Assalamualaikum, Beijing! Ia juga sudah
keliling 18 negara. Ia juga mendapat penghargaan Buku Remaja Terbaik 1 (2001)
untuk bukunya Rembulan di Mata,serta penghargaan sebagai pengarang
fiksi remaja terbaik dari Mizan Award (2003) untuk kumpulan
cerpen terbaik majalah Anninda: Merajut Cahaya (Pustaka
Anninda).
Di akhir
pembicaraannya, Ia berharap banyak penulis muda Indonesia berbakat yang dapat memberi
kebanggaan kepada Indonesia dan dapat memberi kesan baik di Negara lain
mengenai Indonesia.
No comments:
Post a Comment