Sumber: drama-korea-terbaru.jadwaltelevisi.com |
Kebangkitan film layar lebar Korea nampaknya tinggal menunggu
waktu saja. Beberapa puluh tahun yang lalu kita melihat bagaimana China dan India
sudah berhasil membanjiri dunia perfilman Internasional, selain Hollywood
tentunya. Beberapa film layar lebar produksi China berhasil masuk salah satu
deretan film paling banyak ditonton oleh masyarakat dunia.
Beberapa diantaranya yang cukup sukses seperti “Crouching
Tiger Hidden Dragon II: The Green Destiny” yang memiliki budget produksi yang sangat besar (mencapai
$17 juta). Bahkan sekuel film ini yang meluncur di tahun 2016 dengan judul “Crouching
Tiger, Hidden Dragon: Sword of Destiny” yang sukses meraup penjualan tiket
sebesar $200 juta.
Meskipun saat ini masyarakat dunia sudah mulai melihat
bagaimana menjamurnya serial drama Korea di seluruh dunia, namun untuk urusan
film layar lebar Korea masih belum terlalu menunjukkan tajinya.
Indonesia
sendiri juga pernah mengalami gelombang K-wave yang cukup besar beberapa tahun
yang lalu, beberapa drama korea menghiasi tayangan jadwal acara televisi
nasional dan sempat menjadi booming. Salah
satu stasiun TV yang gencar menayangkan serial drama Korea yang populer
pada saat itu adalah Indosiar. Namun anehnya saat ini sepertinya tidak banyak
stasiun TV nasional yang menayangkan serial drama Korea sebagai bagian dari
jadwal program acara unggulannya, kecuali RCTI dan RTV.
sumber: pinterest.com
|
RCTI sendiri sempat menayangkan beberapa serial drama Korea
pada jam tayang di siang hari, seperti serial “The Heirs”, “My Love From The
Star”, dan yang paling anyar adalah “Descendants Of The Sun” yang sempat tayang
2 kali di jadwal RCTI. Namun sepertinya animo masyarakat Indonesia terhadap
drama Korea tidak lagi seperti beberapa tahun yang lalu?
Apakah demam drama Korea di Indonesia sudah berakhir?
Sepertinya hal ini tidak serta merta bisa menjadi sebuah
kesimpulan yang bisa dinilai semudah itu. Memang beberapa tahun terakhir ini
ada banyak stasiun TV yang gencar menayangkan serial drama India dan Turki, sebut
saja ANTV dan SCTV. Bahkan ANTV sendiri saat ini hampir 70 persen jadwal
acaranya diisi oleh serial drama India dan Turki, mulai dari serial Anandhi,
Thapki, Archana Mencari Cinta, Gopi, Lonceng Cinta, Mohabbatein, dan Bunga Yang
Terluka.
Memang demam serial India sepertinya bisa diduga menjadi
penyebab mengapa jarang ada stasiun TV yang sukses dengan tayangan drama Korea.
Namun itu tidak sepenuhnya benar.
Stasiun TV memang tidak bisa sepenuhnya dijadikan ukuran
mutlak untuk menentukan apakah sebuah tayangan populer atau tidak saat ini.
Sebagian besar stasiun TV memang mengejar rating tayangan acaranya setinggi
mungkin. Jadi meskipun sebuah acara memiliki penggemar atau penonton yang cukup
banyak, namun tidak bisa mengalahkan acara dari kompetitornya, maka mereka akan
menggantinya.
Hal ini yang kerap terjadi dan salah satunya dilakukan oleh
RCTI dan SCTV. Beberapa serial drama yang ditayangkan akan segera dibungkus
jika tidak bisa mencapai target rating dan sharing yang diinginkan. Akibatnya
banyak penonton yang marah dan kecewa dan akhirnya mengambil jalur lainnya,
seperti YouTube, TV berlangganan, atau menonton secara online/streaming. Nah,
dari sinilah kita bisa mulai meneliti mengapa sepertinya drama Korea tidak
booming lagi, dalam artian banyak ditayangkan di stasiun TV nasional.
Di jaman yang sudah mulai didominasi oleh internet, televisi
bukanlah satu-satunya sumber hiburan yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Media
hiburan berbasis video seperti YouTube misalnya. Bisa dikatakan masyarakat saat
ini banyak yang lebih memilih
untuk mendapatkan hiburan dari YouTube dibandingkan menonton acara televisi
secara langsung. Selain karena lebih banyak variasinya, mereka juga diuntungkan
karena tidak harus menunggu siaran favoritnya sesuai jam tayang acara tersebut.
Jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia juga semakin
meningkat, akibatnya banyak orang yang sudah mulai beralih tingkat menjadi
pengguna TV kabel alias TV berlangganan yang bisa menampilkan channel-channel
luar negeri dengan lebih banyak. Salah satunya adalah channel-channel televisi
korea yang menampilkan banyak sekali serial-serial drama Korea terbaru yang
tayang saat ini.
Nah, dari sinilah kita bisa melihat bagaimana sebenarnya
animo masyarakat Indonesia terhadap drama dan film Korea. Jika kita lihat
bagaimana besarnya jumlah kunjungan ke media online yang menayangkan streaming
drama Korea ataupun yang menawarkan link untuk mendownload film dan drama korea
tersebut (meskipun tidal legal), maka
kita baru bisa melihat bahwa sebetulnya masih banyak yang menggemari drama
Korea di Indonesia. Hanya saja mereka sudah beralih dari cara menonton yang
konvensional di layar kaca televisi menjadi berbasiskan internet ataupun TV
kabel.
Apakah anda salah satunya??
No comments:
Post a Comment