Wednesday 14 September 2011

OBSESI-KOMPULSIF

Pernah gak terobsesi banget ma seorang cowok yg belum tentu kenal sama kita?? Bukan Kim Hyun joong or siwon suju,tapi cowok-cowok di sekolah atau tetangga sebelah rumah yg menurut kita sech gak kalah keren.
Obsesi bisa diartikan sebagai sebuah pikiran yg berulang-ulang dan begitu menggangu perasaan.Sosok cowok itu tak bisa pergi dari pikiran kita sedetik pun.Kita ingin memilikinya tapi gak mau membuka mata akan kekurangannya.
Biasanya,sebagai cewek yg jatuh cinta kita akan bikin”neraca” keuntungan dan kerugian untuk diri kita.Seandainya ngerasa banyak dirugikan,kita akan berpikir dua kali untuk terus mencintai cowok itu.Tapi cewek yg terobsesi gak memikirkan hal ini. Soalnya,yg berada dalam pikirannya adalah cowok yg sempurna dan gak mungkin melakukan sesuatu yang jelek ataupun salah.
Membuat seseorang tersadar dari obsesinya bukanlah hal yg gampang.Dibutuhkan kesabaran yg tinggi. Bisa jadi, bukannya berterimakasih akan perhatian kita,malah dia bakal marah-marah dan mengancam untuk memutuskan tali pertemanan.
Obsesi sebenarnya adalah sesuatu yang wajar.Setiap orang pasti pernah mengalaminya walaupun kadarnya beda-beda.Entah terobsesi pada benda,kondisi,atau pada seseorang. Positifnya,kalau kita misalnya terobsesi untuk meraih suatu cita-cita tertentu,kita bakal berusaha keras untuk bisa mewujudkannya.Cuma,klo mewujudkannya dengan segala cara dan gak realistis,itu udah gak bener.Tapi ada suatu bentuk obsesi yg masuk ke dalam kategori kelainan dalam dunia psikologi,yg namanya obsessive-compulsive disorder. Atau kelainan obsesif yg kompulsif.
Obsesi adalah pikiran yg menggangu dan datang berulang-ulang karena adanya pikiran tersebut. Jadi, mereka yang mengidap kelainan ini selalu teringat akan suatu hal dan merasa harus melakukan sesuatu untuk meyakinkan bahwa bayangan tersebut tidak akan terjadi. Misalnya,berulangkali mengunci pintu karena merasa gak yakin sudah melakukannya dan takut ada pencuri masuk.
Seseorang yang punya tingkah laku obsesif-kompulsif punya banyak kecemasan,terutama kebersihan dan keamanan dirinya sendiri. Karena itu ia melakukan beberapa kegiatan berulang kali,sehingga terasa keterlaluan buat orang yang normal. Walaupun tidak berbahaya,kebiasaan seperti ini mungkin mengganggu orang lain. Dengan terapi secara continue,sebenarnya kelainan ini bisa aja disembuhkan,atau setidaknya dikurangi kadarnya.

No comments:

Post a Comment