Setiap orang tentu pernah
merasakan kesedihan. Entah itu kesedihan karena patah hati, penolakan, kematian
orang yang dicintai, rasa kehilangan atau gagal dalam ujian. Kesedihan
merupakan perasaan tidak berdaya sebagai respon terhadap kekuatan luar yang tidak
dapat kita kendalikan. Sebenarnya kesedihan itu wajar-wajar saja. Ketika kita
merasa sedih kita akan mengeluarkan air mata karena merasa tidak kuat menahan
gejolak dalam hati.
Lain halnya dengan depresi.
Depresi merupakan kekalahan di dalam diri, dimana perasaan cinta kepada diri
telah lenyap dan kita merasa tidak akan mendapatkannya lagi. Depresi juga dapat
diartikan sebagai perasaan kehilangan self-esteem atau rasa cinta kepada diri
sendiri. Perasaan ini tentu saja dapat dipicu oleh factor eksternal tapi hal
ini berbeda dari kesedihan, sebab pada kesedihan kita bisa melihat kemungkinan
untuk lepas dari perasaan ini seiring dengan berjalannya waktu. Untuk sebagian
orang yang mengalami depresi memilih untuk tidak meneruskan hidupnya karena
Depresi akan melukai semangat hidup seseorang sehingga seseorang yang mengalami
Depresi lebih memilih untuk tidak meneruskan hidupnya
Sebenarnya pada seseorang yang
Depresi mengalami kekurangan biokimia dalam koneksi antara otak depan dengan
otak kera, Dinamakan otak kera karena otak tersebut sangan mirip dengan bagian
otak seekor kera, dan pada bagian tersebut membawa emosi tentang hidup dan
kematian, diprogram oleh kebutuhan untuk bertahan hidup dihutan atau padang
rumput. Otak kera ini berpotensi untuk memaksakan pesan adanya ketakutan,
kemarahan, atau keputusasaan itu ke dalam kesadaran kita, menenggelamkan cara
menilai rasional dan dewasa dari lapisan otak depan(frontal cortex). Pada
seseorang yang mengalami depresi akan terjadi defisiensi neurotransmitter,
yaitu zat kimia yang penting untuk mengalirkan pesan-pesan elektrik dari satu
sel saraf ke sel saraf yang lain. Neurotransmitter yang paling dikenal adalah
serotonin. Depresi dapat dipicu pada hampir setiap orang yang telah mengalami penderitaan
terlalu lama dan pada beberapa orang lain depresi dapat terjadi dalam waktu
yang tidak terlalu lama. Apapun yang terjadi atau telah terjadi,walaupun belum
sepenuhnya diketahui bagaimana atau mengapa, apabila seseorang kekurangan
serotonin ia akan kehilangan perasaan cinta diri.
Seseorang yang mengalami depresi
ringan, saat kebaikan dan cinta kasih menggapainya maka akan membuatnya akan
merasa baik paling tidak untuk sementara waktu. Sedangkan seseorang yang
mengalami depresi yang lebih ganas tak ada satu hal pun yang dapat mengangkat
semangat orang tersebut, tak ada yang dapat mengisi kekosongan rasa tidak
berguna yang dialaminya dan akan sangat sulit untuk merasakan cinta untuk siapa
pun atau dari siapa pun maka seseorang yang mengalami depresi seperti ini akan
berakibat fatal
Seseorang yang mengalami gejala
depresi akan merasa sangat buruk dan biasa terbangun di tengah malam lalu
mengalami kesulitan untuk kembali tidur, akan merasa tidak tenang, kehilangan
selera makan, kehilangan berat badan, energy dan motivasi sehingga akan merasa
tak ada yang berharga dalam hidupnya, akan mengalami kesulitan berkonsentrasi
atau mengingat-ingat dengan benar apa yang seharusnya dilakukan, akan merasa
sangat letih dan kehilangan minat bahkan untuk merasa terganggu sekalipun, dan
bisa saja orang tersebut akan tidur selama 12 jam sehari dan mulai memiliki
selera makan yang salah.
Obat antidepressant ini biasa
diberikan oleh dokter kepada seseorang yang mengalami depresi. Obat ini akan
membantunya merasa jauh lebih baik lebih cepat namun pengobatan antidepressant
tak dapat dan tidak akan mengubah siapa dirinya. Lain halnya dengan obat-obatan
terlarang, Obat-obatan terlarang dapat membuat seseorang yang depresi merasa
bahagia kapan saja dan melupakan apa yang membuatnya depresi tapi obat antidepressant
tak akan membuatnya merasa bahagia disaat perasaan sedih menyelimutinya. Yang
dapat dilakukan obat ini adalah memberikan kebebasan kepada penderita,
pengobatan antidepressant ini dapat menyelamatkan semangat dan nyawa penderita
depresi.
Seseorang yang mengalami depresi
sebagai akibat dari stress yang terlalu tinggi, atau sebagai akibat dari
penyakit biokimia yang lebih spesifik atau sebagai akibat dari kegelisahan dan
amarah karena tidak menangani hidup dan hubungannya yang cerdas, orang tersebut
harus menyadari akan ada dua keinginan bertahan hidup secara emosional yang
mendasar. Dengan atau tanpa adanya pengobatan, kita harus belajar hidup dengan
cara yang akan menjamin adanya keseimbangan antara cinta kasih dan harga diri,
sebab tanpa kedua hal tersebut, tidak ada jalan keluar dari kesedihan.
Sumber : buku An Intelligent Life
karya Julian Short
Sekian dan terima kasih telah
membaca semoga bermanfaat
Salam penulis
Shalsa
No comments:
Post a Comment