Monday 23 July 2012

Depresi


Setiap orang tentu pernah merasakan kesedihan. Entah itu kesedihan karena patah hati, penolakan, kematian orang yang dicintai, rasa kehilangan atau gagal dalam ujian. Kesedihan merupakan perasaan tidak berdaya sebagai respon terhadap kekuatan luar yang tidak dapat kita kendalikan. Sebenarnya kesedihan itu wajar-wajar saja. Ketika kita merasa sedih kita akan mengeluarkan air mata karena merasa tidak kuat menahan gejolak dalam hati. 

Lain halnya dengan depresi. Depresi merupakan kekalahan di dalam diri, dimana perasaan cinta kepada diri telah lenyap dan kita merasa tidak akan mendapatkannya lagi. Depresi juga dapat diartikan sebagai perasaan kehilangan self-esteem atau rasa cinta kepada diri sendiri. Perasaan ini tentu saja dapat dipicu oleh factor eksternal tapi hal ini berbeda dari kesedihan, sebab pada kesedihan kita bisa melihat kemungkinan untuk lepas dari perasaan ini seiring dengan berjalannya waktu. Untuk sebagian orang yang mengalami depresi memilih untuk tidak meneruskan hidupnya karena Depresi akan melukai semangat hidup seseorang sehingga seseorang yang mengalami Depresi lebih memilih untuk tidak meneruskan hidupnya

Sebenarnya pada seseorang yang Depresi mengalami kekurangan biokimia dalam koneksi antara otak depan dengan otak kera, Dinamakan otak kera karena otak tersebut sangan mirip dengan bagian otak seekor kera, dan pada bagian tersebut membawa emosi tentang hidup dan kematian, diprogram oleh kebutuhan untuk bertahan hidup dihutan atau padang rumput. Otak kera ini berpotensi untuk memaksakan pesan adanya ketakutan, kemarahan, atau keputusasaan itu ke dalam kesadaran kita, menenggelamkan cara menilai rasional dan dewasa dari lapisan otak depan(frontal cortex). Pada seseorang yang mengalami depresi akan terjadi defisiensi neurotransmitter, yaitu zat kimia yang penting untuk mengalirkan pesan-pesan elektrik dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain. Neurotransmitter yang paling dikenal adalah serotonin. Depresi dapat dipicu pada hampir setiap orang yang telah mengalami penderitaan terlalu lama dan pada beberapa orang lain depresi dapat terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Apapun yang terjadi atau telah terjadi,walaupun belum sepenuhnya diketahui bagaimana atau mengapa, apabila seseorang kekurangan serotonin ia akan kehilangan perasaan cinta diri.

Seseorang yang mengalami depresi ringan, saat kebaikan dan cinta kasih menggapainya maka akan membuatnya akan merasa baik paling tidak untuk sementara waktu. Sedangkan seseorang yang mengalami depresi yang lebih ganas tak ada satu hal pun yang dapat mengangkat semangat orang tersebut, tak ada yang dapat mengisi kekosongan rasa tidak berguna yang dialaminya dan akan sangat sulit untuk merasakan cinta untuk siapa pun atau dari siapa pun maka seseorang yang mengalami depresi seperti ini akan berakibat fatal
Seseorang yang mengalami gejala depresi akan merasa sangat buruk dan biasa terbangun di tengah malam lalu mengalami kesulitan untuk kembali tidur, akan merasa tidak tenang, kehilangan selera makan, kehilangan berat badan, energy dan motivasi sehingga akan merasa tak ada yang berharga dalam hidupnya, akan mengalami kesulitan berkonsentrasi atau mengingat-ingat dengan benar apa yang seharusnya dilakukan, akan merasa sangat letih dan kehilangan minat bahkan untuk merasa terganggu sekalipun, dan bisa saja orang tersebut akan tidur selama 12 jam sehari dan mulai memiliki selera makan yang salah.

Obat antidepressant ini biasa diberikan oleh dokter kepada seseorang yang mengalami depresi. Obat ini akan membantunya merasa jauh lebih baik lebih cepat namun pengobatan antidepressant tak dapat dan tidak akan mengubah siapa dirinya. Lain halnya dengan obat-obatan terlarang, Obat-obatan terlarang dapat membuat seseorang yang depresi merasa bahagia kapan saja dan melupakan apa yang membuatnya depresi tapi obat antidepressant tak akan membuatnya merasa bahagia disaat perasaan sedih menyelimutinya. Yang dapat dilakukan obat ini adalah memberikan kebebasan kepada penderita, pengobatan antidepressant ini dapat menyelamatkan semangat dan nyawa penderita depresi.

Seseorang yang mengalami depresi sebagai akibat dari stress yang terlalu tinggi, atau sebagai akibat dari penyakit biokimia yang lebih spesifik atau sebagai akibat dari kegelisahan dan amarah karena tidak menangani hidup dan hubungannya yang cerdas, orang tersebut harus menyadari akan ada dua keinginan bertahan hidup secara emosional yang mendasar. Dengan atau tanpa adanya pengobatan, kita harus belajar hidup dengan cara yang akan menjamin adanya keseimbangan antara cinta kasih dan harga diri, sebab tanpa kedua hal tersebut, tidak ada jalan keluar dari kesedihan.

Sumber : buku An Intelligent Life karya Julian Short

Sekian dan terima kasih telah membaca semoga bermanfaat

Salam penulis

Shalsa

No comments:

Post a Comment