Terkadang rasa
sakit itu selalu kupendam, tanpa sedikitpun ku keluarkan. Bahkan kucoba lupakan
tanpa ku sadari bahwa rasa sakit yang kupendam sedikit demi sedikit membukit
dan menjadi gunung berapi yang suatu saat akan memuntahkan lahar panas. Kadang
aku ingin berteriak, tp akankah ada yang peduli padaku? Sekalipun aku mati
berlumuran darah akankah ada yg datang padaku dan peduli akan keadaanku?
Aku terluka,
bahkan hatiku ini seperti keju yang dipenuhi lubang namun bedanya hatiku ini
tidak menggiurkan. Aku bahkan muak dengan kehidupanku, aku ingin sekali
meninggalkannya, melupakannya. Seandainya bisa aku pergi dan melupakan diriku
ini.
Terkadang aku
memendam semua amarahku, dan aku menyiksa diriku untuk mengeluarkan amarahku.
Karena aku berpikir rasa sakit dalam hatiku dapat terobati dengan
mengeluarkannya. Walaupun aku mencoba menutupi rasa sakitku dengan rasa gembira
dan bahagia namun pada kenyataannya aku memiliki luka yang sangat dalam, aku
telah mengubur rasa sakitku sangat dalam hingga tidak ada satupun orang yang
melihatnya. Terkadang aku ingin berteriak dan menangis, karna aku sudah tidak
sanggup menahan rasa sakitku.
Ingatan ini
membuatku terganggu membuat rasa sakitku bertambah banyak, aku ingin
menyembunyikannya tapi aku tak tahu apa yang sebenarnya ku sembunyikan dan ku hindari,
karena ingatan ini aku terluka.
Namun apapun
yang terjadi bukankah aku harus berdiri dan bangkit, bahkan jika tanpa ada
pertolongan orang lain, bukankah aku harus bertahan? Hingga pada akhirnya
gunung berapi dalam hatiku meletus dan mengeluarkan lahar panas. AKu telah
mengeluarkannya. Rasa sakit itu sudah sedikit membaik ketika kita mencoba
mengeluarkannya. Aku akan mencoba untuk tidak selalu menahan rasa sakit itu karena aku bukanlah wanita super yang dapat membawa beban berat terus menerus.
No comments:
Post a Comment