Siapa sangka setelah adanya perkenalan pada akhirnya
perpisahan itu yang menyakitkan? Aku merasakannya bahkan ketika aku harus
menahannya, luka itu sudah sampai pada tenggorokanku. Tahukah kau bagaimana
rasanya? Rasanya aku tak dapat berkata apapun.
Siapa sangka rasa kehilangan itu sangat menyakitkan? Rasa
itu benar-benar membunuhku. Bahkan ketika aku berpikir aku akan tegar justru
akibat mengenang masa-masa bersamamulah yang justru membuat luka baru untukku.
Apa yang harus kulakukan jika aku tidak dapat menahannya?
Aku mengingat kenangan itu, karena banyak sekali kenangan
yang kulewatkan bersamamu. Dan kau memberikan 2 foto yang benar-benar membuat
dinding kokoh penjagaku hancur begitu saja. Luka itu membuat banyak
penderitaan. Aku tahu aku yang membuatmu terluka namun justru luka itu berbalik
untukku bahkan dalam 2 kali lipat besarnya.
Aku tidak bisa melupakanmu, bahkan jika berpikir saja untuk
melupakanmu itu sangat menyakitkan. Aku mengakhirinya karena aku telah memiliki
keputusan. Keputusan itu telah kupikir dengan matang, bukan berniat menyakitimu
hanya saja untuk berpikir dengan tenang dan memperbaiki diri. Namun
kenyataannya aku telah melukai diriku ini dengan melukaimu terlebih dulu.
Apakah aku terlalu bodoh sehingga tidak bisa menyelesaikan masalah
dengan benar? Venus, iya aku adalah Venus dan kau adalah Mars. Sudah lama aku
ingin menuliskan cerita cinta Venus dan Marsku. Namun malas dan kesibukan telah
mengganggu projectku ini. Apa yang harus aku kasih ke kamu? Mungkin luka yang
ku terima karena dengan melukaimu sama saja dengan melukaiku. Pada intinya kita
memerlukan waktu, waktu untuk berpikir betapa pentingnya hidup bersama orang
yang kita cintai. Aku akan belajar untuk mengerti dan memahami dan aku berharap
kita akan menjadi venus dan mars dalam tata surya kisah kita. Terima kasih
pernah hadir dalam hidupku Mars.
No comments:
Post a Comment