Monday 20 August 2012

Jujur

terkadang kau ingin melakukan sesuatu dengan caramu yang sangat bertolak belakang dengan cara orang lain, namun orang lain memandang tindakanmu aneh, tidak relevan. itu kenyaataan bukan? aku hanya bertindak sesuai dengan kenyataan yang menurutku benar, walaupun tidak semua orang peduli padaku dan mengatakan bahwa dirikulah yang salah. Aku tahu kesalahanku, aku tahu bagian dari kesalahanku. tidakkan itu cukup? Aku memang bertindak salah, namun aku memiliki alasan yang benar. Aku tahu kesalahanku, aku sadar kesalahanku. Aku selalu mengharapkan hasil kinerja ku akan berjalan sempurna namun nyatanya aku salah. tidak ada yang sempurna di dunia ini. aku sadar akan itu.
namun saat ini, aku sadar bahwa kau rapuh seperti diriku. bedanya aku ini tanpa menunggu waktu aku telah rapuh namun aku dapat bangkit dengan sendirinya beda dengan dirimu, kau hanya menunggu waktu yang membuat dirimu jatuh terkulai lemas tak berdaya dan membuat dirimu pergi dengan alasan ini. dapatkah aku menerima alasanmu yang ini, kau sudah tidak kuat ketika dirimu tertekan sangat dalam olehku. tidakkah kau melihatku? aku jauh lebih tak berdaya dibanding dirimu, aku keras?memang! namun hatiku sangat rapuh. ketika kau menggoreskan hatiku dengan sebilah pisau perkataanmu hatiku berdarah namun darah itu kering dengan sendirinya, hanya membekas tidak seperti awal. Aku ingin mengatakan semua yang ada dalam diriku dalam hatiku namun hanya sebagian saja aku mengatakannya padamu, kau meminta maaf dan tenggelam dalam raut sedihmu dan membuat aku merasa bersalah telah mengatakannya. Rasa bersalah ini lebih akan menyakitkan dibanding kau yang membuat luka pada hatiku. Rasa bersalah ini seperti tertancap sebilah pisau dan membuat darahnya memancar keluar. beda sekali bukan dari luka yang kau buat sendiri?namun itu lebih menyakitkan.
mengapa aku seperti melihatmu akan pergi? dengan alasanmu kau dapat pergi sesuka hatimu, beda denganku, ketika diriku berada dalam lautan kekecewaan, amarah, pernahkan aku mengatakan ingin pergi darimu? aku memang tak ingin pergi, ketika aku merasa aku mencintaimu lebih dalam dari awal. ketika dunia ini roboh sekalipun aku tak ingin mengatakan aku ingin pergi darimu. namun ketika melihatmu tertekan aku rela memberikan kebahagiaanku padamu jika memang itu inginmu. Jika memang ketika denganku kau merasa tertekan, tidak bahagia dan ketika kau pergi dariku itu akan membuatmu lebih bahagia aku rela memberikannya padamu, aku ingin membuat dirimu bahagia walau sekalipun hatiku sakit. aku akan tetap mencintaimu.
aku tahu dulu kau adalah burung yang bebas terbang kemanapun sesuka hatimu namun saat ini aku telah menjebakmu dalam sangkarku. yang kulihat dari matamu adalah kesedihan. aku sadar akan itu sedari lama. ketika kau mencintai seseorang kau bahkan bisa melihat dengan jelas isi hatinya dari raut muka yang terpancar darinya ketika denganmu. aku bisa melihatnya, dan ternyata tebakanku benar, tidak! itu bukan tebakan lebih tepatnya kau yang mengatakannya lewat raut mukamu. mengapa kau sembunyikan semua itu dariku? kau bahkan tidak membiarkanku masuk, kau malah membangun dinding kokoh dengan jendela kecil yang dapat kau gunakan untuk melihatku, lalu akhirnya kau membangun 1 pintu dalam dindingmu, namun pintu itu hanya kau gunakan untuk menyapaku bahkan kau tak pernah sadar bahwa sapaan itu kini terdengar samar ditelingaku, ketika kau menyapaku kau kembali ke dalam dan membiarkanku terdiam diluar melihat wajahmu dari jendela itu. kau tidak membiarkanku masuk dan kau hanya berkata"aku baik-baik saja" namun nyatanya tidak kan? aku tahu itu, aku mengenalmu sangat lama, aku tahu kepura-puraanmu, aku tahu mengenaimu
kau membutuhkan waktu denganku, aku tahu itu. namun saat ini aku hanya mengkondisikan posisiku. posisi dalam 2 dunia yang berbeda. kumohon, jujurlah mengenai perasaanmu padaku. jangan membuatku terlunta-lunta seperti ini. aku ingin memberikanmu kebahagiaan bukan kesedihan. apa yang harus kulakukan agar aku melihat matahariku bersinar lagi? aku tak ingin kau berdiam diri menunggu waktu pergi dariku. jika memang itu kebahagiaanmu ambillah, jangan mendung ku mohon. aku bahkan lebih menyukaimu jujur padaku seperti dulu marah padaku, membentak diriku bukan seperti ini. seperti mayat hidup, kau hidup namun kau mati, kau mati namun kau hidup. aku tidak menyalahkanmu bahwa aku sudah melangkah sangat jauh dari duniaku, aku hanya berpikir bagaimana caranya agar aku kembali. aku ingin menghabiskan waktuku denganmu namun untuk saat ini biarkan aku terdiam sejenak dalam dunia awalku.  Aku ingin melihat bahagiamu, senyum tulusmu, hal yg tidak bisa ku berikan padamu. ku mohon jujurlah padaku. aku ingin kau bersinar terus, matahariku

#Jujur

No comments:

Post a Comment