sometimes, we will never know the true value of a moment until it becomes a memory. So I am trying writing every moment from my experience,my mind or anything I will record every moment in this blog, Welcome ~
Monday, 27 December 2021
when the rain stop...
Thursday, 9 September 2021
Tidur Berkualitas?
Akhir-akhir ini setiap bangun tidur justru lelah dan isi kepala tuh kayak penuh, masih bisa untuk cepet tidur dan gak bikin insomnia sih. Tapi rasanya kayak dalam mimpi pun aku berpikir gitu, otak aku gak berhenti buat memikirkan something. Bahkan sampe bikin buruk, mimpi kerja, mimpiin kerjaan dan bangun-bangun ngerasa ada yang tertinggal. Something wrong happen to me! Okay ini kayak alert kalau otak aku lagi berkelana, banyak mikirin banyak hal dan ga terjangkau semua, Tapi disatu sisi karena kurang self care, akhirnya aku jadi ngerasa ga mood, jadi malas melakukan sesuatu, ada sisi dari diriku yang ingin tidak produktif.
Bener kata dokter jiemi, ketika kita istirahat justru memikirkan kerjaan dan ketika kerja memikirkan istirahat. Terlebih pandemi gini bikin aku kayak cepet banget energi abisnya. padahal jelas bukan secara fisik capeknya tapi lebih ke mental.
well, karena ini alert buat diriku dan bikin tidurku ga berkualitas. Berarti ada yang harus aku ubah kan? tentunya yang bisa aku kendalikan. Let's make some activity for better quality life shalsa. Kamu akhir-akhir ini kelelahan karena mengemban banyak tanggung jawab yang bahkan gak gampang buat fokus kayak gitu. But you did it! I am so proud of you.
Monday, 5 July 2021
Berjalan Di Terowongan Gelap
Pernah ada moment dalam hidupku sepenuhnya yang sangat tidak menyenangkan yang sekarang aku sadari bahwa itu karena aku seringkali jalan sendirian di terowongan gelap. Padahal siapa yang bisa jalan dengan lancar di terowongan gelap coba? Pasti ada kejadian jatuh entah itu kesandung batu kecil atau justru kita menginjak kotoran/kubangan air kan? Lalu gimana kondisinya ketika udah habis masuk ke kubangan air, nginjek kotoran, kesandung pula? Kaki kita kotor iya, berat iya, luka iya dan mungkin ada darah karena kesandung dan jatoh kan? Tapi tetep lanjut buat memaksakan jalan? Coba bayangin rasanya sakitnya gimana.
Persis kayak hidup, aku pernah di moment untuk berpikir I am fine, I am okay, rasa sakit aku gak sebanding sakit orang lain, orang lain lebih sakit. Aku gak pernah hadir untuk berempati dengan rasa sakitku sendiri. Bertahun-tahun kayak gitu dan akhirnya sampai ke titik lelah. Aku lelah sama hidupku sendiri, rasanya aku cuma pengen waktu berhenti, kenapa waktu selalu jalan terus dan gak pernah biarin aku istirahat sebentar doang? Bahkan untuk napas aja susah banget. Jangankan melangkahkan kaki yang berat banget, buat pura-pura tersenyum aja udah gak bisa. Aku jadi sering sakit fisik, asam lambung naik seiring peningkatan rasa tidak bahagia yang aku alami. Aku jadi panik attack setiap kali aku telat dateng meeting karena terjebak macet.
Dan kejadiannya itu selalu berulang, selalu ada di akhir tahun sampai awal tahun, aku gak merasa bahagia di waktu tersebut. Setiap kesalahan kecil, aku selalu jahat dan marahin diri aku sendiri. Pernah suatu hari di tahun 2018, pikiran aku udah gak bisa terbendung lagi. Jadi aku sensitif untuk hal kecil sekalipun. Saat itu memori internal hp penuh dan akhirnya aku pindahin ke SD Card dong, tapi ternyata kepenuhan dan bikin semua foto hilang seketika! Damn! Apa yang aku rasain? marah, kecewa dan benci banget diri sendiri. Karena mengambil keputusan sendiri dan ternyata salah. Rasanya aku lagi nunjuk-nunjuk diri aku sendiri tanpa empati, aku marah karena kebodohan aku. Rasanya diri aku yang jahat lagi ngomong gini "bodoh banget sih, gak liat apa kalau itu memori penuh. Ilang kan semua foto. Emang semua kenangan yang ada di foto itu bisa kembali?" Akhirnya aku nangis. Semua temen kantor bingung karena aku menangis untuk hal kecil, hanya untuk memori card dan foto yang hilang. Receh ya? Aku kalau di posisi temen aku juga akan berpikir gitu "lebay banget ini manusia".
Ada juga momen ketika aku gak bergairah ke kantor, gak bisa bahagia dan raut muka sedih. Ya sedih tapi aku gatau sebabnya apa. Pikiran aku kayak penuh banget. Lalu ada celoteh temen aku yang bilang "lah jomblo sedih karena apa? kan gak punya pacar?". Sebenernya itu konteksnya bercanda, tapi disitu aku sakit hati banget. Rasanya gak enak lagi pikiran berkecamuk tapi gak ada satupun orang yang ada sekedar duduk diam mendengarkan kita.
Di sisi lain, ada seorang teman yang juga menangis karena dijahili dan semua orang mengerubungi dia dan berempati. YES! Aku compare diri aku dengan dia, aku merasa aku gak didenger tapi kenapa dia justru ditanya-tanya? Aku makin merasa sendirian. Dan ada satu orang temen aku juga yang justru dateng melihat aku nangis dan dia bilang "ngapain sih nangis untuk hal sepele kayak gitu, tuh nangis tuh kayak si A baru boleh nangis". Disitu aku makin merasa aku sendirian. Segala perasaan aku gak divalidasi, aku marah sama lingkungan dan aku marah sama diri aku, aku bertanya-tanya kapan aku gak sensitif dan nangis ya? Kok aku jadi fragile banget kayak barang pecah belah yang di toko-toko. Fisik aku semakin drop, aku bisa nangis dan kecapean dan semakin drop. Setiap liat jalanan jakarta dan liat betapa macetnya jalanan disaat harusnya aku meeting dan HARUS segera sampai di tempat, aku semakin panik. Aku semakin gelisah dan maag aku kambuh. Ya kalian gak salah baca kok kata harus aku capslock dan bold, karena itu yang aku katakan ke diri aku. aku mewajibkan banyak hal ke diri aku. Aku harus kuat, aku harus sehat, aku harus bisa, aku gak boleh gugup, presentasi ini harus lancar, aku harus sampai tepat waktu. Lalu aku marah sama hal yang gak bisa aku ubah. Kenapa sih jalanan bisa macet? Faktanya jalanan jakarta memang hal biasa kan macet? Tapi ada kalimat lain di pikiran aku. Kenapa sih aku salah ambil jalan, kenapa sih aku gak dateng lebih pagi lagi. Selain kata harus banyak juga kata kenapa yang aku sering tanyain ke diri sendiri. Semakin hari semakin parah. Aku bahkan karena panic attack sesampainya tempat meeting ke toilet cuma buat muntah, aku bahkan pergi dulu cari obat maag di warung terdekat. Rasanya gak enak, sedangkan aku harus menyelesaikan presentasi ke client dengan lancar.
Apakah gejala fisiknya cuma itu, nope tentu saja. Aku bahkan gabisa tidur dengan nyenyak. Aku tidur dengan pasang headset dengerin brainwave atau music to sleep. Kadang works tapi lebih seringnya enggak. Aku insomnia. Aku bahkan pernah ke kantor dalam keadaan gak tidur sama sekali. Bukan begadang yang tidur diri hari, tapi emang gak tidur sampai pagi. Pikiran aku berisik banget, gak mau diem, tapi aku gak tau pikiran aku ngomong apa. Rasanya aku pengen segera ke apotek buat beli obat tidur. Tapi tentu aja aku gaboleh bergantung sama obat ketika gabisa tidur kan?
Karena atas luka dan rasa sakit aku yang "dianggap sepele" ini gak digubris dan mendapatkan empati dari lingkungan sekitar, aku semakin diem dan gak membagi segala penatnya pikiran ini ke siapapun, aku melajutkan perjalananku sendirian di terowongan gelap dalam kondisi celana kotor dan penuh luka karena terjatuh. Akhirnya aku cuma bisa duduk di jalanan dan merasa bahwa aku lelah dan mau menghilang dari dunia ini. Pikiranku saat itu, bagaimana caranya pergi menghilang dari dunia ini tanpa rasa sakit? Bagaimana caranya agar aku tenang? Bagaimana caranya aku gak merasa sakit dan penat lagi? Bagaimana rasanya aku bisa tidur dengan nyenyak lagi? Bagaimana caranya meredam pikiran aku yang berisik ini?
Aku gak pernah menemukan jawabannya, sampai suatu ketika ada salah satu sahabat aku di blognya yang pernah mengalami hal yang sama. Aku coba chat dan dia bilang mungkin itu karena quarter life crisis belum lagi kondisi lingkungan yang toxic dan pikiran berkecamuk, itu wajar. Sampai aku bilang aku capek sama hidup aku, rasanya mau menghilang aja. Dan dia cuma bales "kita ketemu yuk". Aku cuma bisa nangis baca chatnya. Karena ada orang yang mau meluangkan waktu cuma buat aku di saat dia pun sibuk dengan hidupnya, dan dia pun pasti sibuk dengan pikiran dan masalahnya.
Aku Mungkin memilih berjalan di terowongan seorang diri, tapi ketika aku terjatuh ada satu orang di depan sana yang ngasih lampu senter dan nunggu aku. Rasanya bersyukur punya satu orang yang hadir untuk bisa berbagi rasa sakit.
Tapi aku belajar satu hal bahwa Sedih dan luka itu valid, hanya karena tidak terlihat bukan berarti sedih dan luka itu gak sakit. Jangan sama ratakan sedih dan luka setiap orang. Karena tentunya akan berbeda.
Thursday, 1 July 2021
The things to be grateful for ...
Last June
- Bikin konten bertemakan iklim, variatif dan client suka
- Dapet honor dari freelance dan gajian dari kantor
- Bisa menghirup udara segar
- Bisa menatap langit biru
- Bisa Qtime setelah lama
- Belajar mobil
- Minum Strawberry mojito
- Bisa nangis dan mengutarakan isi hati dan pikiran tanpa marah dan nuduh. Tapi validasi perasaan
- Bisa nulis isi pikiran dalam daily journal
Friday, 25 June 2021
Learn About Self Love
Setelah nonton Hospital Playlist 2, rasanya hati tuh adem dan sekaligus dibikin bahagia terutama atas kehadiran Ikjun yang gak pernah berhenti menghibur. Tapi kali ini ada perasaan yang beda ketika nonton drama itu. Sosok Song Hwa bener-bener terlihat jelas kalau dia menguasai tahap Self love. Song Hwa yang capek hampir seharian di ruang operasi, Song hwa yang koyoan, Song Hwa yang istirahat sebentar di sofa, dan Song Hwa yang bahagia kayak anak kecil setelah makan sepotong kue. Lalu aku menemukan thread dari Season 1 yang bilang Song Hwa dan Pentingnya Self Love. Tahun lalu, aku ga ngeh kalau yang dia lakukan itu full of service buat dirinya sendiri, bentuk dari cara self care dan self love.
Sekarang aku jadi mikir bahagia itu bukan berasal dari hal besar, tapi hal kecil yang bahkan gak pernah kita sadari kalau itu bikin bahagia.
Song hwa tau caranya memperlakukan dirinya dengan baik, tau caranya untuk sekedar dating dengan dirinya sendiri dengan camping dan menyatu dengan alam, atau sekedar istirahat karena lelahnya bekerja, tapi hal yang terjadi di sekitarnya gak membuat mood dia gak stabil atau jadi mudah marah/jengkel. The power of self love!
Lalu aku menemukan foto capture-an dari book judulnya An Apology Letter to My Self. Setelah baca ini, tiba-tiba air mata jatuh dan merasa jahat banget ke diri sendiri. Mungkin aku kesepian, karena aku gak pernah menghidupkan diriku, aku kira aku independent tapi secara emosi aku bergantung, aku terngiang akan janji kebahagiaan yang dikasih orang lain terhadap aku- yang mana itu adalah salah karena gada satupun orang yang bisa membuat kita bahagia kalau diri kita gak bahagia duluan. Atau moment mendahuluan orang lain, memperhatikan orang lain padahal diri ini pun butuh perhatian. Kalimat yang paling membekas "Life isn't about pleasing other people. Life is about living. Doing makes me happy".
Tuesday, 22 June 2021
Love & Connection
Aku lagi baca buku kisah Oprah Winfrey, aku dapat buku ini dari seorang teman yang baik yang aku kenal baru banget, tapi dengan hati besarnya dia bersedia mendengarkan aku tanpa judging. Seorang teman yang baik, dia tidak berlari meninggalkan ketika kita terjatuh. Tapi dia berhenti dan menanti kita untuk bangkit. Dia seperti itu, dan aku bersyukur bisa bertemu dia dari sekian banyak manusia di bumi. Setelah pertemuan itu, aku berdoa semoga dia mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian seperti yang dia harapkan juga dari aku.
Balik lagi ke buku Oprah Winfrey yang judulnya What I Know For Sure, ada bab Connection. Oprah disini cerita bahwa dia pernah wawancara 7 laki-laki tapi memiliki kesamaan yaitu mereka selingkuh dari istri mereka. Ternyata hal yang mendasari mereka selingkuh adalah mereka rindu untuk dibutuhkan, didengar sehingga mereka mencari validasi dalam bentuk apapun agar mereka dapatkan hal itu. Meski itu artinya mereka menghadirkan orang ketiga.
Oprah bilang dalam bukunya, pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan yang sama yaitu sama-sama ingin dihargai. Siapapun kita, apapun latar belakang kita, setiap dari kita pada dasarnya memang rindu dicintai, dibutuhkan, dimengerti, diapresiasi agar merasa lebih hidup dan lebih manusiawi.
Tapi sayangnya kita sering mencari yang kita butuhkan itu dari orang lain, didengarkan, dibutuhkan, dimengerti, diapresiasi dsb. Tapi sebenarnya cinta dan approval itu gak bisa kita temukan dari luar, melainkan dari dalam diri. Mungkin kita bisa mendapatkan hal tersebut dari orang lain, tapi diri kita akan merasa ga pernah cukup.
Ketika kita merasa kurang hidup, bosan, merasa kurang intim dengan orang lain entah itu pasangan atau siapapun. Hal itu menunjukkan ada ketidakpedulian terhadap diri sendiri.
Persis kata Oprah Winfrey dalam bukunya
"if you’re looking for someone to heal and complete you—to shush that voice inside you that has always whispered You’re not worth anything—you are wasting your time. Why? Because if you don’t already know that you have worth, there’s nothing your friends, your family, or your mate can say that will completely convince you of that."
Jika kita mencari apa yang kita butuhkan dari orang lain, atau jika kita menyimpan luka dan kita berharap orang lain untuk menyembuhkan dan melengkapi kita. Semua itu gak akan pernah cukup.
Kalau kata Oprah sih, Sang Pencipta udah memberikan kita tanggung jawab penuh terhadap hidup kita dan hak istimewa agar kita kuat dan mampu untuk memberikan diri kita kasih sayang, cinta dan intimacy yang bahkan belum pernah kita dapatkan sebagai manusia.
Jadi kita sebagai manusia memang punya pilihan untuk terus maju dalam memberikan cinta kepada diri sendiri. Jangan menyesali masalalu karena tidak pernah mendapatkan cinta dari orang lain entah itu pasangan atau orang tua. Kita memang pantas mendapatkan cinta tapi kita bisa memberikan cinta itu kepada diri sendiri.
Look inward—the loving begins with you.
Monday, 21 June 2021
Tentang Memaafkan
Suatu ketika aku liat satu video dari TED tentang memaafkan. Speakernya bilang gini
"So why do it? why forgive? It can't heal you. It won't save you or the other person. It can't make you a good person, at least not all by itself. Because that's not what forgiveness is designed to do. Forgiveness is designed to set you free. When you say 'I forgive you' what you're really saying is 'I know what you did. It's not okay. But I recognize that you are more than that. I don't wanna hold us captive to this thing anymore. I can heal my self and i dont need anything from you"
Ada suatu diskusi dengan salah satu mentor aku mengenai aku yang overthinking dan mudahnya aku terluka karna perilaku/perkataan orang lain. Rasanya sakit ya ketika kita kecewa atas perlakuan/perkataan orang lain padahal kita udah berusaha yang terbaik untuk orang lain. Kita menjaga perkataan dan perbuataan kita, tapi kenapa kecewa selalu mampir dan menyapa. Tiap kali kecewa, helaan napas panjang selalu bikin air mata turun dan jadi feel sorry sama diri sendiri gak sih? Kok rasanya udah jahat ya ke diri sendiri. Kadang ada moment ingin membahagiakan orang lain sampai akhirnya perasaan diri sendiri diabaikan. Tapi ketika perasaan kita komplain dan pengen ngasih kode kalau diri merasa terluka, diri ini yang kadang lupa untuk ngasih waktu mendengarkan perasaaan yang keluar.
Dan ketika kecewa karena orang lain menyakiti hati kita, rasanya berat buat sekedar memaafkan. Karena ada mode menyelamatkan diri dan otak kita sering kali waswas dan hati-hati agar hati kita yang udah cukup fragile ini gak tersakiti dua kali. Tapi ternyata itu gak akan pernah membawa kedamaian buat diri sendiri ya?
Persis kata Alex
"To those who have hurt you, splintered your heart, made you feel small, and rejected you—offer them mercy so that you can learn what true freedom feels like. Gripping on to grudges wastes time and energy. It will distract you from being your best self"
Maafkan orang-orang yang telah menyakiti, yang telah buat hati sakit atau menangis tiap malam. Bukan buat orang tersebut tapi buat diri ini. Karena diri ini layak untuk bebas melepas rasa tidak nyaman, bukan?
Friday, 18 June 2021
Two Different Path
Kita berjalan dengan start yang sama, dengan keegoisan yang serupa, dan dengan pengalaman menyakitkan yang serupa. Lalu kita berjalan tanpa bergandengan tangan, karena berpikir kita mampu menghadapi ini sendirian. Karna kita terbiasa mengatasi segala masalah yang datang sendirian, tanpa ada yang mendampingi. Tapi kesombongan itu membawa kita ke dua jalan berbeda, kita dihadapkan pada dua jalan dan kita tidak menyadari bahwa kita saat ini sedang berada di jalan yang terpisah, kita berjalan sendiri-sendiri, jangankan untuk bergandengan tangan, bertegur sapa karna tak saling melihat aja sudah suatu hal yang patut disyukuri. Tapi kita tetap dengan kesombongan dan keegoisan berjalan di jalan yang berbeda.
Ada moment aku merindukan kamu yang masih bisa aku sentuh, yang masih bisa aku sapa dan lihat meski dari jauh.
Tapi meski kita di jalan yang berbeda, bukan berarti kamu tidak pernah menyapa aku, aku sering menyapa aku, atau meneriakkan namaku. Tapi aku tetap kesepian, karena memang kamu tidak disampingku, karena kita ada di dua jalan yang berbeda.
Tapi apakah mungkin kita bisa ketemu di satu jalan yang sama? Ataukah kita tetap ingin di jalan berbeda dan terus berjarak?
When Bad Happen In Life
Sebagai manusia pada akhirnya ketika menemukan bad happen in life harus mencapai satu titik memaafkan dan ikhlas ya. Meski bad happen in life itu rasanya nyakitin dan menggores luka lama apalagi kalau bersinggungan dengan trauma yang masih diingat jelas tubuh dan otak kita. Rasanya hancur bisa berkali-kali lipat sakitnya.
Monday, 14 June 2021
overthinking
Kadang ada moment gue membenci pikiran gue yang overthinking, sedangkan overthinking ini mengakibatkan suatu kejadian nyata yang memang dialami, hal yang dikhawatirkan terjadi, hal yang ditakutkan bener-bener ada depan mata. Kayak niat hati buat melindungi hati biar ga terlalu sakit, tapi akhirnya sakit juga because of the truth.
Tapi dari hal tersebut ada pikiran yang muncul, yang judging dan jahat banget ke diri sendiri
"kan, itulah gue benci otak gue, gue benci banget gue yg terlalu intuitif dan bisa menganalisis segala macam hal. Bisa ga sih lu diem aja, gausah sok-sok-an overthinking. kalau kejadian gimana? Seolah lu bisa melindungi hati dengan lu memprediksi masa depan gtu?"
Akhirnya, malah jadi benci diri sendiri. sedih ga sih? Kayak dunia udah segitu pahitnya dan banyak yang pointed you gitu. Tapi diri lu ikutan sejahat itu sama lu. kejam ga sih?
Akhirnya gue sadar, ah gue terlalu jahat ternyata sama diri sendiri
Yuk semangat self untuk lebih menumbuhkan cinta ke diri sendiri
Validasi Emosi
Adakalanya merasa stabil, prima, happy, tapi hanya butuh percikan api kecil, trigger kecil untuk bisa bikin down dan hancur lagi. Api kecil itu berkaitan dengan trauma dan stressor.
segala emosi yang hadir perlu divalidasi, emosi dalam diri yang tidak divalidasi akan membuat diri merasa jauh dari dicintai. Karena emosi itu selalu benar, meski bagi kamu sedih dan bagi orang lain gak sedih, meski bagi kamu itu menyakitkan sedang bagi orang lain tidak, meski bagi kamu masalahnya begitu besar sedang bagi orang lain itu hanya seperempat masalah besar mereka. Emosi dan perasaan kamu valid. Mungkin ada ekspektasi yang tidak bisa dipenuhi oleh orang lain, tapi bukankah kamu tidak bisa mengendalikan orang lain? perlakuan mereka terhadap kamu tidak bisa dikendalikan kan?
Mungkin disana terpenjara dirimu yang masih kecil yang terproyeksi berteriak meminta bantuan, atau sekedar meminta pelukan. Mungkin ada luka yang masih menganga yang kamu abaikan. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk menikmati waktu sendirian dan berdamai dengan waktu. Layaknya ketika jatuh dan terluka, yang namanya luka itu sakit kan yang perlu divalidasi rasa sakitnya. Maka validasilah luka itu
Masa lalu tidak akan pernah bisa dubah, sedangkan masa depan tidak bisa kamu kontrol sesuai kemauanmu. Tapi kamu bisa mengubah masa sekarang.
It's okay not be okay, berterima kasihlah ke diri, karena tidak berhenti dan menyerah, meski banyak pikiran yang meminta untuk menyerah. Tapi kamu masih standing still. berterima kasihlah karena telah menolong diri dan menyelamatkan diri. Karena sudah bertahan sebuah pencapaian meski underated achievement. Meski beda dengan material achievement tapi untuk mencapai material achievement perlu stay alive dulu.
Don't be expect to be healed by someone else
Sunday, 6 June 2021
A Note To MySelf
"secerah apapun langit, akan ada masanya hujan turun. Hujan yang mengguyur sampai basah kuyup dan membuat diri tak sanggup menahan dingin. Tak apa biarkan hujan turun sampai langit kembali cerah"
it's like raining moment when our darkest mind said "it's raining. I don't like rain. I wish it wasn't raining. My day would be better if it wasn't raining. My day is ruined. Everyday is like this. It always rain when all I want is for it to be sunny"
" I am trying to make my mind focus on me, but it's hard and it hurt"
" Ada beberapa hal di dunia ini yang butuh pengertian lebih dari diri kita, karena mereka mungkin tidak mampu mengerti diri mereka sendiri. Jadi memberikan pengertian lebih bukan menempatkan diri jadi pihak lebih lemah dan tersakiti, Tapi justru tanda km orang yang kuat karena selain kamu mampu memahami diri sendiri, kamu mampu membuka hati dengan penuh empati dengan memahami orang lain"
Fokus terhadap segala sesuatu yang berada dalam kendalimu, yaitu sikap, perilaku, dan respon terhadap suatu hal serta memahami bahwa apa yang dilakukan oleh orang lain tidak dapat kamu kendalikan. kamu hanya perlu berusaha untuk melakukan yang terbaik dan menempatkan diri dalam setiap keadaan, namun pada akhirnya, bagaimana cara orang lain bereaksi terhadap apa yang kamu lakukan sudah bukan menjadi kendalimu dan terkadang pilihan terbaik yang kamu miliki adalah menerima hal tersebut. Semakin keras usaha kamu untuk mengendalikan segala sesuatu yang bukan menjadi kendalimu, maka kamu akan semakin mudah untuk merasa cemas, frustrasi, kecewa, sedih.
x
The things to be grateful for ...
6 June 2021
- Exercise routine isn't always easiest to do. imagine that i have to wake up early, drag my self to the gym, endure sweaty and uncomfortable feeling such tired and cramp. but the truth is that makes me feel grateful for my self and my body. Yes i did it!
- Belajar menyetir di jalan raya ciapus dan ciomas harapan dengan gang kecil dan berkelok, not perfect driving actually, tapi setidaknya pencapaian dalam hidup aku so far, karena penuh dengan tekanan mental
- saturday night with journaling community, belajar grounding dan hidup di saat ini kini, sambil mendengarkan keluh kesah diri, belajar jadi pendengar yang baik untuk diri sendiri dan memeluk diri. ternyata diri ini hanya perlu wadah untuk mengeluarkan unek-unek tanpa ada kalimat judging.
- Masih bisa bernapas, karena ternyata tarikan napas dalam itu banyak manfaatnya. Aku baru sadar karena dengan napas bahkan bisa bantu angkat beban saat latihan di gym, bisa membantu kembali fokus saat mau pingsan dan menyalurkan isi pikiran negatif dengan meditasi
Tuesday, 11 May 2021
Nangis proses pendewasaan?
forgiveness
Katakan #2
"jangan genggam terlalu keras, nanti tangan kamu sakit" katanya
"jangan ambil panah yang jatuh ke bawah untuk ditancapkan ke hatimu, nanti kamu terluka" katanya
"jangan dipikirkan, kasihan otak kamu dibebankan banyak hal untuk dipikirkan" katanya
"jangan banyak memikirkan skenario masa depan sampai lupa masa kini, biarkan semua mengalir bagaimana mestinya" katanya
Tapi
aku masih melakukan itu
Jadi Aku Ingin mengasingkan diri di pulau tak berpenghuni
dunia ini terlalu ramai
membuat aku mudah lelah
Tuesday, 27 April 2021
Self Acceptance
I am just human, so it is okay to have weakness and mistake right? I learn something new today about self acceptance. Because my perfectionism sometimes always killing me and make me control everything in this world, but again Im just human not God or avatar aang right? It is okay to make mistake and everything not going well as planned.
I always doubt my self in every single day and worry about how things will work out for me. It is good or not? being perfectionist make me never feeling good enough.
but now I challenge my negative thought. When they blame me because I cant perform well, and my deep heart also agree with that. I need to focus, "you wrong! because I am just human. I can make mistake. I am newbie and be failed person. But me still me. I just need focus to keep learn something"
Talking with english languages with my low capability make me want to hiding my self. So shame
but, If I blame my self for my failed, for my mistake. How can I lay and survive? I need always have to be kind to my self
Saturday, 24 April 2021
Kebiasaan buruk
Friday, 23 April 2021
It Just Feeling
Ada satu analogi yang aku dapetin dari Podcastnya Merry Riana dan Marissa Anita. Katanya gini :
"Kita dan Perasaan itu ibarat stasiun dan kereta. Kereta memiliki banyak gerbong, dan anggaplah gerbong itu berbagai perasaan. Bisa berupa sedih, marah, kecewa yang semua hanya akan lewat gitu aja. Sedangkan kita stasiun dan pemberhentiannya. Karena Feeling itu comes and go. Tapi seringkali orang terlalu masuk ke dalam perasaan itu seolah itu adalah dirinya hingga akhirnya terbawa sampai kereta itu terus jalan dan kita terbelenggu didalamnya. Forever trap in that train"
It just feeling right or it just my period?
Thursday, 22 April 2021
Hidup seorang manusia dewasa
Semakin dewasa seseorang, nyatanya hidup itu tambah clueless dan gak punya panduan. Rasanya sering tersesat sendirian, tanpa seorang pun menemani. Rasanya napas jadi berat dan isi kepala beradu ingin didengar. Jangankan menghadapi masalah yang datang dan rasa ingin dimengerti. Aku aja sudah kewalahan untuk mengerti diri sendiri dan mengamati pikiran yang datang. Kata mereka, pikiran ini tak perlulah diusir pergi jauh, coba amati. Semakin aku mengamati mereka, semakin sering rasanya air mata jatuh.
Sebagian diriku mengutuk aku karena vulnerable, sebagian diriku mempertahankan dirinya dan menganggap tak apa menjadi lemah dan rapuh. Lalu aku bingung, bagian mana diriku yang asli?
Pelukan akan sangat menghangatkan diri ini yang kedinginan dan hampir tak bertenaga. Tapi kepada siapa aku meminta pelukan hangat?
Aku lagi-lagi mengutuk diriku yang kian hari semakin banyak menghabiskan banyak tisu karena rasanya kantong mataku berat sekali.
Kenapa dadaku rasanya berat sekali? apa yang terjadi? Kenapa rasanya aku sendirian lagi? atau memang aku sedang sendirian?
Aku sering membayangkan diriku ada di tengah hutan, di pulau tak berpenghuni dan diatas tebing
Bukankah manusia memang akan selalu mengecewakan? lantas mengapa kamu terus berharap kepada manusia? hardikku kepada diri.
Mungkin benar kata dokter itu, aku perlu melatih napasku
My Mind #2
"Hanya karena kamu beda sendiri bukan berarti perasaan kamu ga valid, apapun yang rasain itu valid"
Tuesday, 20 April 2021
My Mind #1
buku emang tempat pelarian paling nyaman yang bisa bikin rasa panas di dada, gejolak amarah dan kebencian pada sekitar meredup. Meski masih ada percikan sedikit. Tapi setidaknya ku cukup tenang
Sunday, 11 April 2021
Tired
Sometimes i just tired of being my self. When I see my self in the mirror, still confuse and asking "who are you? are you kind? or bad? are you pretend to be kind person? or what? "
Monday, 8 March 2021
letter for my self
Saturday, 13 February 2021
Melangkah Dalam Sepi
Thursday, 11 February 2021
kehilangan
Benteng Pertahanan Diri
Thursday, 28 January 2021
You Can't Control Everything In This world
Satu hal yang aku pelajari hari ini, bahwa tiap orang karakternya unik dan berbeda. Untuk aku yang perfectionist overthinking memaklumi karakter orang itu hal yang cukup sulit. Rasanya aneh ketika bertemu dengan orang yang secara status social cukup baik dan dihormati orang lain tapi terus mengagungkan diri bahwa dia yang terbaik. Kenapa harus begitu? Kenapa meminta orang lain menghormati dia? kenapa meminta orang lain memuja muji dia? Kenapa haus akan pujian orang dan pengakuan orang lain? Di suatu moment aku merasa ini hal yang salah, rasanya aneh dan bikin capek aku karena jadi gak selow ketika menghadapi orang lain. Tapi aku inget yang aku baca, aku gabisa kontrol hal-hal diluar kendali aku, perilaku orang itu diluar kendali. Kalau gak mau diperlakukan gak baik, bukankah demi kenyaman diri harus bilang ? entah dia akan respon apa setelahnya, yang pasti tidak mengharap dan menyiksa diri untuk memaksa diri untuk mengontrol diluar hal yang gak bisa kita kontrol bukan?
"you can't control everything in this world, You can't prevent a storm from coming but you can prepare for it. you can't control how someone else behaves, but you can control how you react. Recognize that sometimes, all you can control is your effort and your attitude. When you put your energy into the things you can control, you'll be much more effective."
Sunday, 17 January 2021
Waktu Untuk Merenung
Akhir-akhir ini rasanya ada yang berat di kepala, kayak rasanya isi kepala tuh penuh dan berisik (lagi) sampe bikin kadang susah buat tidur. Lalu malam ini ketemu artikel Greatmind yang berjudul "Bercakap Bersama Aristiwidya Bramantika: Cuti Panjang"
Dari artikel itu gue menemukan insight baru yang ngena di hati. Aristiwidya bilang ada moment di hari tertentu merasa kayak capek banget dan nangis. Karena merasa ada yang salah akhirnya dia diijinkan kantor untuk cuti panjang 6 bulan. Tujuannya adalah menyeimbangkan diri dan menjadi diri yg lebih baik. Aristiwidya memetakan hidupnya dalam 8 area (keluarga, pertemanan, percintaan, karir, keuangan, kesehatan, pengembangan diri dan spiritualitas).
Alasan dia memilih untuk cuti adalah merasa jadi orang yg bahkan gak disukai diri sendiri, gampang kepicu, negatif thinking dan jadi toxic person. Pernah ga sih merasa kayak kita tuh bingung dan tersesat sendirian dipikiran yang kayak labirin, susah banget menemukan jalan keluar. Tapi kita sendiri bingung apa yang sesungguhnya terjadi?
Aristiwidya ingin menemukan balancing doing dan being. Karena selama bekerja ternyata dia terjebak di doing dan tidak menjalankan being. Sebenernya being itu apa sih? Dia bilang being itu moment ketika berdoa rasa syukurnya besar banget dan perasaan yang menyelimuti diri itu penuh dengan kegembiraan, kekaguman dan kedamaian. Cuti panjangnya bahkan dipakai untuk melakukan kegiatan yang produktif yang memang tujuannya untuk diri sendiri. Sedangkan sebelumnya biasa dia pakai untuk mengejar mimpi orang lain terutama dalam sebuah organisasi besar yang mana berat banget ketika itu gak sesuai dengan diri kita.
Dari tulisan ini gue menemukan hal baru yang sangat menginspirasi dan sebuah jawaban dari kegundahan hati gue akhir-akhir ini. Ketika hati gue merasa kosong dan gue hidup dalam kebosanan, kekecewaan dan kemarahan dengan keadaan. Tapi gue bahkan gatau apa yang gue cari.
Sekian renungan malam waktu Indonesia untuk overthinking.
https://greatmind.id/article/bercakap-bersama-aristiwidya-bramantika-cuti-panjang