Tepat 2 tahun, panggilan darimu ku abaikan hingga 3 kali
Tepat 2 tahun, ajakan pertemuanmu ku tunda dengan penuh alasan
Siapa sangka, pada akhirnya aku jatuh hati pada pria yang menjemput untuk bertemu sambil meminta ijin menggunakan sepeda motor.
Siapa sangka, pada akhirnya bukan senda guraumu yang membuatku jatuh cinta, bukan kehebatan vokalmu, bukan pula pengetahuanmu yang banyak atau posisimu yang dikagumi dan dihormati di kampus
Siapa sangka, pada akhirnya yang membuatku jatuh cinta adalah cerita sedihmu, baktimu pada orang tua, waktumu untuk keluarga. Dalam setiap tatapan mataku, ku berdoa menginginkan pria yang bisa mencintaiku, menatapku seperti tatapan mata itu
Haruskah kurelakan inginku?
Haruskah kutinggalkan dirimu?
Haruskah aku pergi menjauh karena tak ada harapan kesetiaan dan kejujuran yang bisa hadir dalam kisah cinta kita?
No comments:
Post a Comment