Monday, 1 August 2022

seandainya

Pernah menyesali pertemuan? I guess I do. 

Seandainya cinta menggebu ini tak pernah hadir, seandainya ku akhiri sejak tatapan mata kebohongan pertama itu muncul. Seandainya ku biarkan dia terus mencari wanita lain sebelum akhirnya ku iyakan ajakan menjalin cinta. Seandainya ku menutup pintu rapat sebelum ku biarkan dia masuk dan menetap. Hingga sudut rumahku meninggalkan bayang dan wangi tubuhnya yang sudah tak bisa ku sentuh. 

Seandainya tak ada rasa khawatir mendengar cerita lelahnya dan perut kosongnya sedang dia sibuk mengurusi orang lain, hingga tak tega ingin kuberikan makanan layak untuk masuk dalam perutnya
Seandainya tak ku terima ajakan sarapan pagi kala itu
Seandainya tak ku terima ajakan masuk rumahnya
Seandainya tak ku balas kecupan pertama darinya

Aku bukan menyesali mencintainya, mencintainya membuat aku mensyukuri banyak hal atas waktu yang berlalu
Atas perhatian dan rasa aman yang selalu dia berikan
Atas genggaman tangan dan peluk hangatnya
Atas waktu yang dia berikan dan kenangan banyak tempat bersamanya

Mencintainya membuatku sadar bahwa kesepian seringkali menghantuinya dan seringkali membuat dia jatuh ke tempat penuh kotoran
Mencintainya membuatku sadar bahwa hatinya yang tulus dalam mencintai dan menatap keluarganya membuatku sangat ingin jadi bagian dari tatapan mata itu
Mencintainya membuatku sadar bahwa tujuan utamanya adalah menjagaku dalam balutan cinta kasih bukan nafsu
Mencintainya membuatku sadar dia adalah orang yang sosoknya ingin ku dekap hangat dalam pelukan

Tapi dia seperti kaktus berduri, aku memeluknya sambil merelakan diriku pun terluka
Tapi hari demi hari kurelakan diri terluka karena aku tak bisa meninggalkan dia
Bagaimana bisa aku meninggalkan dia padahal dia sedang terluka
Tapi di saat yang sama, akupun terluka begitu hebat yang kutahan karena tak ingin dia tambah terluka
Tapi setiap saat rasanya salah, hingga sabarku yang terbatas tak tertahankan dan memilih dengan kejam meninggalkan dia

Aku melukai dia, bahkan tatapan mata dia terakhir kali membuatku sakit
Dia yang telah kulukai, rasanya ingin ku peluk
Dia yang ingin kutinggalkan, nyatanya genggamannya tak ingin kulepaskan

Saat ini aku menyesali waktu yang berlalu karena aku yang membiarkan dirinya melukaiku berkali kali
Mungkin aku datang di waktu yang tidak tepat di saat dirinya penuh luka, di saat dirinya bahkan tak sanggup buat berdiri
Disaat beban dipundaknya tak ingin dia bagi ke siapapun, di saat tanggung jawab secara tiba tiba menghajarnya 

Aku mencintainya, menginginkannya tapi aku ingin pria tanpa dusta yang hadir di hadapanku
Aku mencintainya, merindukannya tapi aku ingin pria tak suka mendua yang hadir dalam hidupku
Aku mencintainya, ingin berlari memeluknya tapi aku ingin dia berhenti melukaiku

Seandainya aku tak pernah bertemu dengannya, mungkin tak akan ada rasa saling menyakiti 
Seandainya aku tak pernah bertemu dengannya, mungkin tak akan ada rasa penyesalan dan rasa takut yang hadir
Seandainya bisa kuulang waktu, akan kuabaikan pesannya dan kubiarkan kita bertemu di waktu yang tepat di saat semua luka sudah tertutup rapat

Karena dia sosok yang ingin kutemui dan kucintai di waktu yang tepat dengan perasaan damai

No comments:

Post a Comment