Sunday, 21 August 2022

Could We choose Avoid Pain And Problem Through Distraction?

Could We choose Avoid Pain And Problem Through Distraction?
Yes we do

2 tahun menjalani hubungan, seringkali berdoa semoga kebaikan selalu menghampiri, semoga kegagalan yang lalu jadi pelajaran berharga yang tak akan pernah berulang. Meski pasang surut hubungan pasti ada, semoga bisa teratasi dan baik baik aja, bukan terpaksa baik baik aja tapi beneran hubungan yang baik begitupun yang menjalani.

Tapi ada satu momen yang terekam di memori dan terlihat menjadi pola adalah bad distraction to avoid pain and problem. Kalau gue lebih sering melarikan diri dan silent treatment untuk menghindari masalah dan pain. Kalau dari yang pernah terjadi adalah he choose bad distraction. Semuanya dilakukan agar melupakan masalah dan pain yang muncul. Gue pun ketika ada masalah lebih banyak melarikan dirinya ke pekerjaan, lebih banyak sibukin diri dan kpop adalah palarian. Ironisnyaa relaxaxinya nyakitin gendang telinga dalam jangka panjang, volume full supaya tenang dan lupain sejenak masalah. Tujuannya adalah melarikan dari realita. 

Tapi sekarang yang gue syukuri adalah dia mencoba merubah dirinya untuk hidup yang lebih baik. Dia bahkan rela untuk pulang ditengah ajakan bermain temannya hanya untuk les bahasa inggris. Gue selalu memegang prinsip bahwa ketika kita merubah diri kita dan menjadikan diri kita punya kehidupan yang lebih baik, maka pasangan kita pun akan mendapatkan best value dari diri kita secara utuh. Deep down my heart sangat ingin ketika ngeliat cerita pria sukses di luar sana, mereka menjadikan 1 wanita jadi bagian hidup, pikiran dan hatinya sisanya waktunya dipakai untuk self growth. Waktunya bukan dipakai untuk chat atau bahkan menggoda wanita lain tapi buat mengembangkan diri menjadi lebih baik. 

24 jam sehari bukan waktu yang banyak bukan? Apalagi yang bisa kita lakukan buat memanfaatkan waktu itu coba? Sebagai money oriented dan tulang punggung, otak gue selalu gak berhenti berpikir untuk terus menghasilkan uang yang gak cuma bersumber dari satu pintu. Tapi 24 jam itu gak cukup karena untuk dapetin banyak pintu ternyata skill yang dimiliki pun harus sebanding, gue gabisa jadi ordinary person. Too ambitious? Of course I am. Sebagai orang yang terus ingin belajar hal baru, punya kehidupan lebih baik di masa depan, gue pun butuh partner yang cocok untuk menjalani itu semua. So I said to him that I need a man who can do the best with me. Orang yang gak pernah berhenti, orang yang ga mudah terdistraksi hal gak penting, orang yang gak murahan dan mengisi kekosongan hati dengan diisi orang lain (like what he done before). 

My fav couple are Jess and maudy, kimbab family, chelsea glenn, arif tipang, jay sheety and his wife, dr jiemi, of course mark and his wife. Pria sukses yang juga memiliki wanita kuat dibelakangnya, pria sukses yang hanya membutuhkan 1 wanita di sampingnya. Pria sukses tuh emang tipe cowo yang paling bisa bikin mengalihkan dunia. Kalau ads pertanyaan apakah dia my ideal type? Nope. But now I trust him he can be the one as long as he always on track. Gue ingin dia selalu terus ada di jalan ini untuk dia punya harapan bahwa hidup akan lebih baik didepan sana, dia akan sukses, hidup dia akan lebih baik. 

Seperti kalimat yang pernah gue kasih tau ke dia bahwa dulu gue merasa tak terlihat ada dibelakangnya doang, so dia berjalan ke depan dengan tujuan keponakannya tapi mudah terdistraksi dengan banyak hal di kiri dan kanan. Ternyata itu yang akhirnya bikin gue lelah dan pada akhirnya memilih kabur menjauhi dia. I mean distraksi kanan kiri selalu ada, tapi ketika kita memutuskan berjalan ke distraksi tersebut, kita punya jalan baru yang mungkin punya pintu yang berbeda di setiap jalannya, kehancuran atau keberhasilan. Dibalik gue mencari kesetiaan dari jalan hidupnya, gue ingin dia berhasil mencapai puncak kebanggaan atas hidup dia. 

Dia dalam ingatan lampau yang menyakitkan gue, mudah kesepian makanya ingin diisi sama orang lain terutama temennya atau anak anak. Tapi ketika some moment temennya punya kesibukan lain atau anak anak kembali ke kehidupannya, dia kayak hilang arah dan mencari tempat lain. Tapi dia memilih pulang ke rumah buat les bahasa inggris meskipun temennya gak berhenti ngajak buat ikutan futsal. He choose his self and his future than mengisi waktu dan kekosongannya dengan orang lain. Dia berubah, dan gue harap dia terus berubah ke arah lebih baik. Gue berharap dia bukan lagi orang yang menunggu gue di tempat lain agar gue gak kecewa, bukan lagi orang yang membuka pintunya buat orang lain dengan mudah, bukan lagi yang mudah memberikan waktunya yang berharga untuk orang yang justru malah akan menghancurkan diri dia. 

Gue mensyukuri setiap langkah yang dia lakukan, setiap proses yang dia berikan. Apakah masih takut sama masa depan? Of course, tapi seperti yang dibilang mentor gue masa depan adanya di depan, sedangkan kamu menghidupi hari ini. Kalau gue terus khawatir atas ketidaksetiaan yang akan dia berikan di masa depan dan gak menghidupi masa berharga di masa kini, mungkin gue akan menyesal. Dan guepun gatau sampai kapan dikasih waktu di dunia kan, gue hanya bisa mencintai dan menjalani hari demi hari sama dia saat ini. 

Balik lagi, Could We choose Avoid Pain And Problem Through Distraction? Yes we do. Distraksi positif itu bisa banget cuma emang perlu usaha lebih. Karena lebih mudah cari distraksi negatif. Banyak pikiran suntik sana sini, free sex, porn, minum alkohol. Tujuannya untuk jangka pendek karena semua kegiatan itu menghasilkan hormon bahagia dan mematikan bagian fungsi otak yang berfungsi ngatur emosi dan perasaan. Jadi keliatan lebih tenang lebih nyaman lebiu bahagia. Tapi untuk jangka panjang tentu tidak. 

Di suatu momen dulu saat ke ruang konsul dokter nanya apakah gue ingin obat tidur dan antidepressan untuk membuat gue lebih tenang? Gue bilang kalau gue gabisa minum obat akan ngaclok ngaclok dan justru itu akan ngaruh ke kesehatan gue. Jadi gue butuh cara lebih lama meski butuh usaha lebih, makanya diarahin untuk jurnaling dan mindfullness. Tujuannya agar tau apa yang paling diri gue butuhkan dan gue inginkan dan bsrguna untuk jangka waktu yang panjang.

So, gue sangat bersyukur dengan perubahan baik dia yang gue harap konsisten dan terus membaik sepanjang waktu. Gue ingin dia bisa bahagia dan bukan punya hidup yang sengsara karena jalannya yang dipilih salah. Gue ingin dia berhasil ksrena itu akan bikin gue lebih bahagia. Gue pun berharap hanya gue yang ada disamping dia menuju impiannya, dan setiap distraksi yang masuk gue berharap dia bisa cukup kuat untuk melewatkannya. 



No comments:

Post a Comment