Monday, 15 August 2022

Tentang Ditinggalkan Dan Meninggalkan

Setelah bertahun tahun melihat pola yang sama ke dalam diri, ternyata I have pattern that I always rely on to man. Kind of need "abang". Ingin banyak dapet perhatian dari setiap orang yang lebih dewasa. Rely on ini dari sisi emosional tapi tetep pasang dinding tinggi karena selalu berucap "I dont need somebody for my life" (its my ego who talking).

Tapi 2022 mengajarkan lebih realize bahwasanya people always go soon or later. Mau sebesar apa menggenggam mereka dengan erat, orang yang ingin pergi akan pergi. Pergi mencari tempat nyaman lain yang fresh atau mungkin terpaksa karena keadaan dan takdir kematian. Keduanya gak enak, sama sama meninggalkan luka dan trauma. Tapi hidup itu tentang ditinggalkan atau meninggalkan bukan?

Dari setiap sesi dengan dr jiemi selalu diminta untuk menghadiri masa kini, karena masa lalu gabisa diubah dan masa depan gak pernah ada yang tau. Baik dsn buruk yang terjadi di masa depan gak akan pernah bisa diketahui kalau belum sampai ke masa itu. So I choosing live today. 

Dulu takut banget ditinggalkan karena kematian, lalu takut ditinggalkan karena orang lain yang lebih memikat, keduanya memberikan luka yang sama dan bulan yang sama tapi ternyata kedua jenis lukanya itu gak jauh beda. Cuma sekarang lebih satu step higher untuk self awareness. Justru sekarang bukan takut kematian atau ditinggalkan, jadi lebih mikir bagaimana jika ternyata waktu yang aku punya gak selama itu sehingga terus mengkhawatirkan masa depan. Mungkin bukan aku doang yang akan ditinggalkan, akupun bisa meninggalkan karena pesona lain yang lebih memikat ataupun karena takdir kematian.

Tahun ini aku belajar tentang perpisahan
Perpisahan selalu akan depan mata, jadi persiapkan diri karena sejatinya mungkin kita maupun orang lain yang hadir dalam hidup ini punya waktunya masing masing dan punya maknanya tersendiri :)


No comments:

Post a Comment