Sunday 13 July 2014

Dialogue of Para pencari Tuhan



Percakapan dimulai ketika ibunda azzam pura-pura tertidur di kamar saat Om Wijoyo dan Bang Jack datang ke rumah azzam


Om Wijoyo : “ nih kira-kira mamanya azzam tidur beneran apa tidur pura-pura?”

Aya : “ kayaknya sih pura-pura tidur,om. Perempuan kan kaya gitu?”

Bang Jack : “perempuan seanggun itu ternyata bisa bohong juga ya “

Azzam : “ mama risih aja sama kedatangan Bang Jack sama Om Wi “

Bang Jack : “ ya kan dia bisa ngomong terus terang. Mohon maaf mas, abang saya hari ini ga terima tamu. Beres kan? “

Aya : “ ya tapi perempuan gak bisa setelak itu, bang “

Om wijoyo : “ oh engga, keterusterangan, kejujuran itu lebih penting kan daripada membiarkan dua hati terlunta-lunta kayak musafir gini “

Aya : “ya engga dong, om. Ketika rasa malu dan pura-pura sudah terkelupas, lantas dimana keindahan seorang perempuan? Ketika segala sesuatunya sudah jelas, terus bagaimana dengan permainannya? Gak seru dong, ah “

Azzam : “ saya semakin mengerti, kenapa perempuan tidak layak jadi imam, karena mereka tidak mempunyai jiwa pro aktif. Mereka lebih membela kehormatannya melalui rasa malu dan kepura-puraan “

Aya : “ Allah menutupi aib bumi dan seisinya dengan menggelapkan malam, itulah perempuan. Lalu Allah menerangkan siang dengan matahari supaya bisa membedakan mana yang haq mana yang bathil. Mana yang laki-laki, mana yang perempuan “

Azzam : “ terus bagaimana dengan sinar rembulan dan bintang dimalam hari? Itupun lebih dari cukup untuk membuka aib ataupun keburukan seorang perempuan. Dan ternyata, perempuan tak terlindungi? “

Aya : “ ya, mungkin Allah memang mau membuka aibnya. Tapi pastinya di bawah sinar rembulan yang lembut, tidak sepanas dan seterang matahari “

Om Wijoyo : “ tapi kan sekarang banyak tuh perempuan yang membuka aib mereka sendiri secara terbuka, blak-blakan siang malam “

Aya : “ ya itu mungkin Allah sudah tak memperdulikan keperempuanannya lagi lalu mencampakkannya ke urusan dunia. Dan dunia tidak pernah punya rasa kasihan “

Azzam : “ i love you, Aya .... “

* best dialogue right? 

No comments:

Post a Comment