Sunday, 13 July 2014

Semoga Bahagia

Mungkin aku terlalu letih dan malas untuk bermain-main dengan api yang bernama cinta. pengkhianatan yang sudah terjadi telah menyisakan luka dan kesedihan. tapi aku coba membiasakan. membiasakan kembali pada masa dimana namamu hanya angin yang lewat, tak bersuara walau nyata. aku hanya mencoba merapal ayat hakiki Sang Pembolak-balik hati dan meyakini untuk menyerahkan hatiku untuk diobati dengan sabdaNya.
setiap mantra doa yang ku rapalkan ternyata tidak semudah membuat otakku berhenti memikirkanmu. Mantra apapun tidak akan bisa membuat kamu pulang ke rumah yang dulu pernah kamu tinggali - Aku.
kamu telah lupa jalan pulang, tidak tepatnya sudah tidak ada jalan lagi. ada tembok besar pemisah di sana, kamu hanya membiarkan aku sendiri menatap tembok besar itu dan membayangkan seperti apa kamu bersama pujaan cintamu. Membuatku terisak lalu terkapar tak bersuara. Aku tidak ingin kembali sendiri, tapi kamu memang pergi dan tak mungkin kembali. Aku tenggelam pada lautan dalam bernama kehampaan
Berhari-hari aku menata ulang pecahan-pecahan perasaanku, agar tetap kembali seperti semula, tapi ternyata sulit. ya memang tidak semudah membalikan telapak tangan tapi apa akan selama pembangunan Roma? Atau akan selama pembentukan kehidupan dalam rahim wanita?
bahkan Sang Pembolak-balik hati sudah menarikku untuk bangkit dengan kata cintanya, meyakinkanku bahwa pada suatu masa akan ada dimana kamu hanya sebagai sepenggal kisah pengantar tidur yang usang.
biarlah Sang Penjaga waktu yang menemaniku disini melihat kamu terbang ke angkasa bersama kebahagiaan.
Selamat tinggal, semoga bahagia 

No comments:

Post a Comment