Hai manusia memuakkan, saya benci anda
Hai pangeran kecil, maafkan saya
12 Juli 2014,
saya menemukan manusia memuakkan lagi di Jalan dengan keegoisannya, dengan ketidakpeduliannya. Rasa amarah dan sedih bercampur jadi satu.
Let me tell you
Saya sedang menaiki angkot 03 tepat di daerah sempur ada seorang anak kecil pengamen kecil tepatnya mencoba mengais rezeki dengan suaranya di angkot tersebut. Tapi ketika lagu baru sampai bagian tengah, sang supir menyuruh pergi pengamen kecil itu dengan bentakannya. Apa perasaan kalian jika dibentak? Kalau saya jadi pengamen kecil tersebut saya marah, ya karena saya belum bisa jadi manusia yang sabar pasti saya akan melakukan itu. Tapi bayangkan jika anak kecil yang berpakaian kotor lusuh dengan bercelana seragam sekolah, mencoba mengais rezeki sedikit dengan suaranya dibentak? Ya allah saya kaget awalnya karena saya sedang terbang dengan pikiran saya.
Saya tepat duduk di tempat kegemaran saya yaitu pojokan, saya mengalihkan pandangan saya ke arah pengamen kecil tersebut yang turun dengan perasaan sedih dan harus duduk di pinggir jalan setelah dibentak dan diusir. Apa yang saya lihat? Dia menangis. Bagaimana tidak? Coba bayangkan jika apa yang kalian lakukan dan itu bukan perbuatan dosa, kalian dihinakan oleh manusia dengan bentakan kasar?dan parahnya ini terjadi pada anak kecil. Astagfirullah, ya Allah saya sedih. Bukan cuma sedih karena perlakuan si supir ini tapi sedih karena saya menjadi manusia bodoh yang hanya bisa menyesal karena diam saja dan baru sadar ketika melihat dia meneteskan air mata. Ada apa dengan dunia ini? Saya melihat begitu banyak manusia memuakkan yang saya benci. Maafkan saya karena saya benci anda. Dan maafkan saya pangeran kecil, hanya bisa menjadi manusia bodoh yang menyesal di akhir.
No comments:
Post a Comment