Thursday, 21 April 2022

Bitter Life

Kemarin scroll twitter dan nemu curhatan cewek yang ketemu cowo di bumble manis banget di awal dengan iming-iming rayuan gombal seribu kata tapi bikin depresi di akhir. Katanya awalnya manis banget, bener-bener pengen ngajak serius, tapi akhirnya hs dan ternyata itu cowo main dating apps lagi, manipulative dan pergi gitu aja. Sampai akhirnya terlalu geram, bikin si cewek ini spill di twitter. Jadi emang ini cowo main dating apps, menggombal seribu jurus kata buat ngajak cewek-cewek hs. Damn banyak cowo begini di dating apps. Pesan saya, tiati ah kena penyakit menular seksual, masuk sana sini.

Geram banget dari dulu sama tipikal cowo begini. Deketin cewek manis-manis bilang mau seriuslah, gak mau main-mainlah, mengumbar janji nikah trus ketika ceweknya udah terperangkap diajak hs dan ditinggalin. Pengen teriak depan kupingnya pake toa "how dare you?!". Kok ada orang gak ngotak ya? Kenapa otaknya gak dipake buat hal yang lebih baik gitu. Yang lebih ngeselinnya lagi adalah, dia bilang gini "aku mau berubah, aku gamau begini, aku juga Islam". Wtf, apa hubungan lu ngaku islam anjir bilang mau berubah. Berubah ya berubah gak pake alasan islam. Berubah ya karna lu pengen berubah, jadi orang lebih baik. Dan perubahan itu butuh tekad yang kuat, pertanyaannya mampu ga lu bos?! *serius emosiii bacanya rasanya pengen lempar hp gue saking gedegnya sama tu cowo*

Tapi sayang, ketika si cewek ini spill perbuatan pacarmya di twitter dia masih menanti perubahan dan tekad baik si cowo buat dinikahin. Awalnya dia bilang buat pelajaran cewek2 di luar sana, tapi di akhir dia bilang masih sayang. Tapi di chat sama cowonya dia bilang dia pengen spill biar cowonya hancur karena dia juga hancur lalu dia bunuh diri. Akhirnya thread dia ini bikin kecaman netizen twitter yang jari jarinya pada pedes. Banyak yang bilang "jangan ngarep serius kalau ketemu cowo di dating apps, kalau pacaran consent yaudah sih sama2 mau sama2 enak ketika sex kenapa jadi playing victim, bucin boleh bego jangan". Gue ga paham sama orang-orang ini, oke kalau memang ini cewek salah pake spill pacarnya yang brengsek di twitter dan berperilaku sebagai korban. Faktanya memang si cewek ini korban manipulasi cowonya. Dan untuk yang memang menganut paham budaya barat di indonesia tentang sex for fun, sometimes ga perlu juga judge si cewek ga sih? Bener2 yang komen gak ada empati.

Tapi gue juga ga setuju soal revenge dengan spill di twitter kelakuan cowonya yang bejat. I mean, kalau hati kita udah hancur diselingkuhin ga perlu nambah kehancuran lagi dengan membuka peluang dihakimi netizen gak sih? Kalau ga terima, spill lah ke keluarga pasangan lo karena biar sosok bejatnya ga ditutupi sosok alim yang dikenal keluarganya. Kalau emang mau begitu. Kalau gak mau, tutup pintu jangan buka lagi, karena peluang diselingkuhin lagi itu ada. Pertanyaannya, yakin gak mau menjalani resiko besar itu? Nikah gak akan bikin orang yang bejat lalu jadi berubah 180 derajat. Orang berubah ya karna dia pengen berubah. Bisa jadi orang tersebut terpaksa baik berubah depan kita kan tapi dibelakang masih main cewek. Jangan pernah mau menikah sama orang yang bahkan gak berinvestasi ke diri kita, capek. Kasian diri kita, hidup sendiri aja udah capek ini ditambah hidup sama orang yang gak menghargai kita, double capek. Why you need to marry with bastard?

Aniwei gue baca ini di kereta posisinya ada pasangan gue dan bikin gue merenung sesaat. Sensasi traumatic moment muncul lagi tentunya. Seketika gue memalingkan pandangan gue dan dalam hati "I am afraid to trust you again". Tapi Im so proud of my self karena bisa ambil jarak sama emosi untuk kemarin. Gue hanya gak bisa memastikan masa depan, sayangnya. Gue meyakinkan diri gue untuk "jika memang gagal, maka akan gagal and that's okay. Kamu lebih kuat dari kegagalan itu. Dan jika dia kembali berpaling, udah saatnya berhenti menyakiti diri untuk berharap maka lepaskan".

Gue sangat membenci pria yang main dating apps, michat, main game dengan tujuan berkhianat. Its mean coward, mereka ingin terus menggenggam kenyamanan mereka akan masa depan yang lebih baik tapi mereka gabisa berhenti untuk bermain. Dan itu tandanya bukan pria dewasa. Karena manusia punya akal tau apa yang baik dan buruk. Kalau emang udah ga cinta, bilang. Kalau bosan, bilang. Kalau emang ga serius, ya bilang. Kenapa memilih berkhianat dan keukeuh sama bohong demi kebaikan? Gue juga sangat amat membenci pria yang nyari cewek lain untuk dia tiduri tapi mempertahankan ceweknya untuk dinikahi. Why? Dan sesungguhnya gue penasaran isi pikirannya. Berkhianat ya berkhianat aja. Selingkuh ya selingkuh aja. Itu tanda belum siap berkomitmen. Dan anehnya nih cowo2 jaman sekarang, terlalu mengumbar deketin cewek dengan "aku cari yang serius, gak mau main-main" oh damn mudahnya ketikan tangan ya.

Saking bencinya, gue rasanya ingin banget cowo2 begini hilang dari muka bumi. Setiap kali liat cerita cowo2 yang begini, bawaannya emosi. Dan gue juga benci banget cewek2 yang di indosiar, terlalu baik. I mean i dont like it, kenapa ada orang baik seperti itu? Diperlakukan kasar tapi cuma bisa berdoa dan nangis. Diperlakukan gak baik tapi cuma bisa nangis dan keputerlah lagunya rossa "kumenangism.. membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku". Dulu gue membayangkan seandainya gue diperlakukan gak baik, yang gue akan lakukan adalah membuat dunia tau betapa busuknya dia. Now, I just need ketenangan dari segala kusutnya hati, pikiran dan menata dan mengolah segala trauma yang muncul. Katanya ya jangan terlalu membenci, nanti gak ada jarak dan justru bikin kita jadi seperti yang kita benci. Damn hurt ya. Hidup hidup gini amat.

Tapi dari segala overthinking akibat liat curhatan cewek twitter itu. Gue menyadari banyak hal :
1. Dont trust too much apalagi ke manusia. Layaknya iman, perasaannya pun naik turun. Tapi sayang itu di luar kendali kita. Yang dalam kendali kita hanya "mampukah menghadapi naik turunnya perasaan manusia itu? Kalau mampu stay, kalau engga leave"

2. Gak ada satupun di dunia ini yang bisa mengubah perilaku orang lain, even dia cinta kita. Ibu yang melahirkan kita aja gak bisa mengubah kita. Ketika seseorang gak berubah, berarti ya itu diri dia yang asli dan gak bisa kita handle jadi tinggalin aja. 

3. Menikah gak akan merubah sifat seseorang. Justru yang terlihat malah lebih buruk iya. Nethink memang, tapi beneran. Gausah berharap nikah bisa di treat kayak cinderella yang ketemu pangeran. Apalagi cowo2 di drakor yang fiksi 🥲. 

4. Dengan siapapun kita menikah, pasti akan ada masalah. Jadi tanya ke diri sendiri. Siap gak menghadapi masalahnya? Kalau gak siap kamu punya pilihan buat pergi

5. Kalau lagi awal pacaran dalam 6 bulan pertama jangan percaya itu sifat aslinya. Mungkin itu hanya kamuflase dan cara kerja otaknya aja, aslinya liat di satu tahun. Bisa ga konsisten terus kayak gitu? 

6. Terserah apapun budaya yang kamu anut, budaya baratkah atau timur. Yang pasti, semua ada konsekuensi. Dan ketika menganut budaya barat yang bersrti sex before married, gausah bawa2 agama di mulut doang. Jangan mentang-mentang Tuhan lo ga keliatan trus enak enak ngelakuin tapi ketika ketauan nyesel dan bawa2 agama. Hellaw, masih waras?

7. Semua orang berpeluang untuk berselingkuh. Karena selingkuh itu pilihan. Sayangnya orang yang udah pernah selingkuh punya peluang 6x lebih tinggi dibandingkan orang yang belum pernah selingkuh. Makanya orang tersebut perlu sering intropeksi diri, perlu sadar sama setiap langkah yang dia akan lakukan. Makanya ada istilah one cheater always be cheaters. Karena bukan mereka ga menyesali perbuatan selingkuhnya, karena kecanduan dan candu kalau dihentikan butuh effort dan awareness sama isi pikiran. Tanya ke diri sendiri kalau gue melakukan A bisa mengarah ke selingkuh gak ya? Kalau gue melakukan B bisa akhirnya berujung selingkuh gak ya?

8. Dont ever make a promise that u can keep. Berjanji akan selalu setia, berjanji gak akan menyakiti, berjanji akan menjadikan pasangan satu satunya dalam hidup. Berjanjilah untuk selalu menepati janji yang udsh terucap

9. Kalau akhirnya menikah tapi diselingkuhin, dikasarin its okay kok buat pergi. Cerai memang dibenci Tuhan tapi jangan menyakiti diri dengan terus ada dalam hubungan menyakitkan ketika diri kita ga sanggup. Tuhan kan ga suka kita terus menyakiti diri sendiri. Jadi cerai juga bisa jadi best choices.

10. Libatkan terus Tuhan dalam setiap langkah, karena banyak banget bisikan setan dan kita terlalu lemah untuk ga pegangan sama siapapun. Jadi pegangan aja sama Tuhan untuk biar dikuatin dan dilapangkan hati dan tentunya diberikan ketenangan. Karena hidup ga tenang itu melelahkan

dan untuk siapapun yang pernah disakiti orang orang yang pernah singgah atau masih membuka peluang dengan harap 1% perubahan. Yakinlah kamu kuat. Ketika dia melakukan kesalahan, atau kamu melakukan kesalahan coba tenangkan diri ambil jeds untuk ga memikirkan dia, tapi pikirkan diri kamu sendiri. Diselingkuhi sakit memang, memberikan segalanya buat orang yang kita sayang tapi diabaikan gitu aja sakit memang, tapi jangan pernah membunuh diri sendiri karena itu. Kasian diri sendiri udsh lelah menjalani hidup dan tambahan masalah belum lagi overthinking yang menjadi jadi. Kalau gak sanggup jalan sendirian, trust me diskusi sama profesional membantu banget. Ya masalahnya tetep ada, faktanya tetep tersakiti tapi setidaknya ada orang yang bisa objektif membantu mengurai isi pikiran. 

No comments:

Post a Comment